Keterwakilan Perempuan, Ketidakadilan dan Kebijakan Keadilan ke depan Oleh Dian Kartikasari Koalisi Perempuan Indonesia Page 1
Pokok Bahasan 1. Keterwakilan Perempuan dalam Politik 2. Keterwakilan Perempuan & Kebijakan yang berkeadilan 3. Prasyarat Lahirnya Kebijakan Berkeadilan 4. Catatan Akhir Page 2
Keterwakilan Perempuan Dalam Politik Upaya untuk mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan Perempuan untuk dipilih & duduk di parlemen untuk mewujudkan persamaan peran dan posisi antara laki-laki dan perempuan dalam kuasa pengambilan keputusan. Agar Pengalaman, kepentingan dan daya tanggung g perempuan e pua dan laki-laki a menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan Page 3
Keterwakilan Perempuan Dalam Politik sehingga seluruh kebijakan publik memberikan manfaat yang sama adilnya bagi perempuan dan laki-laki Penyelesaian permasalahan masyarakat (isu-isu strategis) & Pemenuhan Kebutuhan Khusus Perempuan ee & Anak,,seta serta kelompok eo rentan lainnya Page 4
Keterwakilan Perempuan Dalam Politik Mewujudkan keadilan substantif: persamaan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dari seluruh proses dan hasil pembangunan bagi laki-laki dan perempuan dari seluruh kalangan dan usia. Persamaan dalam penikmatan Hak sipil politik bagi laki-laki dan perempuan Page 5
Keterwakilan Perempuan Dalam Politik Hak Sipil Politik, terutama Hak pilih bagi perempuan telah dinikmati ik Perempuan Indonesia, sejak pemilu I, sebagai hasil perjuangan gerakan perempuan, sejak 1939-1945 Hak Pilih perempuan tidak serta merta mewujudkan keseimbangan gender (gender balance) dalam Lembaga perwakilan rakyat, karena adanya rintangan struktural dan kultural Page 6
Keterwakilan Perempuan Dalam Politik Sejak Pemilu 1955 pemilu 2009 keterwakilan Perempuan di DPR RI tidak pernah lebih dari 18%. Hasil Pemilu 2009 Perempuan Di DPRD : Provinsi : rata-rata 16 %, Maluku 30%, dan beberapa prov melebihi 20% Kab/kota : rata-rata 12%. Dari 461 kab/kota 27 kab/kota 0 %, 64 kab/kota hanya memiliki 1 anggota DPRD perempuan. Page 7
Keterwakilan Perempuan & Kebijakan Bekeradilan Tingginya jumlah keterwakilan perempuan di DPR/DPRD tidak serta merta melahirkan kebijakan yang berkeadilan. Bukti : perbandingan hasil legislasi l i nasional dan daerah dari DPR/DPRD periode 2004-20092009 dan 2009-20142014 Ada prasyarat untuk mendukung lahirnya kebijakan yang berkeadilan Page 8
Prasyarat Lahirnya Kebijakan Berkeadilan Pengalaman Pengorganisasian dan Advokasi Koalisi Perempuan Indonesia, mengajarkan, prasyarat lahirnya kebijakan berkeadilan : 1. Adanya Keaktifan Warga Negara (Active Citizenship) Page 9
Prasyarat Lahirnya Kebijakan Berkeadilan 2. Adanya kepemimpinan dan etika politik dan sensitifitas politisi terhadap ketidakadilan dan ketimpangan 3. Terciptanya hubungan konstituensi i antara anggota DPR/DPRD dengan pemilih 4. Terpenuhinya hak atas informasi public Page 10
Prasyarat Lahirnya Kebijakan Berkeadilan 5. Adanya pengakuan dan pemenuhan Hak atas kebebasan berserikat & perpendapat 6. Proses pembahasan kebijakan public yang partisipatif p 7. Wakil rakyat yang bersih dan akuntabel Page 11
Catatan Akhir Hasil Pemetaan dan kajian cepat, yang dilakukan oleh Koalisi Perempuan Indonesia berdasarkan penempatan calon legislatif perempuan dalam Daftar Calon Tetap DPR RI, menunjukkan adanya peluang mencapai 30% keterwakilan Perempuan Page 12
Catatan Akhir Keterwakilan Perempuan di DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota akan mengalami peningkatan secara drastis, meski sebagian besar belum akan mencapai 30% Namun peningkatan jumlah tersebut tidak akan serta merta mengakibatkan lahirnya kebijakan yang berkeadilan Page 13
Catatan Akhir 7 prasyarat yang telah kita bahas harus dipenuhi, artinya harus ada kerja-kerja penguatan di 2 aras: Pengorganisasian dan penguatan kapasitas advokasi masyarakat Peningkatan kepemimpinan dan sensitifitas politisi-laki-laki laki laki mapun perempuan. Page 14
TERIMA KASIH Page 15