GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DAN MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

FUNGSI KEPEMIMPINAN LURAH DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER TERHADAP PELAYANAN PRIMA

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MEMOTIVASI KINERJA PEGAWAI

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

ANALISIS PAJAK HOTEL DALAM PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU

GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

LIBRARY MANAGEMENT AT SD N 2 SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK

PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

SKRIPSI PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SIDIKALANG OLEH BINTANG ERIKA NASUTION

ANALISA TINGKAT KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Zoya

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGELOLAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK NEGERI I TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS

SKRIPSI OLEH : WASTI SEMBIRING

PENCAPAIAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK GURU SEKOLAH DASAR NEGERI NGRUKEMAN KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

PERAN DIRIGEN DALAM MENGGERAKKAN KREATIVITAS SIMPATISAN PASOEPATI

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI. PADA PT XL AXIATA, Tbk MEDAN TUGAS AKHIR. Oleh: Sarah A. Sianturi NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

PARTISIPASI ORANG TUA SISWA DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD N PANGGANG ARTIKEL JURNAL

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam strategi dan taktik untuk para pemain yang ada di dalam tim futsal.


PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI BUMIDA BUMIPUTERA MUDA CABANG AMANDO

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN KINERJA GURU DI SD NEGERI DRAJIDAN BOYOLALI

Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract

FUNGSI KEPEMIMPINAN UNTUK MENGURANGI SIKAP AROGANSI PEGAWAI

PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SD N NGABEYAN 3 KARTASURA. Oleh: M. BAHAR ALFIAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan

ANALISIS PERBANDINGAN PARTISIPASI MASYARAKAT KAWASAN PERUMAHAN DENGAN KAWASAN PERKAMPUNGAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUDAYA KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBELAJARAN EKSTRAKULIKULER GRAFFITY DI SMA NEGERI 1 TANGERANG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Keywords: Constraints Teacher, Media, Learning History PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PENEMPATAN KERJA KARYAWAN PADA PT. HUMAN TECH INDONESIA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI. (Studi Situs SMAN 2 Karanganyar) TESIS

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi juga

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

KUALITAS PELAYANAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN DAN NON BPJS KESEHATAN

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang)

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

BAB III METODE PENELITIAN. interpretif. Ilmu interpretif sosial (iss) adalah salah satu dari tiga pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENGARUH KOORDINASI KERJA, KERJASAMA TIM, KOMUNIKASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. MUGI JAYA KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVRE I SU BAGIAN JALAN REL DAN JEMBATAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

belajar siswa karena siswa dengan mudah memahami pelajaran, Faktor pendukung penggunaan media pembelajaran, siswa di smart class sangat aktif, sarana

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH NEGERI DAN SWASTA DI KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) TSANAWIYAH NEGERI SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KINERJA SEKRETARIS PADA PERUSAHAAN MILIK PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN SWASTA DI KOTA MALANG. Susilowati

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF BAGI GURU DI SD NEGERI PABELAN 03 KARTASURA

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL PADA PT PLN (Persero) UDIKLAT TUNTUNGAN MEDAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan antara Kegiatan Employee Relations dengan Kepuasan Kerja The Relationship between Activities Employee Relations with Satisfaction Work

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

Transkripsi:

GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN DAN MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK Ramli Program Studi Ilmu Administras Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana Tunggadewi E-mail : ramli_bisomu@yahoo.com Abstrak : Gaya Komunikasi Pemimpin dan Motivasi Kinerja menjadi penting peranannya dalam meningkatkan Kinerja Pegawai, namun fakta menunjukkan perbedaan yaitu terjadi ketimpangan dari ketiganya, sehingga semuanya menjadi tidak jelas. Jenis penelitian terpilih metode kualitatif, dengan jenis data primer (data utama) dan didukung data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian meliputi peneliti, interview guide, recorder, kamera dan field note. Teknik dalam menentukan informan menggunakan snowball sampling. Analisa data digunakan reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik triangulasi digunakan untuk menguji keabsahan data. Hasil penelitian gaya komunikasi pemimpin berbentuk The Controlling style, ditandai dengan adanya maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pemikiran dan tanggapan orang lain, dikenal sebagai komunikasi satu dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Sedangkan motivasi kerja pegawai kurang baik. Faktor pendukung meliputi motivasi kerja yang lahir dari internal pegawai, tingkat pendidikan dan pengalaman pegawai, komunikasi antar pegawai yang berjalan dengan baik, lingkungan kerja yang nyaman, sarana dan pra-sarana yang memadai dan tingginya partisipasi dari masyarakat. Faktor penghambat ialah gaya komunikasi pemimpin yang kurang efektif dan adanya gap antara lurah dan pegawai. Maka menimbulkan dampak ; koordinasi antara pimpinan dan bawahan tidak berlangsung dengan baik, hubungan antara pimpinan dan bawahan menjadi kurang harmonis. Kata Kunci : Gaya Komunikasi Pemimpin, Motivasi Kerja Abstract: Leader s Communication Style and Motivation Performance becomes important role in improving employee performance, but the facts show that differences occur imbalance of all three, so that everything becomes unclear. Selected research type qualitative methods, the type of primary data (primary) and secondary data backed up, data collection techniques using the technique of interview, observation and documentation. Research instruments covering research, interview guidelines, recorders, cameras and field notes. Techniques in determining the informant using snowball sampling. Analysis of the data used reduction, data presentation and conclusion / verification. Triangulation techniques used to test the validity of the data. Results of research communication style of leader shaped The Controlling style, characterized by the intention to restrict, coerce and regulate behavior, thoughts and responses of others, is known as one way of communication and generally in the form of criticism. While the motivation of employees working less well. Inhibiting factors is the communication style of leader less effective and any gap between village heads and employees. Then impacts; coordination between leaders and subordinates are not going well, the relationship between leaders and subordinates become less harmonious. Key Words: Leader s Communication Style, Working Motivation PENDAHULUAN Rendahnya motivasi pegawai yang disebabkan seorang pemimpin yang kurang dalam memberikan dan melakukan motivasi yang efektif terhadap bawahan mengakibatkan kinerja 26

pegawainya menjadi sangat rendah, seperti hasil riset dari UNDP tahun 2004 dalam Pasolong (2010:153). Dalam hal tersebut diperlukannya gaya komunikasi pemimpin yang tepat dalam menggerakan sumber daya manusia yang ada sehingga menjadi maksimal dalam bekerja. Ada 6 (enam) gaya komunikasi menurut Rohim (2009:115-118) yang bisa digunakan, antara lain ; The Controlling Style (Bersifat Mengendalikan), The Equalitarian Style (Berlandaskan Kesamaan), The Structuring Style (Terstruktur), The Dynamic Style (Dinamik/Agresif), The Relinquisin Style (Melepaskan Hak Memberi Perintah), The Withdrawal Style (Menarik Diri). Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada seseorang dalan Pasolong (2010:151) dapat berupa ; Material Incentive yaitu motivasi yang bersifat imbalan prestasi yang diberikan kepada karyawan seperti uang dan barang-barang dan Non Material Incentive yaitu alat perangsang yang diberikan kepada pegawai yang bukan bersifat materi seperti penghargaan, bintang jasa dan perlakuan baik. METODE PENELITIAN Penelitiaan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan lokasinya di Kantor Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder (Kriyantono, 2008:41-42) dengan pengumpulannya melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitiaan ini adalah peneliti sendiri, interview guide,recorder, kamera dan field note. Berkaitan dengan penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling, dalam menganalisis data melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi dan diuji menggunakan teknik triangulasi (Sugiyono: 247-277). HASIL DAN PEMBAHASAN Gaya Komunikasi Pemimpin Gaya komunikasi pemimpin berbentuk The Controlling Style yang dikenal dengan komunikasi satu arah untuk menjelaskan kepada bawahan apa yang harus dilakukannya, maka orang yang menggunakan gaya komunikasi ini kurang tertarik dengan umpan balik dari apa yang telah disampaikan, yaitu lebih cendrung berisikan tugas dan perintah yang harus dilakukan oleh bawahan tersebut dan sikap komunikator yang kurang khawatir dengan pendapat atau pandangan negatif orang lain tetapi berusaha memaksa dan mengharapkan orang lain agar mematuhi pandangan-pandangannya yang tidak jarang berbau kritik dan bernada negatif, maka mengakibatkan komunikasi yang terjalin antara Lurah dan para pegawainnya menjadi sangat terbatas dan bersifat satu arah, yakni top down saja serta cendrung ditanggapi dengan tanggapan yang negatif. Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan kemukakan oleh Rohim (2009:115-116) terkait dengan implementasi gaya komunikasi ini yang tidak efektif untuk digunakan karena mengakibatkan hubungan antara pemimpin dan bawahan tidak terjalin dengan baik sehingga dapat menimbulkan masalah. Motivasi Kerja Pegawai di Kelurahan Tunggulwulung Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat dideskripsikan bahwa motivasi kerja pegawai di Kelurahan Tunggulwulung kurang baik. Hal tersebut dikarenakan seorang pemimpin, dalam hal ini Lurah Tunggulwulung, belum melaksanakan ataupun menerapkan 3 (tiga) prinsip dasar yang melandasi lahirnya motivasi kerja seorang bawahan menurut teorinya Dale Carnegie dan Assosiates dalam Masmuh (2013:285), dimana pegawai masih belum dilibatkan sebagai 27

tim kerja dalam semua proses yang ada dan setiap tahapan-tahapan dari kegiatan yang dilakukan, diperlakukan individu-individu yang yang dihargai dan diakui pentingnya keberadaannya oleh pemimpin masih kurang dan minimnya kemampuan memberi dorongan dan rangsangan serta menghargai dari setiap pekerjaannya yang baik, karena seseorang akan merespon setiap harapanharapan yang disampaikan dengan baik dan akan bekerja sebaik-baiknya jika diperlakukan sebagai seseorang yang mampu dan pintar. Akan tetapi, jika dilihat dari pemahaman pegawai akan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)-nya yang merupakan bagian dari motivasi pegawai dalam bekerja, maka sudah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang tidak pernah terabaikan dan sejauh ini tidak mengalami kendala. Hal tersebut menunjukan bahwa, motivasi kerja pegawai bukan hanya didapat dari pemimpin tetapi juga dari dalam diri pegawai, apalagi untuk pemerintahan di tingkat kelurahan yang bisa saja sering mengalami pergantian pemimpin karena mutasi jabatan atau dengan alasan lainnya. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor-faktor yang merupakan faktor pendukung dari gaya komunikasi kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung, antara lain : Faktor Internal Pegawai, meliputi : Motivasi kerja yang lahir dari internal pegawai. Motivasi kerja pegawai yang ada di Kelurahan Tunggulwulung merupakan motivasi kerja yang lahir dari internal pegawai itu sendiri, sehingga dapat menjadi pendorong pegawai dalam mengerjakan apa yang menjadi tugas dan kewajiban atau TUPOKSI-nya. Tingkat pendidikan dan pengalaman pegawai.tingkat pendidikan pegawai di Kelurahan Tunggulwulung sudah cukup baik, ada yang berpendidikan terakhir Strata 1 dan Strata 2, namun ada juga yang berprndidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Akan tetapi, berkat pengalaman kerja yang dimiliki, maka hal tersebut memudahkan setiap pegawai dalam bekerja dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Faktor Eksternal Pegawai, meliputi : Komunikasi antar pegawai yang berjalan dengan baik.dengan komunikasi antar pegawai yang berjalan dengan baik, memudahkan pegawai dalam berkoordinasi dan membangun hubungan antar pegawai sehingga antara pegawai yang satu dan yang lainnya dapat saling menolong dan membantu dalam bekerja. Hubungan antar pegawai berjalan dengan baik dan saling ramah satu sama lain. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, setiap pegawai yang datang, maka harus bersalaman dengan semua pegawai yang ada. Disamping itu pula, sering diadakannya fellowship bersama, yaitu makan bareng pada saat jam makan siang. Dengan begitu, maka hubungan yang terjalin dengan sendirinya akan terjalin dengan erat. Lingkungan kerja yang nyaman.lingkungan kerja merupakan hal yang memiliki peran penting dalam menunjang pegawai dalam bekerja. Namun, pada kelurahan tunggulwulung, lingkungan kerja menjadi suatu lingkungan yang tidak perlu dikhawatirkan lagi karena dalam disana sudah terciptanya lingkungan hangat dimana semua pegawai berkumpul dalam satu ruang kerja sesuai meja kerja masing masing. Sarana dan prasarana pendukung kerja yang memadai. Sarana dan prasarana memiliki peran juga dalam mendukung pegawai dalam bekerja. Karena dengan adanya sarana dan prasarana yang 28

memadai, maka akan mempermudah pegawai dalm menyelesaikan pekerjaanya. Di Kelurahan Tunggulwulung, sarana dan prasarana merupakan hal yang tidak perlu di keluhkan lagi karena di kelurahan ini sarana dan prasarana yang mendukung kerja semuannya tersedia. Sehingga apa saja yang dibutuhkan sudah ada. Tingginya partisipasi dari masyarakat. Partisipasi dari masyarakat yang ada di Kelurahan Tunggulwulung dalam mendukung setiap kegiatan yang ada di kelurahan merupakan faktor yang memiliki andil tersendiri dalam menentukan sukses atau tidaknya kegiata tersebut. Sampai saat ini, terhadap setiap kegiatan yang diadakan oleh kelurahan memang partisipasi masyarakat tinggi. Tingginya partisipasi masyarakat ini sejalan dangan apa yang disampaikan oleh Sekretaris Kelurahan pada saat diwawancarai oleh peneliti dan hal ini didukung oleh arsip berupa daftar hadir kegiatan yang diperoleh dari kelurahan yang menunjukan bahwa kehadiran per kegiatan memang tinggi, seperti kegiatan Pembinaan dan Fasilitasi Kegiatan Linmas Kelurahan Tunggulwulung dengan kehadiran mencapai 54 orang. Adapun faktor-faktor yang menjadi faktor peghambat dari gaya komunikasi pemimpin dan motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung, meliputi : Gaya komunikasi pemimpin yang tidak efektif. Dalam memimpin, komunikasi merupakan hal yang penting dalam menunjang berhasilnya kepemimpinan. Karenanya gaya komunikasi pemimpin yang digunakan oleh lurah Tunggulwulung belum begitu dapat menjadi jembatan yang menghubungkan dan membangun relasi dengan pegawai. Adanya gap (jurang pemisah) antara lurah dan pegawai. Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di tingkat kelurahan, maka sudah semestinya menunjukan kekompakan dalam bekerja dan kesepahaman dalam menentukan dan memandang sesuatu. Namun, pada Kelurahan Tunggulwulung masih adanya tugas bersama antara lurah dan pegawainnya dalam menciptakan kondisi tersebut. Di Kelurahan Tunggulwulung sendiri telah terbentuknya gap (jurang pemisah) antara pegawai dan lurah setempat, hal ini ditunjukan dengan adanya perbendaan pendapat antara lurah dan pegawai ketika diwawancarai oleh peneliti dimana tidak ada satupun pegawai yang sependapat ataupun menunjukan kesepahaman ataupun mendukung argumen yang disampaikan oleh lurah. Hal tersebut merupakan faktor penghambat yang terdapat di Kelurahan Tunggulwulung yang menjadi tugas bersama antara lurah dan pegawai untuk menyelesaikannya dan menemukan solusi yang tepat sehingga dapat meminimalisir masalah yang sudah ataupun akan terjadi. Dampak yang Ditimbulkan Dampak yang ditimbulkan gaya komunikasi pemimpin dan motivasi kerja pegawai dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung antara lain : Komunikasi dan koordinasi antara pimpinan dan bawahan tidak berjalan dengan baik. Sebagai dampak yang ditimbukan dari faktor-faktor penghambat, berupa gaya komunikasi lurah yang bersifat membatasi dan cendrung tidak tertarik akan timbal balik dari pesan berupa tugas dan perintah yang disampaikan kepada pegawai, sehingga menimbulkan dampak berupa komunikasi dan koordinasi antara pimpinan dan bawahan tidak berjalan dengan baik. Jika hal ini yang sudah muncul, maka sejumlah polemik dan masalah lainnya dapat terjadi yang muncul karena terjadinya misscommunication. Hubungan antara lurah dan pegawai menjadi kurang harmonis.munculnya gap yang menjadi faktor penghambat yang ada di Kelurahan Tunggulwulung menimbulkan dampak berupa hubungan 29

antara pimpinan dan bawahan menjadi kurang harmonis. Hal ini akan menciptakan kondisi antar lurah dan pegawai dalam membangun hubungan kerja hanya sampai pada pendelegasian tugas dan pemberian perintah saja. Untuk selebihnya, hanya terbangun pemisah yang membuat lurah dan pegawai hanya bersikap datar saja. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, sehingga perlunya usaha bersama dalam mengatasinnya demi terciptannya kemajuan dan perkembangan di Kelurahan Tunggulwulung. KESIMPULAN Gaya komunikasi pemimpin di Kelurahan Tunggulwulung adalah berupa The Controlling Style.Motivasi kerja pegawai di Kelurahan Tunggulwulung kurang baik. Faktor-faktor pendukung internal pegawai meliputi motivasi kerja yang lahir dari internal pegawai dan tingkat pendidikan dan pengalaman pegawai sedangkan faktor eksternal pegawai, meliputi komunikasi antar pegawai yang berjalan dengan baik, lingkungan kerja yang nyaman, sarana dan prasarana pendukung kerja yang memadai da tingginya partisipasi dari masyarakat. Adapun faktor-faktor penghambat yaitu komunikasi pemimpin yang tidak efektif dan adanya gap (jurang pemisah) antara lurah dan pegawai. Dampak-dampak dari Gaya komunikasi pemimpin dan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik di Kelurahan Tunggulwulung antara lain koordinasi antara pimpinan dan bawahan tidak berlangsung dengan baik dan hubungan antara pimpinan dan bawahan menjadi kurang harmonis. DAFTAR PUSTAKA Kriyantono, Rachmat, 2008, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Adverstising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Kencana, Jakarta. Musmuh, Abdullah, 2013, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek, UMM Press (UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang), Malang. Pasolong, Harbani, 2010, Kepemimpinan Birokrasi, Alfabeta, Bandung. Rohim, H. Syaiful, 2009, Teori Komunkasi : Perspektif, Ragam, & Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. 30