Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya

dokumen-dokumen yang mirip
Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L.

KERAGAMAN SPESIES RAYAP TANAH DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA TIMUR KARA GUS LANTERA E

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

KERUGIAN EKONOMI AKIBAT INFESTASI RAYAP PADA BANGUNAN PERUMAHAN (STUDI KASUS DESA GANDASULI, BOBOTSARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH)

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 a) Tumbuhan tuba yang tumbuh di perladangan masyarakat; b) Batang tumbuhan tuba.

RAYAP KAYU (ISOPTERA) PADA RUMAH-RUMAH ADAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT

Anang Kadarsah ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Aceh Selatan, Coptotermes curvignathus, Daya Jelajah, Myristica fragans, Populasi.

Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya

Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan siklus hidup rayap dapat dilihat gamabar dibawah ini: Gambar 1. Siklus hidup rayap

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SD NEGERI BAGIAN TIMUR DI KOTA PEKANBARU

Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia. IPB Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia Corresponding author: (Fauzi Febrianto)

KETAHANAN KAYU JATI UNGGUL NASIONAL (Tectona grandis Lf.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH DAN RAYAP KAYU KERING VINA NURFEBRIANI

SEBARAN DAN KARAKTER MORFOLOGI RAYAP TANAH

Rayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian

PENGUJIAN LABORATORIS EFIKASI UMPAN HEXAFLUMURON 0.5% TERHADAP RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren. (Isoptera: Rhinotermitidae)

TERMITES SPECIES RICHNESS AND DISTRIBUTION AT RESIDENTIAL AREA IN PT ARUN LNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI DI BAGIAN TIMUR KOTA PEKANBARU

PERSEBARAN DAN PREFERENSI RAYAP TANAH TERHADAP JENIS KAYU YANG BERBEDA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGUMPANAN DI WILAYAH PURWOKERTO SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Morfometrik dan Karakteristik Serangan Coptotermes sp. Pada Gedung Pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan

KEAWETAN ALAMI KAYU KALAPI (Kalappia celebica Kosterm) TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren) SKRIPSI. Oleh:

ASETILASI KAYU RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.), CEMPEDAK (Artocarpus integer Merr.), DAN RAMBAI (Baccaurea montleyana Muell. Arg) HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

Nama Responden Jabatan Pekerjaan Jenis Kelamin (P/L) Alamat JOSEPTIAN PURBA Direktur L Jl. Gaperta Ujung Perumahan Tosiro Indah No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN SPESIES RAYAP PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KARET MILIK RAKYAT DI JAMBI TRI UTAMI NINGSIH

ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH

Aplikasi campuran serbuk kayu pinus dan fipronil sebagai umpan rayap tanah Macrotermes gilvus (Hagen) (Isoptera: Termitidae) di Bandung

Oleh/By : Mody Lempang dan Muhammad Asdar ABSTRACT. The main cause of building destroy is termite attacktion. Economic lossing

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

KETAHANAN PELEPAH GEWANG (Corypha utan Lamk.) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH DAN RAYAP KAYU KERING PUTI WULAN SARY

Uji Daya Hidup Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera : Rhinotermitidae) dalam Berbagai Media Kayu di Laboratorium

EFEKTIVITAS BIOATRAKTAN DARI BAHAN ALAMI TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren)

DAFTAR PUSTAKA. Anonim Obor. Biro Perencanaan Perum Perhutani Unit I. Jawa Tengah.

IDENTIFIKASI RAYAP YANG MENYERANG TUMBUHAN PADA ZONA PEMANFAATAN YANG BERBEDA DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA (KRUS)

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

SERANGAN RAYAP COPTOTERMES

KEAWETAN ALAMI KAYU MANGIUM (Acacia mangium Willd.) UMUR 5, 6, DAN 7 TAHUN BERDASARKAN UJI LAPANG ABDUSA ALAM

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

IDENTIFIKASI JENIS RAYAP DI KAWASAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh: M. HENDRIANSYAH JUMARI NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Kunci identifikasi rayap kasta prajurit mayor Macrotermes gilvus (Haviland) (Ahmad 1965)

KEY TO THE LACESSITTERMES HOLMGREN (TERMITIDAE: NASUTITERMITINAE) FROM SUMATRA

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

HASIL. lorong kembara di batang tanaman (b) Data ukuran sarang rayap yang ditemukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERKEMBANGAN JUMLAH RAYAP, MORTALITAS, DAN KEMAMPUAN MAKAN RAYAP PADA PENGUJIAN LABORATORIUM ICHMA YELDHA RETMADHONA

ANALISIS KERUGIAN EKONOMIS DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK KOTA PEKANBARU

Uji Suspensi Kitosan untuk Mengendalikan Rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) pada Tanaman Karet di Lapangan

JENIS-JENIS RAYAP(INSEKTA: ISOPTERA) YANG TERDAPAT DI KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kondisi iklim tropis dan berbagai jenis

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

Lampiran 1. Kunci Pengenalan Genus dan Spesies (Nandika dkk., 2003)

STRATEGI PENGENDALIAN RAYAP SECARA TERPADU PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT STATEGY OF INTEGRATED CONTROL OF TERMITES ON OILPALM PLANTATION

Jenis-jenis Rayap (Isoptera) di Kawasan Hutan Bukit Tengah Pulau dan Areal Perkebunan Kelapa Sawit, Solok Selatan

Lampiran 1.Karakteristik Bangunan Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Medan. : Jl. Garu I No 28 Medan

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

KELAS AWET JATI CEPAT TUMBUH DAN LOKAL PADA BERBAGAI UMUR POHON (Durability class of Fast Growing and Local Teak On Various Tree Ages)

Daniel, Farah Diba, dan Harnani Husni. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak

ANATOMI SALURAN PENCERNAAN RAYAP BAGIAN TENGAH DAN BELAKANG PADA RAYAP Macrotermes gilvus UTAMI RAHADIANI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bekerjasama. Rayap dalam biologi adalah sekelompok hewan dalam salah satu

KETAHANAN PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH KAYU SENGON DAN KARTON TERHADAP RAYAP KAYU KERING DAN RAYAP TANAH

Pengendalian Iklim Pasif di Museum Sebagai Antisipasi Perubahan Iklim

TINJAUAN PUSTAKA. (C curvinagthus Holmgren) adalah sebagai berikut : Gambar 1 : Siklus hidup rayap Sumber :

DENGAN MENGGUNAKAN DAUN SIRSAK

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Transkripsi:

110 Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya (Characteristic of Population Subterranean Termites Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) and Its Attack Impact Niken Subekti 1,2) 1) Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Lt 1 Jl. Raya Sekaran-Gunungpati Semarang 50229 Telp/Fax. (024) 8508033 2) Penulis untuk korespondensi, e-mail : nikensubekti@yahoo.com Abstract Termite are known to infest building in the tropics, but in their quest for cellulose they may also cause significant damage to crops and trees. They become pest only when their natural habitat is altered in some way by humans. Subterranean termite Coptotermes spp has been known as the most economically important structural pest in Indonesia. Due to morphological ambiguity, traditional identification of Coptotermes spp. has always been difficult and unreliable. In economic point of view, economic loss due to termite attack always increases every year, and in the year 2000 it is estimated to reach 373 million US$. Moreover, the social as well as ecological impact caused by termite attack should also be considered. In the capital city of Jakarta, the subterranean termite attack on home buildings reaches around 55%; while in Surabaya (East Java) 36%; and in Semarang (Central Java) 41%. Meanwhile, in some other cities, the subterranean termite attack on home buildings reaches on the average of 20%. The presence of termites in a region can depend on various factors, such as soil and vegetation type. Climatic features and water avaibility play an important part in termite survival. Daily and seasonal changes in these factors also affect termite distribution. Keywords: characteristics, climatic, Coptotermes spp, attack impact. Pendahuluan Sebagaimana di negara-negara tropika lainnya, di Indonesia rayap dikenal sebagai serangga perusak kayu dan bangunan gedung yang paling penting. Serangannya pada kayu konstruksi bangunan dan bahan lignoselulosa lainnya telah dilaporkan hampir di seluruh propinsi di Indonesia. Bahkan kerugian ekonomis yang terjadi akibat serangannya pada bangunan gedung terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 kerugian tersebut diperkirakan mencapai Rp. 3,73 trilyun (Nandika et al. 2003). Sejalan dengan meluasnya pembukaan wilayah hutan, reklamasi lahan, pembangunan pemukiman, serta lahan pertanian dan perkebunan, ancaman serangan rayap pada bangunan gedung, tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan cenderung terus meningkat. Pengalaman selama lebih dari dua puluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa rayap merupakan faktor perusak kayu dan bangunan yang paling mengganggu. Hal ini bukan saja karena kasus serangannya yang sangat banyak dan terjadi hampir di seluruh

Biosaintifi ka Vol. 2 No.2, September 2010, ISSN 2085-191X, Hal 110-114 daerah di Indonesia, tetapi juga karena kerugian ekonomis yang ditimbulkannya sangat besar. Kerusakan bukan hanya terjadi pada konstruksi bangunan gedung, tetapi juga komponen arsitektur, meubel, buku serta barang-barang lain yang disimpan di dalam bangunan. Bahkan saat ini bahaya rayap tidak hanya mengancam bangunan sederhana, tetapi juga bangunan-bangunan mewah dan berlantai banyak (Tarumingkeng, 2000). Di Indonesia telah ditemukan tidak kurang dari 200 jenis rayap, lima jenis diantaranya tercatat sebagai perusak kayu dan bangunan gedung yang paling penting, yaitu Coptotermes curvignathus Holmgren, Schedorhinotermes javanicus Kemner, Macrotermes gilvus Hagen, Microtermes inspiratus Kemner, dan Cryptotermes cynocephalus Light. Kemampuan merusak serangga tersebut erat kaitannya dengan karakteristik populasinya yaitu hidup dalam satu koloni dengan jumlah anggota yang banyak dan memiliki wilayah jelajah yang tinggi. Karakteristik populasi tersebut menyebabkan upaya pengendalian rayap relatif sukar dilakukan (Pearce, 1997). Sampai saat ini pengawetan kayu (wood preservation) dan perlakuan tanah (soil treatment) merupakan dua teknik pengendalian rayap yang populer di masyarakat. Namun akhir-akhir ini teknik pengumpanan (baiting) dengan senyawa penghambat pembentukan kutikula rayap, seperti hexaflumoron, terus berkembang di berbagai negara. Perkembangan teknik pengumpanan di berbagai negara termasuk di Indonesia didukung oleh perkembangan penelitian yang mendalam mengenai karakteristik polulasi rayap tanah. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik populasi koloni rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren dan dampak serangannya sebagai perusak bangunan gedung. Bahan dan Metode 111 Identifikasi dan karakteristik jenis rayap tanah Coptotermes Daerah pengambilan sampel meliputi dua kota besar yang terdapat pada setiap propinsi di Pulau Jawa. Pemilihan dua kota besar dilakukan berdasarkan perbedaan tipe iklim dan kondisi tanah, sehingga diharapkan dapat mewakili seluruh habitat rayap tanah genus Coptotermes yang terdapat di Pulau Jawa. Untuk daerah DKI Jakarta, sampel diambil dari wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, wilayah Propinsi Banten, sampel diambil dari kota Serang dan Pandeglang, wilayah Propinsi Jawa Barat, sampel diambil dari kota Bandung dan Cirebon, wilayah Propinsi Jawa Tengah, sampel diambil dari kota Semarang dan Gresik, wilayah Propinsi DI Yogyakarta, sampel diambil dari kota Yogyakarta dan Bantul, sedangkan wilayah Propinsi Jawa Timur, sampel diambil dari kota Surabaya dan Malang. Untuk pengambilan sampel digunakan kayu Pinus (Pinus merkusii), berukuran 20 x 5 x 5 cm. Lahan pengambilan sampel berukuran 10 x 10 meter. Kayu Pinus tersebut ditanam ke dalam tanah sedalam 15 cm, sehingga terdapat bagian kayu yang muncul di atas permukaan tanah sebesar 5 cm. Selanjutnya kayu dibiarkan selama 3 (tiga) minggu. Selanjutnya, kayu Pinus diangkat dari dalam tanah dan rayap yang terdapat pada setiap kayu dikumpulkan, untuk diidentifikasi jenisnya. Satu koloni rayap umumnya terdiri dari tiga kasta, yaitu kasta reproduktif yang sering disebut ratu dan raja, kasta prajurit dan kasta pekerja. Hampir semua jenis rayap tanah memiliki kasta pekerja yang bentuknya hampir mirip satu sama lain, sehingga apabila identifikasi rayap menggunakan kasta ini sangat sulit. Pada umumnya pengenalan jenis rayap menggunakan kasta prajurit, karena hampir semua jenis rayap memiliki prajurit yang bentuknya berbeda (Tho, 1997). Hasil dan Pembahasan

112 Karakteristik Morfologi Rayap Genus Coptotermes Karakter morfologi yang diamati dari beberapa sampel rayap Genus Coptotermes yang ditemukan terdiri dari panjang kepala, lebar kepala, panjang mandibel, jumlah ruas tubuh, jumlah ruas antena, jumlah bulu pada kepala, bentuk mandibel, dan bentuk pronotum. Genus Coptotermes memiliki kepala berwarna kuning, antena, lambrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya, memiliki fontanel yang lebar. Antena terdiri dari 9-15 segmen; segmen kedua dan segmen keempat sama panjangnya. Mandibel berben tuk seperti arit dan melengkung diujungnya; batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Rata-rata panjang kepala tanpa mandibel pada seluruh sampel rayap berkisar antara 0.92-1.3 mm. Lebar kepala 0.97-1.14 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan dengan jumlah ruas antara 8-10 ruas (Thapa, 1997; Tho, 1992). Perbandingan sampel rayap genus Coptotermes dari setiap kota disajikan pada Gambar 1. Frekuensi Serangan Genus Coptotermes di Pulau Jawa Berdasarkan hasil penelitian di 12 kota di pulau Jawa frekuensi serangan rayap tanah genus Coptotermes pada bangunan gedung berbeda-beda. Frekuensi serangan rayap tanah yang relatif lebih tinggi dibandingkan kota lainnya adalah Bogor, Bandung, Serang, Jepara, Semarang, Sleman, Sidoarjo, Rangkasbitung dan Surabaya yaitu secara berturut adalah 41%, 40%, 34.4%, 36.7% 36,9%, 42.08%, 31%, 37.5% dan 55%. Sementara itu wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur merupakan kota dengan frekuensi serangan rayap tertinggi, yaitu 88,5% dan 78,3%, namun frekuensi serangan tersebut termasuk kerusakan bangunan gedung oleh rayap kayu kering. Frekuensi serangan rayap terendah terjadi di Kota Yogyakarta yaitu hanya 7,4%. Secara lengkap frekuensi serangan rayap di setiap lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2. Tingginya frekuensi serangan rayap di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Surabaya, Serang, Bogor, Sleman dan Rangkasbitung dibandingkan kota lainnya diduga karena beberapa faktor seperti tingkat perkembangan kota, kelimpahan rayap tanah genus Coptotermes yang berperan sebagai hama bangunan utama, dan kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan rayap. Pembangunan dan jumlah penduduk di beberapa kota dengan

Biosaintifi ka Vol. 2 No.2, September 2010, ISSN 2085-191X, Hal 110-114 frekuensi rayap tinggi berkembang relatif lebih cepat sehingga tingkat konversi penggunaan lahan menjadi kawasan pemukiman jauh lebih besar dibandingkan kota lainnya. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan yang besar terhadap habitat alami rayap dan merubah perilaku mencari makannya. Rayap kehilangan sumber-sumber makanan alaminya di dalam atau permukaan tanah dan pada akhirnya mencari sumber makan yang terdapat dalam bangunan gedung. Faktor lainnya yang mendorong tingginya frekuensi serangan rayap di kota tersebut adalah akibat tingginya kelimpahan rayap genus Coptotermes sebagai hama bangunan utama. Rayap tanah genus Coptotermes merupakan hama bangunan terpenting karena dampak kerusakan dan kemampuannya dalam 113 menyerang bagian-bagian bangunan gedung secara meluas (Lee, 2002). Kota Yogyakarta memiliki frekuensi serangan rayap yang relatif rendah. Diduga diakibatkan oleh faktor kelimpahan jenis rayap yang lebih rendah dibandingkan kota lainnya, khususnya genus rayap Coptotermes. Faktor lingkungan yang turut mempengaruhi perkembangan populasi rayap meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, serta ketersediaan makanan. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelembaban dan suhu merupakan faktor yang kuat yang secara bersama-sama mempengaruhi aktivitas rayap. Perubahan kondisi lingkungan akan menyebabkan perubahan perilaku rayap serta kondisi habitat di sarang rayap (Leicester et menyerang bangunan yang lebih tinggi di bandingkan rayap tanah lainnya. Serangga ini mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi lingkungan termasuk kondisi lingkungan yang diciptakan manusia di dalam bangunan gedung (Eggleton, 2000). Seringkali Coptotermes mampu membentuk sarang di dalam bangunan dan al. 2002). Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Rayap tanah genus Coptotermes memiliki sebaran yang luas

114 hampir di 90% lokasi penelitian yaitu ditemukan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung, Bogor, Serang, Rangkasbitung, Semarang, Yogyakarta, Sleman, Sidoarjo, dan Surabaya. 2. Secara umum di Pulau Jawa dapat dibagi ke dalam tiga zonasi bahaya rayap, berdasarkan frekuensi serangannya yaitu zona bahaya tinggi (Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Surabaya dan Sleman), zona bahaya sedang (Bogor, Bandung, Semarang dan Jepara) dan zona bahaya rayap rendah (Serang, Sidoarjo, Rangkasbitung dan Kota Yogyakarta). B. Saran Penggunaan model pendugaan serangan bahaya rayap dan kelas bahaya rayap di Pulau Jawa perlu dikembangkan sehingga dapat ditemukan formulasi pengendalian rayap tanah genus Coptotermes dengan tepat. Daftar Pustaka Eggleton P. 2000. Global patterns of termite diversity. In Termites: Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Edited by: Takuya Abe, David Edward Bignell and Masahiko Higashi. Kluwer Academic Publisher London. hlm 25-52. Lee CY. 2002. Subterranean Termite Pests and their Control in the Urban Environment in Malaysia. Sosiobiology. Vol. 40 No. 1. Leicester RH, Wang CH, Cookson L, Creffeld J. 2002. A model for termite hazard in Australia. 9 th International Conference on Durability of Building Materials and Components. Brisbane Convention and Exhibition Centre, Australia, 17 21 March 2002. Nandika D, Rismayadi Y, Diba F. 2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya. Muhammadiyah University Press. Surakarta. Pearce MJ. 1997. Termites. Biology and pest management. CAB International. Wallingford. Oxon. UK Tarumingkeng RC. 2000. Manajemen deteriorasi hasil hutan. Ukrida Press, Jakarta. Thapa RS. 1981. Termites of Sabah. India: Entomology Branch Forest Research Institute and Colleges Dehradun. Tho YP. 1992. Termites of Peninsular Malaysia in Kirton, L.G (Eds). Malayan Forest Record no 36. Forest Reasearch Institute Malaysia, Kepong, Kualalumpur. 224 hal