DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

dokumen-dokumen yang mirip
2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

Epidemiologi Kesehatan Reproduksi - 2

30/10/2015. Tujuan epidemiologi kebidanan :

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI

MORTALITAS (KEMATIAN)

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu

FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH

SYLABUS. Kode : Bd Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MORTALITAS & MORBIDITAS

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

MORTALITAS. 1. Pengantar

SYLABUS. Kode : Bd Dosen Pengampu

Agus Samsudrajat S, SKM. Riwayat Alamiah Penyakit 1

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

MUSLIM, MPH 5/8/2010. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

DASAR EPIDEMIOLOGI &

BAHAN AJAR MATA KULIAH: PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI. (Frekuensi Masalah Kesehatan)

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

TUTORIAL EPIDEMIOLOGI : 1. FREKUENSI MASALAH KESEHATAN DAN PENGUKURAN

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

Tutorial Epidemiologi : 1. Frekuensi Masalah Kesehatan dan Pengukuran

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

PENGUKURAN KEJADIAN PENYAKIT ETIH SUDARNIKA LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)

BioStatistik. Amiyella Endista Website :

Ukuran-Ukuran dalam Kesehatan dan Epidemiologi

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN Jalan Pintu Air IV Pasar 8 Kel. Kwala Bekala, Kec. Medan Johor - Medan

KONSEP DASAR PENYAKIT PADA BAYI DAN BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

SYLABUS. Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kode : Bd Teori : 1 SKS Praktek : 1 SKS Semester : IV (Empat) TA. 2008/2009.

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

Juknis Operasional SPM

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

Mortalitas (Kematian)

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Transkripsi:

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI & APLIKASINYA (UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI) DALAM KEBIDANAN PENGUKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Secara Umum Ukuran ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas : A. UNTUK MENGUKUR MASALAH PENYAKIT ( ANGKA KESAKITAN / MORBIDITAS ) Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal : MORBIDITAS. MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.

Morbiditas 1. INSIDENSI Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang : Data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru( Population at Risk ). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a. Incidence Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Rumus yang dipergunakan : Incidence Rate = Jumlah Penderita Baru Jumlah penduduk yg mungkin terkena Penyakit tersebut pada pertengahan tahun X K K = Konstanta ( 100%, 1000 ) Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun : Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31 Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah penduduk pertengahan tahunnya adalah :

(P1 + P2), atau 2 P1 + {½(P2 P1)} 2. Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31 Desember, maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun : 3 P 1 + xp 2 12 Manfaat Incidence Rate adalah : Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. b. Attack Rate Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah : Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

Rumus yang digunakan : Attack Rate = Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat Jml. Penduduk yg. Mungkin terkena Peny. Tersebut pd. Saat yg. Sama. c. Secondary Attack Rate Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ). Rumus yang digunakan : SAR = Jml. Penderita Baru pd. Serangan Kedua (Jml. Penddk Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama ) 2. PREVALENSI Adalah : gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin

terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : a) Period Prevalen Rate Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus yang digunakan : Periode Prevalen Rate = Jumlah penderita lama & baru Jumlah penduduk pertengahan b) Point Prevalen Rate Adalah : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus : Jml. Penderita lama & baru Saat itu Point Prevalen Rate = Jml. Penduduk Saat itu

HUBUNGAN ANTARA INSIDENSI DAN PREVALENSI : Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis. Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus P = I x D P = Prevalensi I = Insidensi D = Lamanya Sakit Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu : a). Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak menunjukkan perubahan yang mencolok. b). Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok. B. UNTUK MENGUKUR MASALAH KEMATIAN ( ANGKA KEMATIAN / MORTALITAS ) Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandardisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi.

Mortalitas Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu : a). Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait, b). Status penyakit, c). Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.) Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara lain : 1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate ) 2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate ) 3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate ) 4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate ) 5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate ) 6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate) 7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate ) 8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate ) 9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate) 10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR ) 11. Case Fatality rate ( CFR )

1.. CRUDE DEATH RATE (( CDR )) = ANGKA KEMATIA I N KASSAR (( AKK )) Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. Istilah Crude = Kasar digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable lain. Rumus : CDR/AKK = Jumlah Seluruh Kematian Jumlah Penduduk Pertengahan 2. PERIINATAL MORTALITY RATE (( PMR )) //ANGKA KEMATIAN PERINATAL ((AKP)). I I I Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yan penting agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah. PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ( WHO, 1981 )

Manfaat PMR : Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah : a) Banyaknya Bayi BBLR b) Status gizi ibu dan bayi c) Keadaan social ekonomi d) Penyakit infeksi, terutama ISPA e) Pertolongan persalinan Rumus : PMR/AKP = Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih + dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun Jumlah Bayi lahir hidup pada tahun yg sama 3. NEONATAL MORTALITY RATE ( NMR ) = ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat NMR adalah untuk mengetahui : a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal b) Program imunisasi c) Pertolongan persalinan d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.

Rumus : NMR/AKN = Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari Jumlah lahir hidup pada tahun yg sama 4. INFANT MORTALITY RATE ( IMR ) = ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB ) Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat : sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat. Rumus : IMR/AKB = Jml. Kematian bayi umur 0 1 tahun dalam 1 tahun Jml. Kelahiran hidup pada tahun yang sama 5. UNDER FIVE MORTALITY RATE ( UFMR ) / ANGKA KEMATIAN BALITA Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaat : Untuk mengukur status kesehatan bayi. Rumus : UFMR = Jml. Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun Jumlah penduduk balita pd. tahun yg sama

6. ANGKA KEMATIAN PASCA-NEONATAL (POSTNEONATAL MORTALITY RATE) Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate adalah : kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Rumus : Pasca-neonatal mortality Rate = Jml. Kematian bayi usia 28 hari s/d 1 tahun Jumlah Kelahiran Hidup pada Tahun yg sama 7. ANGKA KEMATIAN JANIN/ANGKA LAHIR MATI (FETAL DEATH RATE) Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati. Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda tanda kehidupan biasanya ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter. Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.

Rumus : Angka Kematian Janin : Jml. Kematian Janin dalam periode tertent ( 1 tahun ) Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg sama 8. MATERNAL MORTALITY RATE ( MMR ) = ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI ) Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan : a) Social ekonomi b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas. Rumus : MMR = Jml. Kematian Ibu Hamil, Persalinan & Nifas dlm 1 tahun Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama 9. AGE SPESIFIC MORTALITY RATE ( ASMR / ASDR ) Manfaat ASMR/ASDR adalah : a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur. b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.

c) Untuk menghitung rata rata harapan hidup. Rumus : ASMR/ASDR = d X p X X 1000 Keterangan : d X p X = Jml. Kematian yg dicatat dalam 1 tahun pd penduduk gol. Umur tertentu(x) = Jml. Penduduk pertengahan tahun pada gol. Umur tersebut(x) 10. CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE ( CSMR ) Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut. Rumus : Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu (x) CSMR = Jml. Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun. 11. CASE FATALITY RATE ( CFR ) Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit yang tinggi. penyakit dengan tingkat kematian

Rumus : CFR = Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x) Jml. Seluruh penderita penyakit tersebut (x) SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN Dalam mengukur frekwensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan kesalahan yang berasal dari 2 sumber yaitu : 1) Kesalahan akibat penggunaan data yang tidak sesuai : Menggunakan sumber data yang tidak representative : Hanya data dari pelayanan kesehatan saja, padahal diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan sangat terbatas dan tidak semua masyarakat datang berobat ke fasilitas pelayanan tersebut. Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang pengambilan respondennya tidak secara acak. ( tidak memenuhi syarat Randomisasi ) Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang sebagian respondenya tidak memberikan jawaban ( drop out )

2) Kesalahan karena adanya factor BIAS : BIAS = adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sumber BIAS : a) Dari Pengumpul Data : Menggunakan alat ukur yang berbeda beda / tidak standar Menggunakan teknik pengukuran yang berbeda b) Dari Masyarakat : Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap penyakit yang ditanyakan Adanya perbedaan respon terhadap alat / test yang dipergunakan. Ooooooooooooo OOO oooooooooooooo

Sumber Kepustakaan : 1. Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara. 2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat. 3. Beaglehole, Bonita (1997). Dasar dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 4. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 5. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 6. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. 7. Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 8. Thomas C. Timmreck, PhD, 2005, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC.

Hand Out IKM UKURAN 2 EPIDEMIOLOGI Program Studi Diploma III Kebidanan Semester IV Tahun 2008 Dosen Ig. Dodiiet Adiittya Seettyawan, SKM et NIP. 140 343 461 YAYASAN MITRA INSANI KABUPATEN KLATEN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA TAHUN 2008