PERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Produksi & Rencana Induk

PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI GAS CIRCUIT BREAKER

BAB X PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN METODE HEURISTIK DI PT CNM SOLOK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5-6. Perencanaan Kapasitas

Perencanaan Agregat. Perencanaa & Pengendalian Produksi_TI-UG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. School of Business Management Skripsi Sarjana Ekonomi Semester Genap 2014/2015

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan dodol di

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PRODUK TEMBAKAU RAJANG P01 DAN P02 DI PT X AGGREGATE PRODUCTION PLANNING FOR TOBACCO PRODUCTS P01 AND P02 IN PT X

MODUL 5 PERENCANAAN PRODUKSI[AGREGAT DAN KAPASITAS]

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Kata Kunci: Demand forecasting, Trend Linier method, agregat planning, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN :

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis

PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

METODA AGREGAT PLANNING HEURISTIK SEBAGAI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH PRODUKSI UNTUK MINIMASI BIAYA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN PRODUKSI OLEH WAHYU PURWANTO

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN METODE HEURISTIK DAN TRANSPORTASI PADA PT FREMONT NUSAMETAL INDONESIA

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

ABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (Material Requirement Planning) DAN METODE JIT (Just In Time)

Devie Oktarini 2)

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

PENGORGANISASIAN DATA DAN PENYAJIAN DATA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di

ANALISIS BIAYA PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIC PADA PROSES PRODUKSI ATTACK SACHET 23 GRAM DI PT KAO INDONESIA

Penentuan Waktu Produksi Optimal dengan Metode Rougt Cut Capacity Planning Guna Memenuhi Permintaan Konsumen (Studi Kasus PT. Adhitama Abadi Surabaya)

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT.

AGGREGATE PLANNING (AP)

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PADA INDUSTRI KACA DI PT. XYZ

Aggregate Production Planning of Marie Biscuit:

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengumpulan data, perhitungan serta analisis data dalam

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu ini merupakan saat yang sulit bagi banyak negara,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

SILABUS MATA KULIAH. 1. Mendiskusikan siklus manufaktur 2. Mendiskusikan peran perencanaan dan pengendalian produksi

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY

ANALISIS STRATEGI TATA LETAK TERHADAP PRODUKTIVITAS OPERASIONAL PRODUKSI DAN INVENTORY CONTROL PADA PT.MEGATAMA PLASINDO

berhati-hati dalam melakukan perencanaan agar tidak terjadi kekosongan stok akan bahan baku dan produk jadi. Salah satu kesalahan perencanaan yang dil

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING DI PABRIK OTSUKA INDONESIA

Perbaikan Rencana Produksi untuk Meminimasi Ongkos Overtime pada Proses Perakitan (Studi Kasus : PT. X)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

ABSTRACT. Keywords: forecasting, forecasting method, production planning, and the strategy of production planning. Universitas Kristen Maranatha

Teknik Pengolahan Data

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU METODE AGREGATE GUNA MEMINIMALIS BIAYA PT. XYZ

Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tantangan yang dihadapi dunia industri saat ini menuntut peningkatan dan

PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

STUDI KOORDINASI PRODUKSI, PENJUALAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN ANTARA PRODUSEN DENGAN BEBERAPA DISTRIBUTOR (Studi Kasus di Industri Keramik)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

Rahma Rei Sakura, S.T., M.T. NIP MANAJEMEN OPERASIONAL PRODUKSI

BAB I Pendahuluan I-1

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI)

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

SILABUS. : Perencanaan dan Pengendalian Produksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL Jevi Rosta, Hendy Tannady Program Studi Teknik Industri Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat, Indonesia hendytannady@yahoo.com ABSTRAK Perencanaan agregat merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan sumber daya serta penentuan biaya dalam proses produksi. Dengan perencanaan agregat metode heuristik, perusahaan dapat menentukan tingkat produksinya untuk memenuhi permintaannya melalui alokasi tenaga kerja, persediaan dan subkontrak atau kombinasi antara beberapa alternatif (hibrid). Dalam penelitian ini, dilakukan perencanaan untuk 4 alternatif yaitu variasi tenaga kerja, persediaan, subkontrak dan kombinasi lembur dan persediaan. Dan diperoleh hasil bahwa variasi tenaga kerja adalah alternatif yang terbaik dengan biaya yang paling minimum. Kata Kunci : perencanaan agregat, metode heuristik, tenaga kerja, persediaan, subkontrak, hibrid. ABSTRACT Agregate planning is very important in deciding resources and costs in production process. With Heuristic aggregate planning, management can decide production rate to fulfill demands by allocating human resources, stock, and subcontract or combination between alternatives (hybrid). This research discuss 4 planning alternatives involves workers variation, inventory, subcontract and combination between overtime and inventory. And the result is the adjustment of workers is the best alternative with minimum cost. Keywords : aggregate planning, heuristic methods, workers, inventory, subcontract, hybrid I. PENDAHULUAN Penelitian ini membahas mengenai permasalahan perencanaan produksi yang sering ditemui pada proses produksi berdasarkan permintaan yang dinamis dengan menyatakan rencana produksi ke dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras dan bagian manufaktur, juga mengikutsertakan bagianbagian terkait dari perusahaan yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek yang dibutuhkan dalam produksi. Tujuannya adalah sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item dari perencanaan produksi, sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi, meredam (stabilisasi) tingkat produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan. Agar manajemen teras dapat memfokuskan seluruh tingkat produksi tanpa harus rinci, maka perencanaan produksi dinyatakan dalam kelompok produk atau family (agregat). Satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lain, tergantung jenis produk dari pabrik tersebut. Dalam penelitian ini, pabrik yang dijadikan model merupakan pabrik makanan ringan sehingga unitnya berupa kg dan jam tenaga kerja. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana 87

produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi. Metode yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut, salah satunya adalah perencanaan agregat metode heuristik. II. LANDASAN TEORI A. Perencanaan Agregat Menurut Bedworth perencanaan agregat adalah Perencanaan yang dibuat untuk menentukan permintaan dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, (Bedworth, 1987). Dalam paper yang ditulis oleh (Adiel Texeira de Almeida Filho et al, 2006) yang berjudul A Multi Criteria Decision Model for Aggregate Planning Based On The Manufacturing Strategy dan disampaikan pada Third International Conference on Production Research-Americas Region, menyatakan bahwa Perencanaan Agregat merupakan keputusan yang sangat penting dalam jangka waktu menengah dengan membenuk hubungan antara Perencanaan Kapasitas (Capacity Planning) dengan Production Programming and Control (PPC) (Slack et al.,2003; Monks, 1982; Heizer & Render, 1993; Gaither & Frazier, 1999; Davis et al., 2004). Hal menarik dalam pertimbangan waktu adalah bahwa Perencanaan Agregat merupakan perencanaan produksi jangka menengah. Horizon perencanaannya biasa berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 sampai 3 tahun. Horizon tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Tujuan perencanaan produksi adalah menyusun suatu rencana produksi untuk alternatif alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk. Perencanaan agregat ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi yang dipakai sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya yaitu penyusunan jadwal induk produksi (JIP), (Baroto, 2002). Strategi perencanaan agregat dikatakan murni (pure strategy), jika perubahan dilakukan terhadap suatu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi. Beberapa strategi murni yaitu (Ginting, 2007) : 1. Mengendalikan jumlah persediaan Persediaan dapat dilakukan pada saat kapasitas produksi di bawah permintaan. Persediaan ini selanjutnya dapat digunakan pada saat permintaan berada di atas kapasitas produksi. 2. Mengendalikan jumlah tenaga kerja Pihak manajemen dapat melakukan perubahan jumlah tenaga kerja dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memberlakukan jam lembur. 3. Subkontrak Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitas perusahaan pada saat perusahaan sibuk sehingga permintaan dapat dipenuhi. 4. Mempengaruhi permintaan Karena perubahan permintaan merupakan faktor utama dalam masalah perencanaan agregat, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan, yaitu dengan mempengaruhi pola permintaan itu sendiri. Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering kali pure strategy menjadi tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi mixed strategy lebih sering digunakan. Ketika perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian produksi dan bagian pemasaran harus mengendalikan master schedule yang mencakup beberapa kebijakan perubahan dan prosedur pengoperasian. Karena masalah yang kompleks ini, maka dalam pengendalian keputusan diperlukan diskusi tentang The Value of Decision Rule. (Ginting, 2007) 88

Perencanaan agregat membentuk interaksi antara perencanaan fasilitas dengan penjadwalan. Keputusan operasional dibuat dalam level manajerial yang berbeda (Bitran dkk., 1981), hal ini harus dipertimbangkan secara baik oleh pihak pembuat sistem. Perencanaan fasilitas membatasi keputusan dalam perencanaan agregat berkaitan dengan jangka waktu yang terbatas, perencanaan agregat berhubungan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan penjadwalan berbicara tentang alokasi sumber daya (man, machine, material, money) agar dapat digunakan secara optimal. Terdapat hirarki dalam pengambilan keputusan di setiap level, Gambar 2 memperlihatkan arus informasi yang diperlukan dan disediakan sebagai awalan dari setiap tingkatan. Gambar 1. Hierarki Keputusan Fasilitas Arah informasi akan dibuat dengan menggunakan hirarki terendah sebagai acuan dalam menentukan perencanaan hierarki yang berada di tingkat atasnya. (Sven Axaster, 1986) menjelaskan bahwa mayoritas sistem perencanaan produksi dibuat secara hierarki, yang adalah bahwa tugas perencanaan dibuat kedalam tingkat-tingkat yang berbeda, dimana tingkat yang berada paling tinggi mempunyai pembahasan yang kalah detail dengan tingkat yang berada dibawah, namun memiliki cakupan perencanaan yang sangat panjang secara waktu. B. Metode Heuristik Metode ini merupakan metode perencanaan yang paling riil probabilitasnya untuk direalisasikan dan diaplikasikan kedalam permasalahan nyata, Perencanaan metode trial and error, dengan melihat gambaran antara permintaan kumulatif dan rata rata permintaan kumulatifnya. Secara garis besar langkah perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Ginting, 2007) : 1) Gambarkan histogram permintaan dan tentukann kecepatan produksi (Pt) rata rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan, 2) Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode periode terjadinya kekurangan barang (backorder) dan periode periode adanya kelebihan barang (inventory), 3) Tentukan strategi yang akan digunakan untuk mengatasi kekurangan dan kelebihan barang tersebut, 4) Hitung biaya yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan biaya terkecil. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan heuristik dengan melakukan komparasi terhadap empat tipe variasi dari perencanaan agregat, yakni pengendalian Tenaga Kerja, Pengendalian Persediaan, Sub-kontrak, dan Hibrid Lembur dan Persediaan. Ke- 89

empat tipe variasi menggunakan data demand terhadap produk, jumlah tenaga kerja, jumlah jam dalam satu hari kerja, jumlah hari kerja/bulan, upah tenaga kerja, efisiensi yang diharapkan dari waktu produksi, biaya yang dikeluarkan akibat adanya persediaan, biaya yang dikeluarkan akibat sub-kontrak, biaya lembur/hari dan besaran productivity rate, hasil dari komparasi dapat digunakan untuk menghitung biaya-biaya yang terjadi sepanjang perencanaan produksi yang divisualisasikan dengan Tabel Rekapitulasi, dari sekian biaya, dapat diketahui biaya paling minimum yang dapat dikeluarkan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Tabel Rekapitulasi dibuat dengan memastikan permintaan dalam periode kedepan, besar permintaan bisa merupakan permintaan aktual atau besar permintaan dalam peramalan dengan mempertimbangkan besar data permintaan periode sebelumnya. Tabel 1 memperlihatkan jumlah data permintaan pada periode selanjutnya. Tabel 1. Data Permintaan Bulan Demand Jan 195.954 Feb 159.688 Mar 180.646 Apr 197.342 May 196.792 Jun 259.687 Jul 263.662 Aug 224.685 Sep 280.250 Oct 230.287 Nov 213.280 Dec 186.163 Total 2.588.436 Gambar 1. Grafik Permintaan Departemen produksi di pabrik makanan ini memiliki data tenaga kerja dengan rincian adalah jumlah tenaga kerja sebanyak 185, jumlah hari kerja sebanyak dua shift dengan enam hari kerja dalam satu minggu, dalam satu hari dioperasikan dua shift = 8 jam kerja, jumlah hari kerja dalam satu bulan sebanyak 26 hari kerja, efisiensi waktu yang diharapkan sebesar 90%, upah untuk setiap tenaga kerja sebesar Rp.800.000,-/bulan, biaya simpan per periode sebesar Rp.500,-/kg, biaya lembur sebesar Rp. 60.000,-/hari, biaya subkontrak sebesar Rp. 500,-/kg. 90

Dari data data permintaan dapat diperoleh parameter data produksi : produksi/bulan sebesar 215.703 kg, produksi/hari sebesar 8.296,27 kg, produksi pekerja sebesar 44,84 kg/orang, produksi pekerja/jam sebesar 5.065 kg/jam, hiring cost/kg sebesar Rp. 548,96/kg, firing cost/kg sebesar Rp. 686,2/kg. A. Pengendalian Tenaga Kerja Dalam metode ini, laju produksi yang ditetapkan adalah sesuai dengan permintaan yang ada, dan kekurangan produksi diatasi dengan penambahan tenaga kerja, bila terjadi kelebihan produksi akan dilakukan pengurangan tenaga kerja, dimana rencana produksi dengan pengendalian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Rekapitulasi Pengendalian Tenaga Kerja Bulan Demand Penambahan TK Pengurangan TK Total Jan 195.954,00 - - - Feb 159.688,00-24.885.729,20 24.885.729,20 Mar 180.646,00 11.505.103,68-11.505.103,68 Apr 197.342,00 9.165.436,16 9.165.436,16 May 196.792,00 377.410,00 377.410,00 Jun 259.687,00 34.526.839,20 34.526.839,20 Jul 263.662,00 2.182.116,00 2.182.116,00 Aug 224.685,00 26.746.017,40 26.746.017,40 Sep 280.250,00 30.502.962,40 30.502.962,40 Oct 230.287,00 34.284.610,60 34.284.610,60 Nov 213.280,00 11.670.203,40 11.670.203,40 Dec 186.163,00 18.607.685,40 18.607.685,40 Total 204.454.113,44 B. Pengendalian Persediaan Perusahaan memproduksi sesuai dengan rata rata permintaan dan menetapkan persediaan sesuai dengan kekurangan produksi yang paling besar yaitu sebesar 64.547 kg sesuai dengan Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Pengendalian Persediaan Bln Demand Kumulatif Demand Kecepatan Kumulatif Persediaan Penyesuaian Persediaan Jan 195.954 195.954 215.703 215.703 19.749 84.296 42.148.000 Feb 159.688 355.642 215.703 431.406 56.015 120.562 60.281.000 Mar 180.646 536.288 215.703 647.109 35.057 99.604 49.802.000 Apr 197.342 733.630 215.703 862.812 18.361 82.908 41.454.000 May 196.792 930.422 215.703 1.078.515 18.911 83.458 41.729.000 Jun 259.687 1.190.109 215.703 1.294.218 (43.984) 20.563 10.281.500 Jul 263.662 1.453.771 215.703 1.509.921 (47.959) 16.588 8.294.000 Aug 224.685 1.678.456 215.703 1.725.624 (8.982) 55.565 27.782.500 Sep 280.250 1.958.706 215.703 1.941.327 (64.547) - - Oct 230.287 2.188.993 215.703 2.157.030 (14.584) 49.963 24.981.500 Nov 213.280 2.402.273 215.703 2.372.733 2.423 66.970 33.485.000 Dec 186.163 2.588.436 215.703 2.588.436 29.540 94.087 47.043.500 Total 387.282.000 91

C. Subkontrak Dalam metode Subkontrak, perusahaan memproduksi sesuai dengan jumlah permintaan minimum dan kekurangan jumlah permintaan dipenuhi dengan subkontrak. Dengan biaya subkontrak adalah sebesar Rp. 500,-/kg. Tabel 4. Rekapitulasi Subkontrak Bulan Demand Kecepatan Subkontrak Total Jan 195.954 159.688 36.266 18.133.000 Feb 159.688 159.688 - - Mar 180.646 159.688 20.958 10.479.000 Apr 197.342 159.688 37.654 18.827.000 May 196.792 159.688 37.104 18.552.000 Jun 259.687 159.688 99.999 49.999.500 Jul 263.662 159.688 103.974 51.987.000 Aug 224.685 159.688 64.997 32.498.500 Sep 280.250 159.688 120.562 60.281.000 Oct 230.287 159.688 70.599 35.299.500 Nov 213.280 159.688 53.592 26.796.000 Dec 186.163 159.688 26.475 13.237.500 Total 336.090.000 D. Hibrid Lembur dan Persediaan Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan antara lembur dan persediaan, dimana jumlah produksi ditetapkan sesuai dengan jumlah permintaan yang ada, sedangkan bila terjadi kekurangan produksi akan dipenuhi dengan lembur dan kelebihan dari produksi akan disimpan sebagai persediaan. Bulan Demand Jam Normal Tabel 5. Rekapitulasi Hibrid Lembur dan Persediaan Jam Persediaan Lembur Lembur Persediaan Total Jan 195.954 195.954 - - - - - Feb 159.688 159.688-36.266-18.133.000 18.133.000 Mar 180.646 180.646-15.308-7.654.000 7.654.000 Apr 197.342 197.342 1.388-929.960-929.960 May 196.792 196.792-550 - 275.000 275.000 Jun 259.687 259.687 62.345-41.771.150-41.771.150 Jul 263.662 263.662 3.975-2.663.250-2.663.250 Aug 224.685 224.685-38.977-19.488.500 19.488.500 Sep 280.250 280.250-16.588-8.294.000 8.294.000 Oct 230.287 230.287-66.551-33.275.500 33.275.500 Nov 213.280 213.280-83.558-41.779.000 41.779.000 Dec 186.163 186.163-110.675-55.337.500 55.337.500 Total 229.600.860 Dari seluruh perhitungan perencanaan agregat total biaya masing masing alternatif adalah sebagai berikut : 92

Tabel 6. Ringkasan Masing masing Metode Metode Total Pengendalian Tenaga Kerja 204.454.113,44 Pengendalian Persediaan 387.282.000,00 Subkontrak 336.090.000,00 Hibrid Lembur dan Persediaan 229.600.860,00 Dari tabel tersebut diketahui bahwa pengendalian tenaga kerja menghasilkan total biaya yang paling minimum yaitu sebesar Rp. 204.454.113,44 V. KESIMPULAN DAN SARAN Perencanaan agregat merupakan metode trial and error dengan berbagai variasi pengendalian dan umumnya hasil dari tiap alternatif sangat bergantung pada jumlah produksi serta kebijakan dari perusahaan yang menerapkan. Dalam kasus ini biaya paling minimum diperoleh dengan mengaplikasikan metode Pengendalian Tenaga Kerja (Rp 204.454.113) dan Rp 387.282.000 sebagai biaya maksimum, dengan deviasi Rp 182.827.887 antara keduanya. Deviasi yang terjadi adalah 89,42% dari biaya minimum, dimana penggunaan metode sangat berimplikasi terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Saran yang diberikan bagi perusahaan dalam kasus pada penelitian ini adalah sebaiknya menggunakan Pengendalian Tenaga Kerja sebagai metode Perencanaan Agregat. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Axsater, S., 1986, On the Feasibilityof Aggregate Production Plan. Operation Research. 34(5) : 796-800. [2] Baroto,Teguh., 2002, Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta : Ghalia Indonesia. [3] Bedworth, David, D., 1987, Integrated Production Control System. Canada: John Wiley&Sons. [4] Bitran, G. R., 1981, Hierarchical Production Planning : A Single Stage System. Operation Research. 29(4) : 717-743. [5] Davis M.M., Aquilano N.J., Chase R.B., (2004). Fundamentals of Operation Management, McGraw-Hill Ryerson Higher Education. [6] Filho, A.T., Souza, F.M., Almeida, A.T., 2006, A Multi Criteria Decision Model for Aggregate Planning Based on The Manufacturing Strategy. Third International Conference on Production Research-Americas Region. [7] Ginting, R., 2007, Sistem. Yogyakarta : Graha Ilmu. [8] Gaither N., Frazier, G., 1999, Production and Operations Management, South-Western Pub. [9] Heizer, J., Render, B., 1993, Production and Operations Management: Strategies and Tactics, Prentice Hall, New Jersey. [10] Monks, J. G., 1982, Operations Management, 2 nd Edition. Mcgraw-Hill. [11] Slack, N., Chambers, S., Johnston, R., 2003, Operations Management, 4 th Edition. Pearson Education, Canada. 93