BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. ini para pemegang saham. Di tengah persaingan global dunia usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna


BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis tahun , perusahaan perusahaan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba tersebut, perusahaan melakukan eksploitasi terhadap sumber-sumber daya alam dan tenaga kerja (sosial) sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan mengganggu kehidupan sosial (Anggraini,2006). Kondisi ini membuat masyarakat mengkritisi perusahaan agar menyelaraskan dengan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat. Hal ini juga didukung legitimacy theory yang menyatakan bahwa oganisasi hanya bisa bertahan apabila masyarakat dimana organisasi tersebut berada merasa bahwa organisasi beroperasi berdasarkan nilai yang sama dengan sistem nilai yang dimiliki masyarakat. Oleh karena itu, muncul konsep akuntansi baru yang mencakup bahwa sebuah perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya tidak hanya berorientasi terhadap laba semata namun perusahaan juga perlu berkomitmen untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas luas (Anatan, 2010). Konsep ini dikenal sebagai corporate social responsibility (CSR). The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan 1

2 untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal, dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. CSR juga merupakan salah satu bukti bahwa perusahaan tidak hanya berorientasi pada kepentingan shareholders dalam menjalankan bisnisnya, namun juga pada kepentingan stakeholders. Perusahaan tidak lagi berpijak pada tanggung jawab single bottom line, yaitu melalui kondisi keuangannya saja akan tetapi tanggung jawab perusahaan mulai melangkah pada tanggung jawab sosial yang dikenal sebagai triple bottom lines (Anatan, 2010). Penerapan CSR telah diatur Pemerintah melalui UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 3 dan 74 yang menyebutkan bahwa perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, UU No.32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan di Indonesia pasal 22 ayat 1 mewajibkan pengungkapan sosial dan lingkungan pada setiap usaha dan atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup untuk memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Kewajiban melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia sebagaimana diatur di dalam UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang tertuang dalam pasal 15 bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial. Selain itu, terdapat sanksi bagi

3 perusahaan yang tidak melakukan aktivitas sosialnya yang dapat berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal, dan pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal. Dengan adanya regulasi tersebut serta sanksi yang ditetapkan bagi yang tidak menjalankannya, maka diharapkan perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan baik. Pelaksanaan CSR oleh perusahaan perlu diinformasikan kepada pihak eksternal terutama pengguna laporan keuangan yaitu investor agar diketahui. Hal ini diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),2012) tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian Tanggung jawab atas Laporan Keuangan paragraf 09 yang menyatakan bahwa industri dimana lingkungan hidup memiliki peranan penting dapat menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.X.K.6 tahun 2012 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik juga mengatur pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan (annual report) untuk perusahaan go public. Selain diungkapkan dalam laporan tahunan, CSR dapat diungkapkan secara terpisah dalam sustainability report. Peraturan Bapepam-LK No.X.K.6 tahun 2012 juga dijelaskan bahwa pengungkapan CSR dapat mencakup pengungkapan lingkungan hidup, pengungkapan praktik

4 ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, pengungkapan pengembangan sosial dan kemasyarakatan, serta pengungkapan tanggung jawab produk. Pengungkapan CSR dapat dijadikan strategi keunggulan kompetitif perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholders. Stakeholders terutama investor membutuhkan informasi CSR yang dapat diperoleh melalui laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan tahunan memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan secara komprehensif baik mengenai informasi keuangan maupun non keuangan yang perlu diketahui oleh investor, calon investor, pemerintah, dan masyarakat (Junaedi, 2005). Investor menyorot pengungkapan CSR dalam laporan tahunan sebagai bahan pertimbangan investasi. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan lebih dihargai oleh investor (Sayekti dan Wondabio, 2007). Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan mendorong investor untuk merespon positif dengan melakukan keputusan investasi (Sayekti dan Wondabio, 2007). Keputusan investasi yang dilakukan oleh investor akan mempengaruhi harga saham. Harga saham ini mencerminkan nilai perusahaan sebagaimana didukung oleh Muliati (2010) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang diindikasikan dengan harga saham. Dalam persepsi investor, pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan menunjukkan

5 prospek keberlangsungan perusahaan. Investor akan menghargai perusahaan dengan melakukan permintaan saham perusahaan tersebut. Apabila permintaan saham lebih tinggi dari penawaran akan mengakibatkan harga saham menjadi tinggi sehingga nilai perusahaan juga meningkat. Dengan demikian, apabila perusahaan mengungkapkan CSR akan meningkatkan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan tersebut (Sayekti dan Wondabio, 2007). Ketika Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan perusahaan raksasa dunia di awal dekade tahun 2000an memacu organisasi internasional maupun regulator (pemerintah) melakukan analisis untuk menemukan sebab dari jatuhnya perekonomian tersebut dan ditemukan bahwa penyebab utamanya adalah lemahnya sistem tata kelola perusahaan (corporate governance). Lemahnya sistem tata kelola perusahaan mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan dan ini membuat investor bereaksi negatif yang menyebabkan penurunan nilai perusahaan (harga saham). Untuk mengatasi masalah tersebut, Organization for Economic Development (OECD) dan pemerintah berbagai negara menciptakan pedoman standar corporate governance. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) menjelaskan tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Perusahaan yang menerapkan good corporate governance akan memiliki kinerja baik sehingga menciptakan nilai tambah yang akan

6 meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini didukung Deni, Khomsiyah dan Rika (2004, dalam Ujiyanto dan Pramuka, 2007) yang menyatakan corporate governance sebagai salah satu elemen kunci yang memberikan struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran dari perusahaan sebagai sarana menentukan teknik monitoring kinerja yang meminimalkan asimetri informasi sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dalam agency theory, asimetri informasi muncul karena manajer mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan lebih banyak dibandingkan pemilik (pemegang saham). Corporate governance yang efektif diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang akan membantu meningkatkan citra perusahaan di mata para investor sehingga memacu peningkatan nilai perusahaan. Corporate governance terdiri atas 4 aspek yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Komite audit (Rustiarini, 2010). Penelitian ini menggunakan kepemilikan institusional karena kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini didukung oleh Rustiarini (2010) yang menyatakan bahwa meningkatnya kepemilikan saham oleh investor institusional menyebabkan tekanan kepada perusahaan untuk menerapkan good corporate governance pun semakin besar. Investor institusional yang memiliki kepemilikan besar memiliki akses informasi untuk mengimbangi banyaknya informasi yang dimiliki manajemen sehingga diharapkan dapat meminimalkan asimetri informasi. Efektivitas penerapan corporate governance

7 dapat diketahui dari harga saham perusahaan yang bersedia dibayar oleh investor. Hal ini juga didukung Utama (2003, dalam Herawaty, 2008) yang menyatakan corporate governance yang diterapkan dengan baik akan memberikan manfaat yaitu meningkatkan citra perusahaan yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Implementasi dan pengungkapan CSR merupakan salah satu wujud pelaksanaan prinsip corporate governance. Implementasi CSR yang berorientasi pada stakeholders sejalan dengan prinsip corporate governance yaitu responsibility dan pengungkapan pelaksanaan aktivitas CSR juga sejalan dengan prinsip transparansi. Corporate governance menyangkut tanggung jawab perusahaan kepada stakeholders terutama atas kegiatan ekonomi dan segala dampaknya, sedangkan CSR adalah kegiatan yang diselenggarakan perusahaan untuk menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat di luar kegiatan utama perusahaan. Kepemilikan institusional sebagai bagian dari corporate governance mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat jika lembaga institusi mampu menjadi alat pemonitoran yang efektif (Rustiarini, 2010). Kepemilikan institusional dalam proporsi besar mempunyai peranan dalam monitoring perusahaan sehingga mampu memberikan tekanan agar pelaksanaan good corporate governance berjalan. Apabila perusahaan telah melaksanakan good corporate governance, maka sudah seharusnya perusahaan juga melaksanakan CSR sebagai wujud kepedulian perusahaan pada lingkungan sosial. Aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan.

8 Perusahaan yang memiliki kinerja CSR yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kinerja CSR yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon negatif melalui penurunan harga saham. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproses bahan mentah hingga menjadi bahan jadi yang melibatkan berbagai sumber bahan baku, proses produksi, dan teknologi. Proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur akan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya baik pada saat proses pengambilan bahan baku, pemrosesan, maupun pengelolaan limbah sehingga perusahaan manufaktur akan lebih memperhatikan pelaksanaan CSR. Periode penelitian adalah tahun 2010-2012 dimana merupakan periode data perusahaan yang terbaru sehingga relevan untuk diteliti dan merefleksikan keadaan perusahaan saat ini. Selain itu, pada tahun 2008 sampai awal tahun 2009 terjadi krisis keuangan dunia yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Maka, agar hasil penelitian yang dilakukan tidak bias maka periode penelitian dimulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. 1.2. Perumusan Masalah Dari penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah: Apakah pengungkapan Corporate Social

Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating? 9 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaandengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan diperoleh dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat akademik Dapat digunakan sebagai acuan atau pembanding bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan institusional sebagai variabel moderating. 2. Manfaat Praktis a. Investor dapat mempertimbangkan informasi CSR dan pelaksanaan good corporate governance di perusahaan agar investasi yang dilakukan memberikan keuntungan karena dua faktor tersebut mempengaruhi nilai perusahaan. b. Perusahaan dapat menerapkan CSR dan good corporate governance karena dua faktor ini dipertimbangkan oleh

investor dalam melakukan investasi di perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. 10 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis dan model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang desain penelitian, identifikasi variabel, definisi dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, serta teknis analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasannya. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini memuat simpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.