PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS Landjono Josowidagdo 1 ; Novira Primatari ; Sarah Sahputri Perdana 3 1, Peneliti BPPT, Jln. MH. Thamrin, Jaarta, landjonoj@yahoo.com 3 Staf Produsi Industri Manufatur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jaarta 14350, sarahsahputri@gmail.com ABSTRACT There are several problems faced by the manufacturing industry, such as in PD Tegas in the effort to raise production. One of the problems identified is inappropriate implementation of line balancing. This study is conducted by using 3 methods of line balancing, Raned Positional Weight (RPW), the Largest Candidate Rule, dan Killbridge Wester. From analysis resuts, the Killbridge Wester method gained the biggest line Efficiency value of 88.5%, while the Raned Position Weight (RPW) LE method gained a line Efficiency value of 85.98% and Largest Candidate Rule (LCR) LE method gained a line Efficiency value of 85.31%. By implementation of line balancing method in the company, production line can be improved, decrease of idle time, and better production capacity compared to initial conditions. Keywords: line balancing, Raned Positional Weight (RPW), Largest Candidate Rule, Killbridge Wester, line efficiency ABSTRAK Ada beberapa masalah yang sedang dihadapi industri manufatur seperti pada PD Tegas dalam usaha meningatan produsi. Masalah yang dihadapi belum diterapannya eseimbangan lini pada lintasan secara bai dan benar. Penelitian ini dilauan dengan mencoba 3 metode eseimbangan lini, yaitu RPW (Raned Positional Weight), Largest Candidate Rule (LCR), dan Killbridge Wester. Dari hasil analisis didapatan bahwa metode Killbridge Wester menghasilan nilai line Efficiency tertinggi sebesar 88.5%, metode Raned Position Weight (RPW) LE sebesar 85.98%, dan Largest Candidate Rule (LCR) LE sebesar 85.31%. Dengan penerapan metode eseimbangan lini pada perusahaan ini dapat memperbaii lintasan produsi perusahaan, mengurangi terjadinya watu menganggur, dan apasitas produsi yang lebih bai dari ondisi awal. Kata unci: eseimbangan lini, Raned Positional Weight (RPW), Largest Candidate Rule, Killbridge Wester, line efficiency 114 INASEA, Vol. 9 No., Otober 008: 114-10
PENDAHULUAN Dengan semain majunya industri manufatur, maa sistem erja yang bai pada suatu proses operasi harus lebih ditingatan sehingga aan dicapai produtivitas dan efisiensi yang optimal, tentunya dengan sistem erja yang bai seperti mengurangi atau menghindari fator-fator yang menyebaban sistem erja menjadi berantaan dan tida sesuai dengan Standart Operating Procedures (SOP) yang ada. Adapun masalah lain yang dihadapi industri manufatur ini terdapat pada lintasan produsi, dalam usaha meningatan produsi adalah belum diterapannya eseimbangan lini pada lintasan yang bai dan benar sehingga watu erja belum dapat dimanfaatan dengan bai, disertai idle dan delay. Jadi, eseimbangan lini sebainya digunaan untu memasimalan dan meningatan produsi erja pada setiap stasiun erja. Usaha ini dilauan dengan memperbaii cara ataupun metode erja dan memperbaii pembebanan erja di setiap stasiun erjanya sehingga pembebanan erja dapat merata. PEMBAHASAN Metode Raned Positional Weight (RPW) Pendeatan ini menggunaan cara penjumlahan watu dari operasi-operasi yang terontrol dalam sebuah stasiun erja dengan operasi tertentu, yang disebut sebagai bobot posisi. Metode heuristic ini mengutamaan watu elemen erja yang terpanjang, di mana elemen erja ini aan diprioritasan terlebih dahulu untu ditempatan dalam stasiun erja, yang emudian diiuti oleh elemen erja yang lain yang memilii watu elemen yang lebih rendah. Hasil perhitungan diperlihatan pada tabel beriut. Tabel 1 Penentuan Bobot Posisi yang Telah Diurutan Elemen Kerja (j) Wb (deti) Bobot Posisi Elemen yang Mendahului SSA 85.7 3076.70 - SA1 196.14 80.64 - SA 379.0 790.98 SSA A1 194.55 606.50 SA1 A 86.5 411.96 A1,SA SSA4.64 374.85 - SA3 169.63 95.33 - SA4 49.15 15.1 SSA4 A3.64 15.70 A,SA3 SSA5.64 07.69 - SSA6 43.85 1945.47 - A4 75.65 1903.06 A3, SA4 SA5.64 1850.05 SSA5 SA6 318.06 1701.6 SSA6 A5 43.85 167.41 SA5.A4 SSA7 06.74 1441.87 - A6 349.87 1383.56 SA6,A5 SA7 01.44 135.13 SSA7 A7 54.45 1033.70 A6,SA7 A8 75.65 779.5 A7 A9 33.4 503.60 A8 A10 70.35 70.35 A9 Peningatan Produsi dengan (Landjono Josowidagdo; d) 115
Tabel Pembagian WS Metode Raned Positional Weight (RPW) WS () I II III IV Elemen Kerja (j) Watu per Elemen Kerja (Wb j ) SSA 85.7 SA1 196.14 SA 379.0 A1 194.55 A 86.5 SSA4.64 SA3 169.63 SA4 49.15 A3.64 SSA5.64 SSA6 43.85 A4 75.65 SA5.64 SA6 318.06 A5 43.85 SSA7 06.74 A6 349.87 SA7 01.44 A7 54.45 A8 75.65 A9 33.4 A10 70.35 Watu per WS (ST ) Idle 1564.33 41.88 1606.0 0 1574.40 31.81 779.5 86.96 Efisiensi Lini (LE) Balance Delay Smoothness Index (SI) ST mas ) 554.17 ( 4)( 1606.0) 85.98% ST ( 4)( 1606.0) 554.17 ( 4)( 1606.0) 14.01% = 88.63 ( CT ST ) R ( 41.88) + + + ( 86.96) (0) (31.81) Metode Killbrige and Wester Pembagian operasi dalam beberapa region atau daerah dari iri e anan, dengan syarat dalam satu daerah tida boleh ada operasi yang saling bergantungan. Hasil perhitungan diperlihatan pada tabel beriut. 116 INASEA, Vol. 9 No., Otober 008: 114-10
Tabel 3 Elemen Kerja Berdasaran Kolom untu Vacuum Table TGP 80 x 10 Polos 1 Tabung Elemen Kerja (i) Wb i (deti) Kolom Elemen yang Mendahului SA1 196.14 I - SSA 85.7 I - SA3 169.63 I - SSA4.64 I - SSA5.64 I - SSA6 43.85 I - SSA7 06.74 I - A1 194.55 II SA1 SA 379.0 II SSA SA4 49.15 II SSA4 SA5.64 II SSA5 SA6 318.06 II SSA6 SA7 01.44 II SSA7 A 86.5 III A1 A3.64 IV A A4 75.65 V A3 A5 43.85 VI A4 A6 349.87 VII A5 A7 54.45 VIII A6 A8 75.65 IX A7 A9 33.4 X A8 A10 70.35 XI A9 Tabel 4 Perhitungan Keseimbangan Lini Berdasaran Metode Killbridge and Wester WS () I II III IV Elemen Kerja (i) Kolom Wb i (deti) SA1 I 196.14 SSA I 85.7 SA3 I 169.63 SSA4 I.64 SSA5 I.64 SSA6 I 43.85 SSA7 I 06.74 A1 II 194.55 SA II 379.0 SA4 II 49.15 SA5 II.64 SA6 II 318.06 SA7 II 01.44 A III 86.5 A3 IV.64 A4 V 75.65 A5 VI 43.85 A6 VII 349.87 A7 VIII 54.45 A8 IX 75.65 A9 X 33.4 A10 XI 70.35 Watu per WS (ST K ) Idle 1547.36 17.49 1564.86 0 1378.6 186.60 1033.70 531.16 Peningatan Produsi dengan (Landjono Josowidagdo; d) 117
Efisiensi Lini (LE) Balance Delay Smoothness Index (SI) ST mas 554.17 ) ( 4)( 1564.86) 88.5% ST ( 4)( 1564.86) 554.17 ( 4)( 1564.86) 11.75% = 563.6 ( CT ST ) R ( 17.49) + + + ( ) (0) (186.60) 531.16 Metode Largest Candidate Rule (LCR) Metode Largest Candidate Rule merupaan metode yang mengurutan watu bau dari besar e ecil. Hasil perhitungan diperlihatan pada tabel beriut. Tabel 5 Elemen Kerja Berdasaran Wb Terbesar Elemen Kerja (j) Wb i (deti) Elemen yang mendahului SA 379.0 SSA A6 349.87 A5,SA6 SA6 318.06 SSA6 A 86.5 A1,SA SSA 85.7 - A8 75.65 A7 A4 75.65 A3,SA4 A10 70.35 A9 A7 54.45 A6, SA7 SA4 49.15 SSA4 A5 43.85 A4,SA5 SSA6 43.85 - A9 33.4 A8 A3.64 A,SA3 SSA4.64 - SSA5.64 - SA5.64 SSA5 SSA7 06.74 - SA7 01.44 SSA7 SA1 196.14 - A1 194.55 SA1 SA3 169.63-118 INASEA, Vol. 9 No., Otober 008: 114-10
Tabel 6 Pembagian WS Metode Largest Candidate Rule WS () I II III IV Elemen Kerja (j) Watu per Elemen Kerja (Wb j ) SSA 85.7 SA 379.0 SSA6 43.85 SA6 318.06 SSA4.64 SA3 169.63 SSA5.64 SA5.64 SSA7 06.74 SA7 01.44 SA4 49.15 SA1 196.14 A1 194.55 A 86.5 A3.64 A4 75.65 A5 43.85 A6 349.87 A7 54.45 A8 75.65 A9 33.4 A10 70.35 Watu per WS (ST ) Idle 1618.93 0 1493.9 15.63 1378.6 40.67 1033.70 585.3 Efisiensi Lini (LE) Balance Delay Smoothness Index (SI) ST mas 554.17 ) ( 4)( 1618.93) 85.31% ST ( 4)( 1618.93) 554.17 ( 4)( 1618.93) 14.69% (0) + = 645.13 ( CT ST ) R ( 15.63) + + ( ) (40.67) 585.3 PENUTUP Berdasaran analisis eseimbangan lini produsi dengan menggunaan 3 metode, yaitu RPW (Raned Positional Weight), Largest Candidate Rule (LCR), dan Killbridge Wester, maa didapatan nilai efisiensi yang terbesar dengan nilai 88.5%, yaitu metode Killbridge Wester. Peningatan Produsi dengan (Landjono Josowidagdo; d) 119
DAFTAR PUSTAKA Baroto, T. (00). Perencanaan dan pengendalian produsi, Jaarta: Ghalia Indonesia. Bedworth, D.D.B. (1997). Integrated production control system: Analysis, design, edisi edua, New Yor: John Wiley and Sons. Elsayed, E.S., and Boucher, O.T. (1995). Analysis and control of production system, nd ed., New Yor: Springer Publishing. Gaspersz, V. (001). Production planning and inventory control berdasaran pendeatan sistem terintegrasi MRP II dan JIT menuju manufacturig 1, Jaarta: Gramedia Pustaa Utama. Handoo, T.H. (000). Dasar-dasar manajemen produsi dan operasi, Yogyaarta: BPFE. Nasution, A.H. (003). Perencanaan dan pengendalian produsi, Surabaya: PT Guna Widya. Saywer, J.F.H. (1970). Line balancing: Modern aids to production management, London: The Machinery Publishing Co. Ltd. Sritomo, W. (1995). Ergonomi, studi gera dan watu, edisi pertama, Surabaya: PT Guna Widya. Sritomo, W. (003). Tata leta pabri dan pemindahan bahan, edisi etiga, Surabaya: PT Guna Widya. Sugiyono. (1999). Metode penelitian bisnis, Bandung: Alphabeta. Sutalasana, I.Z., dan Anggawisastra, T. (1979). Teni tata cara erja, Bandung: Institut Tenologi. Tim Pengembang Laboratorium P3. Modul pratium: Perencanaan dan pengendalian produsi, Jaarta: Binus University. 10 INASEA, Vol. 9 No., Otober 008: 114-10