SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI?

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN MOTOR INDONESIA NOMOR : 060/IMI/SK Organ/A/III/2016

III. MEKANISME KERJA KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS KPPS DAN PPDP

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

KETETAPAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PROVINSI

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

PERATURAN TATA TERTIB

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH SELAKU KETUA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

TATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

Undangan dan Mekanisme Rapat Anggota IAI KAPd

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PER/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA (ASLI)

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Pasal 3 1. Peserta Biasa mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara 2. Peserta Luar Biasa mempunyai Hak Bicara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. Koperasi Karya Mandiri Air Molek merupakan koperasi serba usaha (KSU) yang didirikan

ANGGARAN RUMAH TANGGA

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL II PERSATUAN HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DAN BORU TAHUN 2017 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FF UI No. 01/MUSMA FF UI/V/2012

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL V SEKARPURA II PASAL 1 KETENTUAN UMUM

- 3 - : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 20 Maret 2013; MEMUTUSKAN :

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

TATA TERTIB. Rapat akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Memperhatikan : Hasil Sidang Pleno Senat Akademik IPB, tanggal 23 Desember MEMUTUSKAN

PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

PERATURAN KETUA TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BODRI KUTO NOMOR : 08 / TKPSDA / III / 2015 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI GUNUNG KIDUL NOMOR 208/KPTS/2001

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK

ANGGARAN RUMAH TANGGA IMKP (IKATAN MAHASISWA KULON PROGO ) BAB I KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 002/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/K/X-XIII.2/2/2009 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

PERATURAN ORGANISASI SERIKAT PEKERJA AUTOMOTIF MESIN DAN KOMPONEN FEDERASI SERIKAT PEKERJA METAL INDONESIA NOMOR : 001/SPAMK FSPMI/IV/2015

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

K O M I S I I N F O R M A S I

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

TATA TERTIB DAN KRITERIA KETUA MUSYAWARAH BESAR HIMPUNAN MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS SYIAH KUALA TATA CARA PERSIDANGAN

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

Transkripsi:

RAPAT ANGGOTA

SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI? Perangkat organisasi koperasi menurut Pasal 21 UU No. 25 Tahun 1992 terdiri dari : Rapat anggota Pengurus Pengawas Tiga serangkai inilah yang menjalankan mekanisme dan proses manajemen secara berkesinambungan. Oleh banyak pakar manajemen koperasi, tiga serangkai tersebut disebut sebagai manajemen tripartit. 2

MANAJEMEN TRIPARTIT PENGURUS 3

RAPAT ANGGOTA Rapat anggota merupakan pemegangkekuasaan tertinggi di koperasi. Dalam rapat anggota, anggota koperasi secara demokratis dan bertanggung jawab bebas untuk berbicara, memberikan usul, pandangan, dan tanggapan, serta saran demi kemajuan koperasi. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Jika tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. 4

RAPAT ANGGOTA Dalam hal pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara. Hak suara pada koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi-koperasi anggotanya secara berimbang. Ketidakhadiran anggota di dalam rapat anggota tidak dapat diwakilkan atau dikuasakan kepada orang lain. Pemungutan suara hanya dilakukan oleh anggota yang hadir. 5

RAPAT ANGGOTA Rapat anggota menetapkan : Anggaran dasar koperasi Kebijakan umum di bidang koperasi, manajemen, dan usaha koperasi. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. Rencana kerja, RAPBK, serta pengesahan laporan keuangan. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. Pembagian sisa hasil usaha. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. 6

RAPAT ANGGOTA Rapat anggota di koperasi paling sedikit harus dilakukan satu kali dalam satu tahun. Apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan demi kepentingan bersama koperasi, maka dapat dilakukan rapat anggota luar biasa (RALB). Alasan utama permintaan dilakukannya RALB adalah apabila anggota menilai bahwa pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi. RALB juga dapat diselenggarakan atas permintaan pengurus untuk kepentingan pengembangan koperasi dan atau pada saat koperasi mengalami kebekuan. 7

RAPAT ANGGOTA Anggota yang belum memenuhi syarat keanggotaan (misal belum melunasi simpanan pokok) boleh hadir dalam rapat anggota, tetapi hanya sebagai pendengar saja, belum memiliki hak suara dan tidak diperkenankan ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan rapat anggota. Dalam praktek, pejabat pemerintah terutama yang ada kaitannya dengan pembinaan koperasi biasanya turut diundang dalam rapat anggota dan diberi kesempatan untuk berbicara, memberikan bimbungan, dan pembinaan bagi kepentingan kemajuan koperasi. 8

RAPAT ANGGOTA Penyelenggaraan rapat anggota menjadi tugas dari pengurus. Apabila pengurus tidak sanggup mengadakan rapat anggota karena sudah tidak aktif lagi, maka pejabat pemerintah yang membidangi koperasi berhak mengundang seluruh anggota dan pengurusnya untuk menyelenggarakan rapat anggota. Setelah memenuhi kuorum (biasanya ditetapkan dalam anggaran dasar dan tata tertib rapat anggota) pengurus atau salah satu anggota yang ditunjuk bertindak sebagai pemimpin rapat anggota. Keputusan yang dihasilkan dalam rapat anggota mengikat ke seluruh anggota baik yang hadir maupun yang tidak hadir. 9

RAPAT ANGGOTA Kegiatan dalam rapat anggota harus dicatat oleh sekretaris dan dibuatkan suatu notulen rapat. Notulen rapat anggota umumnya memuat : Daftar hadir. Tanggal dan tempat rapat dilakukan. Acara rapat. Inti pembicaraan rapat. Keputusan dan atau kesimpulan yang diambil oleh rapat anggota. Notulen rapat ditandatangani oleh ketua pengurus atau pimpinan sidang dan sekretaris. 10

TATA CARA PENYELENGGARAAN RAT Sebelum RAT Hal-hal yang harus dilakukan : Membaca anggaran dasar koperasi dan mengadakan diskusi, kalau-kalau ada perubahan yang akan diusulkan pada RA nanti. Membuat agenda rapat sesuai dengan anggaran dasar. Menyampaikan agenda rapat anggota kepada anggota sebelum RAT dimulai (dibatasi waktu penyampaiannya). Ketua pengurus mempersiapkan laporan tertulis mengenai kegiatan tahun lalu dan menyampaikan serta menyerahkannya kepada anggota pengurus sebelum RAT dimulai. 11

TATA CARA PENYENGGARAAN RAT Pengurus harus mempersiapkan rencana kegiatan koperasi masa yang akan datang dibantu manajer. Bendahara harus mempersiapkan laporan keuangan tahun sebelumnya berikut saran-saran mengenai SHU. Bendahara siap menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keuangan. Pengurus harus mempersiapkan anggaran untuk tahun yang akan datang termasuk usulan-usulan yang berkenaan dengan masalah keuangan yang akan/harus didiskusikan dan diputuskan dalam RAT. 12

TATA CARA PENYELENGGARAAN RAT Mempersiapkan pemilihan pengurus. Pengurus bisa mengusulkan beberapa calon untuk mengikuti pemilihan pengurus. Mengusulkan seseorang untuk menjadi pimpinan rapat anggota (yang memenuhi syarat). Memilih beberapa anggota untuk menjadi pelaksana teknis penyelenggaraan rapat anggota, kaitannya dengan tempat dan fasilitas persidangan lainnya, bertanggung jawab pada pengurus. Mengusulkan siapa yang akan mencatat risalah rapat. Mempersiapkan orientasi mengenai tugas dan tanggung jawab pengurus yang akan diadakan pada rapat pengurus dengan pengurus baru setelah RAT. 13

TATA CARA PENYELENGGARAAN RAT Hal-hal yang harus dipersiapkan oleh panitia teknis : Mempersiapkan peralatan, seperti : Palu atau bel untuk pimpinan rapat. Kertas besar, kertas plano, overhead, papan tulis, dsb. Kertas suara untuk anggota. Mengirimkan undangan khususnya kepada orang-orang penting untuk memastikan mereka akan menghadiri RAT. Memastikan anggota untuk menghadiri rapat anggota sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar. 14

TATA CARA PENYELENGGARAAN RAT Selama RAT Hal-hal yang harus dilakukan : Pimpinan rapat dan penghitung suara yang telah terpilih membagikan kertas suara. Pimpinan rapat menunjuk salah seorang untuk mencatat risalah rapat. Pimpinan rapat memberi kesempatan kepada anggota yang ingin menyampaikan usulannya atas keputusan yang ditetapkan. Pimpinan rapat adalah penanggung jawab rapat dan pengurus harus membantu pimpinan rapat dalam melaksanakan jalannya rapat sesuai dengan anggaran dasar. Notulen dan pimpinan rapat harus menandatangai risalah rapat apabila telah selesai dan menyerahkannya kepada ketua pengurus. 15

TATA CARA PENYELENGGARAAN RAT Setelah RAT Hal-hal yang harus dilakukan : Pemilihan posisi pengurus, jika pada rapat anggota ditiadakan pemilihan untuk menentukan posisi pengurus. Pemilihan anggota pengurus untuk komisi dimana akan terlibat. Pengurus harus memberitahukan orang-orang yang dianggap perlu untuk mengetahui informasi, mengenai keputusan-keputusan yang telah diambil anggota pada saat RAT (perubahan AD dan penggantian pengurus). Risalah rapat harus dipersiapkan untuk seluruh anggota. 16

AGENDA RAPAT ANGGOTA Sambutan Ketua pengurus memberikan sambutannya pada rapat anggota secara singkat. Pemilihan pimpinan rapat anggota Pimpinan rapat anggota yang akana dipilih harus bertindak netral, mampu memimpin diskusi, memahami persoalan koperasi, dan mampu memfasilitasi ketika terjadi konflik. Notulen dan penghitung suara Seorang notulen biasanya sekretaris pengurus. Membacakan risalah rapat Risalah rapat yang dimaksud adalah berita acara rapat anggota tahun lalu berisi tentang keputusan dan kesepakatan yang dihasilkan RAT 17

AGENDA RAPAT ANGGOTA Laporan dari Ketua Pengurus Penyampaian laporan tahun lalu dan periode sekarang serta penyampaian secara singkat guna memotivasi anggota untuk bertanya. Laporan Keuangan Koperasi (disampaikan oleh bendahara) Pembahasan Anggaran Koperasi Untuk anggaran koperasi tahun yang akan datang biasanya disampaikan oleh bendahara. Diskusi dan Pengesahan Laporan Pengurus Diskusi dan tanya jawab dilakukan untuk membahas laporan pengurus dan laporan keuangan yang disampaikannya. Usulan-usulan Anggota 18

AGENDA RAPAT ANGGOTA Pemilihan Pengurus Pimpinan rapat memandu jalannya pemilihan sesuai dengan anggaran dasar dan pedoman pemilihan pengurus. Pemilihan Pengawas Pemilihan pengawas disesuaikan dengan anggaran dasar. Lain-lain Anggota dapat mendiskusikan hal-hal lain kecuali perubahan anggaran dasar. Pimpinan rapat bertindak sebagai fasilitator dalam diskusi ini. Penutupan Rapat Anggota Penutupan rapat anggota dilakukan oleh pimpinan rapat dan ketua pengurus. Baik pimpinan rapat maupun pengurus dalam hal ini memberikan sambutan singkat. 19

TAHAP PELAKSANAAN RAPAT ANGGOTA Pengisian Daftar Hadir Pentingnya pengisian daftar hadir : a. untuk menentukan perhitungan kuorum rapat. b. untuk kelengkapan bagi penyusunan berita acara rapat. c. untuk menghitung bahan-bahan/materi rapat yang diperlukan selama berlangsungnya rapat. d. untuk menentukan peralatan/perlengkapan selama rapat seperti meja, kursi, ruangan rapat kelompok, penyediaan makanan/minuman, dsb. Pembukaan dan Pengendalian Rapat Pengumuman mengenai jumlah peserta yang hadir dan penetapan kuorum 20

TAHAP PELAKSANAAN RAPAT ANGGOTA Pembahasan dan pengesahan tata tertib rapat Pembacaan notulen rapat anggota tahunan yang lalu Pemandangan umum atas pertanggungjawaban pengurus dan pengawas Pengesahan laporan/pertanggungjawaban Pembacaan keputusan-keputusan dan penutupan sidang 21

PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS Penunjukan pimpinan sidang Masa kerja/masa jabatan pengurus dan pengawas telah ditentukan dalam anggaran dasar koperasi. Jika masa kerja itu telah terlampaui, maka pengurus dan pengawas berada dalam keadaan demisioner. Karena pengurus telah dinyatakan demisioner, sidang dapat menunjuk seorang pimpinan sidang yang dipilih dari salah seorang anggota koperasi peserta RA/RAT atau dari salah seorang pengurus yang terpilih sebagai pimpinan sidang yang baru. Pengarahan pejabat/pembina koperasi setempat 22

PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS Penentuan Sistem Pemilihan (1) Sistem Pemilihan Langsung a. Secara Terbuka b. Secara Rahasia (2) Sistem Pemilihan secara Formatur a. Formatur dengan mandat penuh Formatur diberi wewenang untuk menunjuk dan menentukan anggota yang akan menduduki jabatan pengurus/pengawas, susunan personalia dengan jabatannya harus diterima oleh para peserta sidang. 23

PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS b. Formatur tidak dengan mandat penuh Susunan personalia dan jabatan kepengurusan/pengawas masih harus ditawarkan kepada peserta sidang, apakah disetujui/ditolak. c. Formatur dapat duduk sebagai calon pengurus/pengawas Formatur akan mengusahakan calon-calon lainnya yang dapat bekerja sama dengannya. d. Formatur yang tidak dapat duduk sebagai calon pengurus/pengawas. Formatur diberi wewenang untuk menentukan calon pengurus/pengawas tanpa mendudukan dirinya dalam kepengurusan/pengawas setelah selesai ia kembali menjadi anggota biasa. 24

PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS Pengesahan pengurus/pengawas baru Penyerahan pimpinan sidang kepada pengurus baru Dengan terpilihnya pengurus/pengawas dan telah mengucapkan sumpah/janjinya di muka sidang, berarti pimpinan sidang sudah saatnya harus diserahterimakan kepada ketua pengurus baru. 25

TEKNIK PENYELENGGARAAN RAPAT PEMBAHASAN RENCANA KERJA Rencana kerja merupakan program kerja yang akan dilakukan pengurus selama tahun buku. Oleh karena itu, harus diketahui oleh para anggota dan mendapat persetujuannya. Dengan adanya pengesahan rencana kerja diharapkan pengurus/pengawas akan lancar dalam melakukan pengelolaan koperasi tanpa adanya pemborosan dan penyimpangan-penyimpangan. Pembahasan rencana kerja dapat dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan RAT, tetapi pembahasannya biasanya kurang mendetail karena : (a) waktunya sangat minim karena hampir seluruh waktu tersita untuk penyelesaian RAT; (b) pengurus dan pengawas sudah banyak terkuras daya serta pikirannya dalam membahas pertanggungjawabannya di muka para anggota peserta RAT 26

TEKNIK PENYELENGGARAAN RAPAT PEMBAHASAN RENCANA KERJA Perlu adanya rapat anggota khusus yang membahas rencana kerja. Sebaiknya dilakukan sebelum RAT sehingga pada penyelenggaraan RAT pembahasan lanjutan dapat berlangsung singkat atau tinggal menunggu pengesahannya saja. 27

CONTOH RENCANA KERJA KOPERASI. TAHUN BUKU :./ BIDANG ORGANISASI a. Meningkatkan keanggotaan koperasi. % dari anggota yang ada ( % dari jumlah warga desa di wilayah kerja). b. Meningkatkan pemasukan uang simpanan pokok %; meningkatkan pemasukan uang simpanan wajib %; Kesemuanya dengan memperhatikan sejumlah. anggota yang belum memasukkan baik simpanan pokok maupun simpanan wajib. c. Menerapkan sistem manajerisasi pada koperasi. 28

CONTOH BIDANG USAHA a. Menghidupkan kegiatan unit. yang sekarang sudah tidak aktif lagi atau belum ada. b. Menambah unit-unit usaha baru, sesuai dengan kebutuhan para anggota, yaitu: (1) unit (2) unit (3) unit BIDANG PERMODALAN a. Perlu penambahan kredit investasi sebesar Rp. untuk pembelian peralatan : (1). sebesar Rp. (2). sebesar Rp. 29

CONTOH b. Perlu penambahan kredit ekspolitasi (1) untuk modal kerja unit Rp.. (2) untuk pembelian bahan baku Rp.. BIDANG PENDIDIKAN a. Mendidik anggota dengan diskusi-diskusi kali/tahun. b. Melakukan penyuluhan sejumlah.. Anggota/masyarakat. c. Kuorum rapat dan cara pembahasan Untuk penyelenggaraan rapat anggota ini berlaku kuorum yang telah ditentukan yaitu 2/3 dari jumlah anggota koperasi, dengan ketentuan apabila pada rapat pertama kuorum tersebut tidak tercapai, rapat ditunda paling lama 7 hari sesudahnya. 30

CONTOH Apabila para anggota peserta rapat yang hadir cukup besar (lebih dari 50 anggota) maka dalam pembahasan dapat dibentuk komisi-komisi, dimana setiap komisi dibagi menurut bidang masing-masing, misalnya : - Komisi I membahas bidang organisasi - Komisi II membahas bidang usaha - Komisi III membahas bidang pendidikan/penyuluhan Untuk masing-masing komisi dipilih ketua, sekretaris, dan pelapor (hal ini bila memungkinkan) Hasil kerja (pembahasan) para komisi selanjutnya diajukan pada sidang pleno untuk mendapatkan pengesahan. 31