Unnes Journal of Biology Education

dokumen-dokumen yang mirip
Unnes Journal of Biology Education

Lembaran Ilmu Kependidikan

Unnes Science Education Journal

Unnes Journal of Biology Education

Unnes Journal of Biology Education

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Unnes Science Education Journal KUNCI DETERMINASI DAN FLASHCARD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INKUIRI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SMP

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

Unnes Physics Education Journal

Unnes Journal of Biology Education

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Edu Elektrika Journal

Joyful Learning Journal

Unnes Journal of Biology Education

Unnes Journal of Biology Education

Unnes Journal of Biology Education

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Joyful Learning Journal

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Indonesian Journal of History Education

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Journal of Mechanical Engineering Learning

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

KEEFEKTIFAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MATERI LINGKARAN

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Unnes Journal of Biology Education

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Resha Fitriani, Hernawan. Keywords: Teaching practice based on the environment, learning outcomes, IPA.

Unnes Journal of Biology Education

Pancasakti Science Education Journal

Joyful Learning Journal

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 3 PADANG

Unnes Journal of Biology Education

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Economic Education Analysis Journal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Unnes Journal of Biology Education

Journal of Physical Education, Health and Sport

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

Ayu Rizky F 10, Pujiastuti 11, Iis Nur Asyiah 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 53-57

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Yustini Yusuf, Arnentis dan Siski Yusika Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Joyful Learning Journal

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Economic Education Analysis Journal

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Joyful Learning Journal

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

Unnes Journal of Biology Education

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Transkripsi:

Unnes.J.Biol.Educ. 2 (3) (2013) Unnes Journal of Biology Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb PENERAPAN MODEL STUDI LAPANGAN PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH Mu iz Abdul, Parmin, Eling Purwantoyo Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229 Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Oktober 2013 Disetujui Desember 2013 Dipublikasikan Oktober 2013 Keywords: Model field study; the environment as a learning resource; biodiversity materials; learning outcomes; Abstrak Salah satu jenis proses pembelajaran yang mendukung pengembangan kompetensi siswa dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar adalah proses pembelajaran dengan model Studi lapangan. Studi lapangan adalah suatu model pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang berupa kunjungan ke suatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian dari seluruh kegiatan akademis, terutama dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Studi lapangan merupakan suatu bentuk model pembelajaran di luar ruangan dengan memanfaatkan media asli yang ada di alam / lingkungan sekitar. SMA Negeri 1 Gebog mempunyai lingkungan sekolah yang cukup luas dan dapat digunakan sebagai sumber belajar seperti lapangan rumput, taman kelas, kolam ikan, dan kebun sekolah. Ditempat-tempat tersebut terdapat berbagai jenis makhluk hidup yang dapat dijadikan sumber belajar pada materi keanekaragaman hayati. Hasil analisis dari kedua kelas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari kedua kelas adalah tersebut adalah 82,5% dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Kegiatan pembelajaran materi keanekaragaman hayati melalui model pembelajaran Studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar mengarahkan siswa untuk memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar. Abstract One type of learning processes that support the development of student competence in exploring and understanding the environment is a learning process with the model field study. The field study is a model of learning with the learning activities include a visit to a place outside the classroom are implemented as part of all academic activities, especially in order to achieve the learning objectives. The field study is a form of outdoor learning models using the original media in nature / environment. SMA Negeri 1 Gebog have a school environment that is quite extensive and can be used as learning resources such as lawn, garden classes, fish pond, and a school garden. In these places there are different kinds of living things can be a source of learning on biodiversity material. The results of the analysis of both classes can be seen that the average value of the two classes is was 82.5% with 87.5% classical completeness can be seen in the table, the data is more in the appendix. Activity learning materials biodiversity through fieldwork learning model by using the environment as a learning resource directing students to maximize learning and provide hands-on experience to students in learning. 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: E-mail: muiz2403@gmail.com ISSN 2252-6579

PENDAHULUAN A Mu iz dkk. / Unnes Journal of Biology Education2 (3) (2013) Hasil wawancara dengan guru biologi kelas X di SMA Negeri 1 Gebog metode yang digunakan dalam pembelajaran materi keanekaragaman hayati adalah ceramah dan diskusi yang disertai dengan media LCD. Hasil belajar siswa masih di bawah nilai ketuntasan minimal. Guru kurang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan jarang mengajak siswa melakukan eksplorasi lingkungan sekitar dalam pembelajaran. Hal ini membuat menurunnya minat dan aktivitas siswa yang didapatkan dari hasil wawancara terhadap siswa dan terlihat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, diskusi disertai media LCD di kelas. Pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Randler (2008) menemukan perbedaan hasil belajar dari pembelajaran didalam kelas dan luar kelas pada materi identifikasi species. Penelitian tersebut mendapatkan hasil pembelajaran luar kelas memberikan nilai kognitif yang lebih tinggi dibanding pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran luar kelas juga meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan (Dillon et al. 2006). Materi keanekaragaman hayati merupakan salah satu materi dalam pembelajaran biologi kelas X semester gasal. Kompetensi dasar yang diharapkan mampu dicapai oleh siswa adalah Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan. Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran materi keanekaragaman hayati nampaknya diperlukan adanya pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Gebog. Mata pelajaran Biologi dalam pembelajarannya berkenaan dengan gejala-gejala alam baik yang berupa benda maupun peristiwa alam, sumber belajar dari alam sangatlah diperlukan karena sumber belajar dapat memudahkan siswa untuk belajar. Pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar dapat dilaksanakan dengan model 337 pembelajaran Studi lapangan yang akan memberikan kesempatan kepada guru untuk tidak hanya bercerita secara verbal sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bersifat konkrit dan siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Gebog dengan model Studi lapangan pada materi keanekaragaman hayati dengan memanfaatkan lingkungan sekolah. Diharapkan nantinya dengan pengamatan secara langsung, siswa memperoleh gambaran nyata mengenai tentang keanekaragaman hayati di lingkungan sekolah. Selanjutnya siswa akan lebih mudah memahami tentang materi keanekaragaman hayati. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain One shot case study. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 sebanyak sepuluh kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik convenient sampling. Sampel terdiri atas kelas X-6 dan kelas X-8 yang berjumlah 64 siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model studi lapangan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Gebog. Variabel terikat adalah skor hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Gebog. Hasil penelitian meliputi aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pembelajaran materi keanekaragaman hayati melalui model pembelajaran Studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar mengarahkan siswa untuk memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar. Kegiatan pada pembelajaran siswa diminta oleh guru untuk mengamati langsung di lingkungan sekitar sekolah secara berkelompok, menjawab pertanyaan pada LKS,

mendiskusikannya, dan mempresentasikan di depan kelas, kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Melalui kegiatan tersebut siswa bisa lebih optimal kemampuan belajarnya dan memperoleh pengetahuan sendiri melalui pengamatan. Model pembelajaran digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar, baik itu kognitif, afektif maupun psikomotor. Melalui pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan, siswa dapat menemukan konsep sendiri, pengetahuan dan pemahaman siswa akan lebih kuat sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. Meskipun demikian, masih ada 5 siswa (16%) kelas X-6 dan 3 siswa (9%) kelas X-8 yang masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 70. Siswa yang belum tuntas hasil belajar dalam penelitian ini diduga karena siswa kurang kesiapan belajar dan perbedaan persepsi tiap siswa tentang pemahaman yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh data tanggapan siswa, yaitu 16% siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan dan 5% siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran. Ini disebabkan karena siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak berani bertanya ketika masih belum paham terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga siswa tidak paham terhadap materi yang disampaikan dan hasil belajarnya belum mencapai batas ketuntasan minimal. Penerapan model Studi lapangan terhadap hasil belajar siswa pada kedua kelas yakni kelas X-6 dan X-8 pada pembelajaran materi keanekaragaman hayati berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa yakni nilai rata rata dari kedua kelas tersebut adalah 82,5% dengan ketuntasan klasikal 87,5% dapat dilihat pada tabel 1. Hasil tersebut didapat karena dengan penerapan model Studi lapangan siswa diajak langsung untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar mengenai keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar sekolah. Dengan siswa melakukan pengamatan secara langsung inilah siswa lebih dapat memahami tentang materi keanekaragaman hayati. 338 Tabel 1. Hasil belajar siswa materi ekosistem kelas X-6 dan X-8 Komponen Kelas X-6 Kelas X-8 Siswa Nilai tertinggi 94 95 Nilai terendah 63 65 Nilai rata-rata 82 83 Siswa tuntas belajar 27 29 (KKM 70) Siswa tidak tuntas 5 3 belajar % Ketuntasan belajar 84 91 klasikal % Ketidaktuntasan belajar klasikal 16% 9% Tabel 1. menunjukkan bahwa 84% siswa kelas X-6 dan 91% siswa kelas X-8 telah mencapai ketuntasan belajar 70. Meskipun demikian, masih ada 5 siswa (16%) kelas X-6 dan 3 siswa (9%) kelas X-8 yang masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 70. Siswa yang belum tuntas hasil belajar dalam penelitian ini diduga karena siswa kurang kesiapan belajar dan perbedaan persepsi tiap siswa tentang pemahaman yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh data tanggapan siswa, yaitu 16% siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan dan 5% siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran. Ini disebabkan karena siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak berani bertanya ketika masih belum paham terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sehingga siswa tidak paham terhadap materi yang disampaikan dan hasil belajarnya belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan nilai hasil belajar dan ketuntasannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam pembelajaran terdapat tiga faktor yang berperan, yaitu siswa sebagai subyek didik, guru sebagai motivator dan fasilitator, lingkungan sebagai faktor pendukung yang saling mempengaruhi. Adanya ketersediaan sumber belajar akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dapat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai (Sari 2006). Penelitian Zandvliet (2007) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran di dalam kelas pada materi yang berbasis lingkungan. Keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan nilai hasil belajar dan ketuntasannya dipengaruhi oleh tiga faktor yang berperan, yaitu siswa sebagai subyek didik, guru sebagai motivator dan fasilitator, lingkungan sebagai faktor pendukung yang saling mempengaruhi. Penerapan model Studi lapangan terhadap hasil belajar siswa pada kedua kelas yakni kelas X-6 dan X-8 pada pembelajaran materi keanekaragaman hayati berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa yakni nilai rata rata dari kedua kelas tersebut adalah 82,5% dengan ketuntasan klasikal 87,5% dapat dilihat pada tabel 1. Hasil tersebut didapat karena dengan penerapan model Studi lapangan siswa diajak langsung untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar mengenai keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar sekolah. Dengan siswa melakukan pengamatan secara langsung inilah siswa lebih dapat memahami tentang materi keanekaragaman hayati. Data aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran Studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar pada materi keaneklaragaman diperoleh melalui observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data aktivitas siswa disajikan pada tabel 2. Pada pertemuan pertama di lingkungan sekitar, aktivitas siswa yang diamati meliputi 6 aspek, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, aktivitas siswa dalam bertanya, ketrampilan siswa dalam bekerja secara kelompok, aktivitas siswa dalam pengamatan di lingkungan sekolah, aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS, keterampilan siswa dalam mencatat hasil pengamatan/praktikum dengan skor maksimal dari 6 aspek sebesar 18 dan dihitung dalam presentase sebesar 100%. Dilihat dari aspek aktivitas siswa, presentase yang tinggi ditemukan pada aspek ketrampilan siswa dalam memdengarkan penjelasan guru dan aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekolah, yaitu sebesar 81% dan 71%. Hal ini dikarenakan suasana pembelajaran baru sehinggga siswa begitu antusias untuk mengikutinya. Pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan sumber belajar asli yakni lingkungan sekolah yang dirancang peneliti. Tabel 2. Aktivitas siswa selama pembelajaran kelas X-6 dan X-8 Kelas X-6 Kelas X-8 Kriteria keaktifan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan I II I II Sangat aktif 6 20 16 - (18,75 %) (62,5%) (50%) Aktif 20 12 20 14 (62,5%) (37,5%) (62,5%) (43,75%) Cukup aktif 6 9 2 - (18,75 %) (28,13%) (6,26%) Kurang aktif - - 3 (9,38%) - Tidak aktif - - - - Jumlah (100%) (100%) (100%) (100%) 339

Pada pembelajaran ini siswa berperan aktif dalam menemukan hal-hal baru. Hal ini juga didukung oleh data tanggapan siswa, yaitu sebesar 84% siswa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran sehingga siswa mudah memahami materi dan hasil belajarnya mencapai ketuntasan minimal. Aspek aktivitas yang paling rendah ditemukan pada aspek keterampilan siswa bekerja secara kelompok, yaitu 65%. Hal ini diduga karena siswa masih belum terbiasa dengan kegiatan berdiskusi dengan banyak teman dalam menemukan sebuah permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu membantu siswa untuk memperoleh lebih banyak pengalaman belajar, misalnya dengan sering mengajak siswa melakukan diskusi kelompok. Guru diharapkan bisa memberikan perhatian, melakukan pendekatan serta menumbuhkan motivasi untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Data aktivitas siswa berikutnya diperoleh pada saat diskusi dan presentasi di dalam kelas pada pertemuan kedua. Aspek yang diamati meliputi 5 aspek, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, aktivitas siswa dalam bertanya, ketrampilan siswa dalam bekerja secara kelompok, aktivitas siswa dalam kegiatan presentasi, dan kemampuan siswa membuat kesimpulan. Kelas X-6 mendapatkan hasil 96 % siswa masuk kategori aktif dan sangat aktif. Di kelas X-8 didapatkan hasil 78% siswa masuk kategori aktif dan sangat aktif. Rata-rata dari dua kelas, aktivitas tinggi saat diskusi sudah mencapai 83% siswa, sedangkan target yang diharapkan adalah 70% siswa memiliki aktivitas tinggi. Jadi penelitian ini telah berhasil meningkatkan aktivitas siswa saat kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran. Aspek aktivitas siswa yang tinggi ditemukan pada perhatian siswa terhadap penjelasan guru, yaitu 81%. Hal ini dikarenakan setelah melaksanakan pembelajaran di lingkungan sekolah, siswa menjadi lebih paham dan tertarik memperhatikan penjelasan dari guru, sedangkan aspek aktivitas siswa yang terendah pada aktivitas siswa bekerja mengerjakan LKS secara berkelompok yang hanya 60%. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum memiliki keberanian bertanya, mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat siswa lain. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu membantu siswa untuk memperoleh lebih banyak pengalaman belajar, misalnya dengan sering mengajak siswa melakukan diskusi kelompok pada pembelajaran materi lain. Guru diharapkan bisa memberikan perhatian, melakukan pendekatan serta menumbuhkan motivasi untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Aktivitas siswa pada pertemuan kedua mengalami kenaikan dibanding pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Siswa mendapatkan pengalaman baru yang sebelumnya belum mereka dapatkan. Rasa antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa menumbuhkan minat dan motivasi yang berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa saat pembelajaran kembali dilaksanakan di dalam kelas. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa (Zakaria & Zanaton 2007). Selain itu pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar disertai dengan pendekatan, metode maupun model pembelajaran yang dibuat dengan matang di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Metode pembelajaran yang diterapkan pada suatu kelas dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kelas tersebut. Pembelajaran di luar kelas dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa (Sari 2006). Berdasarkan hasil rekapitulasi, terdapat beberapa siswa yang belum tuntas tetapi termasuk kriteria sangat aktif. Hal ini karena 340

siswa mendapatkan nilai yang terlalu rendah saat postest. Pada umumnya siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi cenderung mempunyai hasil belajar yang tinggi pula. Hal tersebut sesuai sesuai dengan penelitian Anggraito et al (2006) bahwa aktivitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Tetapi, belum tentu siswa dengan aktivitas belajar tinggi mencerminkan bahwa siswa tersebut memahami materi yang dibahas. Siswa menjadi banyak bertanya, menulis, dan berinteraksi dengan siswa lainnya karena siswa tersebut belum atau tidak memahami. Hal ini menyebabkan siswa tidak tuntas belajar walaupun memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi. Namun, ada juga siswa yang kelihatannya kurang aktif tetapi memiliki hasil belajar yang cukup baik. Dengan demikian, hasil belajar kognitif dapat dipengaruhi oleh kadar aktivitas siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Studi lapangan pada materi keanekaragaman hayati dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar mampu mengaktifkan siswa. Pembelajaran dengan model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dan melakukan proses sains sehingga membuat siswa selalu beraktivitas, tidak hanya mendengar dan mencatat materi secara teoritis. Dillon J, Rickinson, Teamey, Morris, Choi, Sanders & Benefleld. 2006. The Value of Outdoor Learning: Evidence from Research in the UK and Elsewhere. School Science Review : 107-112 Randler C. 2008. Teaching Species Identification A Prerequisite for Learning Biodiversity and Understanding Ecology. Eurasia Journal of Mathematics, Science &Technology Education 4 (3):223-231. Sari K. 2006. Pembelajaran di Luar Kelas dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Bersama untuk Meningkatkan Motivasi Belajar. Jurnal Penelitian Pendidikan. On line at http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/10.%20ka rtikasari%20um%20metro.pdf [diakses 8 Agustus 2012] Zakaria E. & Zanaton. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics. Journal of Science and Tecnology Education. 3 (1) : 35-39. Zandvliet D. 2007. Learning Environment for Environmental Education. Paper Presented at the Australian Association for Research in Education (ARRE). SIMPULAN Penerapan model pembelajaran Studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar pada dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gebog. DAFTAR PUSTAKA Anggraito U., Aditya M & Palupi D. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Kerja Ilmiah melalui Pembentukan Kelompok Kooperatif STAD dalam Penilaian Autentik. Jurnal penelitian pendidikan 1 (22) 37-43. Semarang: Lembaga Penelitian UNNES. 341