BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pembelajaran IPA di SD Negeri Pakis

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman di dunia mendorong pendidikan untuk. dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. universal yang dilakukan oleh manusia. Dengan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. bercitarasa tinggi, serta teknik penyajiannya yang benar. Dan Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I P E N D A H U L U A N

Oleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK Pelita merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di kota Salatiga. SMK Pelita memiliki beberapa program keahlian yaitu Perhotelan, Akuntansi, Pemasaran dan Tehnik Komputer dan Jaringan. SMK Pelita memiliki 44 guru dan 244 siswa. Program keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa. SMK Pelita memiliki mata pelajaran yang tergolong antara 3 jenis yaitu normatif, adaptif, dan produktif. Salah satu mata pelajaran normatif pada program keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan adalah mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman dan penjelasan. Selain itu dalam menyampaikan mata pelajaran IPS tersebut juga membutuhkan metode pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa sehingga apa yang diajarkan oleh guru dapat dimengerti dengan baik oleh siswa. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMK Pelita Salatiga memiliki kebiasaan mengajar metode konvensional dengan ceramah bervariasi, guru hanya menjelaskan dan memberi catatan tanpa menghiraukan apa yang siswa lakukan di dalam kelas. Siswa hanya duduk diam dan mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi pasif di kelas. Metode pembelajaran tersebut kurang meningkatkan keaktifan siswa. Guru adalah sarana penyampai materi pembelajaran dan dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. 1

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 Guru yang efektif dan kompeten secara professional memiliki kemampuan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan Penguatan (reinforcement), serta memiliki kemampuan untuk peningkatan diri. 2 Guru juga membimbing siswa agar dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan mampu membantu siswa untuk memecahkan masalah tentang materi yang diajarkan. Berdasarkan gejala tersebut maka dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Kontekstual (Contextual Teaching Learning). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3 Model pembelajaran seperti ini merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi kehidupan nyata kedalam kelas, dan mendorong siswa 1 Sanjaya, W. 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Hal. 2 2 Mulyasa, E. 2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal. 147 3 Sanjaya, W, op. cit. hal. 253 2

membuat hubungan dengan pengetahuan yang dimiliki dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan seperti ini dapat melatih siswa untuk berfikir ketika memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih menyenangkan karena secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata siswa. Model pembelajaran seperti ini menjadikan siswa agar lebih termotivasi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa secara individu maupun kelompok. Model pembelajaran Inkuiri berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) melibatkan partisipasi siswa untuk menemukan sendiri dan mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata. Kemudian mendorong siswa untuk memiliki rasa ingin tahu dengan cara siswa mengajukan pertanyaan dan menciptakan masyarakat belajar karena suatu pengetahuan dan pemahaman siswa didukung dengan banyaknya interaksi dengan orang lain yaitu teman sekelas. Didalam kelompok belajar tersebut memunculkan suatu model pembelajaran, sebagai contoh peraga dalam proses pembelajaran yang kemudian melakukan refleksi pada akhir pertemuan serta melakukan penilaian nyata untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3

1.2 Permasalahan Seharusnya dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, metode pembelajaran yang sesuai dapat mendorong aktivitas belajar siswa, aktivitas siswa dalam proses belajar akan menciptakan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa saling melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari diri siswa akan mengakibatkan pula tumbuhnya pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. Tetapi dalam kenyataanya guru IPS di SMK Pelita Salatiga masih menggunakan metode konvensional dengan ceramah bervariasi pada kompetensi dasar mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional, sehingga guru lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya mencatat dan mengumpulkan tugas yang kemudian tidak dibahas didalam kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kurang memiliki interaksi antara guru maupun dengan siswa, cenderung tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga suasana kelas menjadi pasif. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terbukti ada beberapa siswa yang asyik mengobrol sendiri dengan teman disamping tanpa mengiraukan guru yang sedang menjelaskan, ada beberapa siswa asyik bermain handphone yang disembunyikan di laci meja. 4

Bahkan ada siswa yang terlihat tidur dikelas dan makan di dalam kelas pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru tidak membiasakan siswa untuk membuat kelompok-kelompok diskusi serta tanya jawab sebagai tempat untuk mengemukakan gagasan atau pendapat sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa kelas XI D Program Keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan pada kompetensi dasar mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 19 siswa dari 36 siswa yaitu 70. Upaya perbaikan pembelajaran dan nilai peserta didik agar meningkat dapat menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran inkuiri berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidaupan mereka sehari-hari. 4 Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah melalui Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan aktivitas kelompok dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di 4 Muslich, M. 2008, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta, Bumi Aksara, hal. 41 5

masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional pada siswa kelas XI Program Keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan Semester II Tahun pelajaran 2011/2012 di SMK Pelita Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran Inkuiri berbasis Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan aktivitas kelompok dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kompetensi dasar mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada di masyarakat setempat dalam kaitannya dengan budaya nasional untuk siswa kelas XI Program Keahlian Tehnik Komputer dan Jaringan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMK Pelita Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci penelitian ini dapat bermanfaat bagi: A. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan sarana dan masukkan khususnya bagi guru IPS dan guru-guru lainnya tentang metode pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPS. B. Bagi Siswa Penelitian ini sebagai sarana meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran normatif IPS. 6

C. Bagi SMK Pelita Penelitian ini untuk memberikan sumbangan yang positif dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dan mutu pendidikan. 7