KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)

dokumen-dokumen yang mirip
RPJMN dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) (Perpres No 2/2015)

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

RPJMN dan RENSTRA BPOM

KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEBIJAKAN RKP BIDANG KESEHATAN TAHUN Theresia Ronny Andayani Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

RANCANGAN AWAL RKP 2019

WORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT. Workbook untuk Pusat. Disusun oleh :

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

ARAHAN SIDANG KOMISI

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Tahun terakhir RPJMN


KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

RUANG LINGKUP MENU KEGIATAN DAK BIDANG KESEHATAN TA. 2017

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

dadang-solihin.blogspot.com 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2016 DAN KEBIJAKAN PERENCANAAN ANGGARAN TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Transkripsi:

KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN 2015 2019/Perpres No 2/2015) DEPUTI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BAPPENAS BIDANG SDM DAN KEBUDAYAAN Disampaikan Oleh: Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Rakerkesnas Regional Barat Batam, 5 Maret 2015

Dasar Hukum Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 2

SISTEMATIKA PAPARAN 1. Strategi Pembangunan Nasional 2. RPJMN 2015-2019: Kesehatan dan Gizi 3. Kerangka Pelaksanaan 4. Perkuatan Monev 5. Membangun Sinergi 6. Penganggaran 3

1. STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL 4

KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2015-2019 Nawacita Visi Misi Presiden RPJMN Renstra K/L APBN RKP Renja RPJMD Renstra SKPD APBD PEMERINTAH DAN MASYARAKAT 5

RPJMN 2015-2019 Terdiri dari: Buku I Buku II Buku III memuat kebijakan umum pembangunan, kerangka ekonomi makro, dan agenda pembangunan nasional yang memuat kegiatan prioritas nasional selama lima tahun ke depan. memuat arah sasaran, arah kebijakan dan strategi pembangunan yang dijabarkan menjadi kegiatan prioritas untuk masingmasing bidang pembangunan memuat arah pembangunan kewilayahan 6

VISI MISI PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 7

SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 8

STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN Membangun untuk manusia dan masyarakat 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar; 3) Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengahbawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan. 4) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem Derajat kesehatan & status gizi, responsiveness dan perlindungan finansial DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA 3 DIMENSI PEMBANGUNAN Dukungan Sektor Unggulan DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Agar ketimpangan tidak melebar Tidak merusak lingkungan agar berkelanjutan Menurunkan kesenjangan antarkelompok & antarwilayah (Pemerataan) DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Pendidikan Kesehatan Perumahan Mental / Karakter Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Meningkatkan akuntabilitas Politik & Demokrasi QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Tata Kelola & RB Slide - 9

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Membangun manusia secara utuh, sebagai insan dan sebagai sumber daya baik dari kualitas individu maupun masyarakat. Individu: pendidikan, kesehatan, kependudukan dan KB, karakter Masyarakat: kebhinekaan, restorasi sosial, jaminan sosial, 10

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT Mendukung Program Indonesia Sehat meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan, dengan fokus DTPK meningkatkan perlindungan finansial, melalui PBI Dimensi pembangunan manusia Dimensi pemerataan antar wilayah Dimensi pemerataan antarkelompok sosial ekonomi

2. RPJMN 2015-2019: KESEHATAN 12

KONDISI UMUM 1. Kesehatan ibu dan anak masih belum membaik secara signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi. Disparitas Masih Lebar : Persalinan di fasilitas kesehatan tertinggi berada di DIY (99%) dan terendah berada di Maluku (25,2%); Cakupan Imunisasi dasar lengkap tertinggi berada di DIY (83,1%) dan terendah berada di Papua (29,2%). 2. Status Gizi di Indonesia Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting) Wasting / kurus dialami oleh 12,1% balita Ibu Hamil di Indonesia mengalami Anemia (37,1%) 3. Pengendalian Penyakit Beban ganda penyakit: penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia cukup tinggi tahun 2013 adalah 0,43 persen Faktor Risiko PTM (Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur : 93,5%) 4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan. 13

KESEHATAN IBU DAN ANAK Kematian Ibu Per 100.000 Kelahiran Hidup AKI Tahun 1994-2012 dan Target RPJMN 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi walaupun dalam beberapa dekade terakhir AKI dan AKB telah mengalami penurunan. 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 390 359 334 307 306 228 1994 1997 2002-2003 2007 2012 2019 SDKI Target RPJMN 2019 Status kesehatan ibu dan anak belum membaik secara signifikan dan kesenjangan masih cukup lebar 100 Pada pelayanan kesehatan rujukan, banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ketenagaan. 80 60 Persentase RSU Pemerintah Menurut Ketersediaan Dokter Spesialis pada RSU Tipe C dan Tipe D, 2011 89 88 56 81 51 48 91 56 DISPARITAS MASIH LEBAR Tertinggi Nasional Persalinan di Fasilitas Kesehatan (%) DIY Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (%) DIY 40 Kelas C 20 0 Sp. Penyakit Dalam Sp. Bedah Sp. Anak Sp. Obstetrik Ginekologi Kelas D Sumber: Risfaskes, 2011 Sumber: Riskesdas, 2013 Terendah MALUKU PAPUA

STATUS GIZI DI INDONESIA STUNTING (PENDEK) : Terjadi pada hampir seluruh wilayah 40+ 30-39 20-29 <20 Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi WASTING (KURUS) Sebanyak 12,1% Balita tergolong Kurus BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Disparitas Prevalensi Tertinggi Sulteng : 16,9% Terendah Sumut : 7,2% Nasional 10,2% ANEMIA PADA IBU HAMIL Sebanyak Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia 37,1% Riskesdas 2013

Indonesia menghadapi BEBAN GANDA PENYAKIT, yaitu kondisi penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat 1990 2000 2010 Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif) 2013 Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun 2013 adalah0,43 persen dengan sebaran seperti grafis diatas Penduduk Kurang Aktivitas Fisik (26,1 % penduduk) Merokok pada penduduk - usia < 18 tahun (7,2 %) - usia > 15 tahun (36,3%) Faktor Resiko Perilaku PTM TB DBD Malaria Prevalensi 297 per 100.000 penduduk Jumlah penderita 893.000 kasus (2013) Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013) Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013) Penduduk >10 th Kurang Konsumsi Buah dan Sayur (93,5%) Filariasis Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013)

Sasaran RPJMN 2015-2019 No Indikator Status Awal Target 2019 1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 (SP 2010) 2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 306 24 2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat 1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 (2013) 28 2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) 10,2 (2013) 8 3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 38,0 (2013) 50 4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 19,6 (2013) 17 5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5 6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen) 32,9 (2013) 28 17

Sasaran RPJMN 2015-2019 (2) No Indikator Status Awal Target 2019 3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245 2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5 3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300 4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34 5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35 6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 15,3 40 7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4 9. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun 7,2 (2013) 5,4 10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013-40 18

Sasaran RPJMN 2015-2019 (3) No Indikator Status Awal Target 2019 4 Meningkatnya PEMERATAAN Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan berkualitas 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang 0 5.600 terakreditasi 2. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 10 (2013) 481 3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 5 Meningkatnya Perlindungan Finansial 1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat 71,2 95 86,4 107,2 (KIS) (dalam juta) 2. Unmet need pelayanan kesehatan 7 1 6 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan 1.015 5.600 2. Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter spesialis 29 60 3. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) 25.000 56.910 19

Sasaran RPJMN 2015-2019 (4) No Indikator Status Awal Target 2019 7 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90 2. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94 3. Presentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1 8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif; 9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat 10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan; dan 11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness). 12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional 20

Target yang terkait dengan ketimpangan sosial-ekonomi Selain bertujuan meningkatkan cakupan secara nasional (national leverage), target pembangunan kesehatan juga di arahkan untuk mengatasi kesenjangan (equity) Indikator Target cakupan pada 40% berpendapatan terbawah Rasio akses kelompok penduduk berpendapatan terbawah dan tertinggi (Rasio kuintil 1: kuintil 5) Kepemilikan akte kelahiran (%) 77,4 0,77 Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (%) Cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan (%) CPR all methos pada perempuan usia 15-49 tahun (%) 70 0,62 63 0,74 65 0,92

Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan baik pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat untuk mendukung PROGRAM INDONESIA SEHAT. FOKUS KEBIJAKAN: Penguatan upaya kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui penguatan upaya promotif dan preventif, pengembangan sistem jaminan kesehatan nasional, penguatan sistem pengawasan obat dan makanan, serta penurunan kematian ibu dan kematian bayi. 22

Rincian Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan 23

STRATEGI (1) 1. Kesehatan Ibu dan Anak a. Peningkatan akses dan mutu continuum of care, b. Peningkatan kunjungan ibu hamil c. Pertolongan persalinan di Fasyankes, d. penurunan kasus kematian ibu dirumah sakit e. UKS, Posyandu, dll 2. Perbaikan Gizi a. Spesifik : PMT, fortifikasi, suplmentas, fokus 1.000 HPK, remaja, calon pengantin dan ibu hamil terutama untuk keluarga miskin dan DTPK: b. Sensitif: Pangan, air minum, sanitasi, PKH, PNPM generasi, dll. 3. Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan a. Pencegahan kasus baru penyakit menular (TB, HIV, dan malaria ) b. PTM: darah tinggi, diabetes, obesitas) termasuk perubahan perilaku (khususnya konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok) c. STBM 24

STRATEGI (2) 4. Yankes Dasar a. Pengembangan puskesmas rawat inap/perawatan dan jaringannya, meningkatkan jangkauan pelayanan terutama di DTPK; b. Kerjasama puskesmas dengan unit transfusi darah khususnya dalam rangka penurunan kematian ibu; c. Pelayanan kesehatan bergerak, pelayanan primer, dan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat 5. Yankes Rujukan a. Pengembangan rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan regional, rumah, sakit di setiap kabupaten/kota, rujukan gugus kepulauan termasuk rumah sakit pratama di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan; b. Pengembangan sistem informasi dan rujukan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan online; 25

STRATEGI (3) 6. Farmasi dan Alkes a. Ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik b. Management supply chain obat, vaksin, dan alat kesehatan c. Kemandirian di bidang Bahan Baku Obat (BBO) termasuk Bahan Baku Obat Tradisional (BBOT) dan alkes dengan pengembangan riset; 7. Pengawasan Obat dan Makanan a. Penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis risiko; b. Peningkatan sumber daya manusia pengawas obat dan makanan; c. Kemandirian pengawasan obat dan makanan berbasis. 26

STRATEGI (4) 8. SDM Kesehatan a. Penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), b. Penugasan khusus Nakes (affirmative policy) berbasis Tim c. Peningkatan kompetensi, pendidikan dan pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan; d. Insentif fiskal dan non fiskal 9. Promkes dan pemberdayaan masyarakat a. Penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan; b. Pendidikan kesehatan, KIE c. Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) termasuk pengembangan rumah sehat; 27

STRATEGI (5) 10. Manajemen, Litbang, dan Sistim Informasi Kesehatan a. Transparansi tata kelola pemerintahan; b. Litbang untuk mendukung evidence based policy: data kematian, kesakitan serta pengembangan pengukuran responsiveness sistem kesehatan; c. Sistem pengumpulan data untuk pemantauan indikator; 11. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan a. Peningkatan cakupan kepesertaan JKN secara bertahap; b. Peningkatan jumlah fasyankes yang menjadi penyedia layanan sesuai standar (kerjasama pemerintah dengan swasta); c. Peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan, serta d. Pengembangan sistem monev terpadu; 28

3. KERANGKA PELAKSANAAN KERANGKA REGULASI Harmonisasi Implementasi Program Dukungan terhadap Kebijakan Afirmatif KERANGKA PENDANAAN Efisiensi Alokasi: Proporsi pembiayaan program Efisiensi Teknis: Optimalisasi Anggaran Program dan Kegiatan Sinkronisasi APBN+APBD Mobilisasi pembiayaan pusat, daerah dan masayarkat + DU KERANGKA KELEMBAGAAN Aksesibilitas dan kualitas program Tenaga dan Kualitas System/SOP Management R&D (Litbang) MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 29

4. PERKUATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI 30

Arahan Presiden Rakor Terbatas, 24 Februari 2015 Perlu dibangun SISTEM PENGAWALAN DAN PENGENDALIAN pelaksanaan program-program prioritas pembangunan, Bappenas, Kantor Kepresidenan, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet dan BPKP Perlu dipetakan kegiatan-kegiatan prioritas berdasarkan wilayah (Spasial) AKAN DIINTEGRASIKAN DALAM RKP 2016 31

Arahan Menteri PPN/Ka Bappenas Arahan Menteri PPN (Tindak Lanjut Rakor Terbatas, 24 Feb 2015) Perkuatan Sistem Monev berbasis Sistem Informasi Spasial Menyusun tampilan visual RPJMN 2015-2019 dalam peta (spasial) Penyusunan Buku Peta berisi kegiatan prioritas berdasarkan wilayah (Integrasi Prioritas Bidang dan WIlayah)) Pengembangan sistem database untuk setiap isu pembangunan. 32

PERKUATAN MONEV Dalam Rangka Pengawalan dan Pengendalian Prioritas Pembangunan SUMBERDAYA PENDUKUNG -Job Description -Knowledge Sharing -Data Base dan Informasi (spasial) MEKANISME KERJA PERKUATAN SISTEM MONEV INSTRUMEN MONEV -Logical Framework -Matrik Kinerja -Kuesioner -Metode Pengumpulan Data -Tim Kerja Terpadu -Pedoman Monev -Focus Group Discussion -E-monev -Kunjungan lapangan PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN - Alocatif Efisiensi dan Technical Efisiensi - Efektifitas - Keterkaitan Indikator (input-output-outcome) 33

5. MEMBANGUN SINERGI 34

Sinergi Lintas Bidang INTERAKSI GIZI-KIA DALAM MENGUKUR STATUS KESEHATAN KEMKES/DI NKES K/L & SKPD Terkait DETERMINAN DAMPAK UKURAN SPESIFIK 30% SENSITIF 70% PREVENTIF-PROMOTIF KEGIATAN INDIKATOR TARGET KERANGKA PELAKSANAAN (Dana, Regulasi, Lembaga) GIZI KEMATIAN KESAKITAN IBU ANAK PM PTM KURATIF-REHABILITATIF KEGIATAN INDIKATOR TARGET KERANGKA PELAKSANAAN (Dana, Regulasi, Lembaga) RENCANA STRATEGIS- RENCANA AKSI TERSTRUKTUR & TERUKUR AKI AKB Prevalensi/K asus Prevalensi/K asus

PROGRAM LINTAS: GIZI 12 Program 11 KL Kementerian Kesehatan BPOM BKKBN Kemen PP dan PA Kemendikbud Kementerian Agama Kementerian Pertanian Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian PU Kementerian Komunikasi dan Informasi Kementerian Desa dan RDT Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Program Perlindungan Anak Program Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal Dan Informal Program Bimbingan Masyarakat Islam Program Peningkatan Diversifikasi Dan Ketahanan Pangan Masyarakat Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan dan Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Program Pengembangan Informasi Dan Komunikasi Publik Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 36

PERAN STAKEHOLDERS PARLEMEN PEMERINTAH/ PEMDA inisiator, fasilitator dan motivator MITRA PEMBANGUNA N memperkuat kolaborasi ORGANISASI PROFESI & AKADEMISI Think Tank PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DUNIA USAHA pengembanga n produk UN NETWORK memperluas dan mengembangkan kegiatan ORGANISASI KEMASYARAKATAN analisa kebijakan serta pelaksana pada tingkat masyarakat MEDIA MASSA menyebarluaskan informasi terkait pangan dan gizi secara terus menerus 37

SINERGI WILAYAH 1 PUSAT-DAERAH RPJMN RAN RAD Raker Musrenbang Provinsi Menurunnya Disparitas 2 LINTAS WILAYAH (Prov-Kab/Kota) Implementasi Program Kawasan Berbasis Wilayah Contoh : (1) Eliminasi Malaria, (2) STBM 38

MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA Kebijakan afirmatif (pemihakan ekonomi) untuk kegiatan pada area yang kurang selama ini diprioritaskan (perdesaan, perbatasan, daerah otonom baru, daerah tertinggal, dan terpencil) 39

PETA PERSEBARAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL keluar 50 kab Keluar *70 kab 75 kab target keluar 2004 DOB 34 2009 DOB 9 2014 2019 199 kab 183 kab 122 kab 47kab 199-50+ 34 183-70+ 9 DOB 122-75 *Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014 Slide - 40

6. PENGANGGARAN 41

ISU PENGANGGARAN BESARAN (APBN 5%, APBD 10%) Sinkroni sasi PUSAT- DAERAH Mobilisasi Pendanaan - PHLN - (PPP dan CSR Fund Chaneling ANGGARAN Allocative Efficiency Perlindungan Finansial Unit Cost Technical Efficiency 42

No. ALOKASI INDIKATIF ANGGARAN KEMKES RPJMN 2015-2019 PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp Miliar) 1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN 2 PROGRAM PENGUATAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 3 PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR KEMENTERIAN KESEHATAN 1,051.3 2,080.0 2,415.0 2,735.0 3,080.0 11,361.3 20,476.9 27,132.0 31,944.4 32,777.5 35,775.5 148,106.2 69.2 220.0 280.0 335.0 390.0 1,294.2 4 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 552.4 1,450.0 1,850.0 2,200.0 2,650.0 8,702.4 5 PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 2,621.4 5,400.0 6,300.0 7,200.0 8,100.0 29,621.4 6 PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN 9,994.2 18,750.0 21,650.0 24,350.0 26,350.0 101,094.2 1,714.6 3,300.0 3,650.0 3,950.0 4,250.0 16,864.6 7 PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 8 PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 9 PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) 1,739.6 3,100.0 3,790.0 4,180.0 4,550.0 17,359.6 1,612.2 6,808.0 7,713.0 8,546.0 9,651.0 34,330.2 JUMLAH 39,831.6 68,240.0 79,592.4 86,273.5 94,796.5 368,734.0 43

Mari Mantapkan Langkah Maksimalkan Potensi Untuk menjadikan Indonesia Lebih Sehat Demi Perbaikan Daya Saing Bangsa dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Terima Kasih 44

Lampiran 45

STATUS GIZI DI INDONESIA STUNTING (PENDEK) : Terjadi pada hampir seluruh wilayah 40+ 30-39 20-29 <20 Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting), terjadi secara luas tetapi dengan disparitas yang tinggi WASTING (KURUS) Sebanyak 12,1% Balita tergolong Kurus BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Disparitas Prevalensi Tertinggi Sulteng : 16,9% Terendah Sumut : 7,2% Nasional 10,2% ANEMIA PADA IBU HAMIL Sebanyak Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia 37,1% Riskesdas 2013

Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu kondisi penyakit menular masih muncul sedangkan penyakit tidak menular semakin meningkat 1990 2000 2010 Jumlah Kasus HIV-AIDS (kumulatif) 2013 Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia hingga tahun 2013 adalah0,43 persen dengan sebaran seperti grafis diatas Penduduk Kurang Aktivitas Fisik (26,1 % penduduk) Merokok pada penduduk - usia < 18 tahun (7,2 %) - usia > 15 tahun (36,3%) Faktor Resiko Perilaku PTM TB DBD Malaria Prevalensi 297 per 100.000 penduduk Jumlah penderita 893.000 kasus (2013) Angka kesakitan 45,85 per 100.000 penduduk Jumlah penderita sebanyak 112.511 penduduk (2013) Angka kesakitan 1,14 per 1.000 penduduk Jumlah kasus sebanyak 412.000 kasus (2013) Penduduk >10 th Kurang Konsumsi Buah dan Sayur (93,5%) Filariasis Jumlah kasus sebanyak 12.714 kasus (2013)

DATA PROVINSI Proyeksi Umur Harapan Hidup No Provinsi Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013) Data Dasar 2010-2015 (2012) Proyeksi 2015-2020 (2017) 1 Aceh 69,3 69,6 2 Sumatera Utara 67,6 68,5 3 Sumatera Barat 67,9 68,8 4 Riau 70,4 71,1 5 Jambi 70,1 70,7 6 Sumatera Selatan 68,5 69,3 7 Bengkulu 68 68,8 8 Lampung 69,2 70,1 9 Kep. Bangka Belitung 69,3 70,1 10 Kep. Riau 68,7 69,7 48

DATA PROVINSI NO Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan per Provinsi di Wilayah Barat PROVINSI Sumber: Riskesdas, 2013 Data Dasar (2013) 1 Aceh 57,6 2 Sumatera Utara 55,1 3 Sumatera Barat 82,9 4 Riau 59,7 5 Jambi 44,4 6 Sumatera Selatan 63,1 7 Bengkulu 42,5 8 Lampung 69,2 9 Kep. Bangka Belitung 70,5 10 Kepulauan Riau 89,7 INDONESIA 70,4 Proyeksi Angka Kematian Bayi per provinsi (per 1.000 kelahiran hidup) No Provinsi Data Dasar 2010-2015 (2012) 1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 2015-2020 (2017) 28 27 34 31 33 30 24 22 26 23 31 28 33 30 28 25 9 Kep. Bangka Belitung 28 25 10 Kep. Riau 30 26 Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (BPS, 2013) 49

DATA PROVINSI Indikator Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013 RPJMN 2015-2019 Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi Imunisasi Baseline Target 2019-40 71,2 95 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap bayi umur 12-23 bulan No Provinsi Data Dasar (2013) 1 Aceh 38,4 2 Sumatera Utara 39,1 3 Sumatera Barat 39,7 4 Riau 52,2 5 Jambi 60,2 6 Sumatera Selatan 48,3 7 Bengkulu 62,2 8 Lampung 62,4 9 Kep. Bangka Belitung 68,1 10 Kep. Riau 71,6 INDONESIA 59,2 Sumber: Riskesdas, 2013 50

Ketimpangan antar wilayah masih cukup besar misalnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Target 2019: Meningkatkan Persentasi kab/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 % menjadi 95% Target tsb untuk menjawab ketimpangan imunisasi dasar antar daerah yang sangat tinggi yaitu terendah adalah Papua (29,2) dan tertinggi di DI Yogya (83,2%) Variasi cakupan imunisasi dasar lengkap (%) pada bayi antar propinsi tahun 2013

DATA PROVINSI RPJMN 2015-2019 Indikator Baseline Target 2019 Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (di bawah 2 tahun) (persen) 32,9 28 Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) Pada Balita Menurut Provinsi No Provinsi Data Dasar (2013) 1 Aceh 41,5 2 Sumatera Utara 42,5 3 Sumatera Barat 39,2 4 Riau 36,8 5 Jambi 37,9 Stunting 6 Sumatera Selatan 36,7 7 Bengkulu 39,7 8 Lampung 42,6 9 Kep. Bangka Belitung 28,7 10 Kep. Riau 26,3 INDONESIA 37,2 Sumber: Riskesdas, 2013 52

DATA PROVINSI Indikator Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita RPJMN 2015-2019 Baseline 19,6 (Riskesdas, 2013) Target 2019 Kekurangan Gizi (Underweight) 17 Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita Menurut Provinsi No Provinsi Data Dasar (2013) 1 Aceh 26,3 2 Sumatera Utara 22,4 3 Sumatera Barat 21,2 4 Riau 22,5 5 Jambi 19,7 6 Sumatera Selatan 18,3 7 Bengkulu 18,7 8 Lampung 18,8 9 Kep. Bangka Belitung 15,1 10 Kep. Riau 15,6 INDONESIA 19,6 Sumber: Riskesdas, 2013 53

PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR Target RPJMN 2015-2019 Indikator Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang tersertifikasi akreditasi Jumlah puskesmas non rawat inap dan puskesmas rawat inap yang memberikan pelayanan sesuai standar Target 2015 2016 2017 2018 2019 350 700 1.400 2.800 5.600 700 1.400 2.800 5.600 6.000 Kebutuhan Puskesmas Baru per Provinsi Tahun 2015-2019 NO. PROVINSI DATA KEBUTUHAN PUSKESMAS BARU DASAR 2015 2016 2017 2018 2019 (2013)* 1 Aceh 334 82 11 12 12 12 2 Sumatera Utara 570 57 17 18 18 19 3 Sumatera Barat 562-2 7 7 8 4 Riau 207 27 6 7 7 7 5 Jambi 176 22 5 6 6 6 6 Sumatera Selatan 319 9 9 9 9 10 7 Bengkulu 180 1 5 5 5 5 8 Lampung 280 44 9 9 9 10 9 Kep. Bangka Belitung 60 8 2 2 2 2 10 Kepulauan Riau 70 23 3 3 3 3 INDONESIA 9.957 998 190 213 245 257 Sumber: Roadmap Supply Side JKN bersumber dari Profil Kesehatan 2013

PERKUATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI MEKANISME KERJA SUMBERDAYA PENDUKUNG -Job Description -Knowledge Sharing -Sistem Informasi Data -Tim Kerja Terpadu -Pedoman Monev -Focus Group Discussion -E-monev -Kunjungan lapangan/ supervisi PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN KGM INSTRUMEN MONEV -Logical Framework -Matrik Kinerja -Kuesioner -Metode Pengumpulan Data 55