BEBERAPA PENDEKATAN PENGKAJIAN SASTRA. Hartono, M. Hum. PBSI FBS UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Pendekatan-Pendekatan dalam Karya Sastra

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. XVIII dan XIX. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra memberikan pelajaran penting bagi kehidupan manusia. Dalam karya terdapat pesan-pesan sosial, moral, dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

CHAPTER I INTRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. indah setelah diberi arti oleh pembaca (Teeuw, 1984 : 91)

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Terdahulu. mengenai penelitian terhadap Buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. penelitian (Putra, 2010: 10). Novel Sentana Cucu Marep karya I Made Sugianto yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian sastra sampai saat ini dipandang masih terbatas pada teks sastra.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu metode yang menggambarkan hasil penelitian apa adanya.

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencatat unsur-unsur sosio-budaya. Setiap unsur di dalamnya mewakili secara

Bagian 1 BATASAN SOSIOLOGI SASTRA Sajian Matakuliah Pengantar Sosiologi Sastra Dosen Pembina: Moh Badrih, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ANALISIS KARYA SASTRA DJENAR MAESA AYU : NILAI-NILAI MORAL DI BALIK KEVULGARAN BIDANG KEGIATAN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BEBERAPA PENDEKATAN PENGKAJIAN SASTRA Hartono, M. Hum. PBSI FBS UNY

Mengapa Pendekatan Pengkajian Sastra selalu Berkembang? 2 1. Ragam sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis. Kondisikondisi perkembangan tersebut memerlukan cara pemahaman yang berbeda-beda. 2. Kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuwan untuk menemukan berbagai cara sebagai pendekatan yang baru. Dengan kata lain, gejala sastra memunculkan hadirnya sejumlah masalah yang baru yang menarik dan perlu dipecahkan).

MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA 3 1. Pendekatan mimetik 2. Pendekatan ekspresif 3. Pendekatan pragmatik 4. Pendekatan objektif 5. Pendekatan struktural 6. Pendekatan semiotik 7. Pendekatan sosiologi sastra 8. Pendekatan resepsi sastra 9. Pendekatan psikologi sastra 10. Pendekatan moral 11. Pendekatan feminisme

Dasar Perkembangan Pendekatan Pengkajian Sastra Dirumuskan dari Pendekatan Abrams 4 Semesta/ Kenyataan MIMETIK Pencipta/ Pengarang EKSPRESIF Karya Sastra OBJEKTIF Pembaca PRAGMATIK

1. PENDEKATAN MIMETIK 5 Pendekatan yang berupaya memahami hubungan karya sastra dengan realitas/kenyataan (berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan) Realitas: sosial, budaya, politik Karya Sastra

Pendekatan Mimetik (lanjutan) 6 Kelemahan : sering dilakukan pembandingan langsung antara realitas faktual (riil) sehingga hakikat karya sastra yang fiktif imajiner sering dilupakan Perkembangan selanjutnya : PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA

2. PENDEKATAN EKSPRESIF 7 Pendekatan yang memfokuskan perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra Pengarang Karya Sastra ide, gagasan, emosi, pengalaman lahir batin

2. PENDEKATAN EKSPRESIF (lanjutan) 8 Kelemahan : cenderung menyamakan secara langsung realitas yang ada dalam karya sastra dengan realitas yang dialami sastrawan atau pengarang Perkembangan selanjutnya : PENDEKATAN SOSIOLOGI PENGARANG

3. PENDEKATAN PRAGMATIK 9 Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca Karya sastra pembaca Kelemahan: cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu kepada pembaca Perkembangan selanjutnya: RESEPSI SASTRA

4. PENDEKATAN OBJEKTIF 10 Pendekatan yang memandang/memfokuskan perhatiannya pada karya sastra itu sendiri Karya sastra dianggap sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungan dengan realitas, pengarang, dan pembaca Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan intrinsik Kelemahan: menolak unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastra Perkembangan selanjutnya: STRUKTURAL

5. PENDEKATAN STRUKTURAL 11 Pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu sendiri. Pendekatan ini memahami karya sastra secara close reading (membaca karya sastra secara tertutup tanpa melihat pengarangnya, realitas, dan pembaca). Pendekatan struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984)

Kritik terhadap Pendekatan Struktural (Teeuw, 1984) 12 1. New criticism secara khusus dan analisis struktur karya sastra secara umum belum merupakan teori sastra, malahan tidak berdasarkan teori sastra yang tepat dan lengkap, bahkan ternyata merupakan bahaya untuk mengembangkan teori sastra yang sangat perlu. 2. Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing tetapi harus dipahami dalam rangka sistem sastra dengan latar belakang sejarah.

13 Kritik terhadap Pendekatan Struktural (Teeuw, 1984) 3. Adanya struktur yang objektif pada karya sastra makin disangsikan, sementara itu peranan pembaca selaku pemberi makna dalam interpretasi karya sastra makin ditonjolkan dengan segala konsekuensi untuk analisis struktural 4. Analisis yang menekankan otonomi karya sastra untuk menghilangkan konteks dan fungsinya, sehingga karya itu dimenaragadingkan dan kehilangan relevansi sosialnya

6. PENDEKATAN SEMIOTIK 14 Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion, bahasa Yunani yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1984) Manusia selalu berada dalam proses semiosis, yaitu memahami sesuatu yang ada di sekitar sebagai sistem tanda

Pendekatan Semiotik (lanjutan) 15 Tanda terdiri dari 2 aspek, yaitu: Penanda: hal yang menandai sesuatu Petanda: referent yang diacu atau dituju oleh tanda tertentu Bahasa dan sastra merupakan sistem tanda. Bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertama dan sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua

Semiotik Tingkat Pertama dan Kedua 16 Bahasa merupakan sistem semiotik tingkat pertama Penanda: kata Petanda: makna (dalam arti normatif) Contoh: kursi bermakna tempat untuk duduk Sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua Penanda: bahasa dan unsur struktural Petanda: makna (ditentukan oleh konvensi sastra)

7. PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA 17 Merupakan perkawinan ilmu sosiologi dan sastra Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada.

SASTRA 18 Karya (ciptaan) manusia (sastrawan) yang mencoba memahami dan menggambarkan kembali realitas yang terjadi dalam masyarakat, diekspresikan melalui media bahasa. Sastra, khususnya novel, menyusup menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaannya. Sastra merupakan institusi sosial, dokumen sosial yang mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin realitas, model kehidupan.

SOSIOLOGI SASTRA 19 Sosiologi sastra = sosio sastra = pendekatan sosiologis = pendekatan sosiokultural Adalah teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang menghubungkan karya sastra dengan aspek masyarakat, atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial

20 Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra: karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realitas social yang terjadi dalam masyarakat Sapardi Djoko Damono mengemukakan bahwa sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi ada hubungan antara sastrawan, karya sastra, dan masyarakat

21 KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT RENE WELLEK DAN AUSTIN WARREN Sosiologi pengarang --- memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra, atau menjadikan latar sosial kemasyarakatan pengarang sebagai salah satu faktor yang dipergunakan untuk menilai karya sastra Sosiologi karya sastra --- memasalahkan apa yang tersirat dan apa yang menjadi tujuan karya sastra Sosiologi pembaca dan pengaruh sosial karya sastra - -- memasalahkan seberapa jauh karya sastra itu memiliki pengaruh terhadap masyarakat, khususnya pembacanya, dan seberapa jauh pembaca, masyarakat itu, terpengaruh oleh karya sastra yang dibacanya.

22 KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT IAN WATT Konteks sosial pengarang --- berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dan kaitannya dengan masyarakat pembaca Sastra sebagai cermin masyarakat --- sampai sejauh mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat Fungsi sosial sastra --- sampai seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan sampai seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial

23 KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT UMAR JUNUS karya sastra sebagai dokumen sosial budaya penghasilan dan pemasaran karya sastra penerimaan masyarakat terhadap karya sastra pengaruh sosial budaya terhadap penciptaan karya sastra mekanisme universal seni, termasuk karya sastra

8. PENDEKATAN RESEPSI SASTRA 24 Memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap karya sastra tertentu Bentuk tanggapan pembaca terhadap karya sastra: Tanggapan aktif: berupa komentar, kritik, ulasan, atau resensi terhadap karya sastra Tanggapan pasif: bagaimana pembaca dapat memahami suatu karya sastra dan menemukan hakikat estética di dalamnya --- tidak dapat diketahui orang lain

25 Macam-macam Pendekatan Resepsi Sastra 1. Resepsi sastra eksperimental 2. Resepsi sastra lewat kritik sastra 3. Pendekatan melalui fisik teks Intertekstual Penyalinan Penerjemahan Penyaduran

Resepsi Sastra Eksperimental 26 Dilakukan dengan studi lapangan. Pembaca memberikan tanggapannya terhadap karya sastra dengan mengisi daftar pertanyaan. Jawaban yang menunjukkan tanggapan para pembaca kemudian dianalisis secara sistematik dan kuantitatif, dapat pula dipancing jawaban yang tidak terarah dan bebas, kemudian dianalisis secara kualitatif. Hanya berlaku untuk teks-teks sastra masa kini Bertujuan mengungkapkan reaksi pembaca masa kini

Resepsi sastra lewat kritik sastra 27 Dikembangkan oleh Felix Vodicka Kritikus dianggap sebagai penanggap utama dan khas karena dapat menetapkan konkretisasi (pemaknaan) karya sastra

Resepsi Sastra Melalui Fisik Teks 28 1. Pendekatan intertekstual Dikembangkan oleh Gauss Membandingkan karya sastra dengan karya yang menjadi hipogramnya (karya yang menjadi latar penciptaan karya lain) 2. Penyalinan Biasanya dilakukan pada karya sastra lama pada bidang filologi (pengkajian naskah kuno) Misalnya karya sastra Melayu yang kebanyakan disimpan dalam naskah salinan

Resepsi Sastra Melalui Fisik Teks 29 3. Penyaduran Naskah Malin Kundang, Romeo dan Juliet yang banyak disadur oleh para pengarang 4. Penerjemahan Pengalihan teks dari bahasa satu ke bahasa lain

9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA 30 Perkawinan ilmu psikologi dan sastra

Pengertian psikologi sastra menurut Wellek dan Warren (1990): 31 studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi --- psikologi seni studi proses kreatif --- psikologi seni studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra (menginterpretasikan dan menilai karya sastra dengan psikologi) --- psikologi sastra mempelajari dampak sastra pada pembaca --- sosiologi pembaca

Manusia dalam sastra dan psikologi 32 Sastra --- membicarakan manusia yang diciptakan pengarang (manusia imajiner) Psikologi --- membicarakan manusia yang diciptakan Tuhan secara riil hidup di alam nyata

Latar belakang psikologi sastra 33 meluasnya perkenalan sarjana sastra dengan ajaran Freud yang mulai diterbitkan dalam bahasa Inggris, yaitu The Interpretation of Dreaming (Tafsir Mimpi) dan Three Contributions to A Theory of Sex (Tiga Sumbangan Pikiran ke Arah Seks).

Perhatian!! 34 Manusia imajiner yang diciptakan pengarang kadang tidak sama dengan manusia dalam kehidupan riil, tokoh cerita yang mengandung kebenaran psikologis belum tentu bernilai artistik.

10. PENDEKATAN MORAL 35 Pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat Moral : suatu norma, etika, konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat.

36 Latar belakang munculnya pendekatan moral Pandangan yang mengatakan bahwa karya sastra yang baik selalu memberikan pesan moral lepada pembaca untuk berbuat baik, yaitu mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma sosial. Karya sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral.

11. PENDEKATAN FEMINISME 37 Pendekatan yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan Lahirnya pendekatan feminisme tidak bisa dilepaskan dari gerakan feminisme di Amerika yang berkembang tahun 1700-an.

38 Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika Ungkapan all men are created equal pada deklarasi Amerika tahun 1776 mendapat tanggapan dari Women s Great Rebellion dengan deklarasinya all men and women are created equal. Pemerintah Amerika dianggap tidak mengindahkan kepentingan kaum perempuan.

Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika 39 Protes terhadap ajaran gereja yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Martin Luther & John Calvin: laki-laki dan perempuan bisa berhubungan langsung dengan Tuhan, tetapi perempuan tidak layak bepergian, wanita harus tinggal di rumah dan mengatur rumah tangga Gereja Katolik --- perempuan adalah makhluk yang kotor dan wakil iblis, di gereja hendaknya perempuan diam dan tidak diizinkan berbicara, para istri hendaknya tunduk kepada suami Konsep sosialisme dan Marxis --- perempuan merupakan suatu kelas dalam masyarakat yang ditindas oleh kelas lain, yaitu kelas laki-laki

Aliran Feminisme 40 Meskipun berbagai aliran feminisme memiliki teori dan ideologi yang beragam tetapi semua berangkat dari kesadaran yang sama akan penindasan dan pemerasan perempuan dalam masyarakat. Berbagai aliran aliran tersebut adalah: feminisme liberal feminisme radikal feminisme marxis feminisme sosialis

Ragam kritik sastra feminis 41 kritik sastra feminis ideologis --- memfokuskan perhatian pada citra serta stereotipe wanita dalam karya sastra, meneliti kesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita swing tidak diperhitungkan dalam kritik sastra kritik sastra feminis genokritik --- meneliti sejarah karya sastra wanita, gaya penulisan, tema, genre, struktur tulisan wanita, kreativitas penulis wanita, profesi penulis wanita sebagai sebuah perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan tradisi penulis wanita kritik sastra feminis sosialis-marxis --- meneliti tokoh-tokoh wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat

Ragam kritik sastra feminis (lanjutan) 42 kritik sastra feminis psikoanalitik --- memfokuskan kajian pada tulisan-tulisan wanita karena para feminis percaya bahwa pembaca wanita biasanya mengidentifikasikan dirinya pada si tokoh wanita, sedangkan tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya kritik sastra feminis lesbian --- meneliti penulis dan tokoh wanita saja, diawali dengan mengembangkan suatu definisi yang cermat tentang makna lesbian, kemudian mengidentifikasi penulis dan karya-karya lesbian kritik sastra feminis ras/etnik --- kritik yang membatasi kajiannya pada penulis wanita etnik dan karyanya (dilatarbelakangi oleh kaum feminisme etnik Amerika yang mengalami deskriminasi seksual dan rasial)