PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

Rapat Paripurna DPR RI, 25 Agustus 2015 REPUBLIK INDONESIA

PIDATO PENGARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2015

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017

Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai fungsi: legislasi; anggaran; dan pengawasan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PIDATO MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ATAS KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2019

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

UU No 17/2014 tentang MD3

No koma dua persen). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal, menjaga stabilitas ekonomi ma

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Boks... ix

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT DALAM SIDANG PARIPURNA DPRD TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI

CATATAN ATAS APBN-P 2015 DAN PROSPEK APBN 2016

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian,

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Jakarta, 3 November 2008

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

B U P A T I B E N G K A L I S

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

Bismillaakhirrokhmaanirokhiim, Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... viii Daftar Boks... x

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Shalom. Om Swastiastu.

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

Rapat Paripurna DPR RI, 30 Agustus 2016 REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

Dibacakan Oleh: Drs. H. Ahsin Ma ruf. Yang kami hormati Saudaraku Ketua dan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah,

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

Tanggal 18 Agustus 2009 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Keynote Speech. Menteri Keuangan. Workshop Persiapan Pelaksanaan APBN TA Jakarta, 19 Desember 2011

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh Perubahan Asumsi Makro Terhadap Defisit APBN Tahun 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

RUANG FISKAL DALAM APBN

III. METODE PENELITIAN. dari mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 6 MEI 2015

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

Transkripsi:

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 Jakarta, 13 Februari 2015

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 13 Februari 2015 Saudara Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, Hadirin sekalian yang berbahagia, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan nikmat-nya kepada kita semua, sehingga pada hari yang penting ini kita bersama-sama dapat hadir untuk tugas kenegaraan kita dalam rangka melaksanakan proses pengambilan keputusan terhadap RUU APBNP Tahun 2015, yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015. Pengajuan RUU APBNP Tahun 2015 yang diajukan oleh Pemerintah pada awal tahun 2015 ini, merupakan wujud dari keinginan dan itikad Pemerintah untuk mempercepat agenda pembangunan nasional sebagai penjabaran atas visi dan misi Pemerintahan baru, dan dengan mengacu pada penajaman Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 serta sekaligus tahun pertama dari implementasi 1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang telah ditetapkan di awal tahun 2015 ini. Selain itu, pengajuan RUU APBNP Tahun 2015 juga dimaksudkan untuk merespons perkembangan perekonomian dunia yang memang diperkirakan ke depan akan sedikit menguat, namun masih dihadapkan pada sejumlah resiko seperti pelambatan pertumbuhan negara-negara mitra dagang utama, di tengah normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang berpotensi menyebabkan volatilitas di pasar keuangan negara-negara emerging markets, termasuk Indonesia. Tantangan lain yang perlu segera diantisipasi adalah trend penurunan harga minyak dunia yang akan berdampak pada kinerja perdagangan internasional kita, serta menurunnya penerimaan minyak dan gas bumi (migas). RAPBNP tahun 2015 juga dilandasi pertimbangan atas usulan Pemerintah untuk melakukan beberapa perubahan kebijakan fiskal guna meningkatkan efektifitas APBN sebagai instrumen pendorong pertumbuhan dan percepatan pencapaian tujuan pembangunan, serta upaya untuk meningkatkan efisiensi APBN. Beberapa kondisi dan tantangan tersebut antara lain telah mendorong Pemerintah untuk segera mengajukan perubahan atas APBN Tahun 2015 kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, perkenankanlah kami atas nama Pemerintah menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kerjasama dari Dewan Perwakilan Rakyat dalam membahas dan mempertajam RUU APBNP Tahun 2015 beserta Nota Keuangan-nya. Alhamdulillah, dengan dukungan, masukan, dan kearifan dari segenap anggota Dewan, pada hari ini kita memasuki tahap akhir dan tahapan penting sebagai tindak lanjut pembahasan RAPBNP Tahun 2015 di tingkat Badan Anggaran, Komisi, Panitia Kerja serta Tim Perumus yang 2

telah dibentuk. Dengan demikian, pembahasan terhadap perubahan atas APBN dapat diselesaikan paling lama satu bulan dalam masa sidang setelah RUU tentang Perubahan atas APBN diajukan oleh Pemerintah kepada DPR, sesuai ketentuan yang berlaku. Saudara Pimpinan dan anggota Dewan yang kami hormati, Berdasarkan pembahasan-pembahasan di dalam pembicaraan tingkat-i, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada akhirnya dapat menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam APBNP tahun 2015 yaitu sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen; 2. Laju inflasi sebesar 5,0 persen; 3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp12.500/USD; 4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 6,2 persen; 5. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia sebesar USD60/barel; 6. Lifting minyak sebesar 825 ribu barel/hari; dan 7. Lifting gas sebesar 1.221 ribu barel setara minyak per hari. Asumsi dasar ekonomi makro tersebut tentu saja ditetapkan dengan mempertimbangkan perkembangan terkini, prospek perekonomian global dan domestik, serta berbagai tantangan yang akan dihadapi. Dengan demikian, APBN Perubahan tahun 2015 ini telah di-rekonstruksi dengan serangkaian instrumen kebijakan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian target pembangunan di tahun 2015. Disamping itu, telah disepakati juga berbagai target pembangunan yang lebih terukur di dalam UU APBNP 2015, seperti tingkat pengangguran sebesar 5,6 3

persen, angka kemiskinan 10,3 persen, gini ratio 0,40, dan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 69,4 (dengan metode perhitungan yang baru). Berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro tersebut, Pemerintah juga sepenuhnya dapat menerima kesepakatan terkait dengan Postur APBNP tahun 2015 sebagai berikut: a. Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp1.761,6 triliun, atau lebih rendah Rp7,3 triliun dari usulan Pemerintah dalam RAPBNP 2015; b. Belanja Negara sebesar Rp1.984,1 triliun, lebih rendah Rp10,7 triliun dari usulan Pemerintah dalam RAPBNP 2015; yang terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.319,5 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp664,6 triliun. c. Defisit APBNP 2015 sebesar Rp222,5 triliun atau sekitar 1,90% terhadap PDB, sesuai poin persentase yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2015. Asumsi dasar ekonomi makro yang telah ditetapkan bersama, serta besaran target pendapatan negara yang telah disepakati tersebut diharapkan menyiratkan optimisme bagi semua pihak, dan tentu saja menuntut effort yang sungguh-sungguh dari segenap jajaran pemerintah untuk mengawal dan mencapai asumsi dan target pendapatan negara dimaksud. Beberapa kebijakan yang diusulkan seperti realokasi belanja kurang produktif kepada program-program yang lebih produktif, dan dukungan kepada BUMN dalam pembangunan infrastruktur, serta defisit yang tetap terjaga pada level yang sehat, pada akhirnya kita harapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, sehingga indikator kesejahteraan atau target pembangunan yang sudah disepakati 4

seperti tingkat pengangguran, angka kemiskinan, gini ratio, dan Indeks Pembangunan Manusia, dapat dicapai dengan baik. Pimpinan, Anggota Dewan, serta hadirin yang terhormat, Target defisit anggaran dalam APBNP tahun 2015 ditetapkan menjadi sebesar Rp222,5 triliun, atau setara 1,90 persen terhadap PDB. Target Defisit tersebut berarti mengalami penurunan Rp23,4 triliun dari APBN tahun 2015, atau turun 0,31 poin dari defisit APBN tahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 2,21 persen. Apabila dibandingkan dengan RAPBNP tahun 2015, poin persentase defisit tidak mengalami perubahan, namun secara nominal turun Rp3,4 triliun dari RAPBNP tahun 2015 dengan menggunakan perhitungan PDB nominal baru, berdasarkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2014. Penurunan defisit anggaran dari APBN tahun 2015 tersebut diharapkan memberikan signal positif bagi masyarakat, para pemangku kepentingan, dan pelaku usaha, baik di dalam maupun di luar negeri untuk penetapan APBN tahun 2015 yang lebih sehat dan sustainable. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat memberikan posisi tegas bahwa APBNP tahun 2015 telah disusun secara prudent dan antisipatif terhadap kebijakan fiskal ke depan, serta pada saat yang sama menumbuhkan optimisme masyarakat akan kinerja perekonomian nasional yang lebih baik. Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, Berdasarkan target defisit anggaran sebesar 1,90 persen dari PDB tersebut, maka target Pendapatan Negara dan Hibah ditetapkan sebesar Rp1.761,6 triliun, atau Rp7,3 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBNP 5

tahun 2015. Sedangkan, Belanja Negara ditetapkan sebesar Rp1.984,1 triliun, atau sekitar Rp10,7 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBNP tahun 2015. Target Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp1.761,6 triliun tersebut utamanya bersumber dari Pendapatan Perpajakan yang ditargetkan sebesar Rp1.489,3 triliun atau meningkat Rp109,3 triliun (7,9 persen) dari APBN tahun 2015. Dalam rangka mengamankan target pendapatan perpajakan, Pemerintah dengan dukungan Dewan Perwakilan Rakyat telah menyepakati berbagai langkah-langkah strategis dalam pencapaian target perpajakan yang semakin meningkat ke depan, termasuk reformasi organisasi dan pemberian reward dan punishment kepada petugas pajak, sehingga dapat menjadi dorongan dan insentif dalam mengejar target yang telah ditetapkan. Hal ini kita yakini bersama merupakan hal yang sangat penting, mengingat penerimaan perpajakan telah menjadi backbone utama dari penerimaan negara saat ini, apalagi ditengah keterbatasan dari penerimaan sumber daya alam. Dalam APBNP tahun 2015, penerimaan perpajakan mengambil porsi 84,5 persen dari total pendapatan negara dan hibah. Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam APBNP tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp269,1 triliun, atau mengalami penurunan Rp141,3 triliun dari targetnya dalam APBN tahun 2015. Hal ini utamanya disebabkan turunnya penerimaan di sektor minyak dan gas bumi, sebagai akibat rendahnya harga minyak dunia sesuai perkembangan global dewasa ini. Di sisi lain, penerimaan pertambangan mineral dan batubara ditargetkan meningkat Rp11,5 triliun dari APBN tahun 2015, atau naik Rp1,2 triliun dari RAPBNP tahun 2015 yang diusulkan Pemerintah. 6

Tahun 2015 ini merupakan momentum penting bagi Pemerintah dengan langkah-langkah terobosan belanja negara guna mendukung APBN yang lebih sehat dan sustainable. Dengan didukung kebijakan fiskal yang strategis, reformasi subsidi BBM, maka Pemerintah memiliki ruang fiskal yang cukup luas guna memperbaiki dan mempertajam belanja negara. Dalam APBNP tahun 2015 ini, alokasi belanja infrastruktur telah melampaui alokasi belanja subsidi energi, yang menunjukkan struktur anggaran yang lebih baik, dengan tetap menjamin keberpihakan kepada golongan masyarakat kurang mampu melalui skema Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan perlindungan sosial lainnya. Beberapa kebijakan penting terkait belanja negara dalam APBNP tahun 2015, antara lain: Pertama, realokasi anggaran yang kurang produktif ataupun kurang tepat sasaran (seperti subsidi BBM, belanja perjalanan dinas, rapat dan konsinyering) kepada sektor-sektor yang lebih produktif seperti dukungan sektor pendorong pertumbuhan (pangan, energi, maritim, pariwisata, dan industri), pemenuhan kewajiban dasar (pendidikan, kesehatan, dan perumahan), pengurangan kesenjangan antar kelas pendapatan masyarakat dan antar wilayah, serta pembangunan infrastruktur konektifitas. Kedua, mengakomodir perubahan nomenklatur kementerian negara/lembaga sessuai dengan struktur Kabinet Kerja, untuk mendukung pencapaian visi dan misi Presiden; dan Ketiga, peningkatan alokasi dana transfer ke daerah dan dana desa untuk menjadi stimulus dalam mendorong percepatan pembangunan nasional dan pemberdayaan masyarakat desa secara efisien dan efektif. Hal ini sejalan dengan konsep membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat 7

daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dana transfer ke daerah dan dana desa mengalami peningkatan menjadi Rp664,6 triliun atau meningkat Rp17,6 triliun dari APBN tahun 2015. Terkait pembiayaan anggaran, Pemerintah bersama DPR telah menyepakati adanya dukungan yang lebih optimal kepada Badan Usaha Milik Negara yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas BUMN sebagai agent of development sekaligus mempercepat pembangunan bidang infrastruktur serta bidang prioritas pemerintah lainnya. Pembiayaan anggaran dalam APBNP tahun 2015 ditetapkan sebesar Rp222,5 triliun atau turun Rp3,4 triliun dari RAPBNP tahun 2015. Tentu saja kami menyadari, sebagaimana juga menjadi concern dan catatan dari anggota Dewan, bahwa penganggaran belanja tersebut harus diikuti dengan implementasi, eksekusi dan pelaksanaan anggaran yang lebih baik, tepat waktu, tepat sasaran, dan dengan tetap menjaga akuntabilitas dan governance dalam pencairan dan pertanggung jawabannya. Saudara Ketua, Wakil Ketua, dan segenap Anggota Dewan yang terhormat, Setelah melalui serangkaian pembahasan yang intensif, akhirnya Pemerintah mengharapkan agar Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang APBN Tahun Anggaran 2015, di dalam Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan atas RUU dimaksud pada Rapat Paripurna Dewan hari ini, dapat kiranya disetujui oleh Dewan yang terhormat untuk disahkan menjadi Undang-Undang. Akhirnya, sekali lagi kami menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kerjasama dari segenap anggota Dewan yang terhormat, serta permohonan 8

maaf, jika dalam komunikasi dan interaksi antara seluruh jajaran Pemerintah dengan anggota Dewan dalam menjalankan tugas konstitusional ini, terdapat kekeliruan dan kekhilafan dalam ucapan maupun tindakan. Selanjutnya, marilah bersama kita panjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga segala upaya dan langkah-langkah kita dalam penetapan Undang- Undang APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015 ini, senantiasa mendapatkan ridho dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Sekian dan terimakasih. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 13 Februari 2015 A.n.Pemerintah Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro 9