Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN RUMAH SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Informasi Pembiayaan Perumahan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

Juni 2017 RESEARCH TEAM

SMF Highlight PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2016 : MELAMBAT. Februari 2017 Highlight 2/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Monthly Market Update

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah bank, nasabah, pengembang atau developer, pemerintah, serta Bank

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan rumah adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

Monthly Market Update

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika

DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH Oleh Tim Riset SMF

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dipaparkan sampel dan data penelitian yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. menurun, tapi jika dilihat dari total asset mengalami kenaikan yaitu mencapai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI RESIDENSIAL DI INDONESIA

% yoy. Jan*

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Ekonom Senior The Royal Bank of Scotland (RBS),

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

abungan, baik dalam rupiah giro valuta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB V PENUTUP. Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

Monthly Market Update

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

(%, SBT) (%, qtq)

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Februari 2017 RESEARCH TEAM

(%, SBT) (%, qtq)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. properti residential (IHPR - berdasarkan survey Bank Indonesia). Peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

Monthly Market Update

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

KONDISI TRIWULAN II-2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia jasa konstruksinya. Di Indonesia, jasa konstruksi yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

Dewi Kumala Sari Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok.

Transkripsi:

Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan Oleh : Tim Riset Abstrak Studi ini dilakukan untuk menganalisis tingkat perubahan pada outstanding KPR&KPA jika terjadi perubahan pada variabel-variabel yang mempengaruhinya. Elastisitas perubahan KPR&KPA dianalisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), dengan menggunakan variabel GDP, IHPR, BI Rate, dan indeks rencana pembelian rumah. Data yang digunakanmerupakan data triwulanan dari kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal I tahun 2016. Hasil menunjukkan bahwa dari keempat variabel yang digunakan, BI rate menunjukkan elastisitas dengan korelasi negatif sebesar 0,12 dimana kenaikan BI rate sebesar 1% akan menurunkan outstanding KPR&KPA sebesar 0,12%. Sedangkan variabel GDP nominal, IHPR, dan indeks rencana pembelian rumah memiliki nilai elastisitas positif masing-masing sebesar 0,76; 2,06; dan 0,19. Pendahuluan Hingga saat ini, kebutuhan perumahan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Badan Pusat Stastistik mencatat bahwa sebanyak 13,3 juta jiwa penduduk Indonesia menyatakan belum memiliki rumah dengan kondisi sebanyak 5,5 juta jiwa berstatus tempat tinggal kontrak/sewa. 1 Kebutuhan perumahan yang masih besar, menjadi perhatian pihak-pihak yang relevan dalam hal ini yaitu pemerintah dan juga lembaga keuangan. Kepedulian pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat, utamanya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dapat dilihat melalui penyaluran KPR FLPP melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Keberadaan lembaga keuangan dalam pemenuhan kebutuhan perumahan tentunya berperan penting, terutama dalam penyediaan fasilitas pendanaan. Sebagaimana diketahui, harga rumah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang signifikan dengan tingkat harga yang jauh lebih tinggi dari pendapatan masyarakat. Hal itulah yang menyebabkan fasilitas KPR dalam pembelian properti masih menjadi pilihan utama masyarakat. Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan I-2016 sebanyak 77,82% konsumen memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (15,01%) dan tunai (7,17%). Outstanding KPR bank umum per Maret 2016 mencapai Rp331,6 triliun dengan komposisi terbesar adalah bank pemerintah. 2 Pertumbuhan outstanding KPR pada bulan Maret hanya sebesar 8,4% (yoy). Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan KPR di tahun 2014 dan 2015 yang mencapai 18,2% (yoy) dan 9,3% (yoy). 1 Statistik Indonesia, diolah 2015 2 Statistik Perbankan Indonesia, Maret 2016

Gambar 1: Komposisi KPR menurut kelompok bank Sejalan dengan KPR, pertumbuhan outstanding KPA pada Maret 2016 pun juga melambat sebesar 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Outstanding KPA bank umum pada bulan Maret 2016 baru mencapai Rp 13 triliun. 2 Gambar 2: Komposisi KPA menurut kelompok bank Pertumbuhan KPR dan KPA yang masih lambat tersebut salah satunya tidak terlepas dari masih tingginya tingkat suku bunga KPR seperti terlihat pada Gambar 3. Meskipun demikian, masih terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi outstanding KPR dan KPA, terutama indikator pasar perumahannya. Dengan memperhatikan outstanding KPR dan KPA cukup sensitif terhadap indikator pasar perumahan, maka semakin tinggi perubahan indikator perumahan dapat menjadi indikator dini yang akurat untuk melihat perkembangan outstanding KPR dan KPA ke depan. Oleh karena itu, studi ini disusun untuk meneliti seberapa besar perubahan outstanding KPR dan KPA terhadap perubahan indikator-indikator pasar perumahan. 2 Statistik Perbankan Indonesia, Maret 2016 2

Gambar 3: Rata-rata suku bunga dasar KPR dan pertumbuhan KPR dan KPA Metode Penelitian Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap gejala ekonomi lain, sehingga analisis elastisitas dapat didefinisikan sebagai teknik analisis yang dilakukan guna mengetahui seberapa besar perubahan suatu variabel akibat pengaruh variabel lain. Konsep analisis elastisitas sama dengan analisis sensitivitas, dimana variasi hasil output sebuah model dipengaruhi oleh sumber/input yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dibangun model untuk mendapatkan analisis elastisitas. Dalam penelitian ini, sebuah model matematika dibangun dengan mendefinisikan variabel-variabel untuk membentuk suatu persamaan. Dalam penelitian ini, perhitungan elastisitas diawali dengan melakukan analisis regresi linear untuk mendapatkan suatu persamaan model. Model regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai berikut: dimana, = variabel dependen = konstanta = koefisien variabel Xi = variabel independen ke-i = eror Nilai elastisitas merupakan rasio antara perkalian koefisien dan rata-rata variabel independen terhadap rata-rata variabel dependen. Secara umum, formula elastisitas suatu variabel independen Xi dituliskan sebagai berikut : 3

Kajian mengenai analisis elastisitas outstanding KPR dan KPA terhadap indikator pasar perumahan dilakukan dengan metode analisis kuantitatif, yaitu dengan cara mengolah data-data terkait yang berasal dari berbagai sumber. Data yang diolah merupakan data triwulanan dari periode Q1 2009 sampai dengan Q1 2016. Variabel dependen yang digunakan adalah outstanding KPR dan KPA. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) GDP nominal GDP Nominal diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. GDP nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi keseluruhan yang dihasilkan oleh suatu negara. GDP nominal yang tinggi merujuk pada tingginya daya beli masyarakat yang berujung pada meningkatnya konsumsi masyarakat, termasuk didalamnya pemenuhan kebutuhan akan perumahan. 2) Indeks harga properti residensial (IHPR) IHPR adalah indeks yang dibangun oleh Bank Indonesia berdasarkan survey terhadap sampel pengembang proyek perumahan di kota besar Indonesia. IHPR mengindikasikan peningkatan atau perlambatan pada penjualan rumah yang terjadi seiring dengan peningkatan atau penurunan harga rumah. Sesuai dengan karakteristik kepemilikan rumah di Indonesia, yang menjadikan rumah tidak hanya berfungsi sebagai hunian tetapi sebagai aset investasi, maka peningkatan pada harga rumah diasumsikan akan menyebabkan peningkatan pula pada permintaan rumah. 3) BI rate BI rate adalah suku bunga acuan sebagai cerminan kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BI rate merupakan instrumen kebijakan utama dalam mempengaruhi aktivitas perekonomian, termasuk perkreditan. Perubahan yang terjadi pada BI rate menyebabkan perubahan pada suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Suku bunga kredit yang tinggi akan menyebabkan pemanfaatan terhadap pembelian rumah melalui kredit oleh masyarakat mengalami penurunan. 4) Indeks rencana pembelian rumah Indeks rencana pembelian rumah merupakan indeks yang dibangun berdasarkan survey yang dilakukan terhadap sampel rumah tangga mengenai rencana pembelian barang-barang selama 3 bulan kedepan, termasuk didalamnya barang otomotif dan rumah. Indeks yang meningkat mengindikasikan akan terjadinya peningkatan terhadap pembelian rumah. Pembahasan Dengan metode regresi linear ordinary least square (OLS), diperoleh model regresi sebagai berikut: 4

Persamaan model tersebut menginterpretasikan bahwa GDP nominal, IHPR, dan indeks rencana pembelian rumah berkorelasi secara positif. Sedangkan BI rate berkorelasi negatif terhadap outstanding KPR dan KPA. Perhitungan elastisitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan outstanding KPR dan KPA terhadap variabel independennya. Nilai elastisitas keempat variabel independen tersebut terhadap outstanding KPR dan KPA adalah sebagai berikut: Variabel Rata-rata Koefisien Elastisitas Outstanding KPR dan KPA 149.372 GDP Nominal 1.664.871,9 0,07 0,76 IHPR 141,3 2.181,16 2,06 BI rate 7,8-2.328,63-0,12 Indeks rencana pembelian rumah 95,8 301,88 0,19 Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa elastisitas IHPR paling tinggi dibandingkan variabel lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa IHPR adalah variabel yang paling signifikan mempengaruhi outstanding KPR dan KPA. Perubahan sebesar 1% pada IHPR akan mengubah outstanding KPR dan KPA sebesar 2,06%. Dengan kata lain, kenaikan harga properti residensial justru akan menaikkan outstanding KPR dan KPA. Hal ini disebabkan karena motif sebagian masyarakat dalam membeli rumah tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan papan, namun juga motif investasi. Sejalan dengan IHPR, outstanding KPR dan KPA juga berkorelasi positif dengan GDP nominal dan indeks rencana pembelian rumah. Sebaliknya, BI rate berkorelasi negatif terhadap outstanding KPR dan KPA. Kenaikan BI rate sebesar 1% akan mengurangi outstanding KPR dan KPA sebesar 0,12%. Hal ini sesuai dengan data historis bahwa suku bunga KPR berbanding terbalik dengan outstanding KPR dan KPA karena tren suku bunga KPR perbankan mengikuti BI rate. Kesimpulan Dari hasil analisis elastisitas diatas menunjukkan bahwa variabel GDP nominal, IHPR, dan indek rencana pembelian rumah berpengaruh secara positif terhadap outstanding KPR dan KPA. Kenaikan GDP sebesar 1% akan meningkatkan outstanding KPR dan KPA sebesar 0,76%. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara akan mendorong pertumbuhan kredit, termasuk KPR dan KPA. Kenaikan IHPR sebesar 1% juga meningkatkan outstanding KPR dan KPA sebesar 2,06%, sejalan dengan motif masyarakat untuk berinvestasi. Sementara itu, kenaikan BI rate sebesar 1% akan menurunkan outstanding KPR dan KPA 0,12%. 5