NSDA DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Deputi Bappenas Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

dokumen-dokumen yang mirip
3.5.4 Analisis Skala Optimal Prosedur Analisis

KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

PDRB HIJAU SEKTOR KEHUTANAN MELALUI PENDEKATAN NILAI EKONOMI JASA LINGKUNGAN. Emi Roslinda

PDRB HIJAU (KONSEP DAN METODOLOGI )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVITALISASI KEHUTANAN

Pengertian Produk Domestik Bruto

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

RPP INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN HIDUP

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB V SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN. Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi. Pasal 242. Pasal 243. Pasal 244

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA SETARA DENGAN ESELON I

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

RESOURCES ACCOUNTING VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

Sistem Neraca Lingkungan dan Ekonomi Terpadu (Sisnerling), 2011

PENDAHULUAN ,87 Milyar atau senilai 14,99 % dari Produk Domestik Bruto

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

BAB I. PENDAHULUAN I. 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Peta Kompetensi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan/ESPA4317/3 SKS TIU: mahasiswa dapat menerapkan teori-teori ekonomi dalam pengelolaan sumber

KEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

RAPAT KOORDINASI NASIONAL KEMARITIMAN TMII - Jakarta, 4 Mei 2017

Jakarta, 10 Maret 2011

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

PENGUKURAN KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN UNTUK RPJMN PENDEKATAN DUKUNGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Visi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Transkripsi:

NSDA DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Deputi Bappenas Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Sambutan dalam Rapat Koordinasi/Temu Karya Nasional Penyusunan Neraca Sumberdaya Alam Daerah Kemendagri, Jakarta, 3 Juli 2012

4 HAL PENTING DALAM NSDA 1. Perluasan definisi SDA 2. Apa itu neraca SDA 3. Mengapa perlu ada neraca SDA 4. Peran NSDA Dalam rencana pembangunan nasional.

PENDAHULUAN 1. Indonesia merupakan salah satu negara yang pembangunannya masih berbasis pada sumber daya alam modal ekonomi dan sistem penunjang kehidupan. 2. Sumbangan sektor berbasis sumber daya alam terhadap perekonomian nasional: a. Sekitar 30% (33,24% pada tahun 2000 dan 31,87% pada tahun 2005). b. Menyerap tenaga kerja cukup besar: sekitar 44% penduduk bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan; dan 1% bekerja pada sektor pertambangan (2006). 3. Pada saat yang bersamaan, pemanfaatan SDA Menghasilkan beragam dampak lingkungan di berbagai tempat. UNTUK ITU PERLU: Mengetahui status sumber daya alam yang ada dari waktu ke waktu; baik status mengenai mengenai cadangan/potensi yang masih ada, rencana waktu waktu dan tingkat pemanfaatan, serta tingkat kerusakannya

NSDA-LH 1. NSDA: potret ketersediaan setiap jenis sumber daya alam, volume yang ada, tingkat penggunaan dan pengambilannya. 2. Disusun untuk: mengetahui besarnya cadangan awal sumber daya alam yang dinyatakan dalam aktiva, dan besarnya pemanfaatan yang dinyatakan dalam pasiva, perubahan cadangan dapat diketahui dari waktu ke waktu. 3. Cakupan a. Lama: minyak, gas, hasil tambang dan kayu, b. Baru: ditambah ketersediaan air, lahan, udara dan tingkat pencemarannya (kualitasnya) dan kehati. 4. NSDA: dapat disajikan dalam bentuk neraca fisik atau neraca moneter.

MENGAPA PERLU NSDA-LH 1. Sebagai salah satu basis penyusunan kebijakan dan program pembangunan sumber daya alam. 2. Melalui NSDA, para pengambil kebijakan dapat: a. Mengetahui perubahan jumlah, fungsi, dan status sumber daya alam. b. Menganalisis keterkaitan antara pengaruh degradasi lingkungan dan deplesi sumber daya alam c. Menganalisis keterkaitan dengan pendapatan nasional, dan lebih penting lagi adalah pendapatan masyarakat dan kualitas kehidupan masyarakat sekitar SDA alam tersebut.

PERAN NSDA-LH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL 1. Perumusan Pembangunan yang berkelanjutan, khususnya Prioritas Nasional 9, yaitu Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana khususnya program konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 2. Mendukung pelaksanaan MP3EI, untuk pengembangan ekonomi di 6 (enam) koridor ekonomi yang sebagian besar memanfaatkan SDA dan lahan untuk infrastruktur pendukung 3. Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan NSDA, antara lain: a. Masih ada keraguan akan kemampuan neraca SDALH dalam memberikan gambaran yang cukup akurat atas realita yang sesungguhnya terjadi. b. Keterbatasan data di suatu wilayah/ekosistem dan perbedaan kharakteristik wilayah/ekosistem menyulitkan untuk menghitung valuasi sumber daya. c. Adanya perbedaan konseptual antara neraca sumber daya alam dengan PDB konvensional, sehingga sering timbul kerancuan dalam penggabungan menjadi PDB hijau atau ukuran lain yang disepakati. Kendala yang ketiga ini dapat dibicarakan kemudian setelah tantangan 1 dan 2 dapat dilengkapi.

PENUTUP 1. NSDA berisi informasi yang komprehensif Bappeda, sebagai institusi perencanaan di daerah mempunyai peran dan kepentingan yang jelas dalam penyusunan neraca sumber daya alam daerah. 2. Penyusunan NSDA perlu memperhatikan kondisi SDA yang kemungkinan melewati batas administrasi daerah sinergi secara nasional. 3. Untuk pelaksanaannya, perlu koordinasi Kementerian PPN/Bappenas-Kemendagri, BPS dan BIG dan bbrp lembaga terkait untuk penyusunan NSDA Daerah terintegrasi. 4. Kualitas dan akurasi data dan informasinya dan kapasitas pemeliharaan serta update.

TERIMA KASIH