BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab III Gambaran Umum Keuangan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

local accountability pemerintah pusat terhadap pembangunan di daerah.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Pada Bab II telah diuraiakan kondisi riil daerah yang ada di

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

, ,00 10, , ,00 08,06

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Transkripsi:

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow function). Untuk tahun 2005 sampai dengan 2010, pengelolaan keuangan daerah masih sangat tergantung dengan kebijakan pemerintah pusat terutama dalam hal peraturan perundang- undangan yang mendasarinya, terutama dalam hal pendapatan daerah yang sangat besar peranannya dalam perencanaan dan pendanaan pembangunan dalam kurun waktu tersebut. Dengan terbitnya Undang- Undang Pajak Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah tentu memberikan warna baru dalam menentukan kerangka pendanaan dalam rencana kinerja pembangunan Kota Jayapura periode tahun 2012-2016. Dengan undangundang tersebut yang nantinya diikuti oleh peraturan perundang-undangan yang dibawahnya, diharapkan ketergantungan Kota Jayapura dari dana pusat semakin berkurang yang artinya Kota Jayapura dapat lebih mandiri dalam hal pendanaan pembangunan. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelumnya. Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Jayapura didasarkan pada Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Bab VIII yang mengatur tentang Keuangan Daerah; pasal 157) yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Bagian Kedua tentang Struktur APBD dalam pasal 20 pada ayat 1 disebutkan bahwa APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan Daerah. Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 21 28 (PP No. 58 Tahun 2005) bahwa: 1. Pendapatan daerah terdiri atas; Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. a. Pendapatan asli daerah terdiri atas; pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. b. Pendapatan Dana Perimbangan meliputi; Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. 2. Belanja daerah diklasifikasi menurut jenis belanja terdiri dari; belanja pegawai, belanja barang dan jasa, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; belanja modal dan belanja tidak terduga. 3. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 51

a. Penerimaan pembiayaan mencakup; SiLPA tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman b. Pengeluaran pembiayaan mencakup; pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman. c. Pembiayaan neto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan. d. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. 3.1.1. Pendapatan Daerah Atas dasar hukum pengelolaan keuangan daerah dimaksud, maka seluruh proses pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan mulai dari proses penganggaran sampai pada pelaporan realisasi anggaran berdasarkan struktur APBD sebagaimana diuraikan, maka disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3.1.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006 2010 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata No. Uraian Pertumbuhan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 PENDAPATAN 442.315.220.617 547.378.487.459 612.552.575.170 639.368.427.143 672.372.371.987 11,30% 1.1. Pendapatan Asli Daerah 22.401.618.006 30.764.259.915 37.930.695.364 45.102.908.940 52.698.546.054 24,09% 1.1.1. Pajak daerah 8.002.038.885 12.898.668.226 16.504.619.749 19.985.647.999 26.159.776.977 35,28% 1.1.2. Retribusi daerah 11.124.861.305 12.527.727.815 15.948.633.050 18.062.660.647 20.712.637.476 16,96% 1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan 673.421.150 1.081.944.600 1.615.676.781 2.394.257.088 2.384.426.605 39,44% 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 2.601.296.666 4.255.919.274 3.861.765.784 4.660.343.206 3.441.704.996 12,22% 1.2. Dana Perimbangan 359.105.265.611 431.117.899.744 451.886.021.919 442.759.283.564 459.865.970.078 6,68% 1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 51.815.265.611 60.995.029.841 64.035.958.919 51.392.022.564 59.931.328.078 4,89% 1.2.2. Dana alokasi umum 294.148.000.000 322.295.969.903 331.616.963.000 335.198.261.000 367.786.142.000 5,82% 1.2.3. Dana alokasi khusus 13.142.000.000 47.826.900.000 56.233.100.000 56.169.000.000 32.148.500.000 59,66% 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 60.808.337.000 85.496.327.800 122.735.857.887 151.506.234.639 159.807.855.855 28,27% 1.3.1 Hibah 27.840.000.000 26.285.438.000 25.935.773.200-3,46% 1.3.2 Dana darurat 10.000.000.000 6.500.000.000-11,67% 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 3.652.275.000 12.232.004.800 14.511.129.887 14.271.346.639 15.996.526.523 66,00% 1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 57.156.062.000 63.264.323.000 73.884.728.000 110.949.450.000 117.875.556.132 20,97% 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Sumber: BPKAD Kota Jayapura Realisasi Pendapatan Daerah selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, menunjukkan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar 11,30 persen. Pertumbuhan dan kontribusi realisasi PAD, Dana Perimbangan (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil SDA, DAU dan DAK) serta Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (Dana Hibah, Dana Darurat, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana OTSUS dan Dana Penyesuaian/Ad Hoc) yang diperoleh Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010 dapat diuraikan sebagai berikut : RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 52

Realisasi PAD Dilihat dari realisasi PAD selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, ternyata realisasi PAD di atas target dengan tingkat efektivitas rata-rata sebesar 114,69 persen. Realisasi PAD di atas target tersebut sebagai perwujudan adanya perbaikan sistem dan prosedur pemungutan PAD baik dalam bentuk intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak dan retribusi. Efektivitas realisasi PAD terbesar terjadi pada tahun anggaran 2008, yakni sebesar 133,09 persen kemudian diikuti pada tahun anggaran 2007 sebesar 120,64 persen. Dalam Rp. 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0 Tahun Pemerintah Kota Jayapura Perkembangan PAD TA 2006-2010 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba BUMD Lain-lain PAD Berdasarkan realisasi setiap elemen PAD pada tahun Pertumbuhan PAD anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, pertumbuhan realisasi PAD menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 24,09 persen, dimana realisasi PAD tahun anggaran 2006 sebesar Rp.22.401.618.006 meningkat menjadi Rp.52.698.546.054 di tahun anggaran 2010. Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari Bagian Laba BUMD sebesar 39,44 persen, diikuti oleh pajak daerah sebesar 35,28 persen, retribusi daerah sebesar 16,96 persen, dan lain-lain PAD sebesar 12,22 persen. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar Kontribusi PAD 6,47%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua masih tinggi ditinjau dari pendapatan murni daerah (PAD). Kontribusi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba BUMD, dan Lain-lain PAD terhadap Total Pendapatan Daerah dari tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010 masih didominasi oleh pajak daerah dengan rata-rata kontribusi per tahun sebesar 2,83 persen, kemudian diikuti oleh retribusi daerah sebesar 2,71 persen. Sedangkan Lain-lain PAD yang sah dan Bagian Laba BUMD memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,66 persen. Hakekatnya tujuan otonomi daerah untuk memberikan kewenangan kepada setiap daerah untuk meningkatkan kemandirian fiskal, sehingga pada saatnya mampu memenuhi kebutuhan fiskal dari kapasitas fiskal yang dimiliki. Strategi untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam kemandirian dana adalah meningkatkan PAD tanpa harus membebankan masyarakat di satu sisi, dan di sisi lain dapat mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi daerah secara menyeluruh. Walaupun PAD yang dicapai Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, di satu sisi harus diapresiasi, namun di sisi lain tingkat ketergantungan fiskal Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa PAD yang dicapai Pemerintah Kota Jayapura masih sangat rendah, yakni rata-rata sebesar 6,47 persen. Itu berarti ketergantungan Pemerintah Kota Jayapura terhadap transfer dana dari Pemerintah Pusat baik dalam bentuk Dana Perimbangan maupun Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah sebesar 93,53 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 53

Dana Perimbangan pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan adalah dana transfer pemerintah pusat dari sumber APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk membiayai kebutuhan dalam rangka Pemberlakuan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah merupakan tonggak pergeseran paradigma terhadap APBD, yaitu: a. Pergeseran teknis, meliputi; struktur anggaran, orientasi anggaran, disiplin anggaran (rutin dan pembangunan), dan duplikasi anggaran (belanja lain-lain, pengeluaran yang tidak termasuk bagian lain, dan pengeluaran tak terduga, biaya operasional vs biaya rutin, serta uang representasi dan uang sidang). b. Pergeseran konseptual mencakup; dinamika tuntutan masyarakat (akuntabilitas dan transparansi), efisiensi dan efektivitas sumber daya daerah, peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maupun pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan. Pelaksanaan perimbangan keuangan dilakukan melalui dana perimbangan yang mempunyai tujuan utama untuk mengatasi ketimpangan keuangan yang terjadi baik antara pusat dan daerah maupun antar daerah sesuai dengan tujuannya, maka dana perimbangan dibedakan menjadi: a. Bagi hasil dimaksudkan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara pusat dan daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara pemerintah pusat dan daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. b. DAU merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. c. DAK merupakan transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk memenuhi pembiayaan kebutuhan khusus daerah dan/atau kepentingan nasional. Selain dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, terdapat pula Dana Otsus yang dikelola oleh Pemerintah Parovinsi yang didistribusikan sebagai dana transfer dari Pemerintah serta Dana Bagi Hasil Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan dibagihasilkan ke Kabupaten/Kota. Realisasi Dana Perimbangan anggaran 2010, ternyata realisasi di atas target dengan tingkat efektivitas hanya dicapai oleh Dana Bagi Hasil Pajak dan SDA dengan tingkat realisasi rata-rata sebesar 126,14 persen dan 126,73 persen. Realisasi DAU sebesar anggaran atau sebesar 100 persen, sedangkan DAK di bawah target yakni sebesar 98,66 persen. Dilihat dari realisasi Dana Perimbangan selama tahun anggaran 2006 Realisasi Dana Perimbangan TA 2006-2010 sampai tahun Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 400.000.000.000 350.000.000.000 300.000.000.000 250.000.000.000 200.000.000.000 150.000.000.000 100.000.000.000 50.000.000.000 Dana BH Pajak Dana BH SDA DAU DAK 0 Dalam Rp. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 54

Pertumbuhan Dana Perimbangan Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Berdasarkan realisasi setiap elemen Dana Transfer pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, menunjukkan adanya kencenderungan fluktuatif searah dengan kebijakan distribusi dari Pemerintah Pertumbuhan Dana Perimbangan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 6,68 persen dari realisasi tahun anggaran 2006 sebesar Rp.359.105.265.611 menjadi Rp.459.865.970.078 di tahun anggaran 2010. Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari DAK sebesar 59,66 persen, diikuti oleh DAU sebesar 5,82 persen, dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak sebesar 4,89 persen. Kontribusi Dana Perimbangan Pendapatan Daerah Yang Sah (17,96 persen). Kontribusi masing-masing elemen dana perimbangan terhadap pendapatan daerah, ternyata DAU menduduki peringkat tertinggi dalam struktur APBD Kota Jayapura dengan kecenderungan kontribusi terhadap total pendapatan daerah menurun sejak tahun anggaran 2006 yakni tahun anggaran 2006 mencapai 81,19 persen menurun sampai mencapai 68,39 persen di tahun anggaran 2010 akibat perubahan dalam kebijakan Hold Harmless dalam penyaluran DAU secara nasional. Kontribusi Dana transfer terhadap Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Jayapura selama tahun Kontribusi Dana Perimbangan terhadap pendapatan daerah rata-rata sebesar 75,57% dan sisanya dari PAD (6,47 persen) dan Lain-Lain Kontribusi DAU terhadap Total Pendapatan Daerah selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 rata-rata sebesar 58,29 persen, kemudian diikuti DAK sebesar 7,05 persen, Dana Bagi Hasil Pajak sebesar 6,36 persen, dan Dana Bagi Hasil SDA sebesar 3,86 persen. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Lain-lain pendapatan Daerah yang sah adalah dana transfer pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Papua maupun lembaga donor selain dana Perimbangan berupa Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Lainnya. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 55

Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah target dicapai oleh Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Papua rata-rata sebesar 102,23 persen dan Dana Otonomi Khusus rata-rata sebesar 100,16 persen. Realisasi Dana penyesuaian (Ad Hoc) dibawah target, yakni rata-rata sebesar 84,44 persen, sedangkan Dana Hibah hanya baru terealisasi pada TA 2010 dengan tingkat realisasi sebesar 100,54 persen. Di sisi lain dana darurat diterima untuk tahun anggaran 2007 dan 2008 dengan tingkat realisasi rata-rata 99,87 persen. Dilihat dari realisasi Lain-lain pendapatan Daerah yang sah selama tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2010, ternyata realisasi di atas Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah TA 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 Hibah Dana Darurat Dana BH Provinsi Dana OTSUS Dana Ad Hoc 0 Dalam Rp. Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Berdasarkan realisasi setiap elemen Lainlain Pendapatan Daerah yang sah pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, menunjukkan adanya kencenderungan fluktuatif searah dengan kebijakan distribusi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Pertumbuhan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni rata-rata sebesar 28,27 persen dari realisasi tahun anggaran 2006 sebesar Rp.60.808.337.000 menjadi Rp.159.807.855.855 di tahun anggaran 2010. Rata-rata pertumbuhan terbesar bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi sebesar 66,00 persen, diikuti oleh Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 20,97 persen. Sedangkan Hibah dan Dana Darurat mengalami rata-rata pertumbuhan negatif, yakni Dana Darurat sebesar -11,67 persen dan Dana Hibah sebesar -3,46 persen. Kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah anggaran 2010 rata-rata sebesar 17,96 persen. Kontribusi masing-masing elemen Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terhadap pendapatan daerah didominasi oleh Dana Otonomi Khusus sebesar 9,79 persen, diikuti oleh Dana Penyesuaian (Ad Hoc) sebesar 4,76 persen, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Papua sebesar 2,05 persen. Sedangkan Dana Hibah dan Dana Darurat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah sebesar 0,77 persen dan 0,59 persen. Kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terhadap Total Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Jayapura selama tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 56

3.1.2. Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan alokasi dana, dilakukan analisis belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan sekaligus memperoleh gambaran realisasi dan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan. Belanja Daerah didasarkan pada pengelompokkan Belanja Daerah menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No.24 Tahun 2005) yakni belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga, dan belanja transfer bagi hasil ke desa. Belanja Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengelompokkan belanja ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung yang dimaksud mencakup belanja operasi (belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah dan bantuan sosial), belanja bagi hasil ke desa dan belanja tak terduga, sedangkangka belanja langsung mencakup belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal. Proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja selama tahun anggaran 2008 sampai tahun anggaran 2010, menunjukkan persentase realisasi rata-rata di bawah jumlah yang dianggarkan, yakni pada tahun anggaran 2008 sebesar 96,56 persen, pada tahun anggaran 2009 sebesar 97,29 persen, dan pada tahun anggaran 2010 sebesar 93,93 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 57

Tabel 3.1.1.2 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Tahun 2008 2010 Sumber: BPKAD Kota Jayapura RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 58

Realisasi Belanja Daerah dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan berfluktuasi searah dengan peningkatan pendapatan daerah dan kebijakan pendanaan dalam memenuhi kebutuhan belanja daerah Kota Jayapura. Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Realisasi Belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama tahun anggaran 2008 sampai tahun anggaran 2010 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sehubungan dengan penambahan pegawai yang lebih banyak didominasi pada guru dan para medis sebagai bagian tak terpisahkan kebijakan Pemerintah Kota Jayapura untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Tabel 3.1.3 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2008 2010 No Uraian 2008 2009 2010 (Rp) (Rp) (Rp) A Belanja Tidak Langsung 188.099.112.819,00 223.424.207.330,00 265.873.976.242,00 1 Belanja Gaji dan Tunjangan 182.459.411.319,00 203.554.151.080,00 219.866.769.655,00 2 Belanja Tambahan Penghasilan 1.249.545.000,00 16.705.338.250,00 42.007.106.606,00 3 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta 92.472.500,00 178.718.000,00 364.100.000,00 Operasional KDH/WKDH 4 Belanja pemungutan Pajak Daerah 4.297.684.000,00 2.986.000.000,00 3.635.999.981,00 B Belanja Langsung 81.647.714.477,00 68.144.000.287,00 62.652.078.039,00 1 Belanja Honorarium PNS**) 6.641.332.934,00 10.983.668.750,00 12.929.415.645,00 2 Belanja Uang Lembur**) 937.151.325,00 1.034.520.875,00 1.189.363.385,00 3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 2.218.822.000,00 2.607.762.000,00 2.916.322.000,00 4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan 1.392.581.000,00 2.591.897.000,00 1.760.401.000,00 Teknis PNS 5 Belanja premi asuransi kesehatan 1.957.740.000,00 1.372.942.800,00 1.472.442.790,00 6 Belanja makanan dan minuman pegawai 17.761.487.060,00 8.541.059.950,00 8.552.658.720,00 7 Belanja pakaian dinas dan atributnya 2.654.090.000,00 3.118.527.000,00 706.840.000,00 8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 4.674.765.000,00 4.307.030.900,00 2.740.855.560,00 9 Belanja perjalanan dinas 18.770.418.015,00 17.110.741.100,00 15.960.284.950,00 10 Belanja perjalanan pindah tugas 545.467.500,00 40.617.000,00 20.000.000,00 11 Belanja Pemulangan Pegawai 125.000.000,00 25.000.000,00 150.000.000,00 12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan 23.968.859.643,00 16.410.232.912,00 14.253.493.989,00 perlengkapan dll) TOTAL 269.746.827.296,00 291.568.207.617,00 328.526.054.281,00 Sumber: BPKAD Kota Jayapura RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 59

Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama tahun anggaran 2008 2010 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dimana pada tahun anggaran 2009 meningkat sebesar 8,09 persen dari tahun anggaran 2008 atau meningkat sebesar Rp.21.821.380.321 dan pada tahun 2010 meningkat sebesar 12,68 persen dari tahun anggaran 2009 atau meningkat sebesar Rp.36.957.846.664. Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur yang terafektasi dalam belanja tidak langsung sebesar Rp.188.099.112.819 pada tahun anggaran 2008 dan meningkat sebesar 18,78 persen pada tahun anggaran 2009 atau meningkat sebesar Rp.35.325.094.511 dan meningkat lagi pada tahun anggaran 2010 sebesar 19,00 persen atau meningkat sebesar Rp.42.449.768.912 dari tahun anggaran 2009. Realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur yang terafektasi dalam belanja langsung sebesar Rp.81.647.714.477 pada tahun anggaran 2008 dan turun sebesar 16,54 persen pada tahun anggaran 2009 atau turun sebesar Rp.13.503.714.190 dan turun lagi pada tahun anggaran 2010 sebesar 8,06 persen atau turun sebesar Rp.5.491.922.248 dari tahun anggaran 2009. Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total belanja daerah ditambah pembiayaan pengeluaran selama tahun anggaran 2008 2010 ditunjukkan dalam tabel berikut: No. Tabel 3.1.4 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Uraian Tahun 2008 2010 Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan pengeluaran) ( Rp ) ( Rp ) Prosentase 1 2 3 4 5 1 Tahun Anggaran 2008 269.746.827.296,00 625.161.561.920,00 43,15 2 Tahun Anggaran 2009 291.568.207.617,00 626.524.521.267,00 46,54 3 Tahun Anggaran 2010 328.526.054.281,00 643.350.519.817,00 51,06 Sumber: BPKAD Kota Jayapura Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total total belanja daerah ditambah pembiayaan pengeluaran pada tahun anggaran 2008 sebesar 43,15 persen, kemudian naik pada tahun anggaran 2009 menjadi 46,54 persen dan pada tahun anggaran 2010 meningkat menjadi 51,06 persen. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 60

Sementara itu untuk melihat neraca daerah dapat dilihat pada table berikut: Tabel 3.1.5 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun 2006-2010 Kota Jayapura No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Pertumbuhan(%) 1 2 3 4 5 6 7 3 1 ASET 1.1. ASET LANCAR 58,308,010,289 79,802,767,163 43,282,523,463 29,530,171,331 59,356,043,180 15.08% 1.1.1. Kas 53,254,150,479 75,061,023,909 35,577,071,062 22,056,149,287 51,122,734,864 20.53% 1.1.2. Piutang 2,701,288,226 3,105,050,899 4,361,711,055 2,920,318,837 3,570,867,480 11.16% 1.1.3. Persediaan 2,352,571,584 1,636,692,355 3,343,741,346 4,553,703,207 4,662,440,837 28.11% Investasi Permanen 5,610,000,000 7,610,000,000 10,610,000,000 14,110,000,000 17,610,000,000 33.22% 1.2. ASET TETAP 1.2.1. Tanah 1.2.2. Peralatan dan mesin 1.2.3. Gedung dan bangunan 571,147,805,000 894,442,363,593 991,151,513,219 1,177,324,613,810 1,351,652,539,435 25.25% 61,162,373,000 209,560,390,200 77,236,245,200 80,046,445,200 85,586,670,225 47.51% 125,863,554,000 73,745,529,594 117,650,149,251 154,433,921,237 238,237,801,992 25.91% 362,717,444,000 407,886,549,045 471,066,748,715 535,672,433,592 653,506,117,023 15.91% RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 61

1.2.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 1.2.5. Aset tetap lainnya 1.2.6. Konstruksi dalam pengerjaan 21,389,516,500 147,019,543,244 200,695,245,943 244,571,905,315 256,765,758,012 162.68% 14,917,500 1,688,688,260 2,750,141,460 4,749,735,216 8,803,864,583 2860.28% - 54,541,663,250 121,752,982,650 157,850,173,250 108,752,327,600 55.44% 1.2.7. dst 1.3. ASET LAINNYA - - - 3,310,659,000 4,517,040,470 68.22% 1.3.1. Tagihan penjualan angsuran - - - - 1,206,381,470 100.00% 1.3.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah - - - - - 0.00% 1.3.3. Kemitraan dengan pihak kedua - - - - - 0.00% 1.3.4. Aset tak berwujud - - - 3,310,659,000 3,310,659,000 100.00% 1.3.5. Aset Lain - lain - - - - - 0.00% JUMLAH ASET DAERAH 635,065,815,289 981,855,130,756 1,045,044,036,682 1,224,275,444,141 1,433,135,623,086 23.81% 2 KEWAJIBAN 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga 2.1.2. Uang muka dari kas daerah 2.1.3. Pendapatan diterima dimuka - - 3,301,196,022 3,309,546,105 71,712,656 0.81% - - 3,301,196,022 3,309,546,105 71,712,656 0.81% 0 0 3,301,196,022 3,309,546,105 31,970,406-49.39% 0.00% 39,742,250 100.00% 2.1.4. Dst.. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 62

3 EKUITAS DANA 3.1. EKUITAS DANA LANCAR 3.1.1. SILPA 3.1.2. Cadangan piutang 3.1.3. Cadangan persediaan Dana yang Disediakan untuk Pembayaran 3.1.4. Utang Jangka Pendek 635,065,815,289 981,855,130,756 1,041,742,840,660 1,220,965,898,036 1,433,063,910,430 23.82% 58,308,010,289 79,802,767,163 39,981,327,441 26,220,625,226 59,284,330,524 19.66% 53,254,150,479 75,061,023,909 35,577,071,062 18,746,603,182 51,082,992,614 28.38% 2,701,288,226 3,105,050,899 4,361,711,055 2,920,318,837 3,570,867,480 11.16% 2,352,571,584 1,636,692,355 3,343,741,346 4,553,703,207 4,662,440,837 28.11% - - (3,301,196,022) - (31,970,406) 3.2. EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka 3.2.1. Panjang 3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.3. 576,757,805,000 902,052,363,593 1,001,761,513,219 1,194,745,272,810 1,373,779,579,905 25.43% 5,610,000,000 7,610,000,000 10,610,000,000 14,110,000,000 17,610,000,000 33.22% 571,147,805,000 894,442,363,593 991,151,513,219 1,177,324,613,810 1,351,652,539,435 25.25% Diinvestasikan dalam Aset Lainnya - - - 3,310,659,000 4,517,040,470 68.22% JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 635,065,815,289 981,855,130,756 1,045,044,036,682 1,224,275,444,141 1,433,135,623,086 23.81% RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 63

3.1.3 Kerangka Pendanaan Pengelolaan keuangan daerah di Kota Jayapura dalam 5 tahun terakhir, berpedoman pada ketentuan pokok, yakni mengacu pada Undang-undang Nomor Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Undang-undang Nomor : 17 Tahun 2004 tentang Keuangan, termasuk Undang-undang Nomor : 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Atas dasar prinsip keseimbangan, selanjutnya ketentuan pokok tersebut disertai dengan aturan pelaksanaannya, dipolakan dalam konteks pemenuhan kebutuhan lokal dan kepentingan nasional, sebagaimana dituangkan di dalam Peraturan Daerah Kota Jayapura. Adapun materi penting yang dimuat di dalam peraturan daerah tersebut, mengatur antara lain tentang : (a) kerangka dasar prosedur penyusunan APBD; (b) kewenangan keuangan; (c) prinsip-prinsip pengelolaan kas; (d) prinsip-prinsip pengelolaan pengeluaran daerah; (e) tata cara pengadaan barang dan jasa; (f) prosedur pertanggung-jawaban keuangan; (g) hal lainnya menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Dalam mengimplementasikan peraturan daerah tersebut, senantiasa dipertimbangkan : Pertama, Prinsip tertib anggaran, taat azas, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Kedua, hasil pengkajian peraturan perundangan dalam rangka optimalisasi sumber-sumber pendapatan. Ketiga, deregulasi pelayanan publik dalam rangka pengembangan investasi di berbagai sektor produksi terutama dalam memajukan sektor industri dan pemanfaatan sumberdaya alam yang dikelola oleh masyarakat. Keempat, deregulasi pajak daerah untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam rangka peningkatan penerimaan asli daerah. Kelima, sinkronisasi peraturan baik secara horizontal maupun vertikal. Luasnya jangkauan tugas dan beban kerja yang begitu besar sebagai akibat dari penyerahan kewenangan yang diberikan kepada daerah tentunya berakibat pada melonjaknya Rencana Anggaran Belanja Daerah. Namun diperhadapkan dengan kondisi riell Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang sangatlah minim, tidak proporsional dengan program dan kegiatan yang diajukan SKPD dalam rencana tahunannya. Untuk itu, agar pelaksanaan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan maka perlu dilaksanakan penetapan skala prioritas. Dimana prioritas yang direncanakan dilakukan dengan melihat aspek tujuan nasional yang tertuang dalam RPJMN dan juga tujuan MDGs yang harus dicapai yang dipersandingkan dengan tujuan daerah baik yang menyangkut tujuan otonomi khusus maupun tujuan dari visi yang diemban oleh Kepala Daerah terpilih. 3.1.4 Kebijakan Pendapatan Daerah Sebagaimana dirujuk di dalam, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 bahwa sumber penerimaan daerah terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan, sedangkan pembiayaan bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam hal ini, pendapatan daerah dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Sebab, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka kontribusi masyarakat membayar pajak akan makin meningkat pula. Kemudian mengupayakan formula sistem alokasi dana perimbangan dan dana otonomi khusus yang transparan dan proporsional, sebagai RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 64

konsekwensi logis atas kebijakan distribusi kewenangan dengan keseimbangan pada distribusi pendapatan. Adapun pendapatan daerah Kota Jayapura selama 5 tahun terakhir adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode Tahun Anggaran 2006-2010. Dalam hal itu, sumber-sumber penting pendapatan daerah yang menjadi hak Kota Jayapura, berasal dari DAU, DAK, dan Bagian Dana Otus, Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil (Pajak dan Non-Pajak). Selama 5 tahun terakhir, total pendapatan daerah Kota Jayapura mengalami kenaikan rata-rata secara signifikan, walaupun beberapa pos penerimaan mengalami penurunan. Dari komposisi pendapatan, menunjukkan kontribusi yang besar dari Pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi Papua, sementara kontribusi penerimaan asli daerah masih kecil. Sehubungan dengan itu, strategi penting yang dikembangkan selama ini adalah memacu peningkatan kemampuan penerimaan asli daerah, dengan maksud untuk mengurangi tingkat ketergantungan daerah dari pemerintah pusat atau pemerintah Provinsi Papua. Selain itu, telah dijalankan strategi dan prioritas pendapatan daerah dengan upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi berupa : (a) pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sumber-sumber pendapatan untuk disesuaikan dengan kondisi kemampuan masyarakat. (b) peningkatan koordinasi dengan pemangku kepentingan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia swasta, Perbankan dan lembaga keuangan nonbank. (c) Pembinaan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM pengelolaan pendapatan daerah. (d) Peningkatkan kualitas sarana komputerisasi pendapatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam rangka pelayanan yang lebih cepat, akurat, menghindari kebocoran pendapatan dan mampu mengakomodir semakin bertambahnya data yang harus diolah yang akan meningkatkan tertib administrasi. (e) Peningkatan sistem pengawasan dan evaluasi serta pengendalian guna mendapatkan peningkatan kinerja pengelolaan pendapatan. (f) Peningkatan kemampuan dan kesadaran Wajib Pajak dan Retribusi secara simultan dan bersinambungan. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Dalam kurun waktu tahun 2006-2010, kebijakan anggaran disesuaikan dengan prioritas otonomi khusus yang dibarengi dengan prioritas daerah yang merupakan pengejawantahan dari visi dan misi kepala daerah terpilih. Dimana setiap SKPD termasuk Distrik-distrik merupakan satuan entitas akuntansi. Hal tersebut berarti bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut bertanggung jawab terhadap anggarannya masing-masing termasuk dalam pencatatan akuntansinya. Realisasi dari anggaran tersebut disusun dalam Laporan Realisasi Anggaran yang harus dilaporkan secara fungsional kepada Bendahara Umum Daerah/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan secara administratif harus dilaporkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu Pejabat Pengguna Anggaran masing-masing SKPD. Dari segi pengawasan dari rangkaian pengelolaan keuangan daerah, pada periode tahun 2007-2010, Laporan keuangan yang disusun oleh BPKAD sebagai entitas pelaporan, menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan inilah yang kemudian akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengelolaan keuangan ini mencakup seluruh transaksi keuangan yang dikelola oleh setiap SKPD dan dikoordinir oleh BPKAD yang mengemban fungsi sebagai SKPKD. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 65

Pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, anggaran pendapatan dan belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran, laporan realisasi anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan disusun secara otonomi oleh SKPD sebagai entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh BPKAD sebagai entitas pelaporan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Jayapura. Sedangkan Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh BPKAD. Pengelolaan keuangan Daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam Pengelolan Belanja Daerah secara umum telah sesuai dengan ketentuan SAP. Dalam hal pelaporan dan pengawasan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Jayapura dapat dikatakan berhasil. Ini dapat dilihat dari hasil opini audit BPK terhadap Pemerintah Kota Jayapura sebagai berikut: Tabel 3.2.1 Opini BPK terhadap LKD Pemerintah Kota Jayapura tahun 2007 2010 Tahun Opini BPK 2007 Disclaimer 2008 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 2009 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 2010 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Dengan melihat capaian kinerja tersebut di atas maka Pemerintah Kota Jayapura optimis dapat mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan optimisme yang tinggi dan kinerja yang terukur serta asset yang tertata dengan baik akan dapat mengantarkan Pemerintah Kota Jayapura mencapai WTP. Pencapaian prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah tercermin dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) pertahunnya. SILPA per tahun diharapkan menurun baik secara nominal maupun persentasenya, dikarenakan kurang baik untuk perekonomian secara makro, yang menggambarkan belanja pemerintah kurang diberdayakan dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga belanja pemerintah tidak dapat secara optimal menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Dan adanya SILPA juga menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan anggaran. Perkembangan SILPA pertahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2.2 Pemerintah Kota Jayapura Perkembangan Anggaran Realisasi Penggunaan SILPA TA. 2005 2010 TAHUN ANGGARAN REALISASI Efektivitas ( % ) Pertumbuhan ( % ) 2004 3,419,360,900 2005 2,810,213,200 2,775,296,729 98.76 (18.84) 2006 16,156,515,714 15,977,796,188 98.89 475.71 2007 55,618,117,039 50,859,422,244 91.44 218.31 2008 40,330,949,450 39,092,244,699 96.93 (23.14) 2009 40,761,333,900 39,265,961,200 96.33 0.44 2010 18,746,603,182 22,056,149,287 117.65 (43.83) Rata-rata 31,135,425,861 29,594,144,212 96.47 130.50 Sumber: BPKAD Kota Jayapura TA 2005-2010, data diolah. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 66

3.3 Kerangka Pendanaan Untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintah, maka prediksi pendapatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Tahun 2006 s/d Tahun 2010 Kota Jayapura No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 2 5 6 7 8 9 1 PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli 69,582,754,655 76,541,030,120 84,195,133,132 Daerah 63,257,049,686 92,614,646,445.27 1.1.1. Pajak daerah 29,840,000,000 1.1.2. Retribusi daerah 22,950,000,000 Hasil pengelolaan 1.1.3. keuangan daerah yang dipisahkan 3,000,000,000 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 7,467,049,686 32,824,000,000 36,106,400,000 39,717,040,000 25,245,000,000 27,769,500,000 30,546,450,000 3,300,000,000 3,630,000,000 3,993,000,000 8,213,754,655 9,035,130,120 9,938,643,132 1.2. Dana Perimbangan 585,308,822,530 643,839,704,783 708,223,675,261 779,046,042,787 1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan pajak 44,779,865,530 1.2.2. Dana alokasi umum 496,265,717,000 1.2.3. Dana alokasi khusus 44,263,240,000 Lain-Lain Pendapatan 1.3. Daerah yang Sah 138,669,454,040 49,257,852,083 54,183,637,291 59,602,001,020 545,892,288,700 600,481,517,570 660,529,669,327 48,689,564,000 53,558,520,400 58,914,372,440 152,536,399,444 167,790,039,388 184,569,043,327 1.3.1 Hibah 71,405,807,040 78,546,387,744 86,401,026,518 95,041,129,170 1.3.2 Dana darurat - - - 1.3.3 1.3.4 1.3.5 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya **) Dana penyesuaian dan otonomi khusus***) Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 13,632,000,000 14,995,200,000 16,494,720,000 18,144,192,000 53,631,647,000 56,313,229,350 59,128,890,818 62,085,335,358 43,688,744,000.00 33,601,095,000.00 4,392,300,000.00 10,932,507,445.27 856,950,647,066.17 65,562,201,122.47 726,582,636,259.70 64,805,809,684.00 203,025,947,659.96 104,545,242,087.26-9,958,611,200.00 65,189,602,126.29 JUMLAH 787,235,326,256 865,958,858,882 952,554,744,770 1,047,810,219,247 1,152,591,241,171.41 Pengalokasian untuk belanja langsung dilakukan setelah dialokasikan terlebih dahulu untuk belanja tidak langsung bagi kepentingan belanja pegawai dan operasional yang diprediksi dengan jumlah pegawai yang senantiasa bertambah dan juga diikuti dengan kenaikan gaji dan tambahan penghasilan lainnya. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 67

Dari dana yang tersedia tersebut, dapat diambil pendekatan penggunaan dana yang tersedia dengan pendekatan prioritas penggunaan dana, dimana ada 4 (empat) prioritas penggunaan dana yaitu: 1. Prioritas I, digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Gaji Pegawai 2. Prioritas II, digunakan untuk alokasi pembangunan yang terkait dengan program pembangunan daerah yang terkait secara langsung dengan Visi dan Misi Walikota. 3. Prioritas III, digunakan untuk alokasi pembangunan untuk program penyelenggaraan urusan lainnya. 4. Prioritas IV, digunakan untuk alokasi Belanja Tidak Langsung Lainnya seperti Bantuan Sosial, Hibah, Tambahan Penghasilan PNS dan lain sebagainya. RPJMD Kota Jayapura Tahun 2012-2016 68