BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

dokumen-dokumen yang mirip
ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP DAGING DADA AYAM PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

RETENSI NITROGEN DAN ENERGI METABOLIS RANSUM YANG MENGANDUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA AYAM PEDAGING

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI TEPUNG CACING TANAH SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN PENGGANTI ANTIBIOTIK

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

Optimalisasi Penggunaan Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea Indica L) Terhadap Kualitas Karkas Ayam Pedaging

PENGARUH PEMBERIAN KADAR PROTEIN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP BOBOT KOMPONEN KARKAS DAN NON-KARKAS AYAM JANTAN PETELUR

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

PENGARUH PRODUKSI KARKAS AYAM BROLILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI LIMBAH RESTO MASAKAN PADANG DENGAN KANDUNGAN PROTEIN YANG BERBEDA

UJI ORGANOLEPTIK TERHADAP DAGING PAHA AYAM PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BERBAGAI TARAF CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Kualitas Karkas Ayam Kampung yang Diberi Ransum Mengandung Omega-3 Minyak Ikan

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

Ade Trisna*), Nuraini**)

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

THE EFFECT OF METHIONINE LEVEL IN THE RATION ON PERFORMANCE OF BROILER CHICKEN 3 6 WEEKS OF AGE

(Prebiotics Giving Effect Immuno Forte With Different Level of Carcass Weight and Percentage Broiler Chikens)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

BOBOT AKHIR, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIPANEN PADA UMUR YANG BERBEDA

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

PERBANDINGAN BOBOT HIDUP, KARKAS, GIBLET, DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM JANTAN TIPE MEDIUM DENGAN STRAIN BERBEDA YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL BROILER

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH PENAMBAHAN DL-METIONIN TERHADAP NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER STARTER BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI SKRIPSI ZINURIA WAFA

BOBOT DAN PERSENTASE BAGIAN-BAGIAN KARKAS ITIK MOJOSARI AFKIR BERDASARKAN SISTEM DAN LOKASI PEMELIHARAAN

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

KUALITAS FISIK KARKAS DAN KANDUNGAN LEMAK AYAM BROILER YANG MENDAPAT RANSUM TEPUNG KULIT BUAH PEPAYA (Caricapapaya) SEBAGAI PENGGANTI KACANG HIJAU

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Pengaruh Penggantian Ransum Komersial Dengan Ampas Tahu Terhadap Komponen Organ Dalam Babi Ras. Puger, A.W., I M. Suasta, P.A. Astawa and K.

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KOMPONEN ORGAN DALAM BABI RAS

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP BOBOT AKHIR, POTONGAN KARKAS DAN MASSA PROTEIN DAGING AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KENCUR SEBAGAI FEED SUPLEMEN TERHADAP KARKAS AYAM PETELUR JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENGARUH PENGGUNAAN DAUN MURBEI (Morus alba) SEGAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN RANSUM TERHADAP PERFORMANS BROILER

PENGARUH PENGGANTIAN RANSUM KOMERSIAL DENGAN AMPAS TAHU TERHADAP KECERNAAN PAKAN PADA BABI RAS

PENGGUNAAN PAKAN BERBASIS UBI KAYU SEBAGAI PENGGANTI JAGUNGTERHADAP KARKAS AYAM BROILER

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

Transkripsi:

BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus) (Carcass Parts and Abdominal Fat of Broiler Fed Diet Containing Lumbricus rubellus Earth Worms Meal) HETI RESNAWATI Balai Penelitian Ternak, PO Box 22, Bogor 6002 ABSTRACT This experiment was conducted to evaluate the effect of earthworm meal in the broiler ration on carcass parts and abdominal fat. Eighty day-old chick broilers were placed in twenty wire pens. The chicks were grouped into 2 males and 2 females per pen as replication. Completely Randomized Design experiment with four treatments (0, 5, 0 and 5%) of earthworm meal and five replications were used to determine the effect of treatments on carcass parts (thigh, breast, back, wing, neck) and abdominal fat weights. The results showed that there were no significant different (P>0.05) between treatments on carcass parts and abdominal fat weights. It was concluded that earthworms meal could be used up to 5% in broiler ration without negative effect on carcass yields. Key words: Broiler, carcass part, abdominal fat, earthworm meal ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh taraf pemberian tepung cacing tanah dalam ransum ayam pedaging terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Sebanyak 80 ekor anak ayam pedaging umur sehari ditempatkan dalam 20 kandang kawat. Setiap kandang diisi 2 ekor jantan dan 2 ekor betina sebagai ulangan. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan pemberian tepung cacing tanah (0, 5, 0 dan 5%) dan 5 ulangan digunakan untuk menentukan pengaruh perlakuan terhadap bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) antara perlakuan terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen. Disimpulkan bahwa tepung cacing tanah dapat digunakan sampai 5% dalam ransum ayam pedaging tanpa pengaruh negatif terhadap hasil karkas. Kata kunci: Ayam ras pedaging, potongan karkas, lemak abdomen, tepung cacing tanah PENDAHULUAN Pakan memegang peranan penting dalam usaha peternakan karena sebagai tolok ukur dalam memperoleh kuantitas dan kualitas produksi ternak yang diinginkan. Untuk meningkatkan cara beternak yang efisien secara teknis dan ekonomis, maka perlu dicari berbagai alternatif dalam penyediaan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan biologis ternak dan harganya relatif murah. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah salah satu bahan pakan alternatif sebagai sumber protein. Menurut PALUNGKUN (999), cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan karena kandungan gizinya cukup tinggi, yaitu (64 76%), lemak (7 0%), kalsium (5%), fosfor (%) dan serat kasar (,08%). Selain itu cacing tanah mengandung asam amino esensial dan non esensial. Menurut RESNAWATI. (200), rataan retensi nitrogen tepung cacing tanah adalah 0,86% dan energi metabolis 6,76 Kkal/kg. Paha merupakan salah satu bagian potongan karkas yang disebut potongan komersial. Paha terdiri dari dua bagian, yaitu 47

paha bagian atas dan bagian bawah. Paha bagian atas adalah bagian karkas yang dipotong dari perbatasan persendian paha (femur), sedangkan paha bagian bawah dipotong dari batas persendian tulang kering (tibia) (SOEPARNO, 994). Karkas merupakan bagian tubuh yang sangat menentukan dalam produksi ayam pedaging. Produksi karkas berhubungan erat dengan bobot badan dan besarnya karkas ayam pedaging cukup bervariasi. Perbedaan ini disebabkan oleh ukuran tubuh, tingkat kegemukan dan tingkat perdagingan yang melekat pada dada (JULL, 979). Besarnya persentase karkas dari bobot hidup sekitar 75% (RASYAF, 999). Persentase bobot karkas ratarata ayam pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah sampai 5% berkisar antara 68,04-7,80%, dengan konversi karkas antara 2,4-2,6 (RESNAWATI, 2002). Bagian potongan karkas komersial yang biasa dipasarkan terdiri dari paha, dada, punggung, sayap dan leher (SIREGAR et al., 98). Berdasarkan pertimbangan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemberian tepung cacing tanah dalam ransum terhadap bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam pedaging. MATERI DAN METODE Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 ekor anak ayam ras pedaging umur sehari terdiri dari 40 ekor jantan dan 40 ekor betina, yang diperoleh dari PT. Charoen Pokphan Jaya Farm. Anak ayam ditempatkan secara acak ke dalam kandang kawat berukuran 60 x 5 x 5 cm yang berjumlah 20 unit dan masing-masing unit diisi 4 ekor ayam. Ransum yang terdiri dari 4 perlakuan penambahan tepung cacing tanah (TCT) yaitu R0 (0%); R5 (5%); R0 (0%) dan R5 (5%), masing-masing perlakuan ransum mengandung 22% protein dan 2800 Kkal/kg energi metabolis (EM). Sebelum ransum dicampur, kandungan nutrisi bahan baku pakan dianalisis terlebih dahulu di laboratorium kimia Balai Penelitian Ternak. Proses pengeringan cacing tanah dilakukan dengan pemanasan sinar matahari kemudian dihaluskan dengan menggunakan batu penumbuk. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan ransum dan 5 ulangan. Komposisi bahan dan zat nutrisi ransum perlakuan (Tabel ). Peubah yang diamati adalah persentase bobot paha, dada, punggung, sayap, leher dan lemak abdomen. Tabel. Komposisi dan zat nutrisi ransum dengan pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) selama 0 5 minggu*) Perlakuan Bahan (%) R-0 R-5 R-0 R-5 Komposisi: Jagung Tepung ikan Tepung cacing tanah Bungkil kedelai Dedak halus Minyak Tepung tulang Calcium carbonate Premix 44 5 0 2 47 0 5 22 52 5 0 20 8 52 0 5 8 0 Total 00 00 00 00 Kandungan nutrisi : Protein kasar, % EM, Kkal / kg Serat kasar, % Lemak, % Calcium, % Phosphor, % 22,82 282,82 5,05,28 2 22,76 282,57 4,89,5 5 22,6 284,2 4,72,0 0,44 *) Kandungan nutrisi ransum dihitung berdasarkan hasil analisis nutrisi bahan baku pakan 22,08 2862,8 4,82 0,86 0,6 474

Cara pengukuran bagian potongan karkas dilakukan pada ayam pedaging umur 5 minggu. Pengukuran persentase bobot paha pada penelitian ini terdiri dari bobot paha atas dan paha bawah. Persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen adalah perbandingan bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen dengan bobot karkas dikalikan 00%. Untuk mengetahui pengaruh perlakukan terhadap peubah yang diukur, data dianalisis dengan sidik ragam. Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan Uji Jarak Duncan (STEEL dan TORRIE, 98). HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan persentase bobot potongan karkas (paha, dada, punggung, sayap, leher) dan lemak abdomen (Tabel 2). Persentase bobot paha dari masing-masing perlakuan adalah R0 (0,82%); R5 (29,78%), R0 (0,22%) dan R5 (29,9%) R5. Pemberian tepung cacing tanah dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot paha. Persentase bobot paha pada penelitian ini ternyata lebih besar dibandingkan dengan yang dikemukakan oleh CARD dan NESHEIM (972) yang memilahnya dalam dua bagian, yaitu 5% paha bagian atas dan 0% paha bagian bawah. Sementara itu, ANONIMOUS (985) melaporkan bahwa persentase bobot paha atas 7 8% dan paha bagian bawah 4-5%. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut ESSARY dan DAWSON (965) paha merupakan bagian karkas yang banyak mengandung daging sehingga perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kandungan protein pakan. Selain itu persentase bobot potongan karkas ditentukan oleh jenis kelamin. Ayam pedaging jantan mempunyai persentase bobot paha atas dan paha bawah lebih besar dibandingkan dengan betina (GREY et al., 982) Besarnya dada dijadikan ukuran menilai kualitas perdagingan karena sebagian besar otot yang merupakan komponen karkas paling besar terdapat disekitar dada (JULL, 979). Pemberian taraf tepung cacing tanah dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot dada. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bobot karkas yang tidak berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh HAYSE dan MORION (97) bahwa persentase bobot dada akan bertambah dengan bertambahnya bobot badan dan bobot karkas. Lebih lanjut dikemukakan bahwa persentase bobot dada ayam betina lebih besar dibandingkan dengan ayam jantan. Rataan persentase bobot dada dalam penelitian ini berkisar 24, 26,79%, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilaporkan oleh NESHEIM et al..(979), yaitu 24%, dan BILGILI et al.(992), yaitu 2,%. Perbedaan persentase tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan strain yang digunakan. Menurut HAYSE dan MORION (97), secara umum faktor utama yang menentukan variasi hasil daging adalah ukuran, jenis kelamin, konformasi tubuh dan genetik unggas. Nilai rataan persentase bobot sayap terdapat pada kisaran,64 2,4%. Pengaruh pemberian taraf tepung cacing tanah terhadap persentase bobot sayap tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini kemungkinan disebabkan tidak berbedanya kandungan protein dan energi ransum dari masing-masing perlakuan. Menurut RASHEED et al. (96), dengan didasarkan pada ukuran dan struktur bulu sayap, dapat diperkirakan zat-zat makanan berupa protein dan energi akan digunakan dalam jumlah besar untuk pembentukan tulang, daging dan bulu. Persentase bobot punggung berkisar antara 2,20 2,95%. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung cacing tanah tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot punggung. Hal ini berarti bahwa peningkatan taraf tepung cacing tanah sampai 5% dalam ransum ayam pedaging memberikan respon yang sama terhadap persentase bobot punggung. Sejalan dengan yang dikemukakan BASOEKI (98) bahwa punggung ayam pedaging banyak mengandung jaringan tulang, sehingga kandungan mineral dalam ransum lebih berpengaruh terhadap bobot punggung dibandingkan dengan protein. 475

Tabel 2. Rataan persentase bobot potongan karkas dan lemak abdomen ayam ras pedaging umur 5 minggu yang diberi ransum berisi tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) Peubah Paha Dada Punggung Sayap Leher Lemak abdomen Perlakuan (%) R0 R5 R0 R5 0,82a 29,78a 0,22a 29,9a 26,79a 24,2a 24,a 25,7a 2,20a 24,85a 2,95a 2,65a 2,4a,64a,66a,90a 8,4a 7,68a 8,87a 0,28a,66a 2,a,50a,68a Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) Rataan persentase bobot leher pada masingmasing perlakuan berturut-turut adalah sebesar 8,4% (R0); 8,5% (R5); 8,% (R0) dan 9,99% (R5). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa persentase bobot leher tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi taraf pemberian tepung cacing tanah. Persentase bobot leher yang diperoleh dari penelitian ini lebih besar dibandingkan dengan yang dilaporkan NESHEIM (979), yaitu 7,50% dan lebih kecil dari PUDJIASTUTI (985), yaitu 0- %. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh cara pemotongan bagian leher dari karkasnya atau banyaknya kulit yang menempel pada daging leher. Salah satu dari beberapa bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak pada ayam pedaging adalah bagian di sekitar perut yang disebut lemak abdomen. Rataan persentase bobot lemak abdomen dari masing-masing perlakuan adalah,66% (R0); 2,% (R5);,50% (R-0) dan,68% (R5). Pada pemberian tepung cacing tanah 5% dalam ransum, diperoleh persentase lemak abdomen yang paling tinggi (2,%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap persentase bobot lemak abdomen. Rataan persentase bobot lemak abdomen pada penelitian ini dalam kisaran,50 2,% yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan BILGILI et al.(992), bahwa persentase lemak abdomen ayam pedaging 2,6,6%. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan strain dan kandungan nutrisi ransum. Sejalan dengan yang dilaporkan MABRAY dan WALDROUP (980), bahwa tingkat energi dan asam amino pada ransum nyata mempengaruhi lemak abdomen. Bertambahnya umur ayam pedaging dan meningkatnya energi dalam ransum makin meningkatkan lemak abdomen (DEATON dan LOTT, 985). Perbedaan strain nyata mempengaruhi bobot lemak abdomen (GRIFFITHS, 978). KESIMPULAN Bobot potongan karkas, yaitu paha, dada, punggung, sayap dan leher ayam pedaging yang diberi tepung cacing tanah dalam kisaran bobot standar penampilan ayam pedaging dan tidak ditemukan adanya abnormalitas. Bobot lemak abdomen yang tersebar di sekitar perut tidak dipengaruhi oleh meningkatnya taraf pemberian tepung cacing tanah. Berdasarkan hasil penelitian ini, tepung cacing tanah yang ditambahkan sampai 5% dalam ransum memberikan respon yang baik terhadap perkembangan bagian-bagian tubuh ayam pedaging. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jessi Malaon, mahasiswi Universitas Djuanda. Ucapan yang sama juga disampaikan pada Haryono dan Endang Sumantri sebagai teknisi Program Unggas dan Aneka Ternak, Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor atas bantuan dan kerjasamanya. 476

DAFTAR PUSTAKA ANONIMOUS. 985. Internasional Course on Poultry Husbandry. Balai Penelitian Ternak. Ciawi. BASOEKI, B.D.A. 98. Pengaruh Tingkat Pemberian Ampas Tahu Dalam Ransum Terhadap Potongan Karkas Komersial Ayam Broiler Betina Strain Hybro Umur Enam Minggu. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. BILGILI, S.F., E.T. MORAN, JR. dan N. ACAR. 992. Strain cross response of heavy male broilers to dietary lysine in finisher feed: Live Performance and Further Processing Yields. Poultry Sci. 7: 850 858. CARD, L. E. and M. C. NESHEIM. 972. Poultry Production. th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia. DEATON, J. W. and B. D. LOTT. 985. Age and dietary energy effect on broiler abdominal fat deposition. Poultry Sci. 64: 26-264. ESSARY, E. O. and L. E. DAWSON. 965. Quantity of fryer carcasses as related to protein and fat levels in the diet. Fat deposition and moisture pick-up during chilling. Poultry Sci. 5: 748 755. GREY, T. C., D. ROBINSON and J.M. JONES. 982. Effect of age and sex on the eviscerated yield, muscle and edible offal of commercial broiler strain. Poultry Sci. 2: 28 298. GRIFFITHS, L., S. LESSON and J.D. SUMMERS. Studies on abdominal fat with four commercial strains of male broiler chickens. Poultry Sci. 57: 98 20. HAYSE, P. L. and W. MORION. 97. Eviscerated field component parts, and meat, skin and bone ratios in the chicken broiler. Poultry Sci. 52: 78 722. JULL, M. A. 979. Poultry Husbandry. Tata McGraw Hill Publishing Co. Ltd. New Delhi. MABRAY, C. J. and P. W. WALDROUP. 980. Influence of dietary energy and amino acids levels on abdominal fat development in broiler. Poultry Sci. 59:966-967. NESHEIM, M.C., R.E. AUSTIC and L.E. CARD. 979. Poultry Production. 2 th. Ed. Lea and Febiger, Philadelphia. PALUNGKUN, R. 999. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus. PT Penebar Swadaya, Jakarta. PUDJIASTUTI, A. 985. Pengaruh Cara Pemotongan Sayap Terhadap Persentase Karkas, Persentase Potongan Karkas, Persentase Potongan- Potongan Komersial Karkas, Persentase Giblet, Persentase Lemak Abdomen dan Persentase Bagian yang Terbuang Pada Ayam Broiler. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. RASHEED, A.A., J.E.O. FIELD and A.O. MACKEY. 96. Effect of clipping wings and tails in chickens. Poultry Sci. 42: 00 009. RASYAF, M. 999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-8. PT Penebar Swadaya. Jakarta. RESNAWATI, H. 2002. Produksi karkas dan organ dalam ayam pedaging yang diberi ransum mengandung tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. RESNAWATI, H. 200. Pengaruh pengolahan cacing tanag (Lumbricus rubellus) dan Kascing trehadap retensi nitrogen dan energi metabolis murni pada ayam jantan. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. SIREGAR, A. P., M. SABRANI and P. SUNYOTO. 98. Teknik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Penerbit Margie Group, Jakarta. SOEPARNO. 994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. STEEL, R. G. D. and J. H. TORRIE. 98. Principles and Procedures of Statistics. McGraw Hill Book Co., Inc., New York. 477

DISKUSI Pertanyaan:. Mengapa perlakuan mulai dari taraf 5%? 2. Apakah dampak bau pada daging? Apakah dalam penelitian ini waktu mengeringkan cacing tidak sulit?. Bagaimana nilai aplikatifnya? Jawaban:. Untuk menggantikan nilai protein hewani yaitu 5%. 2. Setelah diuji, panelis tidak bisa membedakan daging yang diberikan pakan cacing dan yang tidak, pada saat dioven memang sulit sehingga pengeringan dilakukan secara tradisional (di bawah sinar matahari).. Produksi biaya mahal sehingga digunakan cacing yang sudah tidak produktif lagi. 478