34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21 Pajak merupakan kontribusi wajib yang diberlakukan pada setiap Wajib Pajak (WP) atas objek pajak yang dimilikinya. Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dipungut pada objek pajak atas penghasilannya. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) orang pribadi dalam negeri yang perhitungan dan pemotongannya dilakukan oleh pihak pemotong kerja. Pajak Penghasilan akan selalu dikenakan terhadap orang pribadi atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Pajak yang berlaku bagi pegawai adalah Pajak Penghasilan pasal 21. Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala termasuk kepala dinas dan para pegawai yang secara teratur dan terus menerus ikut mengelola kegiatan instansi pemerintahan secara langsung. Undang-Undang yang dipakai untuk mengatur besarnya tarif pajak, tata cara prhitungan dan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 bagi pegawai tetap adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi Undang-Undang terdahulu yaitu Undang-Undang No.10 Tahun 1994. Undang-Undang Pajak Penghasilan telah menetapkan sistem 34
35 pemungutan Pajak Penghasilan secara Self Assesment, dimana wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Dengan sistem ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan dapat berjalan lebih mudah dan lancar. Dengan diadakanya penelitian ini peneliti, ingin mengetahui peran serta instansi pemerintahan khususnya pihak pemotong dalam memotong dan melaporkan Pajak Penghasilan atas gaji pegawai tetap yang dipungut atau dipotong dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Bone Bolango. Pelaksanaaan perhitungan pemotongan pajak penghasilan (PPH) pasal 21 bagi pegawai tetap yang ada di Dinas Bone Bolango, sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan, namun dalam tata cara perhitungan masih ada yang tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya di setor ke kantor perpajakn. Hal ini disebabkan oleh kesalahan bendahara dalam melakukan perhitungan dan kantor perpajakan tidak menghitung ulang setiap pegawai yang dikenakan pajak. Jumlah yang disetor oleh bendahara langsung dimasukan dalam pajak penghasiln (PPh) pasal 21 1 tanpa melakukan perhitungan ulang. 4.1.2 Analisis Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Analisis perhitungan pemotongan Pajak Penghasilna (PPh) pasal 21 bagi begawai tetap dengan menggunakan rumus:
36 PPh Pasal 21 = (Penghasilan netto-ptkp) x Tarif Pasal 17 UU PPh (Penghasilan bruto - Biaya jabatan Iuran pensiun dan Iuran THT/JHT yang dibayar sendiri PTKP) x Tarif Pasal 17 UU PPh Dengan demikian, maka perhitungan pemotongan Pajak Penghasilna (PPh) pasal 21 bagi begawai tetap di Dinas Kesehatan Bone Bolango maka dapat dihitung sebagai berikut: 1) Untuk Golongan IV a. dr. Rusli A. Katili, MARS, masa kerja 16 tahun menduduki jabatan Kepala Dinkes, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolang, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.792.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 279.290,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 111.716,00 Tunjangan Jabatan Rp. 1.260.000,00 Tunjangan beras (48 x Rp. 5.656,-) Rp. 271.488,00 Pembulatan Rp. (394,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.715.000,00 5% x Rp. 4.715.000,00 = Rp. 235.750,00 Rp. 360.750,00 Penghasilan neto Rp. 4.354.250,00 12 x Rp. 4.354.250,00 Rp. 52.251.000,00
37 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 32.451.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 32.451.000,00 5% x Rp. 32.451.000,00 = Rp. 1.622.550,00 Rp. 1.622.550 : 12 = Rp. 135.213,00 yang harus dibayar oleh dr. Rusli A. Katili, MARS adalah sebesar Rp. 135.213,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 128.900,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 6.000,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. b. Drs. Riyon Naki, M.MP, masa kerja 25 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.074.100,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 307.410,00
38 Tunjangan Jabatan Rp. 190.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (510,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.769.000,00 5% x Rp. 3.769.000,00 = Rp. 188.450,00 Rp. 313.450,00 Penghasilan neto Rp. 3.455.550,00 12 x Rp. 3.455.550,00 Rp. 41.466.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 22.986.600,00 Pembulatan Rp - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 22.986.600,00 5% x Rp. 22.986.600,00 = Rp. 1.149.330,00 Rp. 1.149.330 : 12 = Rp. 95.778,00 yang harus dibayar oleh Drs. Riyon Naki, M.MP adalah sebesar Rp. 95.778,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone
39 Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 109.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 13.500,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Lunce Moha, S.KM, masa kerja 25 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.033.900,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 303.390,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 121.356,00 Tunjangan Jabatan Rp. 1.260.000,00 Tunjangan beras Rp. 49.500,00 Pembulatan Rp. (146,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.768.000,00 5% x Rp. 4.768.000,00 = Rp. 238.400,00 Rp. 363.400,00 Penghasilan neto Rp. 4.404.600,00 12 x Rp. 4.404.600,00 Rp. 52.855.200,00 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang
40 (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 33.055.200,00 Pembulatan Rp - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 33.055.200,00 5% x Rp. 33.055.200,00 = Rp. 1.652.760,00 Rp. 1.652.760,00 : 12 = Rp. 137.730,00 yang harus dibayar oleh Lunce Moha, S.KM adalah sebesar Rp. 137.730,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 187.075,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 49.300,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd, masa kerja 29 tahun menduduki jabatan Kabid Yankes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.200.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 320.090,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (990,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.698.000,00
41 5% x Rp. 4.698.000,00 = Rp. 234.900,00 Rp. 359.900,00 Penghasilan neto Rp. 4.338.100,00 12 x Rp. 4.338.100,00 Rp. 52.057.200,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 33.577.200,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 33.577.200,00 5% x Rp. 33.577.200,00 = Rp. 1.678.860,00 Rp. 1.678.860 : 12 = Rp. 139.905,00 yang harus dibayar oleh Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd adalah sebesar Rp. 139.905,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 202.741,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 62.800,00. Dengan demikian, maka pelaksanan
42 pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes, masa kerja 26 tahun menduduki jabatan sebagai Kabid Serba, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.949.400,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 294.940,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 117.976,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 49.500,00 Pembulatan Rp. (816,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.391.000,00 5% x Rp. 4.391.000,00 = Rp. 219.550,00 Rp. 344.550,00 Penghasilan neto Rp. 4.046.450,00 12 x Rp. 4.046.450,00 Rp. 30.077.400,00 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.757.400,00
43 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.757.400,00 5% x Rp. 28.757.400,00 = Rp. 1.437.870,00 Rp. 1.437.870,00 : 12 = Rp. 119.823,00 yang harus dibayar oleh Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes adalah sebesar Rp. 119.823,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 150.925,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 31.100,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 2) Untuk Golongan III a. dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes, masa kerja 9 tahun menduduki jabatan sebagai Kabid P2M-PL, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.468.900,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 246.890,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (790,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.893.000,00
44 5% x Rp. 3.893.000,00 = Rp. 194.650,00 Rp. 319.650,00 Penghasilan neto Rp. 3.573.350,00 12 x Rp. 3.573.350,00 Rp. 42.880.200,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 24.400.200,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 24.400.200,00 5% x Rp. 24.400.200,00 = Rp. 1.220.010,00 Rp. 1.220.010 : 12 = Rp. 101.668,00 yang harus dibayar oleh dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes adalah sebesar Rp. 101.668,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 119.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 17.616,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara.
45 b. Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes, masa kerja 24 tahun menduduki jabatan eselon IV, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.829.700,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 282.970,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (670,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.290.000,00 5% x Rp. 4.290.000,00 = Rp. 214.500,00 Rp. 339.500,00 Penghasilan neto Rp. 3.950.500,00 12 x Rp. 3.950.500,00 Rp. 47.406.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.926.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.926.000,00 5% x Rp. 28.926.000,00 = Rp. 1.446.300,00
46 Rp. 1.446.300 : 12 = Rp. 120.525,00 yang harus dibayar oleh Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 160.416,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 39.800,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH, masa kerja 18 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dikes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.829.700,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 282.970,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (670,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.290.000,00 5% x Rp. 4.290.000,00 = Rp. 214.500,00 Rp. 339.500,00 Penghasilan neto Rp. 3.950.500,00 12 x Rp. 3.950.500,00 Rp. 47.406.000,00
47 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.926.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.926.000,00 5% x Rp. 28.926.000,00 = Rp. 1.446.300,00 Rp. 1.446.300 : 12 = Rp. 120.525,00 yang harus dibayar oleh Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 74.295,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 46.200,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Djamaludin Nento, SE, masa kerja 18 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dikes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.607.300,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 260.730,00
48 Tunjangan Jabatan Rp. 500.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (030,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.566.000,00 5% x Rp. 3.566.000,00 = Rp. 178.300,00 Rp. 303.300,00 Penghasilan neto Rp. 3.262.700,00 12 x Rp. 3.262.600,00 Rp. 39.152.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 20.672.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 20.672.400,00 5% x Rp. 20.672.400,00 = Rp. 1.033.620,00 Rp. 1.033.620 : 12 = Rp. 86.135,00 yang harus dibayar oleh Djamaludin Nento, SE adalah sebesar Rp. 86.135,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor
49 pajak adalah sebesar Rp. 95.612,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.500,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Sul Mamahit, S.KM, masa kerja 22 tahun menduduki jabatan sebagai Kasie PL, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.679.400,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 267.940,00 Tunjangan Jabatan Rp. 540.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (340,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.685.000,00 5% x Rp. 3.685.000,00 = Rp. 184.250,00 Rp. 309.250,00 Penghasilan neto Rp. 3.375.750,00 12 x Rp. 3.375.750,00 Rp. 40.509.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 22.029.000,00
50 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 22.029.000,00 5% x Rp. 22.029.000,00 = Rp. 1.101.450,00 Rp. 1.101.450 : 12 = Rp. 91.788,00 yang harus dibayar oleh Sul Mamahit, S.KM adalah sebesar Rp. 91.788,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 101.725,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.900,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 3) Untuk Golongan II a. Muh. Taufik Ladjuba, masa kerja 3 tahun menduduki jabatan sebagai Nutrisionis Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.875.800,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 187.580,00 Tunjangan Jabatan Rp. 240.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (880,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.451.000,00 5% x Rp. 2.451.000,00 = Rp. 122.550,00
51 Rp. 247.550,00 Penghasilan neto Rp. 2.203.450,00 12 x Rp. 2.203.450,00 Rp. 26.441.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 7.961.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 7.961.400,00 5% x Rp. 7.961.400,00 = Rp. 398.070,00 Rp. 398.070 : 12 = Rp. 33.173,00 yang harus dibayar oleh Muh. Taufik Ladjuba adalah sebesar Rp. 33.173,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 42.062,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 8.900,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. b. Djeprianto Kamaru, AMG, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki
52 NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.703.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 170.390,00 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (290,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.252.000,00 5% x Rp. 2.252.000,00 = Rp. 112.600,00 Rp. 237.600,00 Penghasilan neto Rp. 2.014.400,00 12 x Rp. 2.014.400,00 Rp. 24.172.800,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 5.962.800,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 5.962.800,00 5% x Rp. 5.962.800,00 = Rp. 284.640,00 Rp. 284.640 : 12 = Rp. 23.720,00
53 yang harus dibayar oleh Djeprianto Kamaru, AMG adalah sebesar Rp. 23.720,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 28.125,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 4.400,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Iwan Setiawan Kadir, A.MG, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Sanitarian Pelaksana, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Keseh atan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.751.000,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 175.100,00 Tunjangan Anak (1x 2% x GP) Rp. 35.020,00 Tunjangan Jabatan Rp. 240.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (620,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.349.000,00 5% x Rp. 3.349.000,00 = Rp. 117.450,00 Rp. 242.450,00 Penghasilan neto Rp. 3.106.550,00 12 x Rp. 3.106.550,00 Rp. 37.278.600,00
54 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 17.478.600,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 17.478.600,00 5% x Rp. 17.478.600,00 = Rp. 873.930,00 Rp. 873.930 : 12 = Rp. 72.828,00 yang harus dibayar oleh Iwan Setiawan Kadir, A.MG adalah sebesar Rp. 72.828,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 35.083,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 37.700,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Warman Kum, masa kerja 8 tahun menduduki jabatan sebagai Bidan Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.925.500,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 192.550,00
55 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (050,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.496.000,00 5% x Rp. 2.496.000,00 = Rp. 124.800,00 Rp. 249.800,00 Penghasilan neto Rp. 2.246.200,00 12 x Rp. 2.246.200,00 Rp. 29.954.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 8.474.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 8.474.400,00 5% x Rp. 8.474.400,00 = Rp. 423.720,00 Rp. 423.720 : 12 = Rp. 35.310,00 yang harus dibayar oleh Warman Kum adalah sebesar Rp. 35.310,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak
56 adalah sebesar Rp. 40.754,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 5.400,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Isminur Hamid, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Asisten Apoteker Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.526.200,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 152.620,00 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (320,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.007.000,00 5% x Rp. 2.007.000,00 = Rp. 100.350,00 Rp. 225.350,00 Penghasilan neto Rp. 1.781.650,00 12 x Rp. 1.781.650,00 Rp. 21.379.800,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 2.899.800,00
57 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 2.899.800,00 5% x Rp. 2.899.800,00 = Rp. 144.990,00 Rp. 144.990 : 12 = Rp. 12.083,00 yang harus dibayar oleh Isminur Hamid adalah sebesar Rp. 12.083,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 19.800,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 7.700,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 4.2 Pembahasan Salah satu penerimaan Negara dalam perpajakan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21). PPh Pasal 21 sangat berhubungan dengan orang pribadi yang memperoleh penghasilan karena ia bekerja, memberikan jasa, atau melaksanakan kegiatan, di mana atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi tersebut akan terutang, dikenakan, dan dipotong PPh Pasal 21. PPh Pasal 21 adalah pajak atas perolehan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Jadi, secara khusus, orang pribadi sebagai pekerja akan dikenakan PPh Pasal 21 yang di mana wajib
58 pajak orang pribadi harus menyetor sendiri atau membayar sendiri penghasilannya yang sudah terutang pajak ke kas Negara yang dikenal dengan sebutan self assessment sytem. Demi efektivitas, efisiensi, dan kemudahan pelaksanaannya, Indonesia menerapkan withholding system terhadap PPh Pasal 21. Dengan sistem ini, setiap pemberi kerja yang membayarkan penghasilan kepada pekerja, pelaksana kegiatan, atau pelaksana jasa wajib melakukan pemotongan pajak yang memotong memungut dan menyetor pajak yang dipotong tersebut ke kas Negara yang artinya, penghasilan yang diterima pegawai langsung dipotong oleh bendahara sehingga pegawai hanya menerima take home pay (penghasilan bersih setelah pemotongan pajak dan potongan lainnya). PPh Pasal 21 diatur Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Untuk itu, Penulis tertarik untuk meneliti, menganalisis perhitungan pajak penghasiln (PPh) bagi pegawai tetap yang dihitung oleh bendahara yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Penulis ingin menganalisis terutama dalam penghitungan p e m o t o nga n PPh Pasal 21 yang dari penghitungan pemotongan sehingga tidak ada kekeliruan dalam pembayaran pajak atas PPh pasal 21. Hal ini, dikarenakan sebagian besar bendahara kurang memahami tata cara penghitungan dan bagaimana pajak atas PPh Pasal 21 sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
59 Berdasarkan hasil analisis bahwa dari 15 responden yang ada di Dinas Kesehatan Bone Bolango, yakni pegawai tetap golongan IV, III, dan II. Dari hasil perhitungan untuk golongan IV atas atas nama dr. Rusli A. Katili, MARS adalah sebesar Rp. 135.213,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 128.900,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 6.000,00. Drs. Riyon Naki, M.MP adalah sebesar Rp. 95.778,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 109.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 13.500,00. Lunce Moha, S.KM adalah sebesar Rp. 137.730,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 187.075,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 49.300,00. Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd adalah sebesar Rp. 139.905,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 202.741,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 62.800,00. Sedangkan Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes adalah sebesar Rp. 119.823,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 150.925,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 31.100,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang dilakukan oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 2 berikut.
60 Tabel 5. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan IV No. Nama Perhitungan Perhitungan Bendahara Perapakan Selisih Keterangan 1 dr. Rusli A. Katili, MARS Rp. 128.900,00 Rp. 135.213,00 Rp. 6.000,00 Kekurangan 2 Drs. Riyon Naki, M.MP Rp. 109.283,00 Rp. 95.778,00 Rp. 13.500,00 Kelebihan 3 Lunce Moha, S.KM Rp. 187.075,00 Rp. 137.730,00 Rp. 49.300,00 Kelebihan 4 Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd Rp. 202.741,00 Rp. 139.905,00 Rp. 62.800,00 Kelebihan 5 Ha. Rusni Kino Doda, Rp. 150.925,00 Rp. 119.823,00 Rp. 31.100,00 Kelebihan SKM. M.M.Kes Untuk golongan III atas nama dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes adalah sebesar Rp. 101.668,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 119.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 17.600,00. Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 160.416,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 39.800,00. Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 74.295,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 46.200,00. Djamaludin Nento, SE adalah sebesar Rp. 86.135,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 95.612,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.500,00. Sedangkan Sul Mamahit, S.KM adalah sebesar Rp. 91.788,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 101.725,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.900,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang dilakukan oleh
61 bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 3 berikut. Tabel 6. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan III No. Nama Perhitungan Perhitungan Bendahara Perapakan Selisih Keterangan 1 dr. Trisye Kusuma Mile, Rp. 119.283,00 Rp. 101.668,00 Rp. 17.600,00 Kelebihan M.Kes 2 Ridwan B. Ma ruf S.KM, Rp. 160.416,00 Rp. 120.525,00 Rp. 39.800,00 Kelebihan M.Kes 3 Gayatri Dj. Soga, S.KM, Rp. 74.295,00 Rp. 120.525,00 Rp. 46.200,00 Kekurangan M.PH 4 Djamaludin Nento, SE Rp. 95.612,00 Rp. 86.135,00 Rp. 9.500,00 Kekurangan 5 Sul Mamahit, S.KM Rp. 101.725,00 Rp. 91.788,00 Rp. 9.900,00 Kelebihan Selanjutnya golongan II atas nama Muh. Taufik Ladjuba adalah sebesar Rp. 56.575,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 42.062,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 14.513,00. Djeprianto Kamaru, AMG adalah sebesar Rp. 45.679,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 28.125,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 17.554,00. Iwan Setiawan Kadir, A.MG adalah sebesar Rp. 50.979,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 35.083,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 15.896,00. Warman Kum adalah sebesar Rp. 59.067,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 40.754,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 18.313,00. Sedangkan Isminur Hamid adalah sebesar Rp. 32.354,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 19.800,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 12.554,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang
62 No. dilakukan oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 4 berikut. Tabel 7. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan II Nama Perhitungan Bendahara Perhitungan Perapakan Selisih Keterangan 1 Muh. Taufik Ladjuba Rp. 42.062,00 Rp. 56.575,00 Rp. 14.513,00 Kekurangan 2 Djeprianto Kamaru, AMG Rp. 28.125,00 Rp. 45.679,00 Rp. 17.554,00 Kekurangan 3 Iwan Setiawan Kadir, A.MG Rp. 35.083,00 Rp. 50.979,00 Rp. 15.896,00 Kekurangan 4 Warman Kum Rp. 40.754,00 Rp. 59.067,00 Rp. 18.313,00 Kekurangan 5 Isminur Hamid Rp. 19.800,00 Rp. 32.354,00 Rp. 12.554,00 Kekurangan Berdasarkan data hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. Kekeliriuan tersebut berupa kekurangan dan kelebihan pajak yang secara keseluruhan dapai di lihat pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 8. Rekapitulasi Kekurangan dan Kelebihan Pajak Penghasilan Bagi Pegawai Tetap di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango No. Nama Kekurangan Kelebihan Selisih 1. IV Rp. 6.000,00 Rp. 156.700,00 Rp. 150.700,00 2. III Rp 55.700,00 Rp. 65.300,00 Rp. 9.600,00 3. II Rp. 78.830,00 - (Rp. 78.830,00) Total Rp. 140.530,00 Rp. 222.000,00 Rp. 81.470,00 Data di atas menunjukkan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh bendahara dengan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa total pajak yang bayar oleh bendahara memiliki kekurangan Rp. 140.530,00 dan kelebihan sebesar Rp. 222.000,00, sehingga selisih yang menjadi pajak terutang sebesar Rp. 81.470,00.