BAB I PENDAHULUAN. ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. sektor property juga dapat dilihat dari menjamurnya real estate di kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti dan real estate merupakan industri yang bergerak

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. informasi sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan. Didalam dunia modern saat ini, seorang manajer memegang kunci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian global saat ini, sedang tidak menggembirakan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:7). Ikatan Akuntan Indonesia (2009) Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2012:19)

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. (surplus fund). Dalam pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimumkan nilai saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Untuk itu, perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi dan strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan (Salvatore, 2005). Fakta menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang melambat. Sampai kuartal I 2014 lalu, pertumbuhan tahunan ekonomi Indonesia hanya 5,21%. Memang masih positif, namun itu merupakan pertumbuhan terendah selama lima tahun terakhir. Sebagai pembanding, pada periode yang sama tahun 2013 lalu, pertumbuhan ekonomi kita masih 6,03% (Biro Riset Kontan, fokus.kontan.co.id, 2014). Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini juga tergambar pada kinerja bisnis perusahaan-perusahaan. Laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik pada kuartal I 2014 ini sedikit banyak memperlihatkan tren penurunan pendapatan dibandingkan periode serupa tahun lalu. Adapun perkembangan kondisi rata-rata pendapatan emiten per sektor yang tersaji dalam tabel berikut: 1

2 Tabel 1.1 Rata-Rata Pendapatan Emiten per Sektor Sumber: Biro Riset Kontan (fokus.kontan.co.id) Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual atau memberi jasa kepada pihak lain atau masyarakat. Perusahaan property and real estate merupakan salah satu perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa Emiten di sektor property and real estate tercatat mengalami perlambatan laju pertumbuhan pendapatan yang paling dalam. Per Kuartal pertama 2013 lalu mereka tumbuh 66,45%, namun pada kuartal pertama 2014 hanya tumbuh 8,4%. Menurut analisis Bahana Sekuritas Harry, mengatakan bahwa penyebab sektor property and real estate melambat sebagai akibat upaya Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga (Biro Riset Kontan, fokus.kontan.co.id, 2014). Perusahaan property and real estate berarti perusahaan yang disamping memiliki kepemilikan juga melakukan penjualan (pemasaran) atas kepemilikannya. Pemasaran disini bisa mencakup menjual atau menyewakan. Sektor ini berperan cukup penting bagi perekonomian suatu negara. Sektor perkembangan bisnis property and real estate di Indonesia saat ini dapat dikategorikan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari

3 semakin maraknya pembangunan rumah hunian, apartemen, perkantoran dan proyek. Perkembangan ini juga mendorong tumbuhnya pengembang-pengembang baru yang menunjukkan terus bertambahnya jumlah perusahaan setiap tahunnya pada bisnis property and real estate. Perusahaan property and real estate merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-usaha untuk menarik investor (Mirawati, 2013). Berdirinya suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan tersebut antara lain mendapat keuntungan yang maksimal, ingin memakmurkan pemilik perusahaan dan mengoptimalkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga sahamnya (Mahendra Dj, 2011). Nilai perusahaan ini dapat di ukur dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). Nilai perusahaan tercermin dalam kinerja perusahaan, apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik maka sahamnya akan diminati oleh investor dan harganya meningkat (Raharjo dan Dul, 2013). Nilai perusahaan ini merupakan suatu hal yang penting bagi seorang manajer maupun bagi seorang investor. Bagi seorang manajer nilai perusahaan merupakan suatu tolak ukur atas prestasi kerja yang telah dicapainya, sedangkan bagi investor peningkatan nilai perusahaan merupakan suatu presepsi yang baik terhadap perusahaan (Setiani, 2013).

4 Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang di ambil perusahaan, antara lain keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Suatu kombinasi yang optimal atas keduanya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Harga saham digunakan sebagai alat ukur nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki suatu bukti kepemilikan perusahaan. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan tersebut juga tinggi. Dengan semakin meningkatnya nilai perusahaan, maka kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat (Febriani, 2014). Pujiati dan Erman (2009) menyatakan bahwa keputusan investasi menyangkut tindakan mengeluarkan dana saat sekarang sehingga diharapkan mendapatkan arus kas di masa yang akan datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dikeluarkan pada saat sekarang sehingga harapan perusahaan untuk selalu berkembang akan semakin terencana. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Untuk mengukur keputusan investasi ini menggunakan Market to Book Value of Equity Ratio (MBVE). Berdasarkan hasil penelitian Febriani (2014) dan Purnamasari (2015) menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Sahid (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menimbulkan kesimpulan yang menunjukkan kesenjangan antara peneliti terdahulu yang satu dengan yang lain mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

5 Keputusan pendanaan berkaitan dengan penentuan struktur modal yang tepat bagi perusahaan. Tujuan dari keputusan pendanaan adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa hutang atau penerbitan saham baru (Septia, 2015). Indikator yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Penelitian tentang pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan telah diteliti oleh Setiani (2013: 8) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang di ukur dengan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Purnamasari (2015) menyatakan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001). Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan (Suharli, 2006). Untuk mengukur profitabilitas ini menggunakan rasio Return On Equity (ROE). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sahid (2013) dan Fahrizal (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

6 signifikan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Sasongko dan Wulandari (2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Senior Vice President of Research and Consultancy Coldwell Banker Commercial, Tommy Bastami menuturkan, perlambatan ekonomi yang terasa mulai 2014 belum secara signifikan berpengaruh pada sektor properti, meski harga dan tingkat permintaan tidak mengalami kenaikan berarti. Indikator ekonomi tahun ini jauh lebih baik dibanding 1997 namun sedikit lebih buruk dibanding 2008. Harga komoditas yang rendah, kondisi ekonomi dunia yang menurun, serta regulasi baru pemerintah akan menekan pertumbuhan properti dan membuat perlambatannya lebih lama dibanding 2008 (Erawan, 2015). PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan laba turun 60% menjadi Rp 488,63 miliar pada kuartal I 2014. Sementara itu, pendapatan turun 39% ke level Rp 1,25 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2014 dan saham BSDE naik 26,74% menjadi Rp 1.635 per saham. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berencana meningkatkan segmen bisnis komersial pada 2014. Hal itu sebagai salah satu strategi perseroan mengantisipasi permintaan perumahan yang melemah. Perusahaan properti ini memproyeksikan segmen komersial naik menjadi Rp 2,9 triliun pada 2014 dibandingkan periode 2013 sebesar Rp 1,5 triliun. Direktur Grup Sinar Mas Land, Ishak Chandra menyatakan, segmen bisnis komersial akan meningkat seiring permintaan perumahan turun, seiring populasi naik dan investor semakin tertarik (Afriyadi, 2014).

7 Adapun saham emiten properti yang mencetak untung besar sepanjang tiga bulan pertama 2014. Padahal kinerja emiten properti sepanjang tiga bulan pertama 2014 dinilai mulai menunjukkan perlambatan. Berdasarkan data RTI, saham PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) merupakan emiten properti yang mencetak kenaikan saham tertinggi sepanjang tiga bulan pertama 2014. Saham CTRS naik 83,21% menjadi Rp 2.400 per saham. Lalu disusul saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 57,76% ke level Rp 1.160 per saham. Analis PT Samuel Sekuritas, Adrianus Bias menuturkan, meski saham emiten properti naik signifikan, Adrianus menilai kinerja emiten properti mulai melambat sepanjang tiga bulan pertama 2014. Kinerja melambat itu didorong sejumlah faktor. Pertama suku bunga acuan naik menjadi 7,5% sejak 2013. Kedua, aturan loan to value (LTV) dari Bank Indonesia (BI). Ketiga, nilai tukar rupiah melemah. Rupiah sempat berada di kisaran Rp 12.210 per dolar Amerika Serikat (AS) (Melani, 2014). Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen perusahaan telah berhasil mengelola perusahaan atas para pemegang saham sehingga kekuatan pasar di bursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Terjadinya transaksi jual beli tersebut didasarkan pada pengamatan para investor terhadap laporan perusahaan sehingga pada umumnya perusahaan yang diketahui mempunyai kinerja yang bagus akan mempunyai prospek kenaikan harga saham dengan cepat. Secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan

8 yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau suatu periode tertentu (Kasmir, 2010: 66). Beberapa teori mengatakan bahwa harga saham sebagai surat berharga yang diperdagangkan di bursa yang selalu mengalami fluktuasi mengikuti kekuatan hukum pasar (kekuatan penawaran dan permintaan) dimana apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham akan cenderung naik, sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham akan turun. Pergerakan permintaan harga saham selain dipengaruhi oleh faktor tehnikal dan spekulan pasar modal, secara fundamental, fluktuasi harga saham perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tercermin pada kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan indikator-indikator dalam bentuk rasio keuangan. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi maka akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa yang berakibat langsung pada permintaan dan diikuti oleh harga saham yang meningkat. Hal ini menjadi suatu dasar keputusan seorang investor membeli saham di pasar modal (Halim, 2005: 12). Di dalam penelitian ini nilai perusahaan menggunakan indikator Price Earning Ratio (PER). PER merupakan bagian dari rasio nilai pasar yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Dimana PER menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan atau emiten saham terhadap harga sahamnya, yang menunjukkan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan (Fahmi, 2013: 138). Menurut

9 Octavia (2010: 189) menyatakan bahwa semakin tinggi PER menunjukkan harga saham yang semakin tinggi, atau sebaliknya menunjukkan EPS yang menurun. Teori diatas bertentangan dengan fakta yang ada di lapangan. Beberapa perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami sebuah fenomena dimana harga saham perusahaan turun ketika laba bersih meningkat atau sebaliknya dan PER meningkat ketika harga saham turun ataupun sebaliknya. Dari seluruh perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, ada beberapa perusahaan mengalami fenomena tersebut diantaranya : Tabel 1.2 Fenomena Perkembangan Laba Bersih dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 No Kode Laba Bersih (Jutaan Rupiah) Harga Saham (Rp) PER Saham 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 1 SMDM 47.008 29.855 43.217 191 190 124 16,52 22,04 15,21 2 JRPT 427.925 546.270 714.531 3.100 800 1.040 19,15 19,31 18,95 3 PUDP 21.138 26.379 15.052 500 480 441 6,96 5,80 9,65 4 DGIK 47.491 66.106 61.065 144 150 179 16,74 12,53 16,18 5 GPRA 56.282 106.511 91.601 100 151 299 6,93 6,54 14,28 Sumber: www.idx.co.id dan www.sahamok.com (Data diolah kembali) Tabel 1.2 menunjukkan perubahan harga saham di beberapa perusahaan sektor property and real estate mengalami fluktuasi yang cukup signifikan begitupun dengan kondisi laba bersih setiap tahunnya ada yang mengalami peningkatan maupun penurunan. Dari tabel 1.2 di atas juga menunjukkan bahwa kenaikan laba tidak selalu diikuti dengan perubahan harga saham yang naik, sebaliknya pada saat laba mengalami penurunan laba maka harga saham tidak

10 selalu ikut mengalami penurunan dan kondisi Price Earning Ratio (PER) menggambarkan bahwa peningkatan PER tidak selalu diikuti dengan peningkatan harga saham. Fluktuasi naiknya harga saham tersebut menggambarkan keadaan nilai perusahaan dan menunjukkan juga bahwa perusahaan-perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kinerjanya cukup baik. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan menguji kembali serta menuangkan dalam skripsi dengan judul: Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah keputusan investasi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

11 2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 4. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas secara parsial terhadap nilai perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 2. Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas secara simultan terhadap nilai perusahaan sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

12 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penulis berharap bahwa penelitian ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan di mana penulis dapat memperoleh gambaran nyata serta dapat menerapkan secara teoritis yang diperoleh di bangku kuliah dan diaplikasikan dalam praktek serta menambah wawasan di bidang Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi bagi investor yang berniat untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan agar investasi yang ditanamkan bermanfaat dan tepat. 3. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan akan bemanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Bagi Civitas Akademik Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

13 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk keperluan penelitian ini, penulis mengambil sampel penelitian pada perusahaan sektor property and real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs website www.idx.co.id, www.sahamok.com, dan situs lain yang dapat mendukung penelitian. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan April 2016.