Hubungan Sains dan Agama

dokumen-dokumen yang mirip
Dr. H. Iskandar Zulkarnain Fahruddin Faiz SAg., M.Ag. Dasen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan KaIibpa Yomakarta NOTA DINAS

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN SAINS DALAM PEMIKIRAN IAN G. BARBOUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP STUDI ISLAM

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Keimanan pada Wujud Ilahi

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

Filsafat Ilmu dan Logika

Ahmad Fitroh,S.H.I. Bedah Buku The End of Science Karya John Horgan. Hal Ahmad Fitroh, S.H.I

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc.

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

A. Dari segi metodologi:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

Chris i tia i n View of Natural Sciences e and Technolog o y

Sedangkan bumi adalah penerima atau penampung sumber yang diturunkan. Secara kualitatif langit adalah sesuatu yang tinggi dan bumi adalah sesuatu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

FILSAFAT ILMU Karya : Jujun S. Suriasumatri Penerbit : Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Tahun : 1984 (Cet. I) Tebal : 384 hlm

MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI JUMLAH SKS : 3 SKS MATA KULIAH PRASARAT AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

Bab 1 PENELITIAN 1-2

METODE PENELITIAN. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

KATEGORI METODOLOGI DESAIN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

SISTEMATIKA DAN INTI SKRIPSI

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian

WAWASAN DUNIA KRISTEN. Dosen Pengampu: Amirrudin Zalukhu, M.Th

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

EKSPLORASI PEMIKIRAN TENTANG PARADIGMA, KONSEP, DALIL, DAN TEORI

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arif Abdul Haqq, 2013

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

DEFINISI TEORI, HIPOTESIS, MODEL, KONSTRUK, HUKUM DAN PRINSIP-PRINSIP. Jenis-Jenis Belajar. Belajar dan Survival. Studi Sistematis Terhadap Belajar

6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

Pendidikan Agama Katolik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

Sociological Paradigms and Organizational Analysis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Dimensi Subjektif - Objektif

METAFISIKA DAN PENDIDIKAN YANG REALISTIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

Modul Perkuliahan II. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Oleh: Budhy Munawar-Rachman

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

BAB III METODE PENELITIAN

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

BAB II METODE ILMIAH

KEPERCAYAAN VERSUS PENGETAHUAN

Kuliah 3 KPM 398-MPS

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

Transkripsi:

Hubungan Sains dan Agama Pendahuluan Di akhir dasawarsa tahun 90-an sampai sekarang, di Amerika Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci). Diskusi dimulai oleh Ian G. Barbour yang mengemukakan teori Empat Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci). Empat TipologiHubungan Sains(Ilmu Pengetahuan) dan Agama (KitabSuci).... Tipeinimenganggapbahwaagama danilmu pengetahuan saling bertentangan. SAINS Vs AGAMA Tipe ini terjadi karena agama dan sains sama-sama memberi klaim dalam domain (wilayah) yang sama. Contoh : agama dan sains sama-sama berhak menjelaskan tentang asal kejadian alam semesta, heliosentris-geosentris, dll Agama dan sains dipandang sebagai dua bidang yang saling bertentangan, sehingga orang hanya memilih satu : menolak agama dan menerima sains atau sebaliknya. Agama dan sains berada dalam dua ekstrim yang saling bertentangan, saling menegasikan kebenaran lawannya. Tipologi ini dianut oleh kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci MATERIALISME ILMIYAH Asumsi: menganggap bahwa materi sebagai realita dasar alam(mementingkan realitas empiris), sekaligus meyakini bahwa metode ilmiah adalah satu-satunya cara yang sahih untuk mendapatkan kebenaran Kelompok materialisme ilmiah berpendapat bahwa keyakinanagama tidakdapatditerimakarenaagama bukanlah data publik yang dapat diuji dengan percobaan dan kriteria koherensi, kekomprehensifan, dan kemanfaatan. 1

MATERIALISME ILMIYAH Kelompok materialisme berpendapat bahwa sains(ilmu pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, umum, kumulasi faktadanprogress, sedangkanagama (kitabsuci) dianggapbersifatsubyektif, tertutup, paroki, tidakkritis, dansangatsulitberubah. LITERALISME KITAB SUCI Asumsi: satu-satunya sumbedr kebenaran adalah kitab suci, karena dianggap sekumpulan wahyu yang bersifat kekal dan benar karena bersumber dari Tuhan Kelompok literalisme kitab suci berpendapat bahwa teori ilmiah seperti teori evolusi melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata munculnya pertentangan antara sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) disebabkan adanya pertentangan antara fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan) dan fundamentalisme agama (kitab suci) Pandangan ini berpendapat bahwa semestinya tidak perlu ada konflik karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada pada domain yang berbeda, yaitu sains (ilmu pengetahuan) sebagai kajian atas alam sedangkan agama (kitab suci) sebagai rangkaian aturan (nilai) berperilaku dari Tuhan. SAINS AGAMA Pembicaraan tentang sains dan agama dapat dibedakan berdasarkan masalah yang ditelaah, domain yang dirujuk, dan metode yang digunakan. Antara sains dan agama mempunyai keinginan untuk saling mengakui perbedaan karakter masing masing Keyakinan keagamaan bergantung sepenuhnya pada kehendak Tuhan, berbeda dengan sains yang keyakinannya berdasarkan penemuan manusia Sains dibangun berdasarkan pengamatan dan penalaran manusia, sedangkan agama dibangun berdasarkan wahyu Tuhan 2

Lingkup utama tindakan Tuhan adalah perilaku dan aturan untuk manusia sedangkan lingkup utama sains adalah alam semesta beserta semua fenomenanya Langdon Gilkey memetakan independensi antara sains dan agama : 1. Sains menjelaskan data yang bersifat objek, publik dan dapat diulang, Agama berurusan dengan eksistensi tatanan dan keindahanduniaserta pengalaman kehidupandakhil(rasa bersalah, kecemasan, pemaafan, kepercayaan, dll) 2. Sainsmengajukanpertanyaaan bagaimana yang obyektif, Agama mengajukan pertanyaan mengapa tentang makna tujuan serta asal mula dan takdir terakhir. 3. Basis otoritas dalam sains adalah koherensi logis dan kesesuaian eksperimental, otoritas tertinggi agama adalah Tuhan dan wahyunya 4. Sains melakukan prediksi kuantitatif yang dapat diuji secara eksperimental, Agama harus menggunakan bahasa simbolis dan analogis karena Tuhan bersifat transenden(ghoib) Tipologi ini mencari (secara ilmiah) hubungan antara sains dan agama, kemiripan dan perbedaannya. SAINS AGAMA SAINS AGAMA Hubungan antara sains dan agama dapat terjadi ketika sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?) Demikian pula dialog dapat terjadi ketika konsep sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi. Dasar munculnya dialog antara sains dan agama : Adanya pra-anggapan dalam upaya ilmiyah yang memunculkan pertanyaan batas / fundamental ilmuwan dan agamawan dapat bekerja sama untuk menjelaskannya Eksplorasi kesejajaran metode antara sains dan agama Analisis konsep dalam suatu bidang sains dengan bidang yang lain dalam agama Tipologi ini membandingkan metodologi kedua bidang ini (sains dan agama). Kesamaan metodologis terjadi misalnya bahwa sains tidaklah seobyektif dan agama tidaklah sesubyektif sebagaimana yang diduga. Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan unsur-unsur subyektifitas. mencari kemiripan 3

Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang digunakan dalam proses pemilahan, pelaporan, dan penafsiran data. Lebih dari itu, teori tidak lahir dari analisis data secara logis, tetapi lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya mengandalkan analogi dan model sebagai faktor yang berperan penting. Agama juga tidak sesubyektif yang diduga. Data agama meliputi pengalaman keagamaan, ritual, dan kitab suci. Data agama lebih banyak diwarnai penafsiran konseptual. Metafora dan model juga berperan penting dalam bahasa agama. KESIMPULAN: Jadi, tipologi dialog berupaya mencari persamaan atau perbandingan secara metodologis dan konseptual antara agama dan sains. Tipologi ini dapat terjadi pada kalangan yang mencari titik temu di antara keduanya. Tipologi ini menyerukan perumusan ulang gagasan-gagasan teologi tradisional yang lebih ekstensif dan sistematis daripada yang dilakukan oleh pendukung dialog. Tiga versi integrasi: natural theology, theology of nature, sintesis sistematis. SAINS AGAMA Natural Theologi (Teologi Alam): menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan. Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam yang empiris. Walaupun kenyataanya beberapa sifat Tuhan hanya dapat diketahui dari wahyu kitab suci, tetapi eksistensi Tuhan dapat diketahui dari nalar yang didukung oleh desain alam. Thomas Aquinas: beberapa sifat Tuhan dapat diketahui dari kitab suci, tetapi eksistensi Tuhan itu sendiri dapat diketahui hanya dari nalar. Argumen kosmologinya: Setiap peristiwa harus mempunyai sebab sehingga kita harus mengakui sebab pertama jika hendak menghindari siklus yang tak berujung pangkal. Argumen teologinya Ciri umum alam semesta adalah teratur dan intelijibel. Keteraturan dan intelijibilitas menunjukkan bukti tentang desain alam. Argumen dari Thomas Aquinas dikritik oleh David Hume. David Hume: Ada prinsip-prinsip pengatur yang bertanggung jawab atas pola-pola di alam. Itu terkandung di dalam organisme, bukan di luarnya. Pendapat David Hume mengarah ke eksistensi Tuhan yang terbatas atau eksistensi Tuhan yang tidak mengarah ke eksistensi Pencipta yang Maha Kuasa sebagaimana yang diyakini oleh agama monoteisme seperti Islam. Muncullah kontra argumen dari Charles Darwin. Charles Darwin: Tuhan tidak merancang detaildetail partikuler dari spesies individual, tetapi mendesain hukum-hukum proses evolusi yang memungkinkan terbentuknya dengan tetap membiarkan detail-detail tetap terbuka bagi berbagai kemungkinan. 4

Bagaimana menurut Al-qur an? Theology of Nature Tidak berangkat dari sains tetapi berangkat dari tradisi keagamaan berdasarkan pengalaman keagamaan dan wahyu. Doktrin yang bersumber dari agama dapat disempurnakan / dilengkapi oleh sains, sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan modifikasi antara sains dan agama. Tradisi keagamaan (pemahaman keagamaan) harus dirumuskan ulang dengan sinaran (baca: perkembangan) sains modern. Theology of Nature Arthur Peacocke (biokimiawan dan teolog): pengalaman keagamaan perlu diuji dengan konsensus komunitas, koherensi, kekomprehensifan, dan kemanfaatan. Arthur Peacocke: S + ITT = TR S = sains ITT = iman dan teologi tradisional TR = teologi yang telah direvisi Tipologi Integrasi Theology of Nature Bagaimana jika tawaran Peacocke diterapkan dalam penafsiran Al-qur an? Sintesis Sistematis Merupakan sintesa integrasi yang lebih sistematis antara sains dan agama, yang memberikan kontribusi ke arah pandangan yang lebih koheren. Merupakan sintesa integrasi sains dan agama yang disistematisasikan melalui filsafat proses, yakni setiap peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu dari tindakan dan aksi Tuhan. Sintesis sistematis merupakan teori baru yang terinspirasi oleh kitab suci. Sintesis Sistematis Dalam kajian islam, tipologi integrasi sintesis sistematis dinamakan apa? 5

dikumpulkan pekan depan TUGAS Natural Theologi (Teologi Alam): menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan. Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam, yang dari alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan Bagaimana menurut Al-qur an? Theology of Nature: pengalaman keagamaan perlu diuji dengan konsensus komunitas, koherensi, kekomprehensifan, dan kemanfaatan Bagaimana jika Theology of Naturediterapkan dalam penafsiran Al-qur an? TUGAS 2 Deskripsikan hubungan antara sains dan Islam! 6