KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

Economic Education Analysis Journal

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Fisika. Oleh Eko Bambang Saputro

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (EDUCATION-ENTERTAINMENT)

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Saudah, Agni Danaryanti

PENGARUH PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF PROGRAM MACROMEDIA FLASH MX 2004 SEBAGAI MEDIA CHEMO- EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam

Penggunaan Macromedia Flash 8 Pada Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH 8.0 UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI SISTEM PENGISIAN KONVENSIONAL

Unnes Physics Education Journal

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 3 No.2, ISSN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksud adalah cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1

PENINGKATAN LIFE SKILL SISWA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAME SIMULATION

Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture ISBN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan Strategi Peta Konsep Pada Siswa SMA

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

Transkripsi:

KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBIASAN CAHAYA PADA SISWA KELAS X SMA E. Bambang Saputro *, A. Sopyan, B. Subali Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D7 lt 2 Kampus Sekaran Gunungpati (024) 8508034 E-mail: bambang_guru@yahoo.com atau bambangsbli@yahoo.com Abstrak Dalam mengajarkan pokok bahasan pembiasan cahaya, terdapat kendala yang mendasar di SMA Negeri 1 Mijen Demak, yaitu visualisasi tentang jalannya sinar pada peristiwa pembiasan. Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika perlu dilakukan terobosan baru dalam menyajikan pokok bahasan ini, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran interaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi media pembelajaran interaktif dengan macromedia flash profesional 8 terhadap peningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Subyek dalam PTK ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Mijen Demak Tahun 2008/2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif program macromedia flash professional 8 dapat meningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Pada siklus I nilai rata-rata adalah 63,07 dan ketuntasan klasikal 64,10 %. Setelah siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 74,10 dan ketuntasan klasikal menjadi 92,31 %.. Dari hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 4,66 dan t tabel sebesar 1,68. Nilai t hitung > t tabel, berarti terjadi peningkatan yang signifikan untuk pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II. Simpulan dari penelitian adalah media pembelajaran interaktif berkontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Kata Kunci: Media pembelajaran interaktif, pemahaman konsep, pembiasan cahaya 103

PENDAHULUAN Fisika merupakan cabang ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan. Tentunya untuk mencapai itu menjadi penting bagi seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran dengan sesuatu yang menarik, sehingga pemahaman suatu konsep itu dapat diterima oleh siswa. Salah satu materi yang diajarkan di kelas X adalah pembiasan cahaya. Dalam mengajarkan pokok bahasan pembiasan cahaya, terdapat kendala yang mendasar di SMA Negeri 1 Mijen Demak, yaitu visualisasi tentang jalannya sinar pada peristiwa pembiasan. Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika perlu dilakukan terobosan baru dalam menyajikan pokok bahasan ini, salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran interaktif. Penggunaan media terbukti cukup efektif dengan indikatornya meningkatkan rata-rata hasil tes sebagaimana penelitian yang dilakukan Puspitorini (2005) dimana media yang digunakan adalah audiovisual (VCD). Selain itu, Rezaei (2002) juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan media yang berbasis komputer akan lebih efektif dalam pembelajaran fisika daripada menggunakan metode konvensional. Dengan menggunakan media pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan program macromedia flash profesional 8, seorang guru dapat menerangkan pokok bahasan pembiasan cahaya dengan mudah. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah apakah media pembelajaran interaktif dengan macromedia flash profesional 8 mampu meningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi media pembelajaran interaktif dengan macromedia flash profesional 8 terhadap peningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Belajar merupakan proses perubahan perilaku dalam arti luas, baik perubahan perilaku yang bersifat laten (covert behavior) maupun perilaku yang tampak (overt behavior). Pembelajaran fisika banyak mengandung konsep, teori dan prinsip yang disajikan secara konkret dan abstrak. Seringkali konsep dan teori yang disajikan secara abstrak akan membuat siswa kesulitan untuk mempelajarinya. Sehingga dalam pembelajaran fisika diperlukan sebuah media untuk memudahkan siswa dalam mempelajarinya. Dengan adanya media dalam pembelajaran fisika, sebuah konsep dan teori yang sulit untuk dibuktikan dengan percobaan akan menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Kiboss (2002), 104

bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan multimedia dapat membantu visualisasi siswa pada pokok bahasan mata. Media pembelajaran interaktif dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang dibuat dengan program macromedia flash profesional 8 pada pokok bahasan pembiasan cahaya, sehingga diharapkan terjadi hubungan timbal balik antara siswa dengan media pembelajaran yang telah dibuat dan membuat siswa lebih interaktif dalam pembelajaran pembiasan cahaya. Macromedia flash Proesional 8 adalah software yang dipakai luas oleh para ahli programer, karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia. Software ini berbasis animasi grafik vektor yang dapat digunakan untuk menghasilkan animasi, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film (Stevano 2007:1). Media pembelajaran interaktif yang digunakan terdiri dari beberapa tampilan, yaitu pendahuluan, kompetensi, materi, simulasi, evaluasi, daftar pustaka, dan pengembang. Media ini dibuat dengan memperhatikan kriteria pendidikan, tampilan, dan teknik. METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mijen Demak. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 Semester II tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 39 yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Faktor yang diteliti dalam peneltiian ini adalah hasil belajar kognitif, kelayakan dan tanggapan terhadap media pembelajaran yang digunakan. Penelitian tindakan ini dirancang berdasarkan pada prinsip Kemmis S dan MC Taggart yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus utama, yaitu siklus I dan siklus II. 105

Permasalahan SIKLUS I Refleksi 1 Perencanaan 1 Observasi 1 Pelaksanaan Tindakan 1 SIKLUS II Refleksi 2 Perencanaan 2 Observasi 2 Pelaksanaan Tindakan 2 Terselesaikan Gambar 1. Model PTK Kemmis S dan MC Taggart Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari tes pemahaman fisika dan angket kelayakan media. Tes pemahaman fisika berbentuk tes obyektif bentuk multiple choice dengan lima alternatif jawaban, untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Angket terdiri dari lima pilihan skala sikap yaitu : sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, ragu-ragu (RR) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu jika tercapai ketuntasan belajar mencapai 60% secara individual dan 85% secara klasikal (KKM SMA Negeri 1 Mijen Demak). Untuk kelayakan media pembelajaran interaktif dari ahli dapat disimpulkan bahwa media yang dirancang telah layak diterapkan dalam penelitian dengan kategori baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tes Pemahaman Hasil tes pemahaman siswa pada siklus I setelah melakukan pembelajaran dengan media interaktif pada pokok bahasan pembiasan cahaya mempunyai rata-rata 63,07, ketuntasan klasikal adalah 64,10 %. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II, hasil tes pemahaman siswa mempunyai rata-rata 74,10, ketuntasan klasikal 92,31 %. Hasil perbandingan hasil tes pemahaman siklus I dan siklus II disajikan pada Gambar 2. 106

Gambar 2. Grafik hasil tes pemahaman siklus I dan siklus II Hasil Kelayakan dan Tanggapan Media Dari uji kelayakan dan tanggapan terhadap media pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik hasil kelayakan dan tanggapan media siklus I dan siklus II Pembahasan Nilai rata-rata tes pemahaman siklus I sebesar 63,07 dengan ketuntasan klasikal 64,10 %. Hasil ini diperoleh setelah pelaksanaan tes pemahaman selesai atau pada tahap observasi. Pada siklus I siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 25 siswa dari 39 siswa, sehingga ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 64,10 %. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar kognitif pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditentukan karena hasil belajar secara klasikal belum tuntas. Pada proses pembelajaran siklus I siswa mengoperasikan komputer yang telah diberi program media pembelajaran interaktif. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran masih terfokus pada bimbingan guru dan belum terjadi hubungan interaktif antara siswa dengan media. Selain itu ada beberapa faktor lain yang menyebabkan hasil belajar secara klasikal belum tuntas, salah satunya adalah sebagian 107

siswa kurang tertarik dengan media yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan perbaikan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik dalam proses belajar mengajar. Pada siklus II, siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 36 siswa dari 39 siswa dan nilai rata-rata tes pemahaman siswa meningkat menjadi 74,10 dengan ketuntasan klasikal mencapai 94,31 %. Ternyata dengan memperbaiki media pembelajaran yang terjadi pada siklus I, siswa menjadi lebih interaktif dan tertarik dalam proses pembelajaran sehingga hasil kognitif pada siklus II mengalami peningkatan dan memenuhi indikator yang telah ditentukan. Dari hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 4,66 dan t tabel sebesar 1,68. Nilai t hitung > t tabel, berarti terjadi peningkatan yang signifikan untuk pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II. Adanya peningkatan pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif berkontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini ternyata sesuai dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Kiboss (2002), bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan multimedia dapat membantu visualisasi siswa pada pokok bahasan mata. Pada siklus I didapatkan respon bahwa media pembelajaran yang digunakan masih ada beberapa kekurangan, terutama pada kriteria tampilan (75,28 %) dan teknik (73,07 %) sehingga masih dalam kategori cukup atau belum memenuhi indikator yang telah ditentukan. Sedangkan untuk kriteria pendidikan sudah termasuk dalam kategori baik (77,49 %). Sehingga pada tahap refleksi siklus I dilakukan perbaikan media pembelajaran terutama pada kriteria tampilan dan teknik. Setelah media pembelajaran diperbaiki maka dilakukan pembelajaran siklus II dan didapatkan bahwa siswa sudah mencapai kekuntasan klasikal (9,31 %). Dari hasil angket, program media ini mencapai peningkatan khususnya pada kriteria tampilan (80,77 %) dan kriteria teknik (81,79 %). Sehingga media pembelajaran yang digunakan sudah berhasil dan termasuk kriteria baik karena sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan. Selain kriteria tampilan dan teknik, program media ini juga tergolong baik (79,43 %) pada kriteria pendidikan, dimana media dapat berfungsi sebagai referensi belajar (82 %). Hal ini sesuai dengan tujuan utama dari penggunaan media pembelajaran yang berbasis komputer yaitu sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuan sesuai dengan kemajuan jaman (Arsyad 2005:32). Selain itu dengan 108

menggunakan media pembelajaran, tugas guru menjadi lebih ringan. Peran guru berubah ke arah yang positif yaitu sebagai konsultan dan fasilitator (Arsyad 2005:23). SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan terhadap data-data hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif program macromedia flash professional 8 dapat meningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Sehingga media pembelajaran interaktif dengan program macromedia flash profesional 8 berkontribusi positif dalam meningkatkan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil tes pemahaman siswa. Pada siklus I nilai rata-rata adalah 63,07 dan ketuntasan klasikal 64,10 %. Setelah siklus II, nilai rata-rata adalah 74,10 dan ketuntasan klasikal menjadi 92,31 %. Secara keseluruhan media pembelajaran yang dihasilkan layak digunakan sebagai media belajar interaktif dengan kualifikasi baik. UCAPAN TERIMA KASIH Artikel ilmiah ini merupakan hasil dari penelitian skripsi saya atas bimbingan dosen pembimbing skripsi. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Ahmad Sopyan, M. Pd. dan Bambang Subali, M. Pd. yang telah membimbing saya sampai mampu menulis dan meneliti dengan baik. 109

DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung Aqib, Z.l. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Yrama Widya Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Si. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada Kiboss, J.K. 2002. Impactof a Computer-Based Physics Instruction Program on Pupilsí Understanding of Measurement Concepts and Methods Associated with School Science. Journal of Science Education and Technology, No/Vol: 2/11. Hal: 193-198 Puspitorini, D. 2005. Keefektifan Penggunaan Media Audo Visual (VCD) dalam Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Optik Geometri Kelas XI Semester II SMA N 2 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Semarang: UNNES Rezaei, A.R. dan Katz, L. 2002. Using Computer Assisted Instruction to Compare the Inventive Model and the Radical Constructivist Approach to Teaching Physics. Journal of Science Education and Technology, No/Vol: 4/11. Hal: 367-380 Stevano, B. 2007. 101 Tip & Trik Flash 8. Jakarta: Elex Media Komputindo 110