BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, terutama dalam hal menjaga faktor-faktor produksi yang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONTRIBUSI EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP KEMAMPULABAAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya. umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis di zaman sekarang ini kebutuhan konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PT Perkebunan Nusantara IV Laporan Realisasi dan Anggaran Produksi Teh Tahun 2007 Luas Areal Di Panen-Realisasi: 5.396,11 Ha RKAP: 5.

BAB I PENDAHULUAN. nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi kasus pada Perusahaan Galunggung Raya Block) Oleh : MELISA KARINDA. Dibawah Bimbingan :

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang

BAB. I PENDAHULUAN. Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan. Keberadaan manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN TERHADAP KOMPETITOR MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan perusahaannya, untuk itu pihak manajemen perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. usaha mereka dapat berlangsung dalam jangka panjang (going concern). Jika

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang akan menimbulkan kesulitan dalam perencanaan dan. pengendalian manajemen. Manajemen perusahaan yang baik merupakan

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembatasan Jaminan untuk Pembiayaan Terhadap Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang berada di daerah khatulistiwa, sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa (input) yang akan dijual kepada pelanggan. Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA

BAB I PENDAHULUAN. Aset tidak berwujud yang paling dasar adalah Human Capital atau sumber

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas penduduk Indonesia masih menggantungkan hidup disektor pertanian. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya

EVALUASI ATAS HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DALAM KAITANNYA DENGAN PERHITUNGAN LABA PERUSAHAAN Study Kasus Pada CV. Morinda House Bogor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia, dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. membuat strategi-strategi agar mampu bersaing di tingkat lokal maupun non lokal.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi management accounting. Literatur cost accounting, menjelaskan 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan pendapatannya guna mendorong perekonomian dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

I. PENDAHULUAN. penopang pendapatan perusahaan. Pangsa pasar karet PTPN IX antara lain

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

BAB IV SIKLUS AKUNTANSI SEDERHANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rangkuti (2004:1) setiap perusahaan, apakah itu perusahaan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam membantu kelancaran suatu pembangunan yang sedang

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Undang-Undang dasar 1945 pasal 33 ayat 2 menyebutkan bahwa cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Sesuai dengan pengertian dari pasal tersebut maka dapat diketahui bahwa pemerintah mempunyai tugas menjaga perekonomian negara Indonesia, terutama dalam hal menjaga faktor-faktor produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak agar dapat disalurkan kepada rakyat tanpa ada monopoli dari pihak swasta. Negara sebagai badan hukum publik dapat mendirikan badan hukum publik lain (daerah) dan badan hukum privat. Untuk melaksanakan amanat tersebut negara perlu membentuk suatu badan hukum privat. Badan hukum privat tersebut di suatu sisi diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi negara dalam rangka mensejahterakan rakyat dan sisi lain harus berorientasi kepada kepentingan publik. Badan hukum privat tersebut adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan Undang-Undang No. 19 tahun 2003 butir (a), tujuan dari dibentuknya BUMN ini adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya. Vany Wibowo Rahkmat, 2014 Pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap profitabilitas Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BUMN memliki banyak sektor-sektor usaha yang dijalankan, diantaranya agro industri, telekomunikasi, semen, pertambangan, energi, logistik, pariwisata, konstruksi dan konsultan engineering, kehutanan, dan jasa keuangan. PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII termasuk BUMN perkebunan yang merupakan perseroan BUMN. Perseroan BUMN adalah perusahaan negara yang modalnya terdiri dari saham-saham yang dimiliki oleh pemerintah (seluruh atau sebagian besar), yang bergerak di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Karakteristik kegiatan operasional PT. Perkebunan Nusantara VIII yaitu melakukan kegiatan usaha di bidang perkebunan yang meliputi kegiatan pengusahaan budidaya tanaman, kegiatan produksi, kegiatan perdagangan, kegiatan pengembangan usaha di bidang perkebunan, agrowisata, dan agrobisnis. Dalam melakukan usaha di bidang perkebunan, jenis-jenis kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara meliputi budidaya tanaman dan proses produksi. Proses produksinya melalui pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan inti sawit, pabrik fraksionasi yaitu pengolahan minyak sawit, pabrik pengolahan karet, pabrik teh kemasan, pabrik gula, pabrik spirtus/alkohol, pabrik pengeringan kakao, pengolahan teh dan lainnya. Vany Wibowo Rahkmat, 2014 Pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap profitabilitas Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

3 Produk utama PTPN VIII ini adalah teh. Dari 41 perkebun, PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.512,02 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni sukabumi (2 perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2 perkebunan), Kab.Bandung dan Kab. Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3 perkebunan). Dari total area konsesi perkebunan PTPN VIII, area tanaman teh mencapai 26.072 hektar, yang terdiri dari Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 22.862 hektar, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 2.330 hektar, dan Tanaman Tahun Ini (TTI) seluas 880 hektar. Tanaman Menghasilkan merupakan tanaman teh yang sudah cukup umur untuk diproduksi pucuk tehnya. Rata-rata tanaman teh membutuhkan waktu kurang lebih 4 tahun dari bibit sebelum menjadi tanaman teh yang dapat menghasilkan pucuk. Tanaman menghasilkan tersebut bisa dipanen pucuk nya 2 atau 3 kali sebulan tergantung dari kesehatan tanaman dan lingkungan pendukung sekitarnya. Dalam proses produksi pucuk teh ini, dikeluarkan biaya-biaya yang sesuai dengan ketentuan dari Pedoman Akuntansi Perkebunan BUMN. Berikut data berupa tabel biaya produksi dari PT. Perkebunan Nusantara VIII:

4 Tabel 1.1 Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Komoditi Teh tahun 2009 Dari tabel tersebut terdapat biaya produksi yang termasuk biaya tenaga kerja langsung (pemeliharaan lainnya, panen), biaya bahan baku langsung (pemupukan, pengangkutan ke pabrik, pembelian daun basah), dan biaya overhead produksi (Gaji, Tunjangan pegawai staf, biaya umum, biaya pengolahan, biaya penyusutan).

5 Fenomena yang terjadi berdasarkan Laporan Manajemen Tahunan PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) menunjukkan terjadi penurunan penjualan pada tahun 2012 yang menyebabkan laba berada di bawah anggaran. Dapat dilihat perkembangan pencapaian penjualan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1.2 Total Penjualan PT. Perkebunan Nusantara VIII 3 Tahun Terakhir Total Penjualan Biaya Produksi GPM 2010 Rp. 1.805.036.178 Rp. 986.607.397 45,34% 2011 Rp. 1.947.244.876 Rp. 999.713.253 48,66% 2012 Rp. 1.773.807.231 Rp. 1.058.332.016 40,33% Dari ilustrasi tersebut kenaikan biaya produksi dari tahun ke tahun tidak menjamin kenaikan produksi teh. Penurunan nilai penjualan pada tahun 2012 disebabkan tidak tercapainya produksi teh pada tahun tersebut yang di sebabkan oleh musim kemarau pada bulan Juli sampai dengan September yang berdampak pada kesehatan tanaman dan lambatnya pertumbuhan pucuk di lapangan (Laporan Tahunan PTPN VIII tahun 2012). Profit (laba) merupakan nominal sisa dari hasil ahir kegiatan usaha yang bernilai positif. Semakin besar nilai laba maka mencerminkan perusahaan tersebut

6 semakin bagus. Sedangkan profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Ada banyak pengukuran profitabilitas. Sebagai satu kelompok, langkahlangkah ini memungkinkan pengamat untuk mengevaluasi laba perusahaan sehubungan dengan tingkat penjualan tertentu, tingkat aset tertentu, atau investasi pemilik. Tanpa keuntungan, berarti suatu perusahaan tidak bisa mempertahankan kepercayaan pemegang saham. Apalagi perusahaan-perusahaan dibawah BUMN yang sudah jelas keuntungan usahanya menyumbang dalam pendapatan negara. Tingkat keuntungan tersebut bisa tercapai dengan dukungan dari efisiensiefisiensi biaya, terutama efisiensi biaya produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Charles T Horngren et al (2008:263) yang menyebutkan varians yang menguntungkan memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang di anggarkan dan varians yang tidak menguntungkan memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang di anggarkan. Oleh karena itu laba operasi dari suatu perusahaan akan meningkat apabila biaya produksinya telah efisien. Begitu pula apabila terjadi sebaliknya. Pengukuran keberhasilan manajemen dapat dilihat dari perbandingan realisasi dengan anggaran yang telah di tetapkan, standar laba, atau dibandingkan dengan realisasi periode akuntansi sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Charles T Horngren et al (2008:212) anggaran sebagai pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu dan alat yang membantu mengkordinasikan hal-hal yang perlu dilakukan guna mengimplementasikan rencana tersebut.

7 Penganggaran akan sangat bermanfaat bila menjadi bagian integral dari analisis strategi perusahaan. Strategi perusahaan menentukan cara organisasi menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan peluang-peluang di pasar guna mencapai tujuannya. Tujuan ahir dari anggaran itu sendiri tentu saja tercapainya tingkat profitabilitas yang tinggi. Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang profitabilitas perusahaan diantaranya Sandi Purnama (2009) hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja tidak mempengaruhi profitabilitas perusahaan, dan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang dalam hal ini diukur dengan menggunakan ROI (Return On Investment). Kemudian penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Nusa Muktiajdi dan Samuel Soemantri (2009) hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun data yang ada bahwa tahun 1999 merupakan tahun yang paling optimal atas kinerja perusahaan dalam mengendalikan HPP dalam penjualan dan laba kotor (kemampulabaan), yaitu dengan tingkat HPP mempengaruhi dalam meningkatkan penjualan sebesar dan mempengaruhi laba kotor (kemampulabaan) perusahaan sebesar. Dan tahun yang dilihat kurang optimal yaitu pada tahun 2003 dimana dengan tingkat HPP yang menurun yaitu sebesar mempengaruhi meningkatkan penjualan sebesar dan juga mempengaruhi laba kotor perusahaan. Kemudian Shinta Ferranti (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efisiensi biaya produksi dengan tingkat profitabilitas pada bidang usaha Workshop Glass Door Merchandise (GDM) di CV. Tita Karya Mandiri.

8 Terakhir penelitian yang dilakukan oleh Riska Olivia Febriana (2013) dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efisiensi biaya produksi memiliki pengaruh positif terhadap laba kotor. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efisiensi biaya produksi maka semakin tinggi pula laba kotor yang diperoleh. Dengan demikian untuk memperoleh laba kotor yang tinggi maka sebaiknya manajemen terus mempertahankan dan meningkatkan efisiensi biaya. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan produksi. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010:849), Manufacturing consist of activities and processes that convert raw materials into finished goods. Dan menurut Carter dan Usry (2002:40), Manufacturing cost also called production cost is usually defined as the sum of three cost elements : direct materials, direct labor, and factory overhead.dengan kata lain biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, didefinisikan sebagai aktivitas atau proses untuk merubah bahan baku menjadi barang jadi dan juga jumlah dari tiga elemen biaya: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Namun, menjadi permasalahan yang unik dalam perhitungan biaya produksi di perusahaan yang berjenis agro industri ini. Karena penggolongan unsur biaya produksi nya (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead) berbeda dengan industri-industri manufaktur yang biasanya. Oleh karena itu akuntansi untuk perkebunan ini mempunyai aturan tersendiri yang tertuang pada Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan.

9 Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh pengaruh efisiensi biaya produksi perkebunan teh terhadap profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero), maka judul yang di ambil adalah Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Perkebunan Teh terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada kebun komoditi teh PT. Perkebunan Nusantara VIII Persero). 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum capaian efisiensi biaya produksi perkebunan teh pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) pada tahun 2013. 2. Bagaimana gambaran umum capaian profitabilitas yang di ukur menggunakan gross profit margin (gpm) pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) pada tahun 2013. 3. Bagaimana pengaruh efisiensi biaya produksi perkebunan teh terhadap profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efisiensi biaya produksi perkebunan teh terhadap profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang kemudian akan diolah dan dianalisis.

10 1.3.2. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai efisiensi biaya produksi perkebunan teh pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 2. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai profitabilitas yang di ukur menggunakan gross profit margin (gpm) pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 3. Untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi perkebunan teh terhadap profitabilitas perusahaan pada PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 1.4.Kegunaan penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis 1. Merupakan sarana belajar untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan merencanakan masalah yang nyata sehingga lebih memperluas pengetahuan dan dapat mengaplikasikan teori-teori profitabilitas yang telah didapat saat mengikuti perkuliahan di kampus. 2. Mempunyai gambaran yang jelas bagi para pembaca mengenai bagaimana peranan efisiensi biaya produksi perkebunan teh terhadap produktifitas perusahaan.

11 1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Memberikan masukan efisiensi biaya produksi perkebunan teh yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan anggaran yang mampu memaksimalkan laba perusahaan dan membantu dalam membuat keputusan di masa mendatang. 2. Data empiris mengenai efisiensi biaya produksi dapat dijadikan sebagai input PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dalam rangka meningkatkan profitabilitas yang akan dicapai. 3. Memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat profitabilitas perusahaan sehingga pihak internal PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) dapat melihat prospek untuk meningkatkan bahkan mengembangkan perusahaannya di masa mendatang.