BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta sebagai pendorong kegiatan perekonomian. Fakta yang ada menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

Kasus : A. Pegawai Tetap

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah

Contoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

Surat Keterangan Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Perpajakan merupakan disiplin ilmu yang dinamis, yang ketentuannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

NAMA : PRABU DHARMAWAN ARIF NPM : PEMBIMBING : Dr. DIONYSIA KOWANDA, SE.,MMSI

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah:

: Yoseph Reinhard. : D3 Akuntansi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama untuk

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr.

Makalah Perpajakan. Perhitungan PPh 21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha melakukan pembangunan disegala bidang dengan melibatkan

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan merupakan salah satu atau sebagian besar sumber penerimaan negara

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

b. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN SMA SUMBANGSIH. Nama : Tri Astuti NPM : Kelas : 3EB17

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata materil dan spirituil.

ANALISIS PERENCANAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PERUSAHAAN DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Terlebih lagi perusahaan yang berskala nasional dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

PEMOTONGAN PPh PASAL 21

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

Transkripsi:

34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21 Pajak merupakan kontribusi wajib yang diberlakukan pada setiap Wajib Pajak (WP) atas objek pajak yang dimilikinya. Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dipungut pada objek pajak atas penghasilannya. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) orang pribadi dalam negeri yang perhitungan dan pemotongannya dilakukan oleh pihak pemotong kerja. Pajak Penghasilan akan selalu dikenakan terhadap orang pribadi atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Pajak yang berlaku bagi pegawai adalah Pajak Penghasilan pasal 21. Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala termasuk kepala dinas dan para pegawai yang secara teratur dan terus menerus ikut mengelola kegiatan instansi pemerintahan secara langsung. Undang-Undang yang dipakai untuk mengatur besarnya tarif pajak, tata cara prhitungan dan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 bagi pegawai tetap adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi Undang-Undang terdahulu yaitu Undang-Undang No.10 Tahun 1994. Undang-Undang Pajak Penghasilan telah menetapkan sistem 34

35 pemungutan Pajak Penghasilan secara Self Assesment, dimana wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang. Dengan sistem ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan dapat berjalan lebih mudah dan lancar. Dengan diadakanya penelitian ini peneliti, ingin mengetahui peran serta instansi pemerintahan khususnya pihak pemotong dalam memotong dan melaporkan Pajak Penghasilan atas gaji pegawai tetap yang dipungut atau dipotong dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Bone Bolango. Pelaksanaaan perhitungan pemotongan pajak penghasilan (PPH) pasal 21 bagi pegawai tetap yang ada di Dinas Bone Bolango, sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan, namun dalam tata cara perhitungan masih ada yang tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya di setor ke kantor perpajakn. Hal ini disebabkan oleh kesalahan bendahara dalam melakukan perhitungan dan kantor perpajakan tidak menghitung ulang setiap pegawai yang dikenakan pajak. Jumlah yang disetor oleh bendahara langsung dimasukan dalam pajak penghasiln (PPh) pasal 21 1 tanpa melakukan perhitungan ulang. 4.1.2 Analisis Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Analisis perhitungan pemotongan Pajak Penghasilna (PPh) pasal 21 bagi begawai tetap dengan menggunakan rumus:

36 PPh Pasal 21 = (Penghasilan netto-ptkp) x Tarif Pasal 17 UU PPh (Penghasilan bruto - Biaya jabatan Iuran pensiun dan Iuran THT/JHT yang dibayar sendiri PTKP) x Tarif Pasal 17 UU PPh Dengan demikian, maka perhitungan pemotongan Pajak Penghasilna (PPh) pasal 21 bagi begawai tetap di Dinas Kesehatan Bone Bolango maka dapat dihitung sebagai berikut: 1) Untuk Golongan IV a. dr. Rusli A. Katili, MARS, masa kerja 16 tahun menduduki jabatan Kepala Dinkes, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolang, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.792.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 279.290,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 111.716,00 Tunjangan Jabatan Rp. 1.260.000,00 Tunjangan beras (48 x Rp. 5.656,-) Rp. 271.488,00 Pembulatan Rp. (394,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.715.000,00 5% x Rp. 4.715.000,00 = Rp. 235.750,00 Rp. 360.750,00 Penghasilan neto Rp. 4.354.250,00 12 x Rp. 4.354.250,00 Rp. 52.251.000,00

37 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 32.451.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 32.451.000,00 5% x Rp. 32.451.000,00 = Rp. 1.622.550,00 Rp. 1.622.550 : 12 = Rp. 135.213,00 yang harus dibayar oleh dr. Rusli A. Katili, MARS adalah sebesar Rp. 135.213,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 128.900,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 6.000,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. b. Drs. Riyon Naki, M.MP, masa kerja 25 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.074.100,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 307.410,00

38 Tunjangan Jabatan Rp. 190.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (510,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.769.000,00 5% x Rp. 3.769.000,00 = Rp. 188.450,00 Rp. 313.450,00 Penghasilan neto Rp. 3.455.550,00 12 x Rp. 3.455.550,00 Rp. 41.466.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 22.986.600,00 Pembulatan Rp - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 22.986.600,00 5% x Rp. 22.986.600,00 = Rp. 1.149.330,00 Rp. 1.149.330 : 12 = Rp. 95.778,00 yang harus dibayar oleh Drs. Riyon Naki, M.MP adalah sebesar Rp. 95.778,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone

39 Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 109.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 13.500,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Lunce Moha, S.KM, masa kerja 25 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.033.900,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 303.390,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 121.356,00 Tunjangan Jabatan Rp. 1.260.000,00 Tunjangan beras Rp. 49.500,00 Pembulatan Rp. (146,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.768.000,00 5% x Rp. 4.768.000,00 = Rp. 238.400,00 Rp. 363.400,00 Penghasilan neto Rp. 4.404.600,00 12 x Rp. 4.404.600,00 Rp. 52.855.200,00 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang

40 (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 33.055.200,00 Pembulatan Rp - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 33.055.200,00 5% x Rp. 33.055.200,00 = Rp. 1.652.760,00 Rp. 1.652.760,00 : 12 = Rp. 137.730,00 yang harus dibayar oleh Lunce Moha, S.KM adalah sebesar Rp. 137.730,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 187.075,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 49.300,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd, masa kerja 29 tahun menduduki jabatan Kabid Yankes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 3.200.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 320.090,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (990,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.698.000,00

41 5% x Rp. 4.698.000,00 = Rp. 234.900,00 Rp. 359.900,00 Penghasilan neto Rp. 4.338.100,00 12 x Rp. 4.338.100,00 Rp. 52.057.200,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 33.577.200,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 33.577.200,00 5% x Rp. 33.577.200,00 = Rp. 1.678.860,00 Rp. 1.678.860 : 12 = Rp. 139.905,00 yang harus dibayar oleh Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd adalah sebesar Rp. 139.905,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 202.741,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 62.800,00. Dengan demikian, maka pelaksanan

42 pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes, masa kerja 26 tahun menduduki jabatan sebagai Kabid Serba, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.949.400,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 294.940,00 Tunjangan Anak (2x 2% x GP) Rp. 117.976,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 49.500,00 Pembulatan Rp. (816,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.391.000,00 5% x Rp. 4.391.000,00 = Rp. 219.550,00 Rp. 344.550,00 Penghasilan neto Rp. 4.046.450,00 12 x Rp. 4.046.450,00 Rp. 30.077.400,00 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.757.400,00

43 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.757.400,00 5% x Rp. 28.757.400,00 = Rp. 1.437.870,00 Rp. 1.437.870,00 : 12 = Rp. 119.823,00 yang harus dibayar oleh Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes adalah sebesar Rp. 119.823,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 150.925,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 31.100,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 2) Untuk Golongan III a. dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes, masa kerja 9 tahun menduduki jabatan sebagai Kabid P2M-PL, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.468.900,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 246.890,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (790,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.893.000,00

44 5% x Rp. 3.893.000,00 = Rp. 194.650,00 Rp. 319.650,00 Penghasilan neto Rp. 3.573.350,00 12 x Rp. 3.573.350,00 Rp. 42.880.200,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 24.400.200,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 24.400.200,00 5% x Rp. 24.400.200,00 = Rp. 1.220.010,00 Rp. 1.220.010 : 12 = Rp. 101.668,00 yang harus dibayar oleh dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes adalah sebesar Rp. 101.668,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 119.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 17.616,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara.

45 b. Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes, masa kerja 24 tahun menduduki jabatan eselon IV, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.829.700,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 282.970,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (670,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.290.000,00 5% x Rp. 4.290.000,00 = Rp. 214.500,00 Rp. 339.500,00 Penghasilan neto Rp. 3.950.500,00 12 x Rp. 3.950.500,00 Rp. 47.406.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.926.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.926.000,00 5% x Rp. 28.926.000,00 = Rp. 1.446.300,00

46 Rp. 1.446.300 : 12 = Rp. 120.525,00 yang harus dibayar oleh Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 160.416,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 39.800,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH, masa kerja 18 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dikes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.829.700,00 Tunjangan (10% x GP) Rp. 282.970,00 Tunjangan Jabatan Rp. 980.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (670,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.290.000,00 5% x Rp. 4.290.000,00 = Rp. 214.500,00 Rp. 339.500,00 Penghasilan neto Rp. 3.950.500,00 12 x Rp. 3.950.500,00 Rp. 47.406.000,00

47 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 28.926.000,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 28.926.000,00 5% x Rp. 28.926.000,00 = Rp. 1.446.300,00 Rp. 1.446.300 : 12 = Rp. 120.525,00 yang harus dibayar oleh Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 74.295,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 46.200,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Djamaludin Nento, SE, masa kerja 18 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dikes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.607.300,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 260.730,00

48 Tunjangan Jabatan Rp. 500.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (030,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.566.000,00 5% x Rp. 3.566.000,00 = Rp. 178.300,00 Rp. 303.300,00 Penghasilan neto Rp. 3.262.700,00 12 x Rp. 3.262.600,00 Rp. 39.152.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 20.672.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 20.672.400,00 5% x Rp. 20.672.400,00 = Rp. 1.033.620,00 Rp. 1.033.620 : 12 = Rp. 86.135,00 yang harus dibayar oleh Djamaludin Nento, SE adalah sebesar Rp. 86.135,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor

49 pajak adalah sebesar Rp. 95.612,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.500,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Sul Mamahit, S.KM, masa kerja 22 tahun menduduki jabatan sebagai Kasie PL, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 2.679.400,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 267.940,00 Tunjangan Jabatan Rp. 540.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (340,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.685.000,00 5% x Rp. 3.685.000,00 = Rp. 184.250,00 Rp. 309.250,00 Penghasilan neto Rp. 3.375.750,00 12 x Rp. 3.375.750,00 Rp. 40.509.000,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 22.029.000,00

50 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 22.029.000,00 5% x Rp. 22.029.000,00 = Rp. 1.101.450,00 Rp. 1.101.450 : 12 = Rp. 91.788,00 yang harus dibayar oleh Sul Mamahit, S.KM adalah sebesar Rp. 91.788,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 101.725,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.900,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 3) Untuk Golongan II a. Muh. Taufik Ladjuba, masa kerja 3 tahun menduduki jabatan sebagai Nutrisionis Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.875.800,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 187.580,00 Tunjangan Jabatan Rp. 240.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (880,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.451.000,00 5% x Rp. 2.451.000,00 = Rp. 122.550,00

51 Rp. 247.550,00 Penghasilan neto Rp. 2.203.450,00 12 x Rp. 2.203.450,00 Rp. 26.441.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 7.961.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 7.961.400,00 5% x Rp. 7.961.400,00 = Rp. 398.070,00 Rp. 398.070 : 12 = Rp. 33.173,00 yang harus dibayar oleh Muh. Taufik Ladjuba adalah sebesar Rp. 33.173,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 42.062,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 8.900,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. b. Djeprianto Kamaru, AMG, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Staf Dinkes, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki

52 NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.703.900,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 170.390,00 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (290,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.252.000,00 5% x Rp. 2.252.000,00 = Rp. 112.600,00 Rp. 237.600,00 Penghasilan neto Rp. 2.014.400,00 12 x Rp. 2.014.400,00 Rp. 24.172.800,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 5.962.800,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 5.962.800,00 5% x Rp. 5.962.800,00 = Rp. 284.640,00 Rp. 284.640 : 12 = Rp. 23.720,00

53 yang harus dibayar oleh Djeprianto Kamaru, AMG adalah sebesar Rp. 23.720,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 28.125,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 4.400,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. c. Iwan Setiawan Kadir, A.MG, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Sanitarian Pelaksana, status kawin mempunyai 3 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Keseh atan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.751.000,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 175.100,00 Tunjangan Anak (1x 2% x GP) Rp. 35.020,00 Tunjangan Jabatan Rp. 240.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (620,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.349.000,00 5% x Rp. 3.349.000,00 = Rp. 117.450,00 Rp. 242.450,00 Penghasilan neto Rp. 3.106.550,00 12 x Rp. 3.106.550,00 Rp. 37.278.600,00

54 PTKP (K/2) - Tambahan 2 orang (2x Rp. 1.320.000,00) Rp. 2.640.000,00 Rp. 19.800.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 17.478.600,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 17.478.600,00 5% x Rp. 17.478.600,00 = Rp. 873.930,00 Rp. 873.930 : 12 = Rp. 72.828,00 yang harus dibayar oleh Iwan Setiawan Kadir, A.MG adalah sebesar Rp. 72.828,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 35.083,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 37.700,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. d. Warman Kum, masa kerja 8 tahun menduduki jabatan sebagai Bidan Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.925.500,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 192.550,00

55 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 198.000,00 Pembulatan Rp. (050,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.496.000,00 5% x Rp. 2.496.000,00 = Rp. 124.800,00 Rp. 249.800,00 Penghasilan neto Rp. 2.246.200,00 12 x Rp. 2.246.200,00 Rp. 29.954.400,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 8.474.400,00 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 8.474.400,00 5% x Rp. 8.474.400,00 = Rp. 423.720,00 Rp. 423.720 : 12 = Rp. 35.310,00 yang harus dibayar oleh Warman Kum adalah sebesar Rp. 35.310,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak

56 adalah sebesar Rp. 40.754,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 5.400,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. e. Isminur Hamid, masa kerja 5 tahun menduduki jabatan sebagai Asisten Apoteker Pelaksana, status kawin mempunyai 2 orang telah memiliki NPWP bekerja di Dinas Kesehatan Bone Bolango, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan sebagai berikut: Gaji Pokok (GP) Rp. 1.526.200,00 Tunjangan Istri (10% x GP) Rp. 152.620,00 Tunjangan Jabatan Rp. 180.000,00 Tunjangan beras Rp. 148.500,00 Pembulatan Rp. (320,00) Jumlah penghasilan bruto Rp. 2.007.000,00 5% x Rp. 2.007.000,00 = Rp. 100.350,00 Rp. 225.350,00 Penghasilan neto Rp. 1.781.650,00 12 x Rp. 1.781.650,00 Rp. 21.379.800,00 PTKP (K/1) - Tambahan 1 orang (1x Rp. 1.320.000,00) Rp. 1.320.000,00 Rp. 18.480.000,00 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 2.899.800,00

57 Pembulatan Rp. - Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp. 2.899.800,00 5% x Rp. 2.899.800,00 = Rp. 144.990,00 Rp. 144.990 : 12 = Rp. 12.083,00 yang harus dibayar oleh Isminur Hamid adalah sebesar Rp. 12.083,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 19.800,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 7.700,00. Dengan demikian, maka pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. 4.2 Pembahasan Salah satu penerimaan Negara dalam perpajakan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21). PPh Pasal 21 sangat berhubungan dengan orang pribadi yang memperoleh penghasilan karena ia bekerja, memberikan jasa, atau melaksanakan kegiatan, di mana atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi tersebut akan terutang, dikenakan, dan dipotong PPh Pasal 21. PPh Pasal 21 adalah pajak atas perolehan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Jadi, secara khusus, orang pribadi sebagai pekerja akan dikenakan PPh Pasal 21 yang di mana wajib

58 pajak orang pribadi harus menyetor sendiri atau membayar sendiri penghasilannya yang sudah terutang pajak ke kas Negara yang dikenal dengan sebutan self assessment sytem. Demi efektivitas, efisiensi, dan kemudahan pelaksanaannya, Indonesia menerapkan withholding system terhadap PPh Pasal 21. Dengan sistem ini, setiap pemberi kerja yang membayarkan penghasilan kepada pekerja, pelaksana kegiatan, atau pelaksana jasa wajib melakukan pemotongan pajak yang memotong memungut dan menyetor pajak yang dipotong tersebut ke kas Negara yang artinya, penghasilan yang diterima pegawai langsung dipotong oleh bendahara sehingga pegawai hanya menerima take home pay (penghasilan bersih setelah pemotongan pajak dan potongan lainnya). PPh Pasal 21 diatur Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Untuk itu, Penulis tertarik untuk meneliti, menganalisis perhitungan pajak penghasiln (PPh) bagi pegawai tetap yang dihitung oleh bendahara yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Penulis ingin menganalisis terutama dalam penghitungan p e m o t o nga n PPh Pasal 21 yang dari penghitungan pemotongan sehingga tidak ada kekeliruan dalam pembayaran pajak atas PPh pasal 21. Hal ini, dikarenakan sebagian besar bendahara kurang memahami tata cara penghitungan dan bagaimana pajak atas PPh Pasal 21 sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

59 Berdasarkan hasil analisis bahwa dari 15 responden yang ada di Dinas Kesehatan Bone Bolango, yakni pegawai tetap golongan IV, III, dan II. Dari hasil perhitungan untuk golongan IV atas atas nama dr. Rusli A. Katili, MARS adalah sebesar Rp. 135.213,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 128.900,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 6.000,00. Drs. Riyon Naki, M.MP adalah sebesar Rp. 95.778,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 109.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 13.500,00. Lunce Moha, S.KM adalah sebesar Rp. 137.730,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 187.075,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 49.300,00. Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd adalah sebesar Rp. 139.905,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 202.741,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 62.800,00. Sedangkan Ha. Rusni Kino Doda, SKM. M.M.Kes adalah sebesar Rp. 119.823,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 150.925,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 31.100,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang dilakukan oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 2 berikut.

60 Tabel 5. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan IV No. Nama Perhitungan Perhitungan Bendahara Perapakan Selisih Keterangan 1 dr. Rusli A. Katili, MARS Rp. 128.900,00 Rp. 135.213,00 Rp. 6.000,00 Kekurangan 2 Drs. Riyon Naki, M.MP Rp. 109.283,00 Rp. 95.778,00 Rp. 13.500,00 Kelebihan 3 Lunce Moha, S.KM Rp. 187.075,00 Rp. 137.730,00 Rp. 49.300,00 Kelebihan 4 Djonaid Tangahu, Amd, Kep.S.Pd Rp. 202.741,00 Rp. 139.905,00 Rp. 62.800,00 Kelebihan 5 Ha. Rusni Kino Doda, Rp. 150.925,00 Rp. 119.823,00 Rp. 31.100,00 Kelebihan SKM. M.M.Kes Untuk golongan III atas nama dr. Trisye Kusuma Mile, M.Kes adalah sebesar Rp. 101.668,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 119.283,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 17.600,00. Ridwan B. Ma ruf S.KM, M.Kes adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 160.416,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 39.800,00. Gayatri Dj. Soga, S.KM, M.PH adalah sebesar Rp. 120.525,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 74.295,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 46.200,00. Djamaludin Nento, SE adalah sebesar Rp. 86.135,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 95.612,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.500,00. Sedangkan Sul Mamahit, S.KM adalah sebesar Rp. 91.788,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 101.725,00. Hal ini terdapat kelebihan sebesar Rp. 9.900,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang dilakukan oleh

61 bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 3 berikut. Tabel 6. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan III No. Nama Perhitungan Perhitungan Bendahara Perapakan Selisih Keterangan 1 dr. Trisye Kusuma Mile, Rp. 119.283,00 Rp. 101.668,00 Rp. 17.600,00 Kelebihan M.Kes 2 Ridwan B. Ma ruf S.KM, Rp. 160.416,00 Rp. 120.525,00 Rp. 39.800,00 Kelebihan M.Kes 3 Gayatri Dj. Soga, S.KM, Rp. 74.295,00 Rp. 120.525,00 Rp. 46.200,00 Kekurangan M.PH 4 Djamaludin Nento, SE Rp. 95.612,00 Rp. 86.135,00 Rp. 9.500,00 Kekurangan 5 Sul Mamahit, S.KM Rp. 101.725,00 Rp. 91.788,00 Rp. 9.900,00 Kelebihan Selanjutnya golongan II atas nama Muh. Taufik Ladjuba adalah sebesar Rp. 56.575,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 42.062,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 14.513,00. Djeprianto Kamaru, AMG adalah sebesar Rp. 45.679,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 28.125,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 17.554,00. Iwan Setiawan Kadir, A.MG adalah sebesar Rp. 50.979,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 35.083,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 15.896,00. Warman Kum adalah sebesar Rp. 59.067,00, namun yang disetor oleh bendahara ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 40.754,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 18.313,00. Sedangkan Isminur Hamid adalah sebesar Rp. 32.354,00, namun yang disetor oleh bendahara Dinas ke kantor pajak adalah sebesar Rp. 19.800,00. Hal ini terdapat kekurangan sebesar Rp. 12.554,00. Untuk lebih jelasnya selisih antara perhitungan pemotongan yang

62 No. dilakukan oleh bendahara Dinas Kesehatan Bone Bolango dengan hasil analisis dapat dilihat pad tabel 4 berikut. Tabel 7. Perhitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap di Dinas Bone Bolango Golongan II Nama Perhitungan Bendahara Perhitungan Perapakan Selisih Keterangan 1 Muh. Taufik Ladjuba Rp. 42.062,00 Rp. 56.575,00 Rp. 14.513,00 Kekurangan 2 Djeprianto Kamaru, AMG Rp. 28.125,00 Rp. 45.679,00 Rp. 17.554,00 Kekurangan 3 Iwan Setiawan Kadir, A.MG Rp. 35.083,00 Rp. 50.979,00 Rp. 15.896,00 Kekurangan 4 Warman Kum Rp. 40.754,00 Rp. 59.067,00 Rp. 18.313,00 Kekurangan 5 Isminur Hamid Rp. 19.800,00 Rp. 32.354,00 Rp. 12.554,00 Kekurangan Berdasarkan data hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanan pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 masih terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh bendahara. Kekeliriuan tersebut berupa kekurangan dan kelebihan pajak yang secara keseluruhan dapai di lihat pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 8. Rekapitulasi Kekurangan dan Kelebihan Pajak Penghasilan Bagi Pegawai Tetap di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango No. Nama Kekurangan Kelebihan Selisih 1. IV Rp. 6.000,00 Rp. 156.700,00 Rp. 150.700,00 2. III Rp 55.700,00 Rp. 65.300,00 Rp. 9.600,00 3. II Rp. 78.830,00 - (Rp. 78.830,00) Total Rp. 140.530,00 Rp. 222.000,00 Rp. 81.470,00 Data di atas menunjukkan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh bendahara dengan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa total pajak yang bayar oleh bendahara memiliki kekurangan Rp. 140.530,00 dan kelebihan sebesar Rp. 222.000,00, sehingga selisih yang menjadi pajak terutang sebesar Rp. 81.470,00.