BAB III LANDASAN TEORI. secara luas adalah standart yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI WIMAX UNTUK LINGKUNGAN NON LINE OF SIGHT (Arni Litha)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II TEORI-TEORI WIMAX

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB II DASAR TEORI WIMAX

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH...

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan secara khusus dari teknologi OFDM (Orthogonal Frequency

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Pengenalan Teknologi 4G

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1. Konfigurasi Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori Teknologi Radio Over Fiber

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas tentang teknologi Worldwide Interoperability

BAB II Standar WIMAX- IEEE

BAB II TEORI PENDUKUNG

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

Fitur Utama OFDM dan OFDMA. bagi Jaringan Komunikasi Broadband

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan WiMaX WiMaX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah salah satu industry jaringan nirkabel

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e

Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 95/DIRJEN/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.2. Arsitektur Jaringan LTE a. User Equipment (UE) merupakan terminal di sisi penerima

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI SUBSCRIBER STATION BERBASIS STANDAR TEKNOLOGI LONG-TERM EVOLUTION

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX)

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

EVALUASI KINERJA WIMAX DENGAN APLIKASI VOIP PADA PEMAKAI BERGERAK DI KERETA API MELALUI VARIABILITAS CODING RATE DARI MODULASI OFDM SKRIPSI

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].

Instalasi dan Troubleshooting Jaringan Wireless

BAB II DASAR TEORI. Bab ini menjelaskan sekilas tentang teknologi Worldwide Interoperability

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teknologi Jaringan WiMAX 3.11..1 Deskripsi WiMAX Broadband Wireless Access (BWA) standart yang saat ini digunakan secara luas adalah standart yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineering (IEEE). Salah satu produknya adalah standar IEEE 802.16 yang dirancang untuk digunakan sebagai air interface for fixed broadband access system atau dikenal sebagai IEEE Wireless Metropolitan Access Network (Wireless MAN) air interface. Gambar 3.1 Jaringan WiMAX 21

22 Pada perkembangan selanjutnya standart IEEE 802.16 ini dikembangkan menjadi beberapa varian yang setiap variannya memiliki keunggulan masing-masing pada penggunaanya atau kondisi tertentu. Beberapa varian dari standar IEEE 802.16 adalah 802.16a, 802.16rev.d, dan 802.16e untuk komunikasi bergerak. Pengembangan ini dilakukan oleh forum gabungan yang beranggotakan dari seluruh dunia dan disebut WiMAX Forum. Standart IEEE 802.16 adalah teknologi wireless yang bermaksud mengubah dengan cepat industri Broadband Wireless Access. Dengan teknologi BWA dapat memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan menggunakan jaringan kabel. Keuntungan menggunakan BWA antara lain pelayanannya lebih cepat, dapat dengan mudah diaplikasikan di area yang sulit untuk dijangkau wired infrastruktur, menurunkan biaya-biaya instalasi dan pemeliharaan, dan memiliki kemampuan fisik dari infrastruktur yang tradisional. 3.11..2 Struktur Dasar Jaringan WiMAX wired Secara umum, sistem WiMAX tidak berbeda jauh dengan WLAN. Sistem WiMAX terdiri dari Base Station (BS), Subscriber Station (SS) dan server di belakang BS seperti Network Management System (NMS) serta transport site untuk koneksi ke jaringan.. Untuk Subscriber Station (SS) terletak di lingkungan pelanggan, sedangkan Base Station (BS), NMS dan transport site biasanya satu lokasi dengan jaringan operator. Bagian transport site dapat berupa koneksi dengan jaringan IP berbasis ATM atau Ethernet. Base Station (BS) merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang satu lokasi (colocated) dengan jaringan internet protocol. Dari BS ini akan

23 disambungkan ke beberapa Costumer Premise Equipment (CPE) dengan media interface gelombang radio (RF) yang mengikuti standartwimax. CPE terdiri dari Outdor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena. 3.11..3 Quality of Services (QoS) pada WiMAX Medium Access Control (MAC) pada WiMAX dapat menjalankan QoS dengan berbagai kebutuhan bandwidth dan aplikasi yang berbeda. Misalnya aplikasi video dan audio yang membutuhkan waktu yang realtime namun memperbolehkan beberapa error, atau aplikasi data yang sangat sensitif terhadap error namun faktor latency bisa dikesampingkan. Perubahan parameter QoS bisa diminta oleh Subscriber Station (SS) ke Base Station (BS) dengan sambungan masih tetap terjaga. Kemampuan ini memungkinkan WiMAX menjalankan layanan Bandwidth on Demand (BoD) berdasarkan jenisnya, QoS pada 802.16 MAC ini dapat dikelompokkan menjadi empat jenis seperti pada tabel berikut : Tabel 3.1 Quality of Service (QoS) Category QoS Category Application QoS Spesification UGS Unsolicated Grant Service rtps Real-Time Polling Service VoIP Streaming Audio or Video Maximum Sustained Rae Maximum Latency Tolerance Jitter Tolerance Minimum Reserved Rate Maximum Sustained Rate Maximum Latency Tolerance

24 nrtps Non-Real-Time Polling Service BE Best-Effort Service File Transfer Protocol (FTP) Data Transfer, Web Browsing, etc. Traffic Priority Minimum Reserved Rate Maximum Sustained Rate Traffic Priority Maximum Sustained rate Traffic Priority Yang memungkinkan penerapan QoS yang sesuai pada WiMAX adalah karena adanya penggunaan dua profile duplex, yaitu TDD dan FDD. Sistem FDD seperti banyak digunakan oleh telepon selular, memerlukan pasangan alokasi kanal frekuensi masing masing untuk DL dan UL. Sistem TDD dapat mengalokasikan bandwidth secara dinamis sesuai dengan kebutuan trafik. Frame TDD ini terdiri dari frame header, downlink subframe, transition gap dan uplink subframe. Salah satu kelebihan TDD dalam penerapan QoS adalah penentuan profile dari burst single carrier-modulation, seperti pemilihan parameter transmisi, tipe modulasi dan coding, dapat dilakukan sendiri-sendiri pada masingmasing SS. 3.11..4 Propagasi LOS dan NLOS pada WiMAX Pada kondisi LOS maka sinyal pengirim dan penerima tembus pandang secara langsung tanpa rintangan, jika ini tidak terpenuhi maka penerimaan sinyal akan menurun drastis. Sedangkan pada NLOS sinyal akan sampai pada penerima setelah melalui pemantulan (reflections),pemencaran (scattering) dan pembiasan (diffraction). Sinyal yang diterima merupakan gabungan dari direct path, multiple refrected paths, scattered energy dan directed propagation paths.kondisi multipath ini akan memberikan perbedaan polarisasi,

25 redaman, delay pancar dan ketidakstabilan dibandingkan dengan sinyal yang diterima secara langsung melalui direct path. Kemampuan NLOS pada WiMAX ditunjang oleh penerapan inovasi tekhnologi antara lain adalah: 1. Teknologi OFDM dan sub-kanalisasi (Sub-Channelization) 2. Antena direksional (Directional Antenna) 3. Diversitas pada pemancar dan penerima (transmite and receive diversity) 4. Modulasi adaptif (Adaptive Modulation) dan Error Correction Techniques 5. Pengendalian daya (Power Control) OFDM merupakan teknologi yang terbukti dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan propagasi (multipath), termasuk NLOS antara BS dan SS. OFDM juga dapat mengatasi permasalahan delay spread dan Intersymbol Interference (ISI). Sinyal OFDM dibentuk oleh beberapa sinyal sempit yang dipancarkan secara paralel untuk setiap informasi yang dikirim. Subkanalisasi diterapkan pada sinyal uplink dan bersifat optional pada WiMAX. Fasilitas ini secara konsep mengurangi pengiriman jumlah carrier dari SS, tetapi dikompensasi dengan tingkat daya (power level) dari pengiriman. Tanpa penggunaan sub-channelization, sistem yang direncanakan akan menjadi asimetris atau uplink limited. Tetapi pada umumnya justru membuat SS menjadi lebih efektif. Antena direksional bertujuan untuk meningkatkan fade margin dengan penambahan penguatan(gain) dibandingkan dengan antena omni-directional.

26 Bahkan dapat menurunkan waktu tunda pancar, baik di BS maupun di SS, karena pola (pattern) antena ini dapat menekan sinyal-sinyalmultipath yang diterima di sisi samping (sidelobe) dan dari belakang (backlobe). Penggunaan antena direksional untuk kondisi NLOS sudah terbukti sangat efektif. Inovasi lain untuk mengatasi kondisi NLOS yang digunakan sebagai optional pada standar WiMAX adalah Adaptive Antenna System (AAS). Antena ini memberikan pengarahan yang lebih fokus, sepertispotlight, baik pada saat pemancaran sinyal maupun sebagai penerima. AAS juga digunakan untuk meningkatkan spektrum re-use dan kapasitas jaringan WiMAX, karena mempunyai karakteristik yang dapat menekan interferensi co-channel. Transmit dan receive diversity digunakan untuk memanfaatkan sinyal-sinyal multipath dan sinyal pantul yang terjadi pada kondisi NLOS. Diversity juga menjadi fasilitas optional pada standar WiMAX. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan penerima dan pengirim dari sistem yangdibangun. Transmit diversity menggunakan space time coding untuk memancarkan sinyal secara terpisah. Teknik ini dapat menekan kebutuhan fade margin dan juga menekan interferensi. Pada receive diversity, beberapa teknik kombinasi diterapkan seperti misalnya Maximum Ratio Combining (MRC), memanfaatkan dua atau lebih penerimaan untuk mengatasi fading dan menekan pathloss. Modulasi adaptif secara efektif dapat mengatur keseimbangan kebutuhan bandwidth dan kualitas sambungan (link quality) atau biasa diukur dengan Signal to Noise Ratio (SNR). Apabila kualitas sinyal cukup baik, maka

27 digunakan modulasi yang lebih tinggi untuk memberikan kapasitas bandwidth yang lebih besar. Apabila kualitas link menurun, sistem modulasinya digeser menjadi lebih rendah untuk menjaga kestabilan dan kualitas sambungan. Perpindahan modulasi dapat diukur secara dinamis dari 64-QAM, 16-QAM, QPSK dan BPSK. Teknik pengkoreksian kesalahan (error correction techniques) diterapkan pada sistem WiMAX untuk menurunkan kebutuhan minimal SNR dan meningkatkan throughput. KemampuanAutomatic Repeat Request (ARQ) digunakan untuk mengkoreksi error yang tidak dapat dikoreksi oleh suatu metode pengkoreksian kesalahan. Teknik ini cukup berarti dalam meningkatkan performansi Bit Error Rate (BER) pada batas penerimaan yang sama. Power Control Algorithms digunakan untuk meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan. BS mengirimkan informasi power control pada semua SS untuk pengaturan level daya pancar sedemikian sehingga level sinyal yang diterima BS sama dengan level referensi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengaturan ini dimaksudkan agar SS dapat secara dinamis memancarkan daya sesuai kondisi fading, sehingga konsumsi daya bisa lebih efisien. 3.2 Teknik Transmisi pada WiMAX Teknik transmisi pada WiMAX terdiri dariorthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), dan Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) 3.2.1 Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

28 OFDMA adalah teknologi yang berbasis frequency division multiplexing (OFDM), yang telah lama digunakan pada ADSL, Wi-Fi(802.11a/g), DVB-H dan beberapa sistem transmisi digital berkecepatan tinggi yang lain. Masuknya tekhnologi OFDM ke dunia wireless adalah saat diluncurkannya fixed-access WiMAX 802.16d yang digunakan untuk teknologi akses internet berkecepatan tinggi sebagai pengganti teknologi akses tradisional seperti ADSL dan kabel, atau sebagai solusi teknologi akses di daerah yang belum pernah dibangun tekhnologi akses sebelumnya karena topografi yang tidak menguntungkan. Pada OFDM, bandwidth dibagi-bagi menjadi sejumlah band yang lebih kecil, yang secara matematis saling orthogonal, dengan menggunakan teknik Fast Fourier Transforms (FFTs). Rekontstruksi band tersebut dilakukan dengan menggunakan Inverse Fast Fourier Transforms (IFFTs). FFTs dan IFFTs adalah algoritma yang dapat diimplementasikan secara efisien dengan menggunakan kelipatan 2. Tipikal, ukuran FFT pada sistem OFDM adalah 128, 256, 512, 1024, dan 2048. Bandwidth yang dapat didukung oleh OFDM adalah 5, 10, dan 20 MHz. Salah satu kelebihan teknik ini adalah kemudahannya dalam beradaptasi pada bandwidth yang berbeda-beda. Misal alokasi bandwidth 10MHz dapat dibagi menjadi 1024 subcarriers, sedangkan 5MHz dapat dibagi menjadi 512 subcarriers, tipikal sebesar 10 khz.

29 Gambar 3.2 Pembagian Bandwidth Menjadi Beberapa Band Salah satu tantangan dalam sistem Wireless adalah Multipath. Multipath diakibatkan oleh pantulan yang terjadi antara Transmitter dan Receiver dimana sinyal pantul dan sinyal LOS memiliki perbedaan waktu saat diterima oleh Receiver. Perbedaan waktu tersebut disebut juga delay spread. Masalah interferensi akibat delay spread ini sering menjadi masalah saat orde delay-nya sama dengan periode simbol yang ditransmisikan. Tipikal, delay spread memiliki orde 100 microseconds, sehingga multipath tidak menimbulkan masalah yang begitu berarti. Untuk mengurangi efek multipath, diperlukan guardband sekitar 10 microseconds(cyclic prefix) yang disisipkan pada akhir tiap simbol. 3.2.2 Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) OFDMA dikembangkan untuk memberikan kemampuan mobilitas pada OFDM (yang sebelumnya digunakan untuk fixed-wireless) sehingga dapat digunakan untuk sistem seluler. Pada OFDMA, beberapa subcarriers dikelompokkan menjadi unit yang lebih besar (subchannels), dan subchannels ini dikelompokkan lagi menjadi bursts yang dapat dialokasikan untuk wireless users. Tiap alokasi bursts dapat dirubah dari frame ke frame sesuai dengan orde

30 modulasi yang dipakai. Hal ini memungkinkan Base Station untuk menambah penggunaan bandwidth secara dinamis seusai dengan kebutuhan sistem. Sebagai tambahan, karena tiap user hanya menggunakan satu bagian dari seluruh total bandwidth, tiap user dapat menggunakan tipe modulasi sesuai kondisi sistem. Quality of Service (QOS) adalah fitur lain yang dapat disesuaikan untuk user yang berbeda tergantung pada aplikasi yang digunakan, seperti suara, video streaming, atau akses internet. Gambar 3.3 Alokasi Frame Pada OFDMA

31 3.2.3Modulasi 3.3.1 Deskripsi Modulasi Modulasi adalah proses penggabungan sinyal yang akan dikirim dengan gelombang pembawa, sehingga memungkinkan sinyal tersebut ditransmisikan melalui communication channel.penggabungan dilakukan dengan mengubah-ubah besaran tertentu dari gelombang pembawa sesuai dengan bentuk sinyal informasi 3.3.2 Teknik Modulasi Gambar 3.4 Modulasi Ada beberapa teknik modulasi antara lain : 1. Modulasi analog a. Amplitude Modulation (AM) Amplitudo gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi b. Frequency Modulation (FM) Frekuensi gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi c. Phase Modulation (PM) Phase gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi dan dipandang sebagai special casedari frequency modulation

32 2. Modulasi digital a. Amplitude Shift Keying (ASK) Sinyal informasi direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa b. Frequency Shift Keying (FSK) Sinyal informasi direpresentasikan dalam perubahan frekuensi gelombang pembawa c. Phase Shift Keying (PSK) Sinyal informasi direpresentasikan dalam perubahan phase gelombang pembawa 3.3.3 Tujuan Modulasi Tujuan modulasi antara lain : 1. Memudahkan pemancaran (radiasi) Penggeseran spektrum frekuensi sinyal dari domain frekuensi rendah ke Radio Frequency (RF) untuk dapat dipancarkan (apabila communication channel berupa sistem radio). 2. Modulasi untuk multiplexing Mentranslasikan sinyal ke spektrum frekuensi atau time slot yang berbeda-beda untuk memungkinkan beberapa sinyal ditransmisikan melalui channel yang sama. 3. Mengatasi keterbatasan perangkat

33 a. Perangkat untuk sinyal processing (filter, amplifier) bekerja optimal pada frekuensi dan bandwidth tertentu b. Modulasi dapat digunakan untuk mentranslasikan sinyal ke frekuensi yang sesuai dengan kemampuan perangkat 4. Frequency Assignment Menentukan frekuensi kerja dari pemancar (radio, televisi dan sebagainya). 5. Mengurangi Noise dan Interferensi a. Efek dari noise dan interferensi dapat diminimalisir dengan menggunakan type modulasi tertentu dengan bandwidth yang lebih lebar dari bandwidth sinyal b. Ada trade-off antara pengurangan noise dengan penambahan bandwidth