PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK Dwilita Astuti Universitas Nahdlatul Ulama Lampung dwilitaastuti@yahoo.com ABSTRACT Pola asuh otoritatif yang dilakukan di rumah dan di sekolah merupakan lahan subur bagi munculnya individu berprestasi. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Kata Kunci: Pola Asuh, Prestasi, Siswa. I. PENDAHULUAN Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai mahluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak (Kartono, 1992). Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua dikatakan pendidik pertama karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari orang tua menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari. Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak. Dimana hal ini akan menjadi dasar perkembangan anak berikutnya. Karenanya dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tumbuh berkembang optimal. Citra diri senantiasa terkait dengan proses tumbuh kembang anak berdasarkan pola asuh dalam membesarkannya (Daryati R,2009). Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan partumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. 6
Anak lahir dalam pemeliharaan II. Pembahasan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. 1. Bentuk Pola Asuh Orang tua bertugas sebagai pengasuh, Mengenal Bentuk Pola Asuh Orangtua Karakteristik kepribadian setiap pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap individu adalah unik dan berbeda-beda orang tua pasti menginginkan anakanaknya menjadi manusia yang pandai, antara satu dengan lainnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak mempengaruhinya, salah satunya adalah orang tua yang tidak menyadari bahwa keluarga. Keluarga merupakan lingkungan cara mereka mendidik membuat anak sosial terkecil, namun memiliki peran yang merasa tidak diperhatikan, dibatasi sangat besar dalam mendidik dan kebebasannya, bahkan ada yang merasa membentuk kepribadian seseorang tidak disayang oleh orang tuanya. individu. Perasaan-perasaan itulah yang banyak Struktur dalam keluarga dimulai dari mempengaruhi sikap, perasaan, cara ayah dan ibu, kemudian bertambah dengan berpikir bahkan kecerdasan mereka. adanya anggota lain yaitu anak. Dengan Berdasarkan latar belakang diatas demikian, terjadi hubungan segitiga antara maka rumusan masalah pada makalah ini orangtua-anak, yang kemudian membentuk suatu hubungan yang berkesinam- adalah : Bagaimanakah pengaruh pola asuh anak terhadap perilaku anak? dan bungan. Orangtua dan pola asuh memiliki Bagaimanakah pengaruh pola asuh anak peran yang besar dalam menanamkan terhadap prestasi siswa? dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang Tujuan penulisan ini adalah : setelah dewasa kelak. memberikan pemahaman mengenai pola Orangtua memiliki cara dan pola asuh anak yang mempengaruhi perilaku tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu anak dan memberikan pemahaman pola asuh yang mempengaruhi prestasi akan berbeda antara satu keluarga dengan anak/siswa, sehingga diharapkan dapat keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua memberikan wawasan lebih mengenai merupakan gambaran tentang sikap dan bentuk pola asuh anak dan dampak positif perilaku orangtua dan anak dalam negatifnya. berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. 7
Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberkan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Baumrind (Santrock, 1998) mengenai perkembangan sosial dan proses keluarga yang telah dilakukan sejak pertengahan abad ke 20, yang kemudian membagi kategori bentuk pola asuh berkaitan dengan perilaku remaja. Secara garis besar terdapat tiga pola yang berbeda diantaranya yakni authoritarian atau otoriter, permissive (permisif) dan authoritative atau demokratis. Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga bentuk pola asuh dan pengaruhnya terhadap anak. Menurut Nashori (2008), sejauh ini di Indonesia khususnya, belum banyak penelitian tentang profil orangtua yang sukses dalam mendidik anak. Beberapa penelitian korelasional telah dilakukan untuk mengungkapkan pola asuh sebagai variabel bebas (Dayakisni, 1977; Krisnawaty, 1986; Winarto, 1990; Wismantono, 1995; Wulan, 2000; Setiawan, 1997; Roswita, 2000; Dalimunthe, 2000; Cahyaningrum, 2000; Hapsari, 2000; Mustaqim, 2000; Kurnia, 2000; Endahwati, 2001; Saptasari, 2001; Wibowo, 2002; Furqon, 2002; Mayaningrum, 2002). Dari penelitian-penelitian itu diketahui bahwa pola asuh demokratis/autoritatif menjadikan anak memiliki intensi prososial (1977), kompetensi sosial (Dalimunthe, 2000), prestasi belajar (Roswita, 2000; Mustaqim, 2000; Furqon, 2002), sikap asertif (2001), penyesuaian diri (Mayaningrum, 2002), ketaatan pada peraturan lalu lintas (wismantono, 1995), kepribadian wirasawasta (Winarto, 1990), yang lebih tinggi dibanding anak-anak yang memperoleh pola asuh otoriter maupun permisif dari orangtua. Di samping itu, penelitian juga menunjukkan bahwa bola asuh demokratis menjadikan anak memiliki prokrastinasi (Wulan, 2000) dan depresi (Saptasari, 2001) yang lebih rendah dibanding anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter dan permisif. Sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Bloom (Psikologika, 1999) menunjukkan bahwa bintang-bintang olahraga, seni, matematika, musik, yang sukses dididik oleh orangtuanya dengan penuh perhatian, dan untuk selanjutnya didampingi oleh pelatih-pelatih yang profesional. Sebagai contoh, bintang cilik yang sedang meroket namanya Sherina awalnya dilatih oleh orangtuanya untuk 8
bernyanyi. Untuk memperbaiki dan mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap meningkatkan kualitas cara bernyanyinya ia dididik oleh seorang profesional yang bidang studi setelah mengalami proses bernama Elfa Secioria (Kedaulatan belajar mengajar. Prestasi belajar adalah Rakyat, 12 Oktober 2001). dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan 2. Prestasi Siswa tentang tinggi atau rendahnya prestasi Poerwanto (1986:28) memberikan belajar siswa. pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha 3. Pengaruh Pola Asuh terhadap belajar sebagaimana yang dinyatakan Prestasi Siswa dalam raport. Selanjutnya Winkel (1996:- Dari 10 responden yaitu siswa 162) mengatakan bahwa prestasi belajar dengan ranking 5 besar di sekolah usia adalah suatu bukti keberhasilan belajar antara 14 sampai dengan 17 tahun, yang atau kemampuan seseorang siswa dalam kami beri questionnaire maka diperoleh kesimpulan bahwa 100 % mereka melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S Nasution (1996) prestasi % menyatakan bahwa orang tua mereka memahami peranan orang tua ideal dan 90 belajar adalah kesempurnaan yang dicapai merupakan sosok orang tua yang ideal seseorang dalam berfikir, merasa dan buat mereka karena bagi mereka orang tua berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni mendidik, mengarahkan dan membimbing adalah yang memberikan kasih sayang, kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan bermanfaat. mereka menjadi anak yang lebih baik dan jika seseorang belum mampu memenuhi Penanaman sikap disiplin, menerima target dalam ketiga kriteria tersebut. apa adanya, memberikan motivasi berprestasi serta aspek spiritual kepada anak Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar diakui merupakan dasar pembentukan merupakan tingkat kemampuan siswa yang karakter anak berprestasi. Aspek psikis dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan spiritual pada anak yang dihasilkan dan menilai informasi-informasi yang oleh orang tua dengan pola asuh otoritatif diperoleh dalam proses belajar mengajar. sangat menunjang secara signifikan Prestasi belajar seseorang sesuai dengan prestasi anak. Responden menyatakan 100 tingkat keberhasilan sesuatu dalam % orang tua mereka menanamkan sikap 9
sikap seperti tersebut diatas dan mereka menjadi tempat berbagi cerita dan menjadi juga memahami alasan sikap orang tua kepercayaan mereka. menanamkan perilaku tersebut kepada Orang tua dengan pola asuh otoritatif mereka. bersikap responsif terhadap kebutuhan Kegiatan ekstrakurikuler dan kegia anak dan mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Dari 10 di luar sekolah yang mereka ikuti dan mendapatkan prestasi selain kegiatan responden 100 % mereka menyatakan akademik mereka, dari 10 responden menyatakan 50 % mereka mengikuti kan pendapat, solusi dan berdiskusi bahwa orang tua mereka mau mendengar- dan berprestasi dan 50 % mereka tidak terhadap suatu hal atau masalah. Sikap mengikuti dengan alasan di sekolah tidak orang tua tersebut akan memberikan efek terdapat ekstrakurikuler. Penghargaan rasa percaya diri anak terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan permasala- terhadap prestasi anak juga dilakukan oleh orang tua dengan pola asuh otoritatif han yang dihadapi. Dengan berdiskusi walaupun hanya dengan ucapan selamat memberikan ruang bagi orang tua untuk atas prestasi yang mereka peroleh. Sikap memberikan penjelasan tentang dampak orang tua tersebut akan memberikan efek perbuatan yang baik dan buruk bagi anak psikologis bahwa mereka merasa dihargai dan anak pun memahami sikap dan alasan eksistensinya dan menjadikan mereka orang tua terhadap mereka. Sehingga hal lebih termotivasi untuk berprestasi lebih ini akan memberikan kepercayaan anak baik lagi. terhadap orang tua bahwa mereka Ketika anak mempunyai masalah mendukung sepenuhnya aktivitas mereka dan harapan akan menjadi orang yang dengan sekolah, hubungan dengan seseorang dan lingkungannya, responden berhasil dan bermanfaat. menyatakan 40 % mereka lebih suka/nyaman membicarakannya dengan orang tua Kesimpulan dari pembahasan di atas III. KESIMPULAN DAN SARAN karena orang tua lebih bisa menyimpan adalah pola asuh otoritatif yang dilakukan rahasia pribadi dan memberikan solusi, di rumah dan di sekolah merupakan lahan nasehat untuk membantu menyelesaikan subur bagi munculnya individu berprestasi. masalah. Sedangkan 60 % mereka lebih Orangtua dari anak-anak yang suka curhat dengan temannya dengan berprestasi memiliki pandangan bahwa ada alasan karena teman atau sahabat mereka beberapa prinsip yang perlu dimiliki anak untuk mengantarkan anak menjadi 10
individu yang berprestasi, yaitu (a) perilaku keagamaan dan moral etik, (b) kedisiplinan (d) prestasi dan motif berprestasi, serta (d) keprihatinan, kesabaran, dan menunda kenikmatan. Orang tua dari anak-anak yang berprestasi melakukan hal-hal berikut ini, yaitu (a) menemani atau mendampingi anak saat belajar, (b) memberi pengarahan, peringatan, dan melakukan kontrol atas aktivitas anak, (c) memberi dukungan kepada anak, (d) memberi penghargaan terhadap anak (e) menjadi teladan bagi anak-anak. Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua dalam mengasuh anak : Harus disertai kasih saying, Tanamkan disiplin yang membangun, Luangkan waktu kebersamaan dengan keluarga, Ajarkan salah benar, Kembangkan sikap saling menghargai, Perhatikan dan dengarkan pendapat anak, Membantu mengatasi masalah, Melatih anak mengenal diri sendiri dan lingkungnan, Mengembangkan kemandirian, Memahami keterbatasan pada anak, Menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Daftar Pustaka Daryati R, 2009, Membentuk citra diri yang baik melalui Pola Asuh dalam Membesarkan anak Dewi, Ismira, 2008, Mengenal Bentuk Pola Asuh Orang Tua Kartono Kartini, 1992, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta Liza, Dr, 2005, Pola Asuh Orang Tua Anak Menurut Psikologi dan Ajaran Rasulullah Nashori, Fuad, 2008, Studi Tentang Profil Pengasuhan Orang tua Anak-anak Berprestasi di Yogyakarta, Yogyakarta www.box.net, 2009, Pengertian Prestasi Belajar www.organisasi.org, 2008, Jenis/Macam Tipe Pola Asuh Orang tua pada Anak & Cara Mendidik / Mengasuh Anak yang Baik, august 2009 11