PROYEK RESTORASI DAN KONSERVASI HUTAN LAHAN GAMBUT KATINGAN LAPORAN PEMANTAUAN & PELAKSANAAN - RINGKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROYEK RESTORASI DAN KONSERVASI HUTAN LAHAN GAMBUT KATINGAN HALAMAN SAMPUL PDD

Avoided Deforestation & Resource Based Community Development Program

West Kalimantan Community Carbon Pools

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Restorasi Ekosistem. Peluang Pertumbuhan Hijau di Lahan Gambut Katingan

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP)

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

memuat hal yang mendasari kegiatan penelitian. Rumusan masalah permasalahan yang diteliti dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian berisikan

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

HARAPAN RAINFOREST RESTORASI EKOSISTEM DI HARAPAN RAINFOREST SEBUAH MODEL DALAM UPAYA PENGURANGAN LAJU DEFORESTASI DI INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh : Pusat Sosial Ekonomi Kebijakan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Tata ruang Indonesia

Risalah Konsep. 31 Juli 2013

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

Skema Karbon Nusantara serta Kesiapan Lembaga Verifikasi dan Validasi Pendukung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REVITALISASI KEHUTANAN

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN GAMBUT DI INDONESIA

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

PENDAHULUAN Latar Belakang

Belajar dari redd Studi komparatif global

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

Pembangunan Kehutanan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

Pemetaan Keanekaragaman Hayati Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau & Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PROYEK RESTORASI DAN KONSERVASI HUTAN LAHAN GAMBUT KATINGAN LAPORAN PEMANTAUAN & PELAKSANAAN - RINGKASAN Dokumen disusun oleh PT. Rimba Makmur Utama Judul Proyek Proyek Restorasi dan Konservasi Katingan Versi 1.0 ID Laporan PT RMU Katingan VCSCCB Verification 01 Summary_Id Tanggal dikeluarkan 23-05-2016 ID Project PL 1477 Periode Pemantauan Disusun oleh Kontak 01-11-2010 s/d 31-10-2015 PT. Rimba Makmur Utama Alamat: Menara BCA, Fl. 45, Jl. MH Thamrin No. 1, Jakarta, Indonesia Telepon: +62 (0)816-976-294 Email: dharsono@ptrmu.com URL: www.katinganproject.com

DAFTAR ISI 1 GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN... 3 2 TUJUAN KEGIATAN... 5 3 PELAKSANA KEGIATAN... 5 4 WAKTU DIMULAINYA PROYEK DAN PERIODE PEMANTAUAN... 6 5 CAKUPAN SEKTORAL DAN TIPE PROYEK... 6 6 RINGKASAN KEGIATAN PROYEK... 6 7 KETENAGAKERJAAN DAN PELATIHAN... 7 8 PELIBATAN PARA PIHAK... 8 9 STATUS LEGAL... 8 10 METODOLOGI... 8 11 SKENARIO TANPA PROYEK/BASELINE, ADDITIONALITY & EMISI... 8 12 REDUKSI DAN PENGHILANGAN EMISI GRK PROYEK... 8 13 PERUBAHAN STRATA... 8 14 KETIDAKPASTIAN DAN RESIKO TIDAK-TETAP... 10 15 PENGHITUNGAN UNIT KARBON TERVERIFIKASI (VCU)... 10 16 MASYARAKAT DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI... 10 Bagan 1: Lokasi Proyek Katingan di Kalimantan, Indonesia Bagan 2: Lokasi Area Proyek dan Zona Proyek Bagan 3: Kerangka Kerja Proyek Katingan Bagan 4: Stratifikasi terbaru pada akhir periode pemantauan (Nov 2015) Tabel 1: Informasi Pelaksana Proyek Tabel 2: Ringkasan Emisi Proyek Dalam Periode Pemantauan Tabel 3: Kelas Stratifikasi dan Luasannya di tahun 2015

1 GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN Kegiatan Restorasi Hutan Lahan Gambut Katingan (Proyek Katingan) ini dikelola oleh perusahaan swasta nasional Indonesia, PT. Rimba Makmur Utama. Proyek ini melindungi dan merestorasi kawasan ekosistem hutan rawa gambut seluas 149.800 hektar, menyediakan sumber mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat, dan untuk mencegah perubahan iklim global. Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Katingan dan Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dan merupakan salah salah satu hutan rawa gambut alami terbesar yang masih tersisa di Indonesia (Bagan 1). Bagan 1: Lokasi Proyek Katingan di Kalimantan, Indonesia Areal Proyek mencakup lahan seluas 149.800 hektar, didefinisikan sebagai kawasan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE), merupakan kawasan dimana pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) akibat kegiatan proyek dicapai dan diperhitungkan. Sedangkan Zona Proyek adalah kawasan yang lebih luas mencapai 305.669 hektar dimana beragam kegiatan akan dijalankan, termasuk di dalamnya sungai utama dan lahan-lahan di sekitar areal dalam lingkup 34 wilayah administratif desa yang akan terkena manfaat dan dampak dari proyek (Bagan 2).

Bagan 2: Lokasi Area Proyek dan Zona Proyek Areal Proyek sebagian besar berada di atas lahan gambut yang memiliki kandungan karbon sangat tinggi. Lahan gambut memiliki peran penting dalam mengatur tata air, mengatur pasokan air tawar, mencegah kebakaran lahan gambut dan memperkaya unsur hara tanah. Kawasan ini kaya akan keaneragaman hayati, termasuk jenis jenis yang terancam punah seperti Orangutan (Pongo pygmaeus) dan Bekantan (Nasalis larvatus). Zona Proyek adalah Areal Proyek itu sendiri ditambah wilayah sekitar yang mendukung mata pencaharian tradisional masyarakat seperti pertanian, perikanan dan pemanfaatan hasil. Tujuan dari Proyek Katingan adalah untuk membangun, mengembangkan dan melaksanakan model pengelolaan tata guna lahan yang berkelanjutan melalui kegiatan-kegiatan seperti: pengurangan penebangan dan perambahan lahan, pemulihan habitat dan ekosistem, pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat. Proyek Katingan dirancang untuk memastikan bahwa semua manfaat adalah nyata, berdampak jangka panjang dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat lokal, regional, dan nasional dimana proyek dilaksanakan.

2 TUJUAN KEGIATAN Sasaran dari Proyek Katingan adalah untuk mengembangkan dan melaksanakan suatu model pengelolaan tata guna lahan yang berkelanjutan melalui pengurangan deforestasi dan degradasi, restorasi habitat dan ekosistem, pelestarian keanekaragaman hayati, dan peningkatan kesempatan ekonomi bagi masyarakat Kalimantan Tengah. Proyek dirancang untuk mencapai sasaran melalui beberapa tujuan di bawah ini: A) Tujuan Iklim Untuk menghasilkan pengurangan emisi GRK yang kredibel melalui penghindaran deforestasi dan degradasi, pencegahan pengeringan gambut dan pencegahan kebakaran. Untuk meningkatkan nilai ekologis di skala bentang alam melalui kegiatan restorasi ekosistem Untuk melakukan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka menerapkan praktek ilmiah, riset dan pengelolaan terkini B) Tujuan Masyarakat Untuk meningkatkan taraf kehidupan dan mengentaskan kemiskinan masyarakat yang hidup di zona proyek melalui penciptaan opsi-opsi sumber mata pencaharian yang berkelanjutan dan kesempatan-kesempatan ekonomi Untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap resik-resiko sosio-ekologis melalui peningkatan kapasitas. Untuk menjaga dan meningkat jasa lingkungan bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah zona proyek melalui restorasi ekosistem C) Tujuan Keanekaragaman Hayati Untuk menghilangkan pemicu deforestasi dan degradasi dan untuk menstabilkan dan mempertahankan populasi jenis fauna dan flora yang sehat dalam area proyek melalui kegiatan pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Untuk mempertahankan habitat alami dan integritas ekologisya melalui restorasi ekosistem 3 PELAKSANA KEGIATAN Proyek Katingan dikembangkan dan dikelola oleh pemegang IUPHHK-RE atas nama PT Rimba Makmur Utama (RMU). Melalui kerja sama dengan masyakat di wilayah zona proyek dan lembagalembaga mitra, PT RMU memiliki tanggung jawab penuh untuk mengelola, membiayai dan melaksanakan kegiatan selama periode izin. Tabel 1 menyajikan informasi lebih lanjut tentang pelaksana proyek. Tabel 1: Informasi Pelaksana Proyek Organisasi Kategori Organisasi Kontak Alamat Profil Organisasi PT. Rimba Makmur Utama (PT. RMU) Perusahan Swasta (BUMS) Dharsono Hartono, Direktur Menara BCA, Fl. 45, Jl. MH Thamrin No. 1, Jakarta, Indonesia Phone: +62 (0)21 2358 4777; Fax +62 (0)21 2358 4778; Mobile: +62 (0)816-976-294 Email: dharsono@ptrmu.com PT. RMU didirikan pada tahun 2007 dengan misi untuk memulihkan dan melestarikan lahan gambut di Kalimantan Tengah melalui IUPHHK-Restorasi Ekosistem. Dengan menggunakan model usaha Restorasi Ekosistem ini, PT RMU berupaya mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari kawasan konsesi dan menghasilkan kredit karbon melalui mekanisme REDD+.

4 WAKTU DIMULAINYA PROYEK DAN PERIODE PEMANTAUAN Waktu dimulainya proyek adalah 1 November 2010. Durasi masa kredit proyek VCS adalah 60 tahun, dimulai pada tanggal dimulainya proyek pada 1 November 2010 dan berakhir pada 31 Oktober 2070. Periode berlaku ini sinkron dengan izin konsesi IUPHKK-RE yang di miliki oleh PT RMU. Periode pemantauan saat ini yang dilaporkan oleh dokumen ini mencakup 5 tahun pertama sejak proyek di persiapkan: 1 November 2010 s/d 31 Oktober 2015. 5 CAKUPAN SEKTORAL DAN TIPE PROYEK Proyek Katingan digolongkan sebagai Proyek Pertanian, Kehutanan dan Tata Guna Lahan Lain (Agriculture, Forestry and Other Land Use - AFOLU) di dalam kategori proyek Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi/Reduced Emissions from Deforestation and Degradation (REDD. Di dalam skema VCS, kegiatan proyek dikategorikan sebagai kombinasi antara REDD+WRC dan ARR+WRC; secara khusus lagi adalah Penghindaran Deforestasi Terencana/Avoiding Planned Deforestation (APD) dan Reforestasi (ARR), yang dikombinasikan dengan Konservasi Lahan Gambut yang belum dikeringkan atau sebagian telah dikeringkan/conservation of Undrained and Partially drained Peatland (CUPP) dan kegiatan-kegiatan Pembasahan Kembali Lahan Gambut Terdrainase/Rewetting of Drained Peatland (RDP). Proyek ini bukan merupakan Proyek Grup (grouped project). 6 RINGKASAN KEGIATAN PROYEK Proyek telah berhasil melaksanakan berbagai macam aktivitas proyek yang telah direncanakan dalam rangka mendukung tujuan iklim, masyarakat dan keanekaragaman hayati. Sebagai akibat, kegiatankegiatan ini telah berhasil melestarikan ekosistem hutan rawa gambut yang luas dimana apabila tidak dilakukan akan diubah menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) Akasia. Kegiatan-kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan kerangka kerja proyek yang disajikan dibawah (Bagain 3). Kegiatankegiatan kunci dan capaiannya dalam periode Monitoring ini disajikan secara ringkasi dibawah ini. Bagan 3: Kerangka Kerja Proyek Katingan

Penghindaran Deforestasi dan Drainase Gambut: Proyek telah menghindari terjadinya deforestasi, degradasi dan pengeringan kawasan hutan rawa gambut yang luas. Beberapa dampak kejadian kebakaran terjadi di tahun 2015 (tahun El Niño) akan tetapi angka kehilangan hutannya masih jauh lebih kecil dibandingkan apabila skenario tanpa proyek/baseline tetap berjalan. Reforestasi: Di masa pemantauan ini, 65 laki-laki dan perempuan dari 5 desa terlibat dalam kegiatan reforestasi, termasuk dalam penyiapan bibit, merawat fasilitas pemeliharan bibit masyarakat, menanam bibit di kawasan sekat bakar, menyirami bibit dan mengontrol gulma. Pencegahan dan pemadaman kebakaran: di samping staf proyek khusus kebakaran, sebanyak 168 warga desa telah membantu pembentukan tim pencegahan dan pemadaman kebakaran. Tim tim ini bekerja untuk mengidentifikasi dan meminimalisir bahan bakar permukaan di areal-areal beresiko tinggi, membangun kolam-kolam air dan sumur-sumur dalam untuk pemadaman kebakaran, melakukan patroli dan akvitas pencegahan dan pemadaman kebakaran. Sistem peringatan dini juga sudah dikembangkan dan saat ini telah digunakan. Perencanaan Partisipatif: Di masa pemantauan pertama ini, 30 desa telah berhasil menyelesaikan proses pemetaan partisipatif dimana 4 desa lagi akan dituntaskan di tahun 2016. Sementara itu, 13 desa telah menuntaskan perencanaan lanjutan yang dibuktikan dengan disepakatinya nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama. Pemetaan batas telah diselesaikan di 15 desa, sedangkan 9 desa telah mendapatkan kesepakatan dengan semua desa lain kecuali 2 desa tetangga. Pengembangan usaha berbasis masyarakat: Pengembangan mata pencaharian masyarakat merupakan inti dari kegiatan Proyek Katingan. Dalam periode pemantauan ini, proyek telah membantu 145 anggota masyarakat dari 15 usaha rotan yang berbeda; memberikan bantuan teknis agroforestri karet bagi 154 anggota masyarakat dari 4 desa; memberikan dukungan dan pelatihan terhadap 87 orang dari 2 desa tentang pengelolaan ternak; mendukung 10 individu dalam pengembangan produksi kayu limbah, dan mendukung pembangunan 42 kolam ikan di 7 desa yang berdampak kepada 360 orang penerima manfaat. Pengembangan ekonomi mikro: Proyek Katingan berupaya untuk mencari pengembangan usaha lokal yang berkelanjutan dengan mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah. Dalam periode pemantauan ini, 8 lembaga ekonomi mikro telah terbentuk berikut 13 kegiatan pelatihan yang berbeda dalam mendukung operasionalnya, yang mengarah kepada dikucurkannya dukungan ekonomi mikro kepada 882 perempuan dan 516 pria selama 5 tahun. Pengembangan Energi Berkelanjutan: Proyek Katingan telah melakukan suatu kajian tentang energi di 2 desa percontohan dan menyediakan informasi tentang manfaat energi terbarukan dan berkelanjutan. Sebanyak 421 penerangan tenaga surya murah telah dibeli oleh 421 kepala keluarga yang mengubah pemakaian energi di desa-desa. Peningkatan kesehatan masyarakat dan sanitasi: Dalam masa pemantauan ini, 40 kepala keluarga di desa Baunbango, Kecamatan Kamipang mendapatkan alokasi hibah tambahan untuk membangun kakus yang dapat mencegah terbuangnya limbah organik langsung ke perairan setempat. 7 KETENAGAKERJAAN DAN PELATIHAN Proyek Katingan dan PT RMU beroperasi dengan mematuhi secara penuh peraturan perundangan ketenagakerjaan Republik Indonesia dan memiliki target menjadi contoh praktik terbaik. Proyek melakukan investasi dalam masyarakat, terutama yang hidup di sekitar kawasan Proyek Katingan. Sampai saat ini, 80% staf lapangan yang dipekerjakan dalam proyek ini berasal masyarakat di zona proyek, mewakili 66% dari seluruh staf proyek. Sedangkan staf-staf lain berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia. Beberapa pelatihan dan peningkatan kapasitas telah dilakukan kepada sekitar 1.000 orang.

8 PELIBATAN PARA PIHAK Dalam periode pemantauan ini, proyek terus melakukan sejumlah konsultasi dengan para pihak di tingkat nasional, provinsi, kecamatan dan desa. Melalui proses ini, telah disampaikan informasi informasi tentang konsep restorasi ekosistem, kegiatan yang direncanakan dan telah dilaksanakan, rencana kelola dan proses penetapan tata batas, dan telah mengadaptasi umpan balik dari para pihak akan rencana yang disepakati dan persetujuan legal. 9 STATUS LEGAL Proyek Katingan dilaksanakan dengan kompliansi penuh dengan peraturan-peraturan yang berlaku di Republik Indonesia, termasuk yang terkait dengan offset emisi karbon dan Strategi Nasional REDD+. Proyek beroperasi secara legal atas dasar izin formal SK.734/Menhut-II/2013 (seluas 108.225 ha) dan RATTUSIP.25/1/SK/S-IUPHHK-RE/P-MON/2016 (seluas 49.500 ha sisanya). 10 METODOLOGI Proyek Katingan mengaplikasikan Metodologi VCS VM0007 (versi 1.5) terbaru yang sudah disahkan, termasuk modul-modul terkait. Seluruh kondisi yang disyaratkan oleh metodologi dan modul terkait telah dapat dipenuhi.. 11 SKENARIO TANPA PROYEK/BASELINE, ADDITIONALITY & EMISI Area Proyek seluruhnya berada di kawasan hutan produksi yang ditetapkan oleh negara. Tanpa adanya proyek, dalam skenario business as usual, kawasan akan dikonversi menjadi kawasan HTI akasia. Katingan proyek secara mutlak mencegah terjadinya skenario ini dengan diperolehnya izin legal terhadap kawasan yang dimaksud. Emisi dari skenario baseline pada periode pemantauan ini, diestimasi sebesar 17.625.898 tco2e. 12 REDUKSI DAN PENGHILANGAN EMISI GRK PROYEK Emisi proyek yang diperhitungkan dalam periode pemantauan ini, dan estimasi GRK nya akan disajikan dalam tabel 2 dibawah. Emisi-emisi yang tidak dihitung dalam periode pemantauan ini, tetapi akan diperhitungkan di masa mendatang, termasuk di dalamnya adalah perubahan stok biomassa karena kegiatan aforestasi dan reforestasi dan pertumbuhan hutan. Tabel 2: Ringkasan Emisi Proyek Dalam Periode Pemantauan Sumber emisi tco2e Emisi dari degradasi hutan 107.032 Emisi dari kebakaran biomassa yang tidak terkendali 140.979 Emisi dari dekomposisi mikrobial di gambut 681.729 Emisi dari badan air di lahan gambut (DOC) 2.282 Emisi dari kebakaran yang tidak terkendali 2.588.406 Kebocoran 0 13 PERUBAHAN STRATA Akibat dari terjadinya kebakaran tidak terkendali dan aktivitas pembalakan liar dalam periode pemantauan ini, maka dilakukan pembaharuan deskripsi stratifikasi proyek untuk menyertakan stratastrata dalam tabel 3 di bawah.

Tabel 3: Kelas Stratifikase dan Luasannya di tahun 2015 Kelas Stratifikasi 2015 Area (ha) Hutan 127.667,42 Non-Hutan 2.561,50 Hutan terbakar 9.273,65 Non-hutan terbakar 2.453,08 Area degradasi intensif 231,84 Area degradasi Rentan 7.612,51 Total 149.800,01 Bagan 4: Stratifikasi terbaru pada akhir periode pemantauan (Nov 2015)

14 KETIDAKPASTIAN DAN RESIKO TIDAK-TETAP Nilai kesalahan total dalam proyek REDD+ diperhitungkan sebesar 0.90%. Atas pertimbangan batas ketidakpastian sebesar 15%, tidak ada pemotongan VCU dilakukan akibat ketidakpastian. Cadangan resiko tidak-tetap gabungan dari proyek ini ditetapkan sebesar 10% 15 PENGHITUNGAN UNIT KARBON TERVERIFIKASI (VCU) VCU dihitung dengan mengurangkan emisi reduksi bersih (adjusted net emission reduction) dengan cadangan resiko ketidakpastian VCS untuk setiap kegiatan proyek. Secara total proyek menghasilkan 12.688.361 VCU dalam periode pemantauan ini. 16 MASYARAKAT DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Proyek memiliki dampak positif bersih terhadap seluruh masyarakat di zona proyek, dan tidak ada areal yang memiliki nilai konservasi tinggi yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat terdampak secara negatif. Proyek juga memiliki manfaat keanekaragaman hayati positif yang signifikan terkait dengan baseline-nya, walaupun ada areal proyek yang terkena kebakaran dan pembalakan liar. Manfaat proyek terhadap masyarakat dan keanekaragaman hayati memenuhi tingkat Standard Emas (Gold Standard): Standar Emas Masyarakat: Zona proyek termasuk ke dalam area marginal yang memiliki konsentrasi populasi dibawah kemiskinan yang cukup tinggi, dan Proyek Katingan memberikan manfaat kesejahteraan yang signifikan kepada anggota masyarakat. Proyek telah memberikan manfaat kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sosio ekonomi yang juga menargetkan kepada masyarakat yang paling rentan dan paling marginal. Termasuk didalamnya kaum perempuan, miskin, lanjut usia, dan penyandang cacat. Program program dirancang untuk mengangkat masyarakat dari tingkat kemiskinan dengan cara melibatkan mereka dalam kegiatan pengembangan bisnis berbasis masyarakat seperti ekonomi mikro, pemberdayaan perempuan, agrofrestry berkelanjutan, pengembangan energi terbarukan dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Seluruh kegiatan masyarakat dirancang dan diimplementasikan melalui partisipasi masyarakat, proses pengambil keputusan berdasarkan saling percaya yang transparan, dan pengelolaan proyek yang baik. Standar emas Keanekaragaman Hayati: Proyek Katingan termasuk dalam Area Keanekaragaman Hayati Kunci/Key Biodiversity Area (KBA), dan melestarikan serta melindungi keaneragaman hayati bernilai global. Proyek telah memberikan manfaat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi berdasarkan kepada beberapa capaian dari kriteria tersebut. Termasuk di dalamnya empat jenis genting kritis/critically endangered, 11 jenis genting/endangered, dan 30 spesies rentan/vulnerable. Khusus untuk dua jenis ini, Orangutan dan Bekantan, sekitar 5% populasi global dapat ditemukan di wilayah zona proyek ini.