DESAIN VIRTUAL GAMELAN JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: : Rian Feldinanto : A

PROPOSAL PENELITIAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG C. RUMUSAN MASALAH D. BATASAN MASALAH E. TUJUAN F. MANFAAT G. KAJIAN PUSTAKA H. METODE PENELITIAN I.

MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA SENI GAMELAN JAWA

PEMBERIAN PERINGKAT TINGKAT KEMUDAHAN GENDING LELAGON JAWA DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT LARAS PELOG. Pratama Saputro Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRAK

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SENI BANUA BANJAR

Rancang Bangun Aplikasi Gamelan Sintetis Laras Pelog

PENGEMBANGAN ASET VISUAL DALAM GAME SIMULASI PERTANIAN ORGANIK ASTRO FARMER DENGAN PENDEKATAN SYMBOLIC ANALOGY

APLIKASI REBANA DIGITAL BERBASIS ANDROID

APLIKASI PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL GAMELAN UNTUK ANAK-ANAK MENGGUNAKAN BLENDER

PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA TENGAH BERBASIS ANDROID

BAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan

BAB II. Tinjauan Pustaka

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

Gamelan, Orkestra a la Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah studi aplikatif terhadap materi penyadapan seni tradisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

BAB I PENDAHULUAN. majunya teknologi komputer. Teknologi multimedia merupakan salah satu contoh

MEDIA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 5 BERBASIS ANIMASI

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.2 (2015)

BAB I PENDAHULUAN I-1

APLIKASI PENGENALAN PERMAINAN TRADISIONAL DARI JAWA BARAT BERBASIS MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek

1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan susunan bab sebagai berikut:

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak

GAME SIMULASI MASAKAN KHAS INDONESIA DENGAN ADOBE FLASH CS3

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

APLIKASI MEDIA PENGENALAN DAN SIMULASI ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Aplikasi Pengenalan Alat Musik Gamelan Jawa Dalam Bentuk Animasi 3D Berbasis Desktop Menggunakan Blender Versi 2.76B

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran seni dan budaya. Mata pelajaran ini bertujuan agar peserta didik

Penerapan Visual Novel Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

Penerapan Visual Novel Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

APLIKASI ALAT MUSIK TRADISIONAL GAMELAN JAWA BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE ENSIKLOPEDIA DAN SIMULASI GAMELAN KRATON YOGYAKARTA BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal yang paling menonjol dari perkembangan IT saat ini adalah aplikasi pada platform

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komputerisasi dewasa ini

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tanaman Bambu merupakan salah satu media penciptaan karya seni dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

THE PHILOSOPHY OF MULTIMEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah. Salah satunya adalah

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN METODE INTRUCTIONAL SYSTEM DESIGN PADA MEDIA PEMBELAJARAN SHOLAT TERHADAP PEMAHAMAN ANAK.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

SIMULASI CARA MEMAINKAN KOMPANG BERBASIS ANIMASI

BAB III METODE PENELITIAN

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PERHITUNGAN ARITMATIKA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDIT BU NAYYA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, khususnya teknologi elektronika yaitu perkembangan Smart Phone Android.

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian

MEDIA PEMBELAJARAN ALAT MUSIK SAXOPHONE

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 21 (SNATI 21) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 21 DESAIN VIRTUAL GAMELAN JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Y. Tyas Catur Pramudi 1, Fikri Budiman 2, Sunardi 3 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer 3 Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Dian Nuswantoro, Jl. Nakula I No. 5 11 Semarang E-mail: tyas@dosen.dinus.ac.id, fikri@dosen.dinus.ac.id, sunardi@dosen.dinus.ac.id ABSTRAKS Desain virtual gamelan merupakan transformasi kedalam bentuk seni gamelan yang bernuansa modern dalam sajian desain multimedia sebagai media pembelajaran yang efektif. Ide dasar pengembangan media ini adalah upaya menumbuhkembangkan kecintaan generasi muda pada aset budaya tanah air. Salah satu upaya tersebut adalah pemanfaatan teknologi multimedia. Desain ini merupakan implementasi multimedia dalam gamelan jawa yang dilengkapi berbagai macam pilihan menu suara gamelan jawa yang direkam langsung dari berbagai macam gamelan. Gamelan virtual ini dapat dimainkan secara kolosal dalam satu lokasi dengan menggunakan banyak komputer dimana satu komputer memainkan satu buah alat gamelan. Desain gamelan virtual ini juga dapat dipakai sebagai multimedia pembelajaran gamelan jawa. Media ini digunakan sebagai awal transmisi kebudayaan untuk menanamkan pendidikan seni gamelan jawa di masyarakat khususnya siswa SMP dan SMA. Kata Kunci: desain, gamelan jawa, media pembelajaran 1. PENDAHULUAN Budaya nasional bangsa Indonesia merupakan agregat dari hasil usaha penggalian budaya daerah/lokal yang menjadi unggulan. Seperti diketahui bahwa seni gamelan tidak hanya dimiliki oleh daerah Jawa melainkan terdapat di daerah lain seperti Sunda, Bali dan Bugis, sehingga seni gamelan bisa dikatakan sebagai budaya bangsa Indonesia yang bersumber dari kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang sampai sekarang bisa dilestarikan. Budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia selanjutnya menjadi warisan budaya (cultural heritage) bagi bangsa Indonesia. Konsep kebudayaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan cara bertingkah laku manusia dalam kehidupannya yang menjadi suatu identitas. Masyarakat sebagai pewaris budaya dari generasi-generasi sebelumnya diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai-nilai kebudayaan, dan memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan nilai-nilai kebudayaan ke generasi berikutnya. Di satu sisi, apresiasi generasi muda terhadap seni gamelan semakin langka; di sisi lain, perkembangan musik-musik di barat sekarang ini banyak yang berpaling ke wilayah timur, termasuk seni gamelan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bahkan seni gamelan berkembang pesat di Vancouver, Kanada melalui kelompokkelompok peminat jenis seni itu yang ada di negara tersebut. Di Vancouver juga terdapat dua universitas besar yang secara aktif mendukung perkembangan seni gamelan. The School for the Contemporary Arts di Simon Fraser University sudah sejak 199 menawarkan program kelas gamelan setiap musim semi dan panas. Fenomena ini menjadi pijakan optimis bahwa seni gamelan khususnya gamelan jawa pada era globalisasi sangat potensial menuju industri kreatif. Kegiatan berapresiasi dan berkarya musik sangat erat hubungannya dengan ketersediaan media pembelajaran sebagai pendukungnya. Pada kenyataannya belum semua sekolah mempunyai instrumen musik gamelan. Untuk mengatasi permasalahan di atas, dengan melihat peluang yang dimiliki sekolah bahwa setiap sekolah sudah mempunyai peralatan komputer, perlu diusahakan solusi yang tepat dari ketersediaan media pembelajaran yang berguna untuk membantu siswa dalam melakukan apresiasi seni gamelan jawa yang berbasis teknologi informasi. Dalam penelitian ini seni gamelan dijadikan objek penelitian dalam menggali potensi budaya lokal yang dapat diunggulkan sebagai budaya bangsa. Gamelan di Jawa tidak hanya sekedar sebagai musik melainkan keanggunan suaranya digunakan sebagai sesuatu yang mistis, sehingga penamaan gamelan pun diperlakukan seperti manusia, misalnya Gamelan Kyai Guntur Madu yang dibunyikan setiap sekatenan dan ditabuh oleh orang-orang pilihan. Jika gamelan Kyai Guntur Madu di-virtual-kan dalam multimedia komputer, siapapun secara virtual bisa menabuh atau memainkan gamelan tersebut. Transformasi seni gamelan tradisional yang mempunyai biaya mahal (lebih dari Rp.1 juta) kedalam multimedia akan menjadikan gamelan lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat. Tentu saja luaran penelitian ini dapat menjadi karya yang mendukung industri kreatif bangsa Indonesia dengan menggali keunggulan lokal. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seni dan Budaya Seni menurut Suwarna (1999) lebih banyak berbicara tentang pengekspresian seniman terhadap sekelumit persoalan kehidupannya. Definisi diatas A-41

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 21 (SNATI 21) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 21 secara jelas menyatakan bahwa seni lebih berbicara kepada diri manusia yang mengungkapkan dirinya kedalam karya itu, baik berupa perasaan, kebenciaan, kegembiraan, kebebasan, dan lain-lain yang selanjutnya disebut ekspresi. Dibutuhkan ekspresi personal untuk menghasilkan sebuah karya seni, dan setiap seniman mempunyai pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk diolah sebagai karya. Karya dihasilkan karena adanya proses penciptaan yang kreatif-eksploratif-estetik. Estetika adalah cara mengetahui melalui indera yang mendasar bagi kehidupan dan perkembangan kesadaran. Estetika, dalam tradisi intelektual, umumnya dipahami sebagai salah satu cabang filsafat yang membahas seni dan objek estetika lainnya. Estetika dicapai karena adanya aspek kesengajaan dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang lahir dari perenungan gagasan yang bersifat eksploratif. Dengan kata lain, perenungan eksploratif melahirkan gagasan untuk mencipta. Gagasan ini kemudian dicarikan bentuknya dengan memanfaatkan aspek teknologi. Kreasi-eksplorasiestetika ini timbul karena adanya rasa. Rasa muncul dari dorongan naluri yang disebut dengan karsa. Karsa dapat bersifat individual atau kolektif, tergantung dari lingkungan serta budaya masyarakat. 2.2 Seni Gamelan Jawa Gamelan Jawa merupakan salah satu jenis musik gamelan. Gamelan Jawa terdiri dari berbagai alat musik, diantaranya kendang, rebab, celempung, gambang, gong, dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat mempunyai fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. Misalnya, gong berperan menutup sebuah irama yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama. Irama yang khas yang dihasilkan merupakan perpaduan jenis suara dari masing-masing unit peralatan gamelan. Secara hipotesis, masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Dahulu kepemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk kategori pusaka (Haryono, 21). Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan karena filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan jawa serta berhubungan dekat dengan perkembangan religi yang dianutnya. 2.3 Multimedia Perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi tidak lepas dari perkembangan multimedia. Komunikasi multimedia merupakan salah satu bentuk desain komunikasi visual dengan menggunakan komputer untuk mengkombinasikan seni perpaduan tipografi, suara, foto, animasi, dan video dalam menampilkan informasi. Ekspresi kreatif penggabungan elemen foto, suara, dan video dapat menghasilkan sensasi informasi yang memikat perhatian pemirsanya. Bentuk-bentuk penyampaian informasi dengan multimedia adalah sebagai berikut: 1. Card-based / page-based Penyajian ini dirancang menyerupai buku/majalah dan terdapat link antar halaman. 2. Event-based Presentasi ini dikendalikan berdasarkan kejadian, misalnya dengan menekan suatu tombol kemudian sistem akan merespon untuk proses informasi yang sesuai dengan penekanan tombol tersebut 3. Time-based Presentasi ini berjalan urut sesuai dengan yang telah ditentukan (slide show). Terdapat empat komponen utama dalam membangun multimedia, dan jika salah satu komponen tidak ada maka disebut mixed media bukan multimedia. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komputer, untuk mengolah dan menyampaikan tentang apa yang dilihat dan didengar oleh pemakai. 2. Links, yang menghubungkan dengan informasi. 3. Navigator tools, yang memungkinkan pemakai untuk menjelajahi informasi yang ditampilkan. 4. Cara, untuk berbagi, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide pemakai. Multimedia yang merupakan kombinasi elemenelemen tipografi, fotografi, audio, dan videografi dapat menjadi tempat menyatunya berbagai macam seni untuk dapat tampil bersama-sama menghasilkan tampilan baru seni berbasis teknologi. 3. METODE PENELITIAN Metode pengembangan desain multimedia pada penelitian ini menggunakan model deskriptif kualitatif, yaitu cara atau prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan urutan langkah yang telah ditentukan untuk menghasilkan suatu produk yang diharapkan. Kegiatan perancangan deskriptif ini melakukan upaya dengan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan memaparkan keadaan objek yang diselidiki sebagaimana adanya berdasarkan fakta aktual yang ada di lapangan pada A-42

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 21 (SNATI 21) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 21 saat sekarang. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa fase. Fase 1. Inisialisasi penelitian Fase ini mendefinisikan dan mengkaji kebutuhan dan manfaat akan desain dokumentasi dalam betuk multimedia yang akan dibangun. Metode analisis untuk eksplorasi dan evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Synectics, yang intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi yang lebih luas, termasuk individu di luar disiplin desain yaitu dalang, guru gamelan dan budayawan lainnya. Fase 2. Spesifikasi persyaratan Fase ini menganalisis dan mendokumentasikan persyaratan dalam mengembangkan desain multimedia. Pemilihan sumber data menggunakan teknik non-probabilitas, dimana pengambilan sampel lebih pada pertimbangan subjektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan kedalaman masalah yang diteliti. Pada penelitian ini pemilihan narasumber didasari untuk dapat mempelajari : a. Potensi seni gamelan yang membentuk nilai-nilai luhur kehidupan masyarakat. Dengan mengadakan konser gamelan jawa untuk lebih menyatu dengan apa yang diteliti. b. Desain multimedia virtual gamelan jawa dalam mendukung industri kreatif sebagai keunggulan lokal di era global. Data primer diperoleh dengan metode wawancara dan observasi dengan narasumber langsung oleh peneliti. Dan data sekunder dari membaca berupa dokumen, surat, dan literatur, serta yang diperoleh langsung dari melihat dan mendengar. Fase 3. Desain Tahap desain menggunakan prinsip semiotik sintatik dimana tanda-tanda/simbol/isyarat unsurunsur seni gamelan yang akan disampaikan dalam bentuk multimedia harus memiliki keterpaduan dan keseragaman untuk menghasilkan citra yang baik, sehingga dapat tertanam serta dapat diingat oleh masyarakat khususnya siswa SMP dan SMA untuk mengenali, mencintai, dan melestarikan budaya lokal sebagai identitas diri. 1. Konsep: meliputi kesimpulan analisa dari fase sebelumnya yang didefinisikan dengan sejelas mungkin agar tercipta desain multimedia interaktif yang dapat mengangkat potensi budaya lokal menjadi suatu industri kreatif di era global. 2. Generator bentuk: Panduan penciptaan desain yang berpedoman pada konsep verbal, visual, dan teknologi. 3. Rough design: Sketsa-sketsa kasar eksplorasi bentuk temuan alternatif-alternatif desain. 4. Final design: desain yang dikembangkan untuk diimplementasikan. Fase 4. Implementasi Fase ini mengimplementasikan rancangan dan desain sesuai dengan konsep teknologi yang digunakan. Tahap awal dilakukan dengan merekam suara semua jenis gamelan baik yang dari Keraton Surakarta Hadiningrat maupun yang ada di Taman Budaya Jawa Tengah, dilanjutkan dengan pengolahan suara hasil rekaman dengan multimedia menggunakan Adobe Flash CS3 Profesional untuk meng-import semua data untuk menghasilkan multimedia interaktif sesuai dengan final desain. Langkah berikutnya adalah mengimplementasikan multimedia pembelajaran interaktif berkaitan dengan seni gamelan untuk siswa SMP dan SMA. Tahap terakhit adalah membuat multimedia gamelan yang bisa dibunyikan secara online menembus batas ruang dan tempat. Fase 5. Pengujian Fase ini menguji apakah desain multimedia yang diimplementasikan telah sesuai dengan yang direncanakan. Pengujian rancangan menggunakan metode review atau pengkajian ulang dengan melakukan pengkajian yang ditekankan pada kualitas kemudahan penerimaan dan penggunaan bagi pengguna (fitness for user). Pengujian implementasi dilakukan dengan metode pengujian dalam beberapa tingkat perbedaan, yang secara urut dilakukan tes unit, integrasi, sistem, dan penerimaann untuk memberikan percobaan yang lebih realistis ke siswa (user). Pengujian dilakukan di 5 SMA di daerah yang berbeda, yaitu SMAN 3 Semarang, SMAN Prembun, SMAN 3 Surakarta, SMAN 1 Ungaran, dan SMAN 1 Salatiga. Dalam pengujian juga dilakukan konser gamelan jawa untuk membandingkan penggunaan antara perangkat gamelan fisik dan gamelan virtual. Fase 6. Pemeliharaan Dalam fase ini dilakukan perbaikan kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada penerapan sesungguhnya. 4. ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Nara Sumber Nara sumber untuk penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yang berbeda yaitu siswa, guru kesenian, dan budayawan. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner, wawancara, diskusi dan pengamatan langsung. Deskripsi responden sebanyak 6 siswa SMA adalah sebagai berikut: a. Jenis kelamin: 25% laki-laki, 75% perempuan b. Umur: 14 16 tahun c. Pernah belajar gamelan: 15% pernah, 66.7% tidak pernah A-43

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 21 (SNATI 21) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 21 d. Yang mengenalkan seni gamelan: 7% guru, 6.7% orangtua e. Kemampuan menabuh gamelan: 76.7% tidak bisa f. Kesukaan terhadap gamelan: 26.7 tidak suka karena sulit dan tidak dapat dimainkan sendiri. 4.2 Sikap Siswa terhadap Seni Gamelan Sikap siswa terhadap seni gamelan dilihat dari 3 hal yaitu sikap kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil pengolahan data empiris dengan penilaian skala Likert menunjukan: a. Sikap Koginitif Sebagian besar siswa telah memiliki pengetahuan seni gamelan yang baik. b. Sikap Afektif Nilai rata-rata cukup terlihat pada sikap afektif berupa: rasa takut, senang, merasa mudah, dan percaya diri terhadap gamelan. c. Sikap Psikomotorik Nilai kurang terlihat pada sikap psikomotorik berupa kurangnya usaha untuk membunyikan gamelan dan kurangnya pengetahuan akan manfaat gamelan. 4.3. Model Hubungan antara Persepsi Gamelan, Komputer, dan Gamelan Virtual Hasil sikap psikomotorik dan afektif terhadap gamelan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perlunya gamelan virtual, sedangkan hasil sikap kognitif tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan.95 atau.5 error. Hasil menarik dari pengolahan data adalah sikap afektif yang signifikan dengan koefisien negatif. Siswa yang tidak menyenangi gamelan mempunyai persepsi baik terhadap perlunya gamelan virtual. Hasil empiris ini menunjukan bahwa gamelan virtual sangat diharapkan oleh siswa yang belum menyenangi gamelan untuk dapat meningkatkan kecintaan mereka terhadap gamelan.. 4.4 Pandangan Guru Kesenian terhadap Gamelan Virtual Menurut informasi yang dapat dikumpulkan dari beberapa guru kesenian, khusunya kesenian gamelan di SLTP dan SLTA, secara umum mereka berharap model gamelan virtual yang ditampilkan dengan media komputer akan dapat menarik siswa untuk memainkan gamelan tanpa memiliki kesan kuno, karena yang mereka hadapi adalah seperangkat komputer sebagai ikon teknologi modern. Model seperti ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi dalam mengajarkan kesenian gamelan kepada siswa, khususnya yang berhubungan dengan kelangkaan perangkat gamelan dan ketertarikan siswa terhadap perangkat gamelan yang digunakan dalam pembelajaran. 4.5 Pandangan Budayawan Penggalian pentingnya menyampaikan pengetahuan nilai-nilai budaya khususnya seni gamelan jawa ke generasi berikutnya dengan menggunakan media informasi dan model pembelajaran berbasis multimedia yang dapat melestarikan dan mengenalkan secara efektif potensi budaya seni gamelan yang memuat nilai-nilai luhur dalam karakteristik kehidupan masyrakat sebagai identitas bangsa Indonesia. Pentingnya media pembelajaran gamelan dalam bentuk multimedia ini telah mendapat izin dari pihak Keraton Surakarta Hadiningrat. Pihak Keraton tempat sumber riwayat terciptanya gamelan di tanah Jawa menyadari akan lemahnya pengenalan gamelan di kalangan remaja, sehingga mereka menyambut baik akan adanya penelitian ini untuk menghidupkan kembali kecintaan remaja terhadap gamelan yang memiliki filosofi demokrasi dan dapat sebagai pintu pembuka untuk siswa dalam memahami keseluruhan cara bertingkah laku dalam kehidupan seperti yang terkandung dalam filosofi gamelan jawa. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode desain dengan analisis-sintesis adalah sebagai berikut seperti terlihat pada Gambar 1: Ada pilihan gending sesuai urutan kesulitan Tampilan semua gamelan dengan animasi sesuai dengan gending Satu objek di-zoom untuk diamati. Gambar 1. Desain analisis-sintetis MENU GENDING 1. LADRANG 2. KEBO GIRO 3. GANGSARAN 4. DLL Deskripsi pembelajaran gamelan jawa dalam desain ini ditampilkan seperti pada Gambar 2. Sejarah dan pengenalan Seni Gamelan Konser Gamelan Berbagai macam gamelan 1. Kraton 2. Lokananta 3. Gamelan Sekaten 4. Gamelan TBJT Tata Cara Menabuh Gamelan Bentuk Gending Simulasi Gamelan Sintesis dan Analisis Media Latihan Menabuh Gamelan Singgel User dengan berbagai pilihan 1. Gamelan Kraton 2. Gamelan Lokananta 3. Gamelan Sekaten 4. Gamelan TBJT Game Gamelan Gambar 2. Deskripsi pembelajaran A-44

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 21 (SNATI 21) ISSN: 197-522 Yogyakarta, 19 Juni 21 Hirarki dari dialogue chart ini menunjukkan pilihan yang ada pada suatu form, dimana garis dan tanda panah pada masing-masing kotak menyatakan pilihan yang diambil, seperti terlihat pada Gambar 3. 1 Modul 2 Konser Menu utama Gambar 3. Struktur layar dialog menu utama Bantuan Perangkat lunak yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan user dengan terciptanya suatu aplikasi dengan nama Gamelan Virtual sebagai sarana guru membantu siswa untuk lebih tertarik dalam belajar dan menabuh gamelan. Tampilan hasil implementasi halaman depan aplikasi yang telah didesain sebelumnya. Pada halaman depan terdapat menu pilihan untuk menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris (dwi bahasa). Untuk implementasi halaman menu berikutnya dimunculkan dengan memilih bahasa pada menu bar di halaman depan. Pada halaman menu tersebut terdapat empat menu: pembelajaran, orkestra, game, dan bantuan. Pada menu pembelajaran terdapat pilihan belajar: sejarah gamelan, teknik bermain, mengenal bentuk-bentuk gending, dan simulasi. Pada pilihan simulasi siswa dapat memilih belajar menabuh dengan memilih salah satu peralatan gamelan yang akan dimainkan. Pada menu Orkestra siswa dapat menabuh gamelan bersama-sama, bahkan dapat dimainkan musik gamelan secara kolosal dimana satu komputer mewakili satu alat gamelan yang dimainkan oleh siswa. Siswa dapat memilih jenis suara gamelan dengan memilih jenis gamelan yang telah direkam sebelumnya, jenis gamelan tersebut adalah gamelan keraton, gamelan Lokananta Solo, dan gamelan Taman Budaya Jawa Tengah. 3 Game 4 untuk lebih mencintai permainan gamelan yang sesungguhnya, dan dapat melestarikan dan mengenalkan secara efektif potensi budaya seni gamelan yang memuat nilai-nilai luhur dalam karakterisitk kehidupan masyarakat sebagai identitas bangsa Indonesia. Multimedia gamelan ini diharapkan dapat dimainkan oleh banyak orang secara online menembus batas ruang dan tempat. PUSTAKA Haryono, Timbul. (21). Sejarah dan Makna Gamelan. Yogyakarta: UGM Press. Jonathan S., Hary L. (27). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Andi Offset: Yogyakarta. Karmadi, Agus Dono. (27). Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya. Dialog Budaya Jawa Tengah: Ketahanan Budaya Lokal di Era Globalisasi. Dinas P&K Jawa Tengah. Kusrianto, Adi, (27). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi Offset: Yogyakarta. Perry, William. (1995). Effective Methods for Software Testing. New York: John Wiley & Sons Inc. Pramudi, Y. Tyas Catur, Fikri Budiman, Sunardi. (29). Desain Virtual Gamelan Jawa Menuju Industri Kreatif Modern serta sebagai Media Pembelajaran dalam Rangka Keunggulan Lokal di Era Global. Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional. Ditjen Dikti Depdiknas. Sachari, Agus. (25). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suwarna, Joko. Ekspresi Seni dan Wilayah Subjektivitas. dalam Kompas 18 Juli 1999. Waridi. (26). Seni Tradisi dan Apresiasi Masyarakat terhadap Pembelajaran Seni. Surakarta: PSB-PS UMS. Zahn, Susan Brown. (1996). Communicating with Multimedia. Journal of Information System Education, Department of Communication Miami University. 6. KESIMPULAN Dengan pembelajaran gamelan multimedia siswa dapat berlatih gamelan sendiri dengan memilih alat yang diinginkan untuk mengiringi tembang dan alat yang lainnya dimainkan oleh komputer. Pembelajaran gamelan multimedia ini dapat menjembatani siswa A-45