Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

dokumen-dokumen yang mirip
Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

Sukuk Negara Ritel. Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

Struktur Akad Sukuk Negara

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Sukuk Ritel. Instrumen Investasi Berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

RINGKASAN INFORMASI PRODUK Sukuk Tabungan seri ST001

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

Saving Bonds Ritel seri SBR002

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.08/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA TABUNGAN

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

ORI OBLIGASI NEGARA RITEL

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara

BAB III PERLINDUNGAN INVESTOR DI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN AKAD IJARAH

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN DI PT. DANAREKSA SURABAYA. A. Gambaran Umum PT. Danareksa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Investasi Syariah Melalui Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB III PELAKSANAAN IJA>RAH SALE AND LEASE BACK PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SURABAYA

BAB III PENGELOLAAN DANA SALE AND LEASE BACK (BA'I DAN IJA>RAH) DI BEI SURABAYA

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Investasi Syariah Melalui Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA

Privat Law Vol. III No 2 Juli-Desember 2015 Implementasi Penerbitan Surat Berharga... 37

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPATEMEN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat

LAPORAN HASIL PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

Surat Berharga Syariah Negara

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36 /PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA MENTERI KEUANGAN,

PASAR MODAL INDONESIA

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Bank Syariah Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) Instrumen Pembiayaan APBN dan Investasi Berbasis Syariah

Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal. berkaitan dengan efek. (Indonesia Stock Exchange).

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI REKSADANA

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007

commit to user BAB VI PENUTUP

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PENGUMUMAN LELANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

Transkripsi:

Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id

2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA Praktik penerbitan instrumen keuangan berbasis syariah telah berkembang pesat dan diterima diseluruh dunia dengan menerapkan prinsip-prinsip transaksi keuangan yang menekankan pada perjanjian yang adil, anjuran terhadap sistem bagi hasil (profit & lost sharing) serta larangan terhadap riba, gharar dan maysir. Sukuk merupakan salah satu instrumen keuangan syariah yang telah banyak digunakan oleh korporasi maupun negara untuk program pembiayaan, termasuk Pemerintah Indonesia. Pada awal tahun 2013, Pemerintah akan menerbitkan Sukuk Negara Ritel seri SR-005. Penerbitan instrumen ini merupakan salah satu program Pemerintah dalam pembiayaan APBN. Selain itu, penerbitan instrumen keuangan berbasis syariah ini merupakan upaya untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan Nasional, sebab hasil penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-005 ini diantaranya akan dipergunakan untuk membiayai proyekproyek pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah. Penerbitan Sukuk Negara Ritel juga bertujuan untuk memberikan alternatif sarana investasi yang aman dan menguntungkan bagi masyarakat Indonesia. SUKUK NEGARA Definisi Istilah sukuk berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari sakk yang berarti dokumen atau sertifikat. AAOIFI (Accounting and Auditing organization for Islamic Financial Institutions) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu. Perbedaan pokok antara sukuk dengan obligasi konvensional terletak pada konsep imbalan/bagi hasil, dan adanya transaksi pendukung (underlying transaction) berupa akad atau perjanjian antara pihak yang disusun berdasarkan prinsip syariah. Sukuk Negara adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset Sukuk Negara (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN). SBSN diterbitkan untuk pembiayaan APBN termasuk pembiayaan proyek. Dasar Hukum 1. UU 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. 2. PP 56/2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara. 3. PP 57/2008 tentang Pendirian Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Indonesia. 4. PP 51/2010 tentang Pendirian Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara II. 5. PMK No. 218/PMK.08/2008 tentang Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Ritel Di Pasar Perdana Dalam Negeri 1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 69/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. 2. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 70/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara. 3. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 71/2008 tentang Sale and Lease Back. 4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 72/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back. 5. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 76/2010 tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Asset To Be Lease.

Sukuk Negara Ritel adalah SBSN yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual, dengan volume minimum yang telah ditentukan. Seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dapat berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel. TRADABLE, dengan potensi mendapat CAPITAL GAIN Keuntungan Berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel Ikut berpartisipasi dalam PEMBANGUNAN NASIONAL Tingkat imbalan yang KOMPETITIF AMAN, pembayaran imbalan dan nominal dijamin UU MENENTRAMKAN, Sesuai dengan prinsip Syariah Risiko Investasi DEFAULT RISK (risiko gagal bayar) Yaitu risiko tidak terpenuhinya pembayaran imbalan dan nilai nominal pada saat jatuh tempo. Risiko ini sangat kecil karena berdasarkan undang-undang investasi pada Sukuk Ritel dijamin pembayarannya oleh Pemerintah MARKET RISK (risiko pasar) yaitu risiko terjadinya capital loss akibat harga jual di pasar sekunder lebih rendah dari harga beli. Risiko ini dapat dihindari dengan cara memegang Sukuk Ritel sampai jatuh tempo LIQUIDITY RISK (risiko likuiditas) yaitu risiko terjadinya kendala untuk menjual di pasar sekunder. Risiko ini dapat diatasi dengan menghubungi dan meminta bantuan Agen Penjual Sukuk Ritel SYARAT BERINVESTASI Individu atau perseorangan WNI yang dibuktikan dengan KTP Minimum investasi adalah Rp 5 juta dan kelipatannya (Maksimum adalah Rp 5 Miliar) Mempunyai REKENING TABUNGAN di salah satu bank umum (bank umum syariah/bank umum konvensional) dan REKENING SURAT BERHARGA di salah satu sub-registry PROSEDUR BERINVESTASI 1. Membuka/mempunyai rekening tabungan di bank serta rekening surat berharga pada lembaga penyimpanan (Kustodian) 2. Mengisi formulir pemesanan dengan melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) 3. Menyetor dana tunai ke rekening khusus yang telah ditunjuk oleh Agen Penjual dan menyampaikan bukti setoran dana kepada Agen Penjual 4. Memperoleh hasil penjatahan Pemerintah 5. Menerima bukti kepemilikan Sukuk Ritel dari Agen Penjual

TIPS BERINVESTASI PADA SUKUK NEGARA RITEL Apabila terjadi gejolak di pasar keuangan, investor Sukuk Negara Ritel dapat menerapkan tips-tips berikut untuk menjaga agar investasinya tetap aman dan menguntungkan: 1. Tetap tenang/tidak panik dan memegang Sukuk Negara Ritel hingga jatuh tempo. 2. Tidak menjualnya di bawah harga par (100%). CONTOH AKAD SUKUK NEGARA RITEL SERI SR-005 IJARAH SALE AND LEASE BACK Penerbitan & Pembayaran Imbalan SBSN MOF - GOI (Obligor/Originator) 1a. Sale of Asset (Beneficial Title) 1d. Proceeds (Pembayaran atas Aset) 2b. Periodic Lease Payment 2a. Lease of Asset 4a. Sukuk Redemption SPV (Issuer/Trustee) Paying Agent 1b. Sukuk issuance 1c. Proceeds (Pembayaran atas Sukuk) Investors Pasar Sekunder Jatuh Tempo MOF - GOI (Obligor/Originator) 3. Sale of Asset SPV (Issuer/Trustee) 5. Sukuk Investor IJARAH ASSET TO BE LEASED Investor 3. Penerbitan SBSN 4. Proceeds 8. Pembayaran Imbalan SBSN 12. Pelunasan SBSN Penyediaan porsi tangible asset dan pembangunan proyek yang akan menjadi obyek ijarah 1. Pemesanan Obyek Ijarah 6. Ijarah Asset To Be Leased 7. Pembayaran Ujrah 10. Pembelian Aset SBSN 11. Pembayaran Aset SBSN PP SBSN A. Penerbit B. Wali Amanat C. Muwakkil D. Lessor/Mu jir 2. Wakalah 5. Proceeds 9. BAST Proyek - Pembangunan Proyek GOI ( Wakil ) Akad/Perjanjian Cash Flow

POKOK KETENTUAN SUKUK NEGARA RITEL SERI SR-005 Penerbit Akad Seri Underlying Asset Tenor Harga Nominal /Unit Minimal Pembelian Maksimal Pembelian Imbal Hasil/Kupon Masa Penawaran Penjatahan Settlemen Jatuh Tempo Perdagangan di Pasar Sekunder Imbalan Kustodian Target Investor Pemerintah Berdasarkan PP No. 57 Tahun 2008 Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia didirikan oleh: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4, Jakarta 10710 Tel: (021) 351 6296 atau 344 9230 ext 2600-2601 Fax: (021) 351 0727 Website: http://www.djpu.kemenkeu.go.id Ijarah Asset To Be Leased Sukuk Negara Ritel seri SR-005 Proyek APBN tahun 2013 3 Tahun Rp 1.000.000 Rp 5.000.000 dan kelipatannya Rp 5 miliar 6,00 % Tanggal 8 22 Februari 2013 Tanggal 25 Februari 2013 Tanggal 27 Februari 2013 Tanggal 27 Februari 2016 Bursa Efek Indonesia Fixed Coupon, dan Pembayaran dilakukan setiap bulan pada tanggal 27 dimulai tanggal 27 bulan Maret 2013 Anggota Sub-Registry Individu / Perseorangan WNI

SIMULASI PENGHITUNGAN Investor A membeli Sukuk Ritel di pasar perdana sebesar Rp10 juta dengan tingkat imbalan 6% per tahun dan tidak dijual sampai dengan jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp10.000.000 x 6% x 1/12 = Rp50.000 (diterima setiap bulan sampai dengan jatuh tempo) Pada saat jatuh tempo, nominal yang diterima adalah Rp10 juta Investor A membeli Sukuk Ritel di pasar perdana sebesar Rp10 juta dengan tingkat imbalan 6% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp10.000.000 x 6% x 1/12 = Rp50.000 (diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual) Capital gain = Rp10.000.000 x (105-100)% = Rp500.000 Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp10.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Ritel ditambah dengan capital gain Investor A membeli Sukuk Ritel di pasar perdana sebesar Rp10 juta dengan tingkat imbalan 6% per tahun dan dijual di pasar sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan = Rp10.000.000 x6% x 1/12 = Rp50.000 (diterima setiap bulan sampai dengan saat dijual) Capital loss = Rp10.000.000 x (95-100)% = - Rp500.000 Pada saat dijual, nominal yang diterima adalah Rp9.500.000, yang berasal dari pokok Sukuk Ritel dikurangi dengan capital loss. ( Perhitungan di atas, belum memperhitungkan pembayaran pajak atas imbalan dan capital gain serta biaya transaksi di pasar sekunder ) DISCLAIMER INVESTASI DENGAN MEMBELI SUKUK NEGARA RITEL MENGANDUNG RISIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI MEMORANDUM INFORMASI SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI PRODUK INVESTASI INI. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG. PT Valbury Asia Securitas (VAS) hanya bertindak sebagai agen penjual. Produk investasi ini BUKAN merupakan produk Perusahaan Efek ataupun Bank, melainkan Produk Pasar Modal (dan sudah mendapatkan surat penegasan dari Bank Indonesia dan Bapepam LK) serta TIDAK termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan. Produk investasi ini mengandung risiko investasi termasuk kemungkinan kehilangan modal pokok yang diinvestasikan. VAS tidak memberikan saran atas pengambilan keputusan investasi calon pemodal. Logo perusahaan dari VAS yang digunakan dalam dokumen apapun berkenaan dengan investasi hanya sebagai wujud kerjasama pemasaran antara VAS dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai Penerbit produk. Dokumen ini bukan merupakan penyebarluasan informasi atau penawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli produk investasi oleh siapapun dalam semua wilayah yuridis yang dilarang oleh hukum atau kepada siapapun yang dilarang secara hukum untuk mengajukan penawaran atau ajakan ini.