ANALISIS KROMOSOM JAHE (Zingiber officinale var. officinale) Chromosomes Analysis Of Ginger (Zingiber Officinale Var. Officinale)

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS POLA PITA-C KROMOSOM TANAMAN SALAK JANTAN DAN BETINA (Salacca zalacca var. zalacca)

SKRIPSI KAJIAN KARIOTIPE TANAMAN SAWO (ACHRAS ZAPOTA) Oleh Erni Yulianingsih H

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

SKRIPSI. ANALISIS KROMOSOM PADA ANGGREK ALAM JAWA TIMUR (Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne speciosa dan Dendrobium crumenatum)

STUDI KARAKTERISASI ANGGREK SECARA SITOLOGI DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

JUMLAH DAN PANJANG ABSOLUT KROMOSOM BAWANG MERAH KULTIVAR SAMAS (ALLIUM ASCALONICUM L. CV. SAMAS) ABSTRAK

ANALISIS SITOGENETIKA TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) JOGOROGO SKRIPSI. Oleh Arini Sarasmiyarti H

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

V. IDENTIFIKASI KROMOSOM PADA ANYELIR (Dianthus caryophyllus Linn.) MUTAN

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PENGARUH KONSENTRASI KOLKHISIN PADA BEBERAPA ANGGREK ALAM Phalaenopsis spp. SKRIPSI. Program Studi Agronomi

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

STUDI KROMOSOM TANAMAN MATA KUCING (Dimocarpus malesianus Leenh.) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BUAH

Tabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KERAGAMAN MORFOLOGI DAN JUMLAH KROMOSOM TANAMAN SRI REJEKI (Aglaonema sp.) VARIETAS DUD UNJAMANEE SKRIPSI OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SQUASH AKAR BAWANG

ANALISIS KARIOTIPE UJUNG AKAR BAWANG MERAH DAN TEMBAKAU

KARYOTIPE KROMOSOM KANTONG SEMAR (Nepenthes reinwardtiana Miq. dan Nepenthes tobaica Danser.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENCET (SQUASH) SKRIPSI

Perbandingan Kariotipe Huia sumatrana (Anura: Raniadae) Dari Padang Dan Pasaman

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (79):

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Anggrek

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KROMOSOM UJUNG AKAR BAWANG MERAH

JURUSAN/ PROGRAM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

KAJIAN FENOTIPE TANAMAN JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale var. officinarum) AKIBAT PERLAKUAN KOLKISIN

Kariotipe Rana chalconota Kompleks yang Terdapat di Sumatera Barat. Karyotype of Rana chalconota Complex in West Sumatera.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

Jahe untuk bahan baku obat

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin

ANALISIS METODE PEWARNAAN KROMOSOM TANAMAN JATI (Tectona grandis L.f.) TOFAN RANDY WIJAYA

IDENTIFIKASI KARYOTIPE TERUNG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) KULTIVAR BERASTAGI SUMATERA UTARA

ANALISIS JUMLAH KROMOSOM DAN ANATOMI STOMATA PADA BEBERAPA PLASMA NUTFAH PISANG (MUSA SP.) ASAL KALIMANTAN TIMUR

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

KARAKTER KROMOSOM EKALIPTUS (Eucalyptus pellita F. Muell.) HASIL INDUKSI EKSTRAK ETANOLIK DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus (L.) G. Don.

Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(2): (2004) 13

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP FENOTIPE DAN JUMLAH KROMOSOM JAHE (Zingiber Veronica officinale Rosc.) 1

TINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

APLIKASI KOLKHISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH SAWI (Brassica rapa)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 122/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE MERAH VARIETAS JAHIRA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Studi Sitotaksonomi pada Genus Zingiber

Karakterisasi Kromosom Stroberi (Fragaria vesca L. subsp. californica Cham. & Schltdl. cv. Californica) Hasil Poliploidisasi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan di Indonesia merupakan sumber plasma nutfah yang sangat potensial

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

SKRIPSI. PENGARUH KOLKISIN TERHADAP FENOTIPE PERTUMBUHAN AWAL DAN JUMLAH KROMOSOM TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L.) Oleh MARYATI H

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT. IDENTIFICA'I'ION OF PERIOD NEEDED EACH PHASE IN Pyrrosia lanceolata (L.) Farwell FERN ROOT CELLS DURING MITOSIS

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Desa Dolok Saribu Kabupaten Simalungun

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP MORFOLOGI, ANATOMI, DAN SITOLOGI ZURIAT KACANG TANAH HASIL PERSILANGAN INTERSPESIFIK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology journal homepage:

MODUL IV REPRODUKSI SEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN ANALISIS SITOLOGI TANAMAN DURIAN SUKUN (DURIO ZIBETHINUS MURR.) Skripsi. Jurusan/Program Studi Agronomi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jurnal Ilmu Kehutanan Journal of Forest Science

Praktikum Genetika. Modul 1 PENDAHULUAN. Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI HITAM (Glycine soya) AKIBAT PEMBERIAN KONSENTRASI KOLKISIN SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Subkelas : Hamamelidae; Ordo : Caryophyllales; Familia : Basellaceae; Genus :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 124/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE PUTIH KECIL VARIETAS HALINA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

STUDI KARYOTIPE GANYONG (Canna edulis Ker.) SEBAGAI DASAR PEMULIAAN TANAMAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah tanaman

HASIL. Tingkat perubahan warna, panjang kedalaman zona perubahan warna serta tingkat wangi dinyatakan dalam nilai rata-rata ± simpangan baku.

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

EFEK MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH

Karyotipe Kromosom pada Tanaman Bawang Budidaya (Genus Allium; Familia Amaryllidaceae)

Karyotipe Kromosom pada Allium sativum L. (Bawang Putih) dan Pisum sativum L. (Kacang Kapri).

KROMOSOM STICKY PADA KECAMBAH PADI (Oryza sativa L.) ASAL KABUPATEN BENGKALIS, RIAU TERKAIT CEKAMAN GARAM

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB IV METODE PENELITIAN. pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun di kota tersebut merupakan urutan ke-2

BAB 1 TIPE KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

RIZKI SITI NURFITRIA

Transkripsi:

ANALISIS KROMOSOM JAHE (Zingiber officinale var. officinale) Chromosomes Analysis Of Ginger (Zingiber Officinale Var. Officinale) Faizal Kusuma Yulianto 1) dan Parjanto 2) ABSTRACT The cytogenetic information of ginger (Z. officinale var. officinale) will be useful for breeding program of this crops. The chromosomes analysis of ginger has been done by squash-aceto orcein method. It was found that the chromosomes number of ginger was 2n = 24 (22 + 2B), chromosomes length were 2.41 ± 0.33 µm to 6.29 ± 0.36 µm. The intrachromosomal asymetry index was 0.249 ± 0.009 and the interchromosomal asymetry index was 0.295 ± 0.044. It was suggested that the karyotipe formula of ginger was 2n = 24 = (22 + 2B) = 8 m + 3 sm + 1B m, wich is consists of 8 pairs of metacentric chromosomes, 3 pairs of metacentric chromosome, and 1 pair of metacentric B chromosomes. Key words : chromosom, karyotipe, ginger, Zingiber officinale PENDAHULUAN Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan komoditas penting dalam pengusahaan tanaman obatabatan di Indonesia. Pemakaian jahe semakin meluas tidak hanya sebagai bahan rempah dan obat, tetapi juga sebagai bahan makanan, minuman dan kosmetika. Prospek pasar jahe akan semakin cerah dengan semakin meningkatnya jumlah kebutuhan terhadap jahe. Dikemukanan Sumarsono (2009), bahwa jenis biofarmaka yang paling banyak dibutuhkan adalah jahe, yakni sebesar 5.000 ton/tahun. Salah satu permasalahan dalam pengusahaan tanaman jahe adalah terbatasnya jumlah varietas/kultivar unggul sehingga perlu upaya pembentukan kultivarkultivar jahe unggul baru melalui program pemuliaan. Secara umum, sampai saat ini dikenal tiga macam/kultivar jahe, yakni jahe merah, jahe putih besar (jahe Gajah), dan jahe putih kecil (jahe Emprit). Jahe putih dibutuhkan dalam jumlah besar dibanding jahe merah. Pemuliaan jahe dapat diarahkan untuk membentuk varietas unggul yang mempunyai sifat-sifat: daya hasil tinggi, kandungan bahan kasiat obat (minyak atsiri) tinggi, dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Informasi genetika tanaman jahe, salah satunya adalah susunan kromosom (karyotipe), sangat berguna untuk mendukung program pemuliaan tanaman obat tersebut. Beberapa penelitian berkaitan dengan genetika jahe telah dilakukan. Erlin-Rachman (1998) telah mempelajari biologi perbungaan jahe merah. Setyawan (2002) telah meneliti keragaman varietas jahe berdasarkan kandungan kimia minyak atsiri. Upaya peningkatan ragam genetik tanaman jahe melalui keragaman somaklonal dengan teknik kultur jaringan telah dilakukan oleh Ika-Mariska dkk. (1996). Percobaan persilangan buatan jahe putih dengan jahe merah telah dilakukan namun belum berhasil karena tidak dapat terbentuk biji (Nurliani Bermawie et al., 1996). Makalah ini memaparkan hasil penelitian tentang analisis kromosom jahe, yang meliputi jumlah kromosom, ukuran panjang kromosom, bentuk kromosom, rumus karyotipe, dan indeks asimetri karyotipe. 1 Alumni Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS Surakarta 2 Staf Pengajar Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS Surakarta 60

BAHAN DAN METODE Bahan Tanam Bahan tanam yang digunakan adalah bibit tanaman jahe Putih Besar (Z. officinale var. officinale). Bibit ditanam dalam media tumbuh untuk menumbuhkan akar-akar baru yang bersifat meristimatis. Ujung akar yang aktif tumbuh (meristimatis) digunakan sebagai bahan pembuatan sediaan (preparat) untuk pengamatan kromosom. Pembuatan Sediaan Kromosom dengan Metode Pencet (Squase) Pembuatan sediaan kromosom meliputi: pengambilan bahan tanam, pra-perlakuan, fiksasi, maserasi (hidrolisis), pewarnaan, dan pemencetan (squase). Pengambilan bahan tanam dilakukan pada pukul 07.00 dengan memotong ujung akar yang meristimatis ± 5 mm. Pra perlakuan dengan merendam ujung akar dalam aquadest 5? 10 ºC selama 24 jam. Fiksasi dilakukan menggunakan larutan Carnoy 2 (6 etanol : 3 kloroform : 1 asam asetat glasial) selama 24 jam. Maserasi/ hidrolisis dilakukan dengan HCl 1N pada suhu ruang selama 10 menit. Pewarnaan menggunakan Aceto-orcein 2 % selama ± 24 jam. Pemencetan dilakukan dengan melatkaan ujung akar pada gelas preparat, ditetesi asam asetat 45 %, ditutup dengan gelas penutup, kemudian dipencet (squash). Pengamatan Kromosom Pengamatan dilakukan dengan mikroskop. Kromosom tahap metafase/prometafase yang menunjukkan penyebaran kromosom dengan baik dipotret dengan mikroskop-foto Nikon dan dibuat mikrografinya. Hasil cetak gambar kromosom digunakan untuk pengamatan jumlah, ukuran, dan bentuk kromosom. Pengamatan panjang kromosom meliputi panjang lengan pendek (p), panjang lengan panjang (q), dan panjang total (p+q) dilakukan dengan memaparkan gambar kromosom pada millimeter block kemudian diukur dengan mikrogarfi obyek mikrometer. Bentuk masingmasing kromosom ditentukan berdasarkan nisbah lengan kromosom (r = q/p) mengkuti cara Olinici cit.ciupercescu et al. (1990) sebagaimana dipaparkan pada Tabel 1. Tabel 1. Bentuk kromosom berdasarkan nisbah lengan kromosom Bentuk kromosom Analisis Kromosom HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio lengan (r = q/p) Metasentrik (m) 1, 0-1,7 Submetasentrik (sm) 1,7 3,0 Akrosentrik (t) 3,0 7,0 Telosentrik (T) > 7,0 Analisis kromosom dilakukan secara deskriptif berdasarkan gambar kromosom hasil pemotretan dan data pengamatan panjang dan bentuk kromosom. Susunan kromosom secara berpasangan (kromosom homolog) dan berurutan dari ukuran terpanjang sampai terpendek dipaparkan sebagai karyogram. Pasangan kromosom homolog ditentukan berdasarkan kemiripan ukuran dan bentuk kromosom. Berdasarkan rata-rata pengamatan panjang absolut dan nisbah lengan masing-masing kromosom disusun idiogram kromosom tanaman ginger. Indeks asimetri intrakromosomal dan interkromosomal ditentukan mengikuti Romero cit. Chen dan Roath (1995). Indeks asimetri intrakromosomal (A1) = 1 -, dengan bi adalah rata-rata lengan pendek tiap pasangan kromosom homolog, Bi adalah rata-rata lengan panjang tiap pasangan kromosom homolog, dan n adalah jumlah pasangan kromosom homolog. Indeks asimetri interkromosomal (A2) = SD/, dengan SD adalah standard deviasi panjang kromosom dalam suatu karyotipe dan adalah rata-rata panjang kromosom dalam suatu karyotipe. Jumlah Kromosom Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman jahe (Z. officinale var. officinale) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24 (Gambar 1, 2). Dikemukakan oleh Darlington dan Wylie (1955) bahwa Z. officinale memiliki jumlah kromosom 2n = 22 atau 2n = 22 + 2B. Dengan demikian, hasil penelitian ini membenarkan bahwa jumlah kromosom jahe adalah 2n = 22 + 2B (22 kromosom + 2 kromosom tamabahan). Suryo (1995) menyatakan bahwa dapat terjadi kelebihan kromosom baik pada haploid (n) maupun diploid (2n) yang disebabkan oleh adanya kromosom-kromosom tambahan yang dinamakan kromosom supernumerary atau kromosom B. Analisis Kromosom Jahe (Zingeber officinale var. officinale)... (Faizal Kusuma Yulianto dan Parjanto) 61

Gambar 1. Kromosom sel ujung akar jahe (Z. officinale var. officinale), 2n = 22 + 2B panjang berkisar antara 1,47 ± 0,24 µm sampai dengan 3,76 ± 0,60 µm, sedangkan lengan pendeknya berkisar antara 0,94 ± 0,10 µm sampai 2,94 ± 0,26 µm. Standar deviasi ukuran kromosom yang cukup besar pada penelitian ini (Tabel 2) kemungkinan disebabkan oleh perbedaan tingkat kondensasi kromosom-kromosom yang diukur. Pada umumnya ukuran kromosom tambahan (kromosom B) lebih kecil dari kromosom set normalnya (Suryo (1995). Oleh karena itu diusulkan bahwa kromosom B tanaman jahe adalah pasangan kromosom nomor 12 (terpendek). Bentuk Kromosom dan Karyotipe Gambar 2. Karyogram kromosom jahe Putih (Z. officinale var. officinale) Berdasar nisbah lengan panjang dan lengan pendek kromosom (q/p), jahe mempunyai kromosom berbentuk metasentris dan sub metasentris. Pasangan kromosom nomor 1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, dan 12 berbentuk metasentris, sedangkan pasangan kromosom nomor 2, 3, dan 7 dan berbentuk submetasentrik (Tabel 2). Selanjutnya, berdasarkan hasil penghamatan jumlah dan bentuk kromosom, diusulkan rumus karyotipe kromosom jahe adalah 2n = 22 + 2B = 8 m + 3 sm + 1 m (B), yakni terdiri atas 8 pasang kromosom metasentris, 3 pasang kromosom sub metasentris dan 1 pasang kromosom tambahan (kromosom B) berbentuk metasentris. Indeks Asimetri Karyotipe Gambar 3. Idiogram kromosom Z. officinale var. officinale disusun berdasarkan rata-rata panjang dan bentuk kromosom yang diuraikan pada Tabel 2 Panjang Kromosom Panjang total (lengan panjang + lengan pendek) kromosom jahe berkisar antara 2,41 ± 0,33 µm sampai 6,29 ± 0,36 µm. Hasil pengamatan panjang kromosom jahe secara rinci dipaparkan pada Tabel 2. Panjang lengan Nilai indeks asimetri intrakromosomal (A1) tanaman jahe adalah 0,249 ± 0,009, sedangkan nilai indeks asimetri interkromosomal (A2) adalah 0,295 ± 0,044. Nilai A1 yang kecil menunjukkan bahwa kromosom tanaman jahe cenderung berbentuk metasentrik. Nilai indeks asimetri interkromosomal (A2) digunakan untuk mengetahui variasi (keragaman) ukuran kromosom dalam satu karyotipe. Nilai indeks asimetri interkromosomal (A2) tanaman jahe yang kecil menunjukkan bahwa variasi (keragaman) ukuran kromosom dalam satu karyotipe tidak terlalu besar. Nilai indeks asimetri intrakromosomal dan interkromosomal yang kecil menunjukkan adanya kecenderungan kemirimpan bentuk dan ukuran antar kromosom. Oleh karen itu, pengamatan kromosom dengan teknik pemitaan kromosom (chromosom banding) dapat meningkatkan ketepatan identifikasi kromosom secara individual dan penentuan pasangan kromosom homolog. 62

Pasa-ngan Kromosom Tabel 2. Ukuran kromosom jahe (Z. officinale var. officinale) Panjang Kromosom ( X ± SD, µm) Nisbah Lengan panjang (q) Lengan pendek (p) Panjang total (q+p) lengan r = q/p Bentuk Kromosom 1 3,35 ± 0,12 2,94 ± 0,26 6,29 ± 0,36 1,15 m 2 3,76 ± 0,60 2,01 ± 0,34 5,77 ± 0,86 1,89 sm 3 3,26 ± 0,44 1,82 ± 0,44 5,08 ± 0,86 1,84 sm 4 2,58 ± 0,16 2,27 ± 0,15 4,85 ± 0,25 1,14 m 5 2,30 ± 0,18 2,01 ± 0,13 4,31 ± 0,24 1,15 m 6 2,14 ± 0,20 2,04 ± 0,12 4,19 ± 0,27 1,05 m 7 2,45 ± 0,38 1,39 ± 0,20 3,87 ± 0,51 1,76 sm 8 2,12 ± 0,26 1,35 ± 0,19 3,47 ± 0,43 1,58 m 9 1,69 ± 0,16 1,56 ± 0.16 3.25 ± 0.30 1,09 m 10 1,80 ± 0,15 1,26 ± 0,18 3,06 ± 0,21 1,45 m 11 1,57 ± 0,25 1,32 ± 0,16 2,89 ± 0,33 1,19 m 12 1,47 ± 0,24 0,94 ± 0,10 2,41 ± 0,33 1,55 m Keterangan: m = metasentrik, sm = submetasentrik KESIMPULAN Jahe (Z. officinale var. officinale) mempunyai jumlah kromosom 2n = 24 (22 + 2B), panjang kromosom berkisar 2.41 ± 0.33 µm sampai 6.29 ± 0.36 µm, dua macam bentuk kromosom (metasentris dan sub metasentris), indeks asimetri intrakromosomal sebesar 0,249 ± 0,009, dan indeks asimetri interkromosomal sebesar 0,295 ± 0,044. Berdasar hasil analisis sifat-sifat morfologi komosom, rumus karyotipe jahe adalah 2n = 24 (22 + 2B) = 8 m + 3 sm + 2B m, yakni terdiri atas 8 pasang kromosom metasentris, 3 pasang kromosom sub metasentris dan 1 pasang kromosom tambahan (kromosom tambahan) metasentris. SARAN Identifikasi kromosom jahe dengan teknik pemitaan kromosom (chromosome banding) perlu dilakukan untuk identifikasi kromosom secara individu dan penentuan pasangan kromosom homolog secara lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Bermawie, N. B. Martono, N. Ajijah, SF Syahid, dan Hadad EA. 2003. Status Pemuliaan Tanaman jahe. Perkembangan Teknologi TRO, 15(2): 39-56. Chen, W. and W.W. Roath. 1995. Karyotype of Cuphea lanceolata Ait. and Cuphea viscosissima Jacq. Crop Sci. 35: 246-250. Ciupercescu, D.D., J.Veuskens, A. Mouras, D. Ye, M. Briquet and I. Negrutiu. 1990. Karyotyping Melandrium album, a dioecious plant with heteromorphic sex chromosomes. Genome 33: 556-562. Darlington, C. D. dan A. P. Wylie. 1955. Chromosome Atlas of Flowering Plants. George Allen and Unwin LTD. London. Erlin-Rachman. 1998. Biologi Perbungaan Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc Var. Rubra). Berita Biologi 4 (4): 163-166. Ika-Mariska, D. Sukmadjaja dan S. Fatimah Syahid. 1996. Peningkatan Ragam Genetik Tanaman Jahe Melalui Keragaman Somaklonal. 1994. Buletin Litri No 7: 1-6. Analisis Kromosom Jahe (Zingeber officinale var. officinale)... (Faizal Kusuma Yulianto dan Parjanto) 63

Nurliani-Bermawie, Hadad E.A. dan Nur Ajijah. 1996. Plasma Nutfah dan Pemuliaan Tanaman Obat. Dalam Prosiding Forum Strategi dan Koordinasi Pengembangan Agroindustri Tanaman Obat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 115-132. Setyawan, A. D. 2002. Keragaman Varietas Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Berdasarkan Kandungan Kimia Minyak Atsiri. BioSMART 4 (2): 48-54. Sumarsono, T. 2009. Agrofarmasi Indonesia, Pasar dan Potensi. http://www.pikiran-rakyat.com/. Diakses tanggal 3 Januari 2009. Suryo. 1995. Sitogenetika. UGM Press, Yogyakarta. 64