PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Ciawi, 21 Agustus 2017

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/SR.230/6/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT USAHA RAKYAT DI SEKTOR PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

2016, No dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun Anggaran 2017

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

Kredit Usaha Rakyat. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI TAHAP III DAN IV

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

Pembiayaan Untuk Pelaku Usaha Perikanan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Konferensi Pers UN 2017 Jenjang SMP UN untuk memantau, mendorong dan meningkatkan mutu pembelajaran

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

Transkripsi:

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT Surabaya, 3 Maret 2016

Outline 1. Kinerja KUR 2. Target KUR 2016 3. Subsidi Bunga KUR 2016 4. Skema KUR 2016 5. Tindak Lanjut Rakor KUR 11 Februari 2016 6. Penutup 2

KINERJA KUR 2015 3

KINERJA KUR 2007 2014 Total Penyaluran KUR Rp 178,84 T Anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Rp 16,7 T Total Debitur 12,4 juta Serapan Tenaga Kerja 20,3 juta Penyaluran KUR Mikro Rp 96,26 T (53,8%) Penyaluran KUR Ritel Rp 82,58 T (46,17%) PMN Askrindo Rp 5,2 T; PMN Jamkrindo Rp 6,5 T; Total Pembayaran IJP Rp 5,02 T NPL Rata rata 3,3% 4

PENYALURAN KUR MENURUT SEKTOR EKONOMI JANUARI-DESEMBER 2014 Perdagangan, Restoran & Hotel 34,4% Lain-lain 7.4% Perdagangan Terintegrasi Sektor Hulu* 22,4% Jasa-jasa Dunia Usaha 7.8% Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi 1,1% Pertanian & Perikanan* 20,8% Jasa-jasa Sosial/ Masyarakat 2.4% Konstruksi 0.3% Pertambangan 0,09% *Total Sektor Hulu sebesar 46 % Industri Pengolahan* 2.8% Listrik, Gas & Air 0.38% 5

LAPORAN AKUMULASI PENYALURAN KUR Total penyaluran KUR dari 14 Agustus 2015 sampai dengan 26 Februari 2016 adalah: Bank Pelaksana Plafon (Rp Juta) Debitur Plafon (Rp Juta) Debitur Plafon (Rp Juta) Debitur Plafon (Rp Juta) Debitur BRI 23,407,839 1,553,559 6,269,023 46,728 4,154 303 29,681,016 1,600,590 Bank Mandiri 1,223,967 64,353 3,406,826 45,130 638 37 4,631,431 109,520 BNI 21,422 1,055 4,118,565 16,477 7,036 412 4,147,022 17,944 Bank Sinarmas 0 0 0 0 10,828 628 10,828 628 Maybank 0 0 0 0 0 0 0 0 BPD NTT 246 0 1,755 12 0 0 2,001 12 BPD Kalbar 20 0 865 5 0 0 885 5 TOTAL 24,653,494 1,618,967 13,794,414 108,335 22,656 1,380 38,470,297 1,728,682 Total Penyaluran KUR (Rp Juta) 38,470,297 Total Debitur KUR 1,728,682 6

LAPORAN PENYALURAN KUR TAHUN 2016 Total penyaluran KUR 1 Januari 2016 sampai dengan 26 Februari 2016 adalah: KUR Mikro KUR Ritel KUR Penempatan TKI TOTAL Bank Pelaksana Plafon Plafon Plafon (Rp Plafon Debitur Debitur Debitur (Rp Juta) (Rp Juta) Juta) (Rp Juta) Debitur BRI 10,003,329 646,803 4,518,794 32,530 3,559 258 14,525,682 679,591 Bank Mandiri 548,487 27,777 1,002,583 11,425 0 0 1,551,070 39,202 BNI 5,617 278 1,371,107 5,117 5,456 313 1,382,180 5,708 Bank Sinarmas 8,918 518 8,918 518 Maybank 0 0 BPD NTT 246 17 1,755 12 2,001 29 BPD Kalbar 20 1 865 5 885 6 TOTAL 10,557,699 674,876 6,895,104 49,089 17,933 1,089 17,470,736 725,054 Total Penyaluran KUR (Rp Juta) 17,470,736 Total Debitur KUR 725,054 7

REALISASI PENYALURAN KUR 2007 S/D 26 FEBRUARI 16 (Rp Miliar) 45,000 40,000 40,898 40,297 35,000 30,000 29,003 34,230 25,000 22,757 20,000 17,229 17,470 15,000 11,475 10,000 5,000 981 4,733 6,219 0 Realisasi Target rata-rata 8

REALISASI PENYALURAN KUR PER PROVINSI S.D. 26 FEBRUARI 16 MALUKU UTARA KEPULAUAN RIAU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG IRIAN JAYA BARAT GORONTALO MALUKU SULAWESI BARAT KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH SULAWESI UTARA KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGGARA PAPUA BANTEN BENGKULU D.I. YOGYAKARTA NAD NUSA TENGGARA TIMUR JAMBI NUSA TENGGARA BARAT KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN SELATAN RIAU SUMATERA SELATAN SUMATERA BARAT LAMPUNG BALI DKI JAKARTA SUMATERA UTARA SULAWESI SELATAN JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR Berdasarkan sebaran wilayah, penyaluran KUR tertinggi adalah: 1. Jawa Timur (Rp 2,52 T), 2. Jawa Tengah (Rp 2,29 T), 3. Jawa Barat (Rp 2,10 T). Sedangkan untuk luar Jawa, sebaran penyaluran KUR yang tinggi adalah: 1. Sulawesi Selatan (Rp 1,26 T), 2. Sumatera Utara (Rp 850 M). 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 (Rp Juta) 9

KREDIT USAHA RAKYAT 10

KREDIT USAHA RAKYAT atau sama dengan suku bunga flat yang setara 11

Penagihan subsidi Penyaluran KUR Pendataan UMK ALUR SKEMA KUR UMK KEMENTERIAN TEKNIS BANK PELAKSANA KUR 1 2 PEMERINTAH DAERAH PERUSAHAAN PENJAMIN LKBB SISTEM INFORMASI KREDIT PROGRAM 3 KEMENTERIAN TEKNIS/ PEMERINTAH DAERAH 4 5 DEBITUR KUR PERUSAHAAN PENJAMIN 6 BANK /LKBB PELAKSANA KUR (Proses Kelayakan Kredit) BPKP (Verifikasi Tagihan Subsidi- KUR ) 8 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Kemenkop UKM) 7 12

System Flow SIKP 5. Verifikasi Subsidi KPA 4. Tagihan Subsidi Monitoring dan reporting dapat dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan termasuk Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kementerian Teknis Stakeholders 1. Upload Calon Debitur Potensial 7. Monitoring/ Reporting 3. Upload Debitur dan Data Transaksi 6. Pembayaran Subsidi 2. Download Calon Debitur Potensial Bank 3a. Upload Data Sertifikat Penjaminan Pemerintah Daerah Existing IT System Diperlukan peran aktif Kementerian Teknis c.q. Dinas dalam mengajukan calon debitur potensial dan melakukan pendampingan/monitoring atas kredit yang diterima atau calon yang belum berhasil mengakses kredit SIKP SIKP Database Perusahaan Penjamin 13

REGULASI KUR Keppres Keputusan Presiden No. 19 Tahun 2015 Keputusan Presiden No. 19 Tahun 2015 sebagai revisi Keputusan Presiden No. 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Ditetapkan pada 15 Juli 2015. Permenko Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Permenko No. 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR, diundangkan 7 Agustus 15; Permenko No. 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR, diundangkan 26 Oktober 15; Permenko No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenko 8 Tahun 2015, diundangkan 14 Januari 16. PMK Peraturan Menteri Keuangan Peraturan Menteri Keuangan No.146/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pembayaran Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat, diundangkan tanggal 30 Juli 2015. Peraturan Menteri Keuangan No. 20/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga untuk Kredit Usaha Rakyat, diundangkan tanggal 17 Februari 2016. Kepmenko Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Keputusan Menko Perekonomian No. 170 Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin KUR, ditetapkan tanggal 11 Agustus 2015. Keputusan Menko Perekonomian No. 188 Tahun 2015 tentang Penetapan Penyalur KUR dan Perusahaan Penjamin KUR, ditetapkan tanggal 30 Oktober 2015. KMK Keputusan Menteri Keuangan KMK Nomor 844/KMK.02/2015 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran Subsidi Bunga KUR, ditetapkan tanggal 7 Agustus 2015; KMK Nomor 1355/KMK.05/2015 tentang Besaran Subsidi Bunga KUR Tahun 2016 14

SKEMA KUR 2016 *) Anggaran subsidi bunga yang telah disiapkan Pemerintah untuk KUR sebesar Rp 10,5 T. 15

SKEMA KUR 2016 No. Jenis Pagu Kredit Suku Bunga Subsidi Bunga 1. KUR Mikro Plafon Kredit s.d. Rp 25 Juta per Debitur; Dapat diberikan tambahan, suplesi, restrukturisasi s.d. Rp 75 Juta per Debitur. 2. KUR Ritel Plafon Kredit s.d. Rp 500 Juta per Debitur 3. KUR Penempatan TKI Plafon Kredit s.d. Rp 25 Juta per Debitur; Jangka waktu kredit paling lama sama dengan masa kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu 3 tahun. 9% efektif per tahun 10,0% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan) 9% efektif per tahun 4,5% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan) 9% efektif per tahun 12,0% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan dan Collection Fee) Besaran Imbal Jasa Penjaminan dan Collection Fee sesuai dengan perundingan antara Penyalur dan Perusahaan Penjamin 16

No. Uraian 1. Penerima KUR 2. Kriteria Usaha FITUR KREDIT USAHA RAKYAT (Sesuai Permenko 13 tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenko 8 Tahun 2015) Fitur KUR KUR Mikro KUR Ritel KUR Penempatan TKI Penerima KUR Mikro adalah individu/perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif, yaitu: a. usaha mikro, kecil, dan menengah; b. anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia; c. Tenaga Kerja Indonesia yang purna bekerja di luar negeri; dan d. Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja. Calon penerima KUR Mikro huruf a, b, dan c harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah berjalan minimum 6 bulan. Calon penerima KUR Mikro huruf d, telah mengikuti pelatihan kewirausahaan dan telah memiliki usaha minimum 3 bulan. 3. Agunan Agunan pokok KUR adalah usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR. Agunan tambahan tidak diwajibkan dan tanpa perikatan. Penerima KUR Ritel adalah individu/perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif, yaitu: a. usaha mikro, kecil, dan menengah; b. anggota keluarga dari karyawan/karyawati yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia; c. Tenaga Kerja Indonesia yang purna bekerja di luar negeri. Calon penerima KUR Ritel harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah berjalan minimum 6 bulan. Agunan pokok KUR adalah usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR. Agunan tambahan untuk KUR Ritel sesuai penilaian Penyalur KUR. Penerima KUR Penempatan TKI adalah individu/perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha yang produktif, yaitu: a. calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja di luar negeri; b. calon pekerja magang di luar negeri. Calon penerima KUR Penempatan TKI mempunyai syarat: a. Memiliki Perjanjian Penempatan bagi TKI yang ditempatkan oleh PPTKIS; b. Memiliki Perjanjian Kerja dengan Pengguna TKI; c. Memiliki persyaratan lainnya yang diperlukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. Agunan pokok KUR adalah usaha atau obyek yang dibiayai oleh KUR. Agunan tambahan tidak diwajibkan dan tanpa perikatan. 17 17

No. Uraian 4. Jangka Waktu Fitur KUR KUR Mikro KUR Ritel KUR Penempatan TKI I. Jangka waktu KUR Mikro: paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan investasi. II. FITUR KREDIT USAHA RAKYAT (Sesuai Permenko 13 tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenko 8 Tahun 2015) Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu sebagaimana di atas menjadi: untuk pembiayaan kredit modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 4 tahun dan; untuk kredit/ pembiayaan investasi dapat diperpanjang maksimum 7 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/ pembiayaan awal. II. Total akumulasi plafon termasuk suplesi atau perpanjangan maksimal Rp75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) per penerima KUR. I. Jangka waktu KUR Ritel: paling lama 4 (empat) Tahun untuk kredit/pembiayaan modal kerja; atau paling lama 5 (lima) Tahun untuk kredit/pembiayaan investasi. II. Dalam hal diperlukan perpanjangan, suplesi, atau restrukturisasi, maka jangka waktu KUR Ritel menjadi: untuk kredit/pembiayaan modal kerja dapat diperpanjang menjadi maksimum 5 (lima) tahun dan; untuk kredit/pembiayaan investasi dapat diperpanjang menjadi maksimum 7 (tujuh) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal. Jangka waktu KUR Penempatan TKI paling lama sama dengan masa kontrak kerja dan tidak melebihi jangka waktu paling lama 3 tahun. 18

FITUR KREDIT USAHA RAKYAT (Sesuai Permenko 13 tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenko 8 Tahun 2015) No. Uraian 5. Suku Bunga 6. Subsidi Bunga Fitur KUR KUR Mikro KUR Ritel KUR Penempatan TKI 9% efektif per tahun 9% efektif per tahun 9% efektif per tahun 10,0% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan) 4,5% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan) 12,0% (termasuk didalamnya Imbal Jasa Penjaminan dan Collection Fee) 7. Sektor yang dibiayai Sektor Pertanian: Seluruh usaha di sektor pertanian (sektor 1), termasuk tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan). Perikanan: Seluruh usaha di sektor perikanan (sektor 2), termasuk penangkapan dan pembudidayaan ikan). Industri Pengolahan: Seluruh usaha di sektor Industri Pengolahan (sektor 4), termasuk industri kreatif di bidang periklanan, fesyen, film, animasi, video, dan alat mesin pendukung kegiatan ketahanan pangan. Perdagangan: Seluruh usaha di sektor perdagangan (sektor 7), termasuk kuliner dan pedagang eceran. Jasa-Jasa: Seluruh usaha: sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan (sektor 8), sektor transportasi pergudangan - dan komunikasi (sektor 9), sektor real estate - usaha persewaan - jasa perusahaan (sektor 11), sektor jasa pendidikan (sektor 13), sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan perorangan lainnya (sektor 15). Pembiayaan Calon TKI di luar negeri; Pembiayaan Calon Pekerja Magang di luar negeri 19 19

Sektor Ekonomi I Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan 20

Sektor Ekonomi II Perikanan 21

Sektor IV Industri Pengolahan 22

Sektor Ekonomi VII Perdagangan Besar dan Eceran 23

Jasa - Jasa 24

TINDAK LANJUT RAPAT KOORDINASI KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI UMKM 11 FEBRUARI 2016 25

Tindak Lanjut Rakor KUR 11 Februari 2016 26

JUMLAH INDIKATIF CALON DEBITUR KUR DARI PEMERINTAH DAERAH 27

TUGAS PEMERINTAH DAERAH Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 581/6871/SJ tentang Kredit Usaha Rakyat Tahun 2015 kepada seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota se-indonesia. Pemerintah Daerah agar lebih aktif dalam penyiapan data calon penerima KUR dan membentuk kembali tim monev KUR. Tugas Pemerintah Daerah: a. melakukan upload data calon penerima KUR potensial untuk dapat dibiayai KUR ke dalam Sistem Informasi Kredit Program dengan penanggungjawab pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; b. mengidentifikasi data calon penerima KUR yang di-upload oleh penyalur KUR dan perusahaan penjamin, sesuai wilayah masing-masing ke dalam Sistem Informasi Kredit Program; c. mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk keperluan pengembangan dan pendampingan usaha penerima KUR di wilayah masing-masing. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM telah mengirimkan surat Penyampaian Target Indikatif Calon Penerima KUR Tahun 2016, Nomor S-16/D.I.M.EKON/01/2016 tanggal 29 Januari 2016. Surat tersebut dapat menjadi acuan arahan bagi Pemerintah Daerah dan Perbankan agar dapat bekerjasama mempersiapkan calon penerima KUR. (terlampir indikatif jumlah calon penerima KUR menurut Provinsi) 28

Provinsi Indikatif Jumlah Calon Debitur KUR dari Pemerintah Daerah yang Perlu Disiapkan Untuk Penyaluran Tahun 2016 KUR Mikro (Rp 66 Triliun) KUR Ritel (Rp 30 Triliun) KUR Penempatan TKI (Rp 4 Triliun) Est. Debitur Th. 2016 TOTAL Est. Debitur Th. 2016 Est. Debitur Th. 2016 Est. Debitur Th. 2016 JAWA TENGAH 1,047,959 160,075 84,761 1,292,795 JAWA TIMUR 836,943 161,233 57,198 1,055,374 JAWA BARAT 690,667 111,182 51,257 853,106 SUMATERA SELATAN 64,230 77,447 207 141,884 SULAWESI SELATAN 209,192 30,360 2,211 241,763 SUMATERA UTARA 189,610 120,963 2,349 312,922 DKI JAKARTA 86,868 71,065 30,395 188,328 SUMATERA BARAT 98,866 75,371 622 174,858 BANTEN 78,564 45,954 829 125,347 D.I. YOGYAKARTA 110,932 15,722 7,392 134,045 KALIMANTAN SELATAN 70,146 75,922 760 146,827 BALI 97,092 43,363 898 141,353 LAMPUNG 119,985 19,391 3,247 142,623 RIAU 67,467 8,262 691 76,420 KALIMANTAN TIMUR 55,822 58,136 276 114,234 KALIMANTAN BARAT 41,538 54,032 138 95,708 KALIMANTAN TENGAH 31,549 31,248 276 63,073 Provinsi KUR Mikro (Rp 66 Triliun) KUR Ritel (Rp 30 Triliun) KUR Penempatan TKI (Rp 4 Triliun) Est. Debitur Th. 2016 TOTAL Est. Debitur Th. 2016 Est. Debitur Th. 2016 Est. Debitur Th. 2016 NTB 84,377 11,153 760 96,290 NAD 54,517 13,995 691 69,203 JAMBI 41,887 18,380 276 60,544 SULAWESI TENGAH 52,119 2,523 484 55,126 NTT 45,154 7,019 484 52,656 PAPUA 35,921 14,632 69 50,622 BENGKULU 34,079 17,805 484 52,367 KEPULAUAN RIAU 17,910 14,638 138 32,686 SULAWESI UTARA 40,257 5,371 622 46,250 SULAWESI TENGGARA 34,140 5,151 484 39,775 MALUKU 20,738 9,328 414 30,481 PAPUA BARAT 13,406 6,198 207 19,811 GORONTALO 26,095 8,330 207 34,632 MALUKU UTARA 8,432 9,861 898 19,191 SULAWESI BARAT 20,340 1,929 207 22,476 BANGKA BELITUNG 13,197 3,963 69 17,228 TOTAL 4,440,000 1,310,000 250,000 6,000,000 29

Indikatif Jumlah Calon Debitur KUR dari Provinsi Jawa Timur yang Perlu Disiapkan Untuk Penyaluran Tahun 2016 No Kabupaten/Kota KUR Mikro KUR Ritel KUR TKI Total No Kabupaten/Kota KUR Mikro KUR Ritel KUR TKI Total 1 Pacitan 11911 2295 814 15020 2 Ponorogo 18768 3616 1283 23666 3 Trenggalek 14887 2868 1017 18773 4 Tulungagung 22023 4243 1505 27771 5 Blitar 24729 4764 1690 31183 6 Kediri 33359 6426 2280 42065 7 Malang 54779 10553 3744 69076 8 Lumajang 22249 4286 1520 28055 9 Jember 51907 10000 3547 65454 10 Banyuwangi 34424 6632 2353 43409 11 Bondowoso 16409 3161 1121 20692 12 Situbondo 14437 2781 987 18205 13 Probolinggo 24553 4730 1678 30961 14 Pasuruan 34022 6554 2325 42901 15 Sidoarjo 45173 8702 3087 56962 16 Mojokerto 23205 4470 1586 29261 17 Jombang 26760 5155 1829 33744 18 Nganjuk 22494 4333 1537 28365 19 Madiun 14610 2815 998 18423 20 Magetan 13583 2617 928 17128 21 Ngawi 17945 3457 1226 22628 22 Bojonegoro 26714 5146 1826 33686 23 Tuban 24865 4790 1699 31355 24 Lamongan 25732 4957 1759 32448 25 Gresik 26914 5185 1839 33938 26 Bangkalan 20502 3950 1401 25853 27 Sampang 20071 3867 1372 25309 28 Pamekasan 18127 3492 1239 22857 29 Sumenep 23133 4457 1581 29171 30 Kediri 6028 1161 412 7601 31 Blitar 2968 572 203 3742 32 Malang 18338 3533 1253 23124 33 Probolinggo 4916 947 336 6199 34 Pasuruan 4191 807 286 5284 35 Mojokerto 2704 521 185 3409 36 Madiun 3780 728 258 4766 37 Surabaya 61430 11834 4198 77463 38 Batu 4305 829 294 5429 Jumlah 836943 161233 57198 1 055 374 30

RENCANA OPTIMALISASI PENYALURAN KUR TAHUN 2016 31

UPAYA PENCAPAIAN TARGET KUR 2016 Upaya-upaya untuk mencapai target penyaluran KUR tahun 2016 sebesar Rp. 100 T Rp 120 T antara lain: 1. Penambahan jumlah bank penyalur KUR (BPD dan/ atau Bank Swasta Nasional/ Bank Campuran/ Bank Asing; 2. Penambahan jumlah penjamin KUR (PT. Jamkrida di masing-masing provinsi); 3. Melibatkan lembaga keuangan non bank (LKNB) seperti Perusahaan Pembiayaan (PP) dan Perusahaan Modal Ventura (PMV) sebagai penyalur KUR dan/atau sebagai lembaga linkage; 4. Integrasi skema kredit program ke dalam skema khusus. 32 32

CALON PENYALUR DAN PENJAMIN KUR TAHUN 2016 Dalam rangka percepatan penyaluran KUR serta pencapaian target penyaluran KUR tahun 2016 sebesar Rp 100 120 triliun, maka akan dilakukan penambahan Penyalur dan Penjamin KUR. Calon Penyalur dan Penjamin KUR Tahun 2016 Bank* Perusahaan Pembiayaan** Perusahaan Penjaminan*** 1. Bank Bukopin 2. BTPN 3. OCBC NISP 4. Maybank Indonesia 5. Bank Permata 6. Bank Panin 7. BCA 8. Bank Artha Graha 9. Bank Sinarmas 10.BPD Bali 11.BPD DIY 12.Bank Sulselbar 13.Bank Jateng 14.Bank Sumut 1. BCA Finance 2. Adira Dinamika Finance 3. Mega Central Finance 4. Federal International Finance 1. PT. Jamkrida Riau 2. PT. Jamkrida Sumatera Selatan 3. PT. Jamkrida Bangka Belitung 4. PT. Jamkrida Jawa Tengah 5. PT. Jamkrindo Syariah Ket: *) Berdasarkan surat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Nomor S-46/D.01/2016, dalam tahap online sistem SIKP. **) Dalam proses review OJK. ***) Dalam tahap online sistem SIKP. 33 33

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia www.ekon.go.id 2015

FITUR KUR KETAHANAN PANGAN KUR Ketahanan Pangan merupakan konsep skema KUR yang ditujukan untuk menampung sektor sektor usaha eks. kredit program (KKPE, KUPS, KPEN RP) yang belum dapat terakomodir dalam KUR Mikro dan KUR Ritel. KUR Ketahanan Pangan ditujukan untuk bidang usaha produk kelautan dan perikanan, usaha perikanan tangkap, usaha pembiakan sapi dan kerbau, usaha tanaman tahunan, yang diberikan kepada penerima KUR dengan jumlah paling banyak sebesar Rp2.000.0000.000 (dua miliar rupiah). Masa tenggang dan masa pengembalian KUR Ketahanan Pangan diatur oleh Kementerian Teknis masing masing sektor. Jangka waktu subsidi KUR Ketahanan Pangan lebih lanjut diatur oleh Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan usulan dari Menteri Teknis. 35

USULAN FITUR KUR KETAHANAN PANGAN No. Uraian Usulan Revisi Permenko 1. Definisi KUR Ketahanan Pangan ditujukan untuk bidang usaha produk kelautan dan perikanan, usaha perikanan tangkap, usaha pembiakan sapi dan kerbau, usaha tanaman tahunan, yang diberikan kepada penerima KUR dengan jumlah paling banyak sebesar Rp2.000.0000.000 (dua miliar rupiah). 2. Jangka waktu pengembalian Jangka waktu pengembalian maksimum 17 tahun dengan masa tenggang maksimum 7 (tujuh) tahun. Rincian jangka waktu pengembalian untuk masingmasing komoditas diatur dalam ketentuan Kementerian teknis. 3. Plafon Kredit KUR Ketahanan Pangan diberikan kepada penerima KUR dengan jumlah paling banyak sebesar Rp2.000.0000.000 (dua miliar rupiah). 4. Suku Bunga Suku bunga KUR Ketahanan Pangan sebesar 9% (sembilan perseratus) efektif pertahun atau disesuaikan dengan suku bunga flat yang setara selama masa tenggang. 5. Jangka Waktu Subsidi Bunga Subsidi bunga KUR Ketahanan Pangan dibayarkan selama masa tenggang masing masing komoditas dan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan usulan dari Menteri Teknis. 6. Ketentuan lain Setelah selesai masa tenggang, suku bunga ditetapkan oleh perbankan. Pemberian KUR Ketahanan Pangan hanya satu kali untuk setiap debitur. 36

JANGKA WAKTU KREDIT KUR TANAMAN TAHUNAN Jangka Waktu Kredit Paling lama : 17 tahun Masa Tenggang (Grace Period) paling lama : 7 tahun (diberikan subsidi bunga kredit) Catatan: Jangka Waktu Pengembalian Kredit paling lama 10 tahun (diberlakukan suku bunga KUR tanpa subsidi) 37

JANGKA WAKTU KREDIT KUR PETERNAKAN Jangka waktu kredit paling lama 10 tahun Masa Tenggang (Grace Period) paling lama 3 tahun Catatan: Pembayaran subsidi KUR maks 7 tahun (sesuai dengan ketentuan PMK), selebihnya suku bunga yang berlaku adalah suku bunga KUR tanpa subsidi (maks. 3 tahun) 38

Pengertian : Usaha Tani Dan Pembiayaan Tanaman Perkebunan 1. Komoditi Perkebunan Komoditas perkebunan berdasarkan usia tanaman terbagi dalam 2 kategori, kategori kelompok tanaman tahunan dan tanaman semusim. Kategori tersebut dikelompokkan berdasarkan usia dan masa berproduksi tanaman; 2. Jangka Waktu Kredit Sejak pembangunan tanaman/penanaman sampai dengan kredit lunas; 3. Masa Tenggang (grace periode) Periode dalam satu sistem siklus tanaman perkebunan dimana pada periode tersebut tanaman belum berproduksi dan telah berproduksi namun belum dapat secara ekonomi mengembalikan kredit; 4. Masa Pengembalian Kredit Periode dalam satu sistem siklus tanaman dimana pada periode tersebut tanaman sudah berproduksi dan secara ekonomi dapat mengembalikan kredit hingga lunas; 5. Masa Usia Tanaman Berproduksi Periode dalam satu sistem siklus tanaman dimana kemampuan suatu tanaman yang efektif untuk berproduksi. 39

LAMPIRAN I Kode Sektor Ekonomi

Sektor 1 " Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan" 41 41

Sektor 2 "Perikanan" 42 42

Sektor 4 "Industri Pengolahan" 43 43

Sektor 4 "Industri Pengolahan" 44 44

Sektor 7 " Perdagangan Besar dan Eceran" 45 45

Sektor 7 " Perdagangan Besar dan Eceran" 46 46

Sektor 7 " Perdagangan Besar dan Eceran" 47 47

JASA - JASA 48 48