ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN RUMAH SECARA KREDIT

dokumen-dokumen yang mirip
Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan. suku bunga sebagai variabel independen dan simpanan deposito mudharabah

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

Nama : Ismi Dwi Djuanasari NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Ekaning Setyarini SE., MM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang akurat dan lengkap mengenai pengaruh minyak dunia, inflasi dan kurs,

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah), dan Bank Negara Indonesia Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji multikolinearitas.

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB III METODE PENELITIAN. dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Sampel penelitian diambil secara sensus, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA. dari pendapatan operasional dan pendapatan bunga.

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB III METODE PENELITIAN. bank syariah dengan fokus penelitian pada total jumlah deposito mudharabah.

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN RUMAH SECARA KREDIT Oleh : Tim Riset SMF Abstrak Rumah merupakan kebutuhan primer masyarakat. Masyarakat memiliki beberapa pilihan dalam memiliki rumah, salah satunya pemilikan rumah secara kredit. Saat ini, fasilitas kredit menjadi sumber pembiayaan utama konsumen dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis variabelvariabel yang diduga mempengaruhi proporsi pembelian rumah secara kredit. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah inflasi, suku bunga dasar kredit (SBDK), dan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR). Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah proporsi pembelian rumah secara kredit. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linear berganda. Hasil studi ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan suku bunga dasar kredit (SBDK) signifikan mempengaruhi proporsi pembelian rumah secara kredit. Keduanya memiliki hubungan negatif terhadap variabel dependen. Sedangkan variabel Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tidak signifikan mempengaruhi proporsi pembelian rumah secara kredit. Pendahuluan Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi selain kebutuhan pangan dan sandang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia, maka kebutuhan akan rumah pun semakin meningkat. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) BPS 2014 mencatat bahwa menurut status kepemilikan tempat tinggal di Indonesia, diketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat 52,2 juta rumah tangga yang memiliki rumah sendiri dari total 65,5 rumah tangga. Dengan kata lain, sebanyak 13,3 juta rumah tangga belum memiliki rumah sendiri (sewa/kontrak dan lainnya). Data BPS juga menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 adalah sebanyak 252,2 juta jiwa. Dengan pertumbuhan penduduk 1,34% per tahun dapat dipastikan kebutuhan terhadap perumahan juga akan meningkat. Melihat besarnya angka kebutuhan rumah, maka perlu dilakukan penyediaan dana yang besar untuk membangunnya. Masyarakat memiliki beberapa pilihan dalam memiliki rumah, seperti membangun sendiri atau sewa, membeli secara tunai atau angsuran, maupun dengan cara lain. Pembelian secara tunai dilakukan apabila pembeli memiliki sejumlah uang yang nilainya sama dengan harga rumah. Namun, tidak setiap orang mampu membeli rumah secara tunai. Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, pemerintah menyediakan dan menyelenggarakan program yang ditujukan untuk tercapainya tujuan tersebut melalui program kredit perumahan bagi masyarakat. Program kredit tersebut dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 Pasal 43 Ayat 2 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa pemilikan rumah dapat difasilitasi dengan kredit atau pembiayaan pemilikan rumah.

Saat ini, pembelian rumah secara kredit menjadi alternatif menarik seiring dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil dan meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sumber pembiayaan utama konsumen dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial adalah melalui fasilitas kredit pemilikan rumah sebesar 75,77%, sedangkan 16,82% melalui tunai bertahap dan 7,41% melakukan pembelian secara tunai 1. Gambar 1: Sumber Pembiayaan Konsumen Besarnya porsi pembelian rumah melalui kredit pemilikan rumah tentu tidak terlepas dari kondisi ekonomi nasional, mengingat sebagian besar penyalur KPR adalah bank yang seluruh kebijakannya memperhatikan kondisi ekonomi global dan domestik. Oleh karena itu, akan diteliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian rumah secara kredit. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Permintaan akan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli. Kedua syarat tersebut harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1991). Menurut Turner, kendala yang membatasi terjadinya permintaan adalah daya beli yang rendah atau harga barang dan jasa yang mahal. Eckert (1990) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan pasar perumahan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pemerintahan, dan faktor lingkungan. 2. Konsep Perbankan Definisi bank menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi yang lain mengenai bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai penerima kredit, pemberi kredit, dan pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank (Suyatno, 2007). Kredit bagi bank merupakan sumber utama penghasilan sekaligus sumber risiko operasi bisnis terbesar. Sebagian dana operasional 1 Survey Harga Properti Residensial Triwulan IV-2015, Bank Indonesia

bank diputarkan dalam kredit, sehingga kredit memiliki kedudukan istimewa dan dianggap sebagai salah satu sumber dana penting dari setiap jenis kegiatan usaha (Sutojo, 2007). Adapun tujuan kredit dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni: kredit produktif yang ditujukan untuk pembiayaan, kredit konsumtif yang digunakan untuk membiayai keperluan konsumsi seperti kredit perumahan, dan perpaduan antara kredit konsumtif dan produktif (Kashmir, 2004). 3. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit pemilikan rumah merupakan jenis kredit konsumtif yang digunakan untuk membeli rumah. Terdapat dua jenis KPR di Indonesia, yaitu: pertama, KPR bersubsidi yang merupakan kredit yang ditetapkan oleh pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah atau renovasi rumah. Kedua, KPR non subsisdi yang merupakan kredit yang diberikan kepada masyarakat dengan ketentuan pemberian kredit ditetapkan oleh bank umum. 4. Kerangka Pemikiran Teoritis Terdapat beberapa literatur terkait permintaan rumah maupun permintaan kredit terhadap indikator ekonomi. Thom (1983) meneliti bahwa inflasi mempengaruhi permintaan rumah dan harga rumah. Kemudian Budi (2009) juga menemukan bahwa permintaan rumah sederhana di Kota Semarang dipengaruhi oleh harga rumah, pendapatan konsumen, tingkat suku bunga kredit, harga sewa rumah, dan lokasi. Dengan menarik lingkup yang sama, maka akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian rumah secara kredit seperti: inflasi, suku bunga dasar kredit (SBDK), dan indeks harga properti residensial (IHPR). Inflasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Pembelian rumah secara kredit Indeks Harga Properti Residensial (IHPR)

5. Pertimbangan Pemilihan Variabel Bebas Berikut akan dipaparkan hubungan antara variabel-variabel independen (BI Rate, inflasi, suku bunga dasar kredit, dan indeks harga properti residensial) terhadap variabel dependen (pembelian rumah secara kredit). a. Hubungan antara inflasi dengan keputusan pembelian rumah secara kredit Menurut Sukirno (2004), inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari satu periode ke periode lainnya. Inflasi dapat dianggap sebagai suatu fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Terdapat beberapa dampak buruk yang timbul akibat inflasi, antara lain: menurunnya kegiatan ekonomi, menurunnya tingkat kemakmuran rakyat, menurunnya pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap, mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang, dan memperburuk pembagian kekayaan (Samuelson, 2004). Berdasarkan paparan tersebut dapat dikatakan bahwa inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini terjadi karena kenaikan upah tidak secepat kenaikan harga-harga, sehingga inflasi akan menurunkan upah riil masyarakat yang berpenghasilan tetap. Dari kausalitas tersebut maka secara tidak langsung inflasi akan mempengaruhi pembelian rumah secara kredit. b. Hubungan antara suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan keputusan pembelian rumah secara kredit Bank Indonesia dalam membuat kebijakan moneter terdapat jalur transmisi kebijakan moneter dimana salah satu dari jalur transmisi tersebut adalah jalur suku bunga. Pada jalur transmisi suku bunga, perubahan BI Rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan (Prasetya, 2014). Dengan tingginya tingkat suku bunga acuan atau BI Rate pada saat krisis, maka akan mengakibatkan menurunnya permintaan kredit perumahan karena suku bunga KPR yang melonjak tinggi (Haryono, 1999). Turunnya permintaan kredit perumahan tersebut juga akan berdampak terhadap keputusan pembelian rumah secara kredit. c. Hubungan antara Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dengan keputusan pembelian rumah secara kredit Perkembangan sektor properti terlihat dari pergerakan harga properti perumahan. Tren pergerakan harga properti perumahan di Indonesia tersebut tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR). Adanya kenaikan permintaan akan direspon oleh meningkatnya harga properti. Terdapat pengaruh yang positif antara jumlah permintaan kredit perumahan dengan harga properti perumahan (Valverde, 2009). Dengan kata lain, kenaikan permintaan kredit akan diikuti oleh peningkatan harga perumahan yang tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR). Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pembelian rumah secara kredit, dengan pemilihan periode penelitian tahun 2012-2016 secara triwulanan. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data dalam penelitian ini meliputi data triwulan proporsi pembelian rumah secara kredit, inflasi, suku bunga dasar kredit (SBDK),

dan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang seluruhnya merupakan data kuantitatif. Data seluruh variabel yang digunakan diperoleh dari website Bank Indonesia. 2. Metode Analisis Penelitian dilakukan dengan metode regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis apakah variabel independen (inflasi, SBDK, dan IHPR) mempengaruhi variabel dependen, yaitu proporsi pembelian rumah secara kredit. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Eviews versi 9.5 dan SPSS versi 17. Secara umum, model regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = β + β X + β X + β X + ε Dimana: Y = proporsi pembelian rumah secara kredit (%) β = konstanta β, β, β, β = koefisien regresi X = Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) X = inflasi (%) X = suku bunga dasar kredit (SBDK) (%) ε = residual Model didapat apabila seluruh variabel independen signifikan dan memenuhi uji residual seperti uji normalitas, uji homoskedastisitas, uji multikolinearitas, dan tidak ada autokorelasi. Hasil dan Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis Sebagaimana telah dijelaskan dalam metodologi penelitian bahwa penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear berganda. Uji regresi linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelumnya, perlu dilakukan hipotesis kelayakan model untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Berdasarkan hasil analisis ANOVA, diperoleh nilai F sebesar 13,407 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model layak digunakan atau terdapat pengaruh IHPR, SBDK, dan inflasi secara simultan terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. Karena terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan, maka perlu diuji pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial dengan menggunakan uji t. Hasil pengujian secara parsial didapat bahwa terdapat dua variabel yang tidak signifikan mempengaruhi proporsi pembelian rumah secara kredit, yaitu IHPR dan SBDK karena nilai p-value dari masing-masing variabel tersebut lebih dari tingkat kesalahan 5%. Nilai koefisien dan signifikansi dari setiap variabel independen terlihat seperti dalam tabel berikut.

Tabel 1. Output Uji Parsial Variabel IHPR, Inflasi, SBDK Untuk didapatkan model dengan variabel yang signifikan, maka perlu dilakukan analisis ulang dengan mengeluarkan variable independen yang memiliki nilai signifikansi terbesar, yaitu IHPR. Setelah mengeluarkan variabel IHPR, ternyata diperoleh kesimpulan bahwa variabel inflasi dan SBDK signifikan dalam model karena nilai p-value dari masing-masing variabel tersebut kurang dari 5% (tabel 2). Tabel 2. Output Uji Parsial Variabel Inflasi dan SBDK Dari tabel 2 dapat dikatakan bahwa variabel inflasi dan SBDK memiliki pengaruh signifikan terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. Variabel inflasi dan SBDK masing-masing memiliki p-value 0,003 yang lebih kecil daripada tingkat kesalahan 5%. Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = 102,41 0,908 Inflasi 1,862 SBDK Dari model tersebut dapat diinterpretasikan bahwa inflasi dan SBDK sama-sama memiliki korelasi negatif terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. 2. Pengujian Residual Uji residual digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang diperoleh dapat digunakan. Pengujian residual ini dilakukan dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas seperti berikut. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen atau keduanya berdistribusi normal. Pendeteksian distribusi normal salah satunya dapat dilakukan dengan melihat sebaran data pada grafil Normal P-P plot.

Gambar 2. Grafik Normal P-P Plot Dari gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antar variabel independen. Pendeteksian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai TOL dan VIF. Apabila terjadi multikolinearitas, maka nilai TOL<0,1 dan VIF>10. Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Inflasi.892 1.121 SBDK.892 1.121 Berdasarkan output diperoleh bahwa setiap variabel memiliki nilai TOL>0,1 dan VIF<10, sehingga disimpulkan bahwa model bebas dari multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Pendeteksian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Breusch Godfrey. Dari hasil running model, diperoleh nilai p-value sebesar 0,3753. Karena nilai p-value lebih besar dari tingkat kesalahan 5%, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. d. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varians antar residual. Pendeteksian dilakukan dengan uji Breusch Pagan Godfrey dan diperoleh nilai p-value 0,079. Karena nilai p-value lebih besar dari tingkat kesalahan 5%, maka disimpulkan bahwa data bersifat homoskedastisitas.

Kesimpulan Dari hasil analisis statistik diatas menunjukkan bahwa variabel independen IHPR tidak signifikan terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. Sedangkan variabel inflasi dan SBDK signifikan terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. Variabel inflasi maupun SBDK memiliki korelasi negatif terhadap proporsi pembelian rumah secara kredit. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan porsi pembelian rumah secara kredit. Begitu pula dengan tingkat suku bunga dasar kredit yang tinggi juga akan menurunkan porsi pembelian rumah secara kredit. Dari model regresi yang diperoleh, dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan laju inflasi, maka akan menurunkan proporsi pembelian rumah secara kredit sebesar 0,908 dengan menganggap variabel lain konstan. Jika dipandang dari variabel SBDK, maka dapat pula diinterpretasikan sebagai setiap kenaikan satu satuan SBDK akan menurunkan proporsi pembelian rumah secara kredit sebesar 1,862. Terkait dengan suku bunga dasar KPR yang mempengaruhi pembelian rumah secara kredit, maka diperlukan adanya kebijakan dari bank sentral perihal suku bunga acuan yang berdampak pada kestabilan suku bunga KPR. Selain itu, laju inflasi yang terjaga juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan kredit khususnya di bidang perumahan, mengingat sebagian masyarakat masih menggunakan fasilitas KPR dalam kepemilikan rumah. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta Bank Indonesia. 2016. Survei Harga Properti Residensial Triwulan IV-2015. Jakarta Budi, Mulyo. 2009. Jurnal Bisnis dan Ekonomi: Analisis Permintaan Rumah Sederhana di Kota Semarang. Vol. 16, No. 2, Hal. 126-139. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Kashmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Prasetya, Heru Dwi. 2014. Jurnal Ilmiah: Analisis Suku Bunga KPR: Acuan dan Faktor Penentunya Berdasarkan Jenis Bank. Malang: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya Rahmawati, Okky. 2015. Jurnal Ilmiah: Analisis Determinan Harga Properti Residensial di Indonesia. Malang: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya Samuelson, Paul A. and Nordhaus, William D. 2004. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Sutojo, Siswanto. 2007. Analisis Kredit Bank Umum. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka Suyatno, Thomas, dkk. 2007. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Thom, D. Rodney. 1983. The Economic and Social Review: House Prices, Inflation, and the Mortgage Market. Vol. 15, No. 1, pp. 57-68 Valverde, SC. 2009. The relationship between mortgage markets and housing prices: does financial instability make the difference?. Spain: Departamento de Teoria e Historia Economica