KERANGKA ACUAN RAKORNAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA JAKARTA, SELASA, 18 NOVEMBER 2008

dokumen-dokumen yang mirip
MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN. Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu. Jaminan pasokan energi

SUMMARY REPORT SEMINAR TATA NIAGA GAS BUMI DAN BBM Forum Energizing Indonesia (FEI) Jakarta, 22 November 2017

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini menyajikan pengamatan di 1 bh lokasi PLTP yaitu PLTP

MELIHAT 10 TAHUN PERJALANAN UU MIGAS DIKAITKAN DENGAN INISIATIF RUU MIGAS

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

TEMA KONSOLIDASI KEBIJAKAN PUBLIK, PERPAJAKAN, SISTIM FISKAL DAN MONETER, KEPABEANAN DAN CUKAI DALAM MENUJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG PROBISNIS

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-26/M.

PENDAMPINGAN TEKNIS PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II KAB. KLATEN DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI MIKROHIDRO Tanggal : 1 3 Desember 2008

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

RISALAH RAPAT. Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Kalimantan Timur

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

Informasi Wajib Tersedia Setiap Saat Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

HASIL SURVEI PERTAMBANGAN KABUPATEN DAN PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

Materi Paparan Menteri ESDM

PENDAHULUAN Latar Belakang

Mendukung Pengentasan Kemiskinan melalui Perencanaan Energi Daerah di Indonesia

PEDOMAN DAN TATA CARA PERMOHONAN FASILITAS IMPOR MESIN, BARANG & BAHAN, TAX ALLOWANCE DAN TAX HOLIDAY DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PELUANG PANAS BUMI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG USAHA PERTAMBANGAN, INDUSTRI STRATEGIS, ENERGI DAN TELEKOMUNIKASI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

TINJAUAN KRITIS TERHADAP KEBIJAKAN BATUBARA NASIONAL (KBN) Oleh: Jeffrey Mulyono Ketua Umum APBI-ICMA

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (LN Tahun 1960 Nomor 133, TLN Nomor 2070); 2.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

Berikut penataan regulasi yang disederhanakan/dicabut Jilid II oleh Kementerian ESDM (belum termasuk peraturan lain pada SKK Migas):

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

BAB I PENDAHULUAN. Diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik)

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

Informasi Berkala Sekretariat Jenderal Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan utama

Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP- Indonesia Tahun 2013, di Hotel Le Meridien Jakarta, 27 November 2013

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI...

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Press Release - PGN Jamin Pasokan Gas PLTGU Muara Tawar

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-03/M.

INDONESIA DARURAT ENERGI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

BERITA NEGARA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

LAPORAN BIDANG EKONOMI KOMISI III: KETAHANAN ENERGI

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

PENATAAN DAN PENYEDERHANAAN REGULASI SUB SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN RAKORNAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA JAKARTA, SELASA, 18 NOVEMBER 2008 Latar Belakang : Energi merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan kehidupan bernegara, baik sebagai penggerak kegiatan ekonomi maupun untuk kepentingan kehidupan sosial. Kesinambungan ketersediaan energi secara nasional merupakan fokus sasaran pembangunan dibidang energi. Untuk itu diperlukan sinergi diantara seluruh stakeholder. Hasil dari berbagai sumber daya alam Indonesia (minyak dan gas, batubara, emas, nikel, tembaga, timah dan sumber mineral lainnya) selama ini telah memberikan kontribusi bagi pendapatan Negara dan menopang pembangunan daerah, perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat. Perkembangan sektor energi dan berbagai sumber daya alam lainnya (resources) sampai saat ini, belum dapat memenuhi target-target pembangunan yang dicanangkan sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat..produksi minyak belum dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, suplai gas belum dapat memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga, elektrifikasi nasional belum tercapai, sementara program pembangunan briket batubara untuk menggantikan pemakaian BBM mengalami banyak hambatan bahkan cenderung berhenti. Diversifikasi energi sebagai upaya memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan. Dibidang sumber daya mineral, meskipun beberapa produksi mengalami peningkatan, namun ini dihasilkan dari kontrak-kontrak lama. Kontrak-kontrak baru, belum menunjukkan aktifitas eksplorasi yang signifikan menemukan cadangan-cadangan baru guna mempertahankan tingkat produksi secara nasional. Kondisi demikian sangat rawan bahkan mengkhawatirkan, dan apabila tidak disikapi dengan langkah-langkah nyata, Indonesia akan menghadapi krisis energi yang lebih parah dan akan sangat menyulitkan bangsa kita untuk melakukan pembangunan di segala bidang. Permasalahan utama yang dihadapi di masing-masing sektor : I. MIGAS : 1. Lapangan minyak yang menjadi andalan produksi saat ini adalah lapangan-lapangan tua, yang mengalami penurunan produksi. Lapangan tersebut umumnya sudah mengalami penurunan produksi sekitar 12,5-15% per tahun.

2. Kegiatan eksplorasi sejak 15 tahun terakhir, hampir tidak menemukan lapangan lapangan baru yang dapat menggantikan minyak yang diproduksikan. Penemuan cadangan-cadangan gas di laut dalam memerlukan investasi yang besar. 3. Tidak adanya kepastian hukum, merupakan kendala bagi investor untuk berinvestasi.berbagai masalah antara lain perpajakan, Cost Recovery, pembebasan bea impor peralatan migas dalam masa eksplorasi, serta adanya rencana mengamandemen UU Migas No.22/2001, menunjukan inkonsistensi pemerintah terhadap kebijakan yang dibuat. 4. Dibukanya pasar retail BBM dalam negeri dalam rangka membantu penyediaan BBM nasional, juga belum menunjukkan kegairahan para investor, karena masalah keekonomian. 5. Dengan harga minyak dunia yang tinggi, biaya subsidi BBM sangat membebani APBN. II. PERTAMBANGAN DAN PANAS BUMI : 1. Penyelesaian UU Pertambangan Mineral dan Batubara yang masih terkatung-katung. 2. Kebijakan fiskal yang masih dipermasalahkan, seperti royalti batubara, pajak kendaraan alat berat, dan pengenaan bea keluar. 3. Kebijakan Domestik Market Obligation (DMO) dan harga patokan batubara yang belum clear. 4. Masalah Tumpang tindih lahan pertambangan dengan lahan kehutanan yang berlarut-larut. 5. Program Comdev/CSR yang terus dipermasalahkan 6. Pengembangan panas bumi bisa berjalan dengan baik, karena masalah keekonomian. III. KETENAGALISTRIKAN : 1. Ratio Elektrifikasi nasional saat ini baru mencapai 64%, artinya masih ada 36% dari penduduk Indonesia yang belum mempunyai sambungan listrik dari PT. PLN(Persero). Visi PLN 75/100 dimana 75 tahun setelah kemerdekaan yaitu tahun 2020 sasaran Ratio Elektrifikasi nasional dapat mencapai 100% merupakan suatu tantangan yang cukup berat. 2. Program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW masih banyak mengalami kendala, terutama dari aspek pendanaan proyek. 3. Penyediaan energi primer untuk ketenagalistrikan belum optimal dan berkesinambungan. Penggunaan BBM masih cukup besar dan sudah sangat tidak ekonomis lagi. 4. Peran Pengusaha Nasional dalam Bisnis (a.l. Penyediaan tenaga listrik, industri penunjang, jasa penunjang dll) perlu terus di tingkatkan kandungan lokal/ dalam negerinya 5. Pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik, seperti panas bumi, air, matahari dll. Belum berjalan dan perlu didorong agar pembangunan pembangkit listrik terutama panas bumi diperbanyak. Peran energi yang sangat vital serta sumber daya alam lainnya seperti mineral tambang sebagai konstribusi pendapatan yang cukup besar bagi daerah dan nasional, serta dengan begitu banyak permasalahan yang ada, perlu ditanggapi dan dicarikan solusinya secara segera. Stakeholders perlu duduk bersama membahas satu-persatu permasalahan yang ada serta melakukan koordinasi dan menyamakan visi pembangunan energi ke depan.

RAKORNAS BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2008, KADIN INDONESIA Kadin Indonesia sebagai penggerak ekonomi sekaligus sebagai mitra pemerintah perlu memberikan kontribusi pemikiran nyata dalam pengelolaan dan pemanfaatan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia, melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), dengan melibatkan seluruh Stakeholders yang ada, baik di pusat maupun daerah. Maksud dan Tujuan : Berdasarkan latar belakang dan permasalahan bidang energi dan sumber daya mineral di atas, Kadin Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) guna melakukan pembahasan, pemecahan masalah, melakukan koordinasi dan menyamakan visi terhadap pemasalahan yang ada, menuju pembangunan sektor energi dan resources secara mandiri dan berkesinambungan, dengan memanfaatkan semua potensi dalam negeri secara maksimal. Tema Rakornas: Output: Mewujudkan Kemandirian Energi dan Sumber Daya Mineral. Rakornas diharapkan dapat menghasilkan rumusan dan rekomendasi terhadap pemecahan atas semua permasalahan yang ada, serta arah dan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan bidang energi dan sumber daya mineral secara mandiri dan berkesinambungan, dengan memanfaatkan potensi dalam negeri secara maksimal. Peserta: Rakornas akan dihadiri oleh sekitar 400 orang, antara lain: 1. Menteri ESDM, Pejabat Pemerintah Pusat dan Pemda Daerah Penghasil Energi dan Mineral 2. Pengurus Kadin Indonesia dan Kadin Provinsi/Daerah Bidang Energi dan sumber daya mineral se Indonesia 3. Para CEO bidang migas, ketenagalistrikan dan pertambangan 4. Asosiasi-Asosiasi bidang migas, ketenagalistrikan dan pertambangan 5. LSM dan Perguruan Tinggi Nara Sumber : Business Forum Hulu dan Hilir Migas : - Dirjen Migas - BP Migas - BPH Migas - CEO PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk - Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) - Indonesian Gas Association (IGA) - Indonesian Petroleum Association (IPA), Suyitno Patmosukismo - Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia, Suwito Anggoro - Presiden Direktur PT. Medco Energi, Lukman Machfoed

Business Forum Pertambangan Umum : - Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Anggito Abimanyau, Departemen Keuangan - Agus Tjahajana, Departemen Perdagangan - Departemen Kehutanan - Departemen Perindustrian - Pemerintah Daerah Penghasil - Departemen Perhubungan - Indonesian Mining Association (IMA) - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) - Asosiasi Jasa Pertambangan Umum Indonesia (ASPINDO) - PERHAPI Business Forum Listrik dan Energi Terbarukan : - Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi - Direktur Energi Terbarukan - Dirjen Industri Mesin dan Logam Dasar Dep. Perindustrian RI - Dirjen Minerba Pabum (Mineral, Batubara dan Panas Bumi) - Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) - Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) - Masyarakat Indonesia (MKI) - PT. PLN (Persero) - APLSI (Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia) - Wakil Asosiasi Industri Penunjang - Wakil Asosiasi Jasa Penunjang Tempat, Waktu, Hari dan Tanggal : Rakornas diadakan pada hari Selasa, 18 November 2008, mulai jam 08.00 s/d 18.00, bertempat di Bimasena Club, Jln. Dharmawangsa Raya No. 39, Jakarta.

Revisi :20-10-2008 RANCANGAN JADWAL ACARA RAKORNAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL 2008 KADIN INDONESIA Jakarta, 18 November 2008 WAKTU ACARA PESERTA TEMPAT 08:00-09:00 Pendaftaran Peserta, Coffee Morning Panitia Lobby Lounge 09:00-09:30 PEMBUKAAN 09:00-09:05 Pengantar Pembukaan MC Lobby Lounge 09:05-09:10 Laporan Ketua Penyelenggara Dito Ganinduto Lobby Lounge 09:10-09:30 Paparan dari Gubernur Bank Indonesia Boediono Lobby Lounge 09:30-12:30 Breakout Session : SIDANG KOMISI Lobby Lounge BIDANG (PARAREL) 09:30-12:30 SIDANG KOMISI BIDANG HULU / HILIR MIGAS & CDM Pengelolaan Migas Migas Kemandirian Pengelolaan Migas 09:30-12:30 SIDANG KOMISI PERTAMBANGAN UMUM 1. Evita Herawati Legowo (Dirjen Migas) 2. R Priyono (BP Migas) 3. Hendi Prio Santoso (PGN) 4. Tubagus Haryono (BPH Migas) 5. Ari Soemarno PERTAMINA 6. Suyitno Patmosukismo (Indonesian Petroleum Association) 7. Suwito Anggoro (PT. Chevron Pasific Indonesia) 8. Lukman Mahfoedz (PT. Medco Energi) 9. Anton Tjahjono (Asosiasi Gas Indonesia) 10. Pengurus Kadin 11. Kadinda 12. Asosiasi Moderator : Dito Ganinduto Lobby Lounge Pengelolaan Pertambangan Pertambangan Kemandirian Pengelolaan Pertambangan 1. Arif Siregar (Kadin) 2. Satya Graha (Kadin) 3. Jeffry Mulyono (Kadin) 4. Anggito Abimanyu (Dept Keuangan) 5. Agus Tjahjono (Dept Perdagangan) 6. Simon F Sembiring Board Room

(DESDM) 7. Putu Suryawirawan (Dept Perindustrian) 8. J. Purwono (Dirjen Listrik) 9. A. Latief (Kadin) 10. Nurman Jumiril (IMA) 11. Irwandy Arif (PT. ANTAM) 12. Sandiaga Uno (Kadin) 13. Bambang Gatot (Dept PMB) 14. Bambang Setiawan (Dirjen Minerba) 15. Hikmahanto Juwana (UI) 16. Romulo Robert Simbolon (Sesmenko Polhukam) 17. Edmond Elyas (Dir. Ekonomi Khusus Bareskrim) 18. Sutrisno (Dept Kehutanan) 19. Alex Nurdin (Pemda Sumsel) 20. Wendy Aritenang (Dirjen Perkeretaapian) 21. Teras Narang (Gubernur Kalimantan Tengah 22. Pengurus Kadin 23. Kadinda 24. Asosiasi Moderator : Herman Afif Kusumo 09:30-12:30 SIDANG KOMISI LISTRIK DAN ENERGI TERBARUKAN Pengelolaan Kemandirian Pengelolaan 1. J Purwono (Dijen Listrik) 2. Direktur Energi Terbarukan 3. Masyarakat Energi Terbarukan 4. Asosiasi Panas Bumi Indonesia 5. Masyarakat 6. PT. PLN (Persero) 7. Bank Mandiri 8. Pengurus Kadin 9. Kadinda 10. Asosiasi Moderator : Bakti S Luddin Dining Room

12:30 13:30 Istirahat Makan Siang / ISHOMA / KONFERENSI PERS Nusantara Room 13:30-13:45 Paparan Ketua Umum Kadin Indonesia MS. Hidayat Lobby Lounge 13:45-14:00 Paparan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro Lobby Lounge 14.00 17.00 Breakout Session : SIDANG KOMISI BIDANG (PARAREL) Lanjutan 14:00-17.00 SIDANG KOMISI BIDANG HULU / HILIR MIGAS & CDM Pengelolaan Migas Migas IDEM Lobby Lounge Kemandirian Pengelolaan Migas 14:00 17:00 SIDANG KOMISI PERTAMBANGAN UMUM Pengelolaan Pertambangan Pertambangan Kemandirian Pengelolaan Pertambangan IDEM Board Room 14:00-17:00 SESI II = SIDANG KOMISI LISTRIK DAN ENERGI TERBARUKAN Pengelolaan Business Forum: Dining Room IDEM Kemandirian Pengelolaan 17:00-17:30 Perumusan Hasil Rapat Pleno Tim Perumus Board Room 17:30-18:00 SESI III = PENUTUP Penutupan Rakornas Energi & Sumber Daya Mineral Dito Ganinduto/Ketua Komite Tetap Lobby Lounge