Peningkatan Mutu Keaksaraan Diintegrasikan dengan Literasi Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca dan Peningkatan Kapasitas Tutor Bindikmas PAUDNI

dokumen-dokumen yang mirip
Capaian Keaksaraan, Gender, dan Pengembangan Budaya Baca

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Masyarakat melalui Rumah Pintar

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

C UN MURNI Tahun

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDONESIA Percentage below / above median

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

KESEHATAN ANAK. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

EVALUASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN (Indikator Makro)

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

BERITA RESMI STATISTIK

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

Assalamu alaikum Wr. Wb.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

STATUS GIZI. Website:

CEDERA. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN. Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

Transkripsi:

Disampaikan pada Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2012 Peningkatan Mutu Keaksaraan Diintegrasikan dengan Literasi Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca dan Peningkatan Kapasitas Tutor Bindikmas PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Palangkaraya 2012

Apa itu Keaksaraan Orang Dewasa? Kemampuan mengidentifikasi, memahami, menerjemahkan, menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, dan menggunakan bahan cetak dan tulisan dalam berbagai konteks. Keaksaraan melibatkan pembelajaran berkelanjutan dalam memungkinkan setiap individu untuk mencapai tujuan mereka, mengembangkan pengetahuan dan potensi, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat (UNESCO). Kemampuan untuk membaca, menulis, dan menggunakan angka, menggali informasi, mengungkapkan pikiran dan pendapat, mengambil keputusan dan memecahkan masalah, sebagai anggota keluarga, pekerja, warga negara, dan pembelajar sepanjang hayat. Keaksaraan bermakna penguasaan kemampuan menggunakan berbagai bentuk-bentuk semiotik dalam berbagai cara visual, aural dan digital.

Mengapa Keaksaraan Orang Dewasa Penting? Keaksaraan merupakan pemenuhan terhadap Hak Azasi Manusia bagi semua orang, untuk semua usia. Keaksaraan merupakan prasyarat bagi segala jenis pembelajaran Keaksaraan bukan hanya mengenai pendidikan, melainkan alat yang unik dan kuat untuk mengentaskan kemiskinan dan media yang ampuh bagi perkembangan individu dan masyarakat. Fokus keaksaraan terletak pada pemenuhan Pendidikan Untuk Semua (PUS), pengentasan kemiskinan, tindakan pencegahan, pencapaian kesetaraan gender, perdamaian dan demokrasi.

Persentase Penduduk Indonesia 15 Tahun ke Atas Tuna Aksara Tahun 2010 Menurut Provinsi Sumber: BPS, 2011

Sasaran Pendidikan Keaksaraan Keaksaraan Remaja (usia 15-24 tahun), untuk mencapai target Pembangunan Milenium (MDGs ). Keaksaraan Dewasa (usia 15-59 tahun), untuk mencapai target Pendidikan Untuk Semua (PUS). Keaksaraan Lansia (usia 60 tahun ke atas), untuk pemenuhan Hak Azasi Manusia (HAM).

SEBARAN ANGKA TUNA AKSARA PER PROVINSI BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 KELOMPOK USIA 15-59 TAHUN Legend 0-2,49 2,5 4.99 5,0 7,49 7,50 9,99 10,00 38,00 Persentase rata-rata nasional ketunaaksaraan usia 15-59 tahun secara nasional sudah mencapai 5,02% (7.547.344 jiwa). 4 provinsi sangat di atas rata-rata nasional yaitu NTB (16,48%), NTT (10,13%), Sulbar (10,33 %) dan Papua (36,31 %). 7 provinsi di atas rata-rata nasional dengan pencapaian 5,5% - 9,9% yaitu Gorontalo (5,05%), Bali (6,35%), Sulawesi Tenggara (6,76%), Papua Barat (7,37%), Jawa Timur (7,87%), Kalimantan Barat (7,88%) dan Sulawesi Selatan (9,57%). 22 provinsi yang lain sudah di bawah rata-rata nasional, ada 6 pronvinsi yang mempunyai angka tuna aksara yang rendah yaitu Dki Jakarta (0,66%), Sulawesi Utara (1,23%), Riau (2,04%), Kepulauan Riau (2,23%) Kalimantan Timur 2,48%) dan Sumatera Selatan (2,49%).

POLA HUBUNGAN ANGKA KEMISKINAN DENGAN ANGKA TUNA AKSARA 15-59 TAHUN PER PROVINSI BERDASARKAN HASIL SENSUS 2010 Angka Kemiskinan Papua Kwadran I Angka Kemiskinan Tinggi, Tuna Aksara Rendah (9 Prov) Papua Barat Kwadran II Angka Kemiskinan Tinggi, Tuna AksaraTinggi (7 Prov) Maluku Rata Rata Nasional Angka Tuna Aksara Usia 19-23 tahun 5,02% Gorontalo NTT 21,56 Aceh Lampung Sulteng Bengkulu Sultra NTB Rata Rata Nasional Angka Kemiskinan19-23 tahun 13,33% Stedev 8,23 D I Y Jateng Jatim Sumsel Sulbar 5,1 Stedev 8,23 13,33 Sumut Jabar 11,31 11,27 Sumbar Sulut Riau DKI Kepri Kaltim Kalteng 9,5 Malut 9,42 Banten Kalsel Kwadran III Angka Kemiskinan Rendah Tuna Aksara Rendah (14 Prov) Jambi Babel Bali Kalbar Sulsel Kwadran IV Angka Kemiskinan Rendah Tuna AksaraTinggi (3 Prov) Angka Tuna Aksara Dalam kwadran ini dapat terlihat bahwa sebaran angka tuna aksara dengan angka kemiskinan berkorelasi. Jika ada salah satu wilayah dengan angka tuna aksara tinggi, tinggi pula angka kemiskinan dari wilayah tersebut. Begitu juga sebaliknya jika angka tuna aksara rendah, angka kemiskinannya pun rendah.

Penurunan Prosentase Tuna Aksara Dewasa 2004-2011

Penurunan Jumlah Tuna Aksara Dewasa 2000-2011 (dalam jutaan)

Diolah dari: BPS, 2011

Laki-laki : 2.764.283 (1,84%) Perempuan : 4.783.061 (3,18%) Total : 7.547.344 (5,02%) Laki-laki : 2.265.399 (2,98%) Perempuan : 4.465.282 (5,87%) Total : 6.730.682 (4,43%) Diolah dari: BPS, 2011

Diolah dari: BPS, 2011

4 Provinsi di atas 10% 2 Provinsi di atas 10%

Provinsi PAPUA Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi PAPUA BARAT Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi NUSA TENGGARA TIMUR Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi NUSA TENGGARA BARAT Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi SULAWESI TENGGARA Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi JAWA TIMUR Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Provinsi SULAWESI BARAT Pola Hubungan Kemiskinan dan Ketunaaksaraan

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri 1. Untuk meningkatkan daya saing bangsa, diperlukan masyarakat bebas tuna aksara. Pada tahun 2010, Indonesia sudah mencapai target Dakkar pendidikan untuk semua (Education For All/EFA), yaitu menyetengahkan penduduk tuna aksara dari 15,4 juta (2004) ke 6,7 juta tahun 2011. 2. Tingkat keaksaraan masih digunakan untuk mendukung peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) sehingga penuntasan keaksaraan orang dewasa mutlak diperlukan sebagai bagian dari pencapaian pendidikan dasar universal dan peningkatan mutu manusia Indonesia yang dapat menciptakan situasi belajar kondusif untuk lahirnya generasi emas Indonesia. 3. Keaksaraan sejalan dengan RPJM untuk meningkatkan mutu SDM, mengentaskan kemiskinan dan menanggulangi percepatan pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan paska konflik, juga sebagai bagian dari komunitas ASEAN, negara2 anggota ASEAN diharapkan dapat menuntaskan keaksaraan pada tahun 2015. 4. Sampai saat ini telah dilayani melalui APBN sebanyak 4.282.387 orang untuk pendidikan keaksaraan dasar, selain itu diberikan pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang bermanfaat untuk mencegah aksarawan baru untuk memelihara keaksaraan sehingga tidak kambuh (relapsing) atau kembali tuna aksara.

5. Pendidikan keaksaraan usaha mandiri merupakan kemampuan dasar usaha, dilatihkan melalui pembelajaran produktif agar memperoleh keterampilan bermatapencaharian. Dimaksudkan untuk meningkatkan keaksaraan dan penghasilan peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai salah satu upaya pemeliharaan/penguatan keaksaraan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan. 6. Biaya operasional diberikan untuk peserta didik yang telah mencapai kompetensi keaksaraan dasar dan/atau memiliki surat keterangan melek aksara (SUKMA), terutama untuk menjangkau masyarakat terpencil, penduduk etnik asli, desa petani, pesisir, hutan dan kelompok marjinal perkotaan. 7. Sampai tahun 2012 telah diberikan kepada 1.051.170 peserta didik dewasa laki-laki dan perempuan dan ditambah 35.000 orang perempuan dewasa sebagai bentuk afirmasi pemberdayaan perempuan dewasa. Upaya yang ditempuh adalah memberikan standar kompetensi usaha mandiri, acuan pelaksanaan dan menyiapkan tutor. Sampai saat ini telah dilatih sebanyak 4.220 tutor pemandu.

8. Keaksaraan usaha mandiri bermanfaat bagi masyarakat untuk memperoleh kemampuan usaha sederhana dalam kelompok sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga sebagai bagian dari pengentasan kemiskinan. 9. Dengan adanya keaksaraan usaha mandiri, pada tahun 2011 keberaksaraan lebih bertahan sehingga tinggal 4.43% atau sejumlah 6,7 juta orang, berkurang sebanyak 2 juta orang dibandingkan 8,7 juta pada tahun 2011.

Tingkatan Kompetensi Keaksaraan Dasar Tingkatan Kompetensi Usaha Mandiri

Upaya Peningkatan Mutu Keaksaraan melalui Lima M Mendesain ulang kompetensi keaksaraan dalam rangka menghadapi tuntutan masa kini yang terus berkembang secara pesat. Memperoleh data yang kuat dan valid untuk memverifikasi jumlah penduduk tuna aksara dewasa yang ada dan terpilah gender pada semua tingkat pemerintahan. Membagi tanggung jawab sumber daya dan sumber dana antara pemerintah pusat dan provinsi berdasarkan data tuna aksara dewasa yang kuat dan valid agar anggaran untuk program keaksaraan berlipat ganda sebagai konsekuensi logis dari percepatan peningkatan keaksaraan. Memfokuskan kembali keapda mereka yang belum terlalayani dan belum terjangkau sehingga terjadi pembagian tugas yang lebih baik: pemerintah pusat fokus pada isu-isu nasional, generik dan inovatif, sementara pemerintah provinsi fokus pada bidang tertentu, yaitu daerah-daerah di provinsinya yang memiliki angka tuna aksara tinggi. Melakukan penelitian, evaluasi dan monitoring untuk mengembangkan, menyampaikan dan mendokumentasikan informasi yang komprehensif tentang praktik dan peningkatan keaksaraan di berbagai wilayah dengan konteks dan budaya yang berbeda.

Rencana Aksi 2013-2015 Rencana Aksi Keaksaraan ini terdiri atas program pengembangan yang dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2015 untuk meningkatkan: i. jumlah aksarawan dewasa; ii. iii. iv. kualitas dan relevansi kesempatan belajar untuk keaksaraan orang dewasa; jumlah aksarawan orang dewasa dasar untuk Provinsi Papua dan provinsi tertentu lainnya, etnis minoritas dan daerah terpencil; kualitas dan keadilan gender, dan pemberdayaan perempuan; v. kemampuan pendidikan keorangtuaan, termasuk pendidikan pencegahan perilaku destruktif dan bencana alam; vi. monitoring dan evaluasi; vii. inisiatif lainnya seperti Rumah Pintar, Balai Belajar Bersama dan lain sebagainya.

Layanan Pendidikan Masyarakat Ketersediaan dan Keterjangkauan Layanan Pendidikan Keaksaraan Orang Dewasa Keaksaraan Dasar Keaksaraan Usaha Mandiri Aksara Kewirausahaan Ketersediaan Sarana Keaksaraan Orang Pendidikan Orang Dewasa: Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu, yang relevan dengan kebutuhan masyarakat 1 Dewasa Penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Penyediaan Sarana Belajar Keaksaraan Berbasis TIK Penataan prasarana penyelenggara pendidikan masyarakat 2 -Permendiknas No. 48 Tahun 2010- Kebermutuan Lembaga Penyelenggara Pendidikan Masyarakat Penataan Kelembagaan Penataan Sinergi Kelembagaan Pendidikan Masyarakat dan UPT Kebermutuan Layanan Pendidikan melalui Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan 5 4 3 Kesetaraan Layanan POD bagi Perempuan, Pemuda & Anak Marjinal Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan Pendidikan pencegahan perilaku destruktif Pendidikan Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) Ketersediaan Layanan Pendidikan Keorangtuaan untuk Mendukung PAUDISASI dan Perlindungan Anak

UNESCO Akui Keberhasilan Indonesia Entaskan Tuna Aksara

Penganugerahan UNESCO King Sejong Literacy Prize 2012 UNESCO Headquarters, Paris, 4-9 September 2012

Taman Bacaan Masyarakat di Tempat Ibadah Taman Bacaan Masyarakat di Museum

TBM@Mall-PlaZA SEMANGGI JAKARTA

TBM@Mall Bekerjasama dengan Coca-Cola dan Samsung

Kiosk@America di TBM@Mall

TBM@Terminal Bis Sakila Kerti, Tegal