APLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

WARUNG MATEMATIKA SEBAGAI PENGEMBANGAN KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS ANAK BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK)

PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (PEDAGOGIK): Disajikan Pada Konversi Hasil Diklat Gadik PAUD PLS FIP UPI 19 Oktober 2008

Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

Bingkai-Bingkai Akal Budi Felix Lengkong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS DAN KREATIF

OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN PERKULIAHAN FISIKA DASAR DAN PROFIL KECERDASAN MAJEMUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA TINGKAT I FKIP UNSWAGATI CIREBON 2014

KORELASI KECERDASAN SPASIAL TERHADAP MATHEMATICAL PROFICIENCY SISWA SEKOLAH DASAR KOTA BANDA ACEH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MULTIPLE INTELLIGENCES (KECERDASAN GANDA) UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER. Christina M. Laamena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKSI (PPR) DI SEKOLAH Serviam, educating, enhacing and caring, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory

BAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAPAT MENGOPTIMALKAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

PEMBELAJARAN BERGAYA SAINTIFIK Workshop Guru SMP, MPK Jakarta Timur, 3 Oktober 2015 Paul Suparno, S.J. Universitas Sanata Dharma

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB IV ANALISIS KONSEP KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

Dewi Ayu Kusumaningtias, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

RELASI GURU-MURID-BIDANG STUDI BAGI GURU SEJATI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa

PEMBELAJARAN SEJARAH SASTRA YANG MENYENANGKAN. oleh. Isah Cahyani. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

HUBUNGAN ASPEK MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KINERJA MAHASISWA PADA PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

PENERAPAN STRATEGI MULTIPLE INTELLEGENCES PERSPEKTIF HOWARD GARDNER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA. Rohmatun Nurul Hidayah

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

Transkripsi:

1 APLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PENDIDIKAN Lokakarya Guru TK & SD DED, Yogyakarta, 3 Juni 2013 Paul Suparno, S.J. PENDAHULUAN Banyak orang beranggapan bahwa seseorang itu hebat bila kemampuan matematis logisnya tinggi. Maka sering orang beranggapan Einstein lebih hebat dari Inul dan Mohammad Ali. Siapa sebenarnya yang dapat kita sebut hebat dan sukses dalam hidup ini: Sukarno, Einstein, Suharto, Inul, Moh Ali, Bethoven, Martha Graham, atau Jordan? Sudah cukup lama, IQ digunakan sebagai ukuran satu-satunya untuk menilai apakah siswa itu akan berhasil studi dan nantinya sukses dalam hidup. Padahal sekarang banyak bukti bahwa IQ bukanlah satu-satunya. Banyak orang yang IQnya tinggi, tetapi EQ dan SQnya rendah, dapat gagal dalam kehidupan. Di sekolah cukup lama juga dianggap bahwa siswa yang masuk jurusan IPA itu lebih hebat dari yang masuk jurusan IPS atau bahasa. Maka tidak mengherankan bahwa banyak orang tua bahkan guru memaksa anaknya masuk IPA meskipun sebenarnya anak itu berminat bahasa atau tidak punya bakat IPA. Akibatnya anak dapat stress. Gardner, seorang profesor dari Harvard University, mencoba untuk mengkritisi anggapan diatas. Dia menemukan apa yang disebut multiple intelligences, yaitu inteligensi ganda atau majemuk. Dia menolak bahwa ukuran keberhasilan satusatunya adalah IQ. TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES GARDNER Teori multiple intelligences (inteligensi ganda) ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Harvard University, Amerika Serikat. Menurut Gardner (1983; 1993), inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata. Sangat jelas bahwa

2 inteligensi bukan hanya kemampuan seseorang menjawab suatu test IQ dalam suatu kamar tertutup yang lepas dari konteks lingkungannya. Maka dapat terjadi bahwa seseorang yang IQ-nya tinggi tetapi tidak berhasil dalam pekerjaannya dalam situasi yang lebih kompleks. Misalnya, orang yang ber IQ tinggi belum pasti sukses dalam menjalin hubungan dengan teman-teman lain atau sukses dalam bertanding olah raga atau bermain musik. Hal ini disebabkan karena pengukuran IQ lebih ditekankan pada inteligensi matematis-logis dan linguistik dan kurang memperhatikan inteligensiinteligensi yang lain. Gardner menggolongkan adanya 9 inteligensi yang dipunyai manusia yaitu inteligensi linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, lingkungan, dan eksistensial. Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata dan berbahasa secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti yang dipunyai para pencipta puisi, editor, jurnalis, dan pemain sandiwara. Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum. Inteligensi matematis-logis lebih berkaitan dengan penggunakan bilangan dan logika secara efektif seperti dipunyai seorang matematikus, saintis, programer, dan logikus. Termasuk dalam inteligensi tersebut adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Inteligensi ruang adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat seperti dipunyai para pemburu, arsitek, dan dekorator. Termasuk didalamnya adalah kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, dan ruang. Inteligensi kinestetik-badani adalah keahlian menggunakan tubuh untuk mengekpresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atletik, penari, pemahat, dan ahli bedah. Dalam inteligensi ini termasuk ketrampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh. Inteligensi musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan serta mengekspresikan bentuk-bentuk musik dan suara. Didalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi. Inteligensi interpesonal adalah kemampuan untuk menangkap dan membuat pembedaan dalam perasaan, intensi, motivasi, dan perasaan akan orang lain. Kepekaan akan ekpresi wajah, suara, gesture juga termasuk dalam inteligensi ini. Inteligensi intrapersonal adalah pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri itu. Termasuk dalam inteligensi ini adalah kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri. Inteligensi lingkungan adalah kemampuan yang

3 berkaitan dengan pemahaman flora dan fauna, lingkungan hidup. Dan terakhir adalah inteligensi eksistensial yang berkaitan dengan keberadaan manusia. Orang yang punya inteligensi eksistensial tinggi biasanya lebih suka bertanya akan segala sesuatu. Secara garis besar pengklasifikasian inteligensi ganda, kemampuan yang terkait dan si empunya inteligensi tersebut dapat digambarkan dalam skema pada Tabel 1 berikut (Gardner, 1993; Lazear, 1991): Tabel 1. Kemampuan-kemampuan yang Terkait Dengan Inteligensi Ganda Inteligensi Kemampuan menonjol terkait Orang yang mempunyai Linguistik, Verbal Mengerti urutan dan arti kata-kata Menjelaskan, mengajar, bercerita, berdebat Humor Mengingat dan menghafal Analisis linguistik Menulis dan berbicara Main drama, berpuisi, berpidato Mahir dalam perbendaharaan kata Dramawan, editor, pengarang, jurnalis, sastrawan, orator Matematis-logis Klasifikasi dan kategorisasi Abstraksi, simbolisasi Pemikiran induktif dan deduktif Reasoning, pola sebab akibat Menghitung dan bermain angka Pemikiran ilmiah Problem solving Silogisme Logikus, matematikus, Saintis, programmer Ruang, Mengenal relasi benda-benda dalam Pemburu, arsitek,

4 Spatial/Visual ruang dengan tepat, Punya persepsi yang tepat dari berbagai sudut, Representasi grafik Manipulasi gambar, menggambar Mudah menemukan jalan dalam ruang Imaginasinya aktif Peka terhadap warna, garis, bentuk dekorator, navigator Kinestetik-badani Mudah ekspresi dengan tubuh Mengkaitkan pikiran dan tubuh Kemampuan main mimik Main drama, role playing Aktif bergerak, sport Koodinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi Aktor, atletik, penari, pemahat, ahli bedah, sportmen dan sportwomen Musikal, Ritmis Kepekaan terhadap suara dan musik Tahu struktur musik dengan baik Mudah menangkap musik Mencipta melodi Peka dengan intonasi, ritmik Menyanyi, pentas musik Musikus, penyanyi, pemain opera, komponis Interpersonal Mudah kerjasama dengan teman Mengenal dan mudah membedakan Komunikator, fasilitator, penggerak masa perasaan dan pribadi teman, Komunikasi verbal dan non verbal, Peka terhadap teman, empaty Suka memberikan feedback Intrapersonal Dapat konsentrasi diri dengan baik, Pendoa batin,

5 Kesadaran dan ekspresi perasaanperasaan yang berbeda, Pengenalan diri yang dalam, Keseimbangan diri Kesadaran akan realitas spiritual, Reflektif, suka kerja sendiri spiritual yang mendalam Inteligensi Lingkungan Inteligensi eksistensial Klasifikasi flora, fauna, cinta lingkungan, mengerti alam Bertanya tentang keberadaan segala sesuatu Biolog, pencita alam filsuf Menurut Gardner, dalam diri seseorang terdapat kesembilan inteligensi tersebut, hanya untuk orang-orang tertentu inteligensi tertentu lebih menonjol dari pada inteligensi yang lain. Menurut Gardner, inteligensi yang kurang menonjol itu dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi orang tersebut. Ini menunjukkan bahwa kesembilan inteligensi itu bukan hal yang sudah mati tidak terkembangkan, tetapi merupakan kemampuan yang masih dapat ditingkatkan. Disinilah pendidikan mempunyai fungsi, yaitu membantu agar setiap inteligensi pada diri seseorang berkembang optimal. MENGENAL DAN MENGEMBANGKAN INTELIGENSI SESEORANG Ada beberapa cara untuk mengenal inteligensi siswa atau seseorang, yaitu dengan test, mencoba mengajar dengan inteligensi ganda, observasi siswa di klas, observasi siswa diluar klas, dan mengumpulkan dokumen siswa. Untuk orang dewasapun dapat dengan cara yang sama namun perlu disesuaikan. 1. Dengan Test Gardner telah menyusun test yang dapat digunakan untuk menentukan inteligensi yang menonjol pada anak sekolah maupun untuk untuk orang dewasa yang ingin mengerti inteligensi mereka yang menonjol. Seseorang tinggal mengerjakan tes tersebut, kemudian dari skornya dapat dilihat inteligensi mana yang menonjol.

6 2. Khusus untuk Siswa Mencoba Mengajar Dengan Inteligensi Ganda Guru dapat langsung mengajar suatu bahan dengan inteligensi ganda kepada siswa di klas. Selama mengajar, ia mengamati bagaimana reaksi siswa terhadap metode inteligensi ganda tersebut. Metode mana yang lebih disukai siswa dan mana cara yang tidak disukai dan dianggap menjemukan oleh siswa. Misalnya, guru dapat menjelaskan pokok bahasan tentang topik air dengan menggunakan percobaan dimana siswa dapat main-main dengan air, atau dengan suara musik, atau dengan diskusi kelompok, atau dengan perhitungan matematis dll. Dari macam-macam pendekatan itu siswa diminta untuk mengungkapkan pendekatan mana yang paling menarik bagi mereka dan paling membantu untuk mengerti konsep air. gerak Dari jawaban siswa guru dapat mengerti inteligensi siswa. Observasi Apa yang Dilakukan Siswa di Klas Dengan observasi yang sederhana tentang apa yang dibuat siswa di klas, guru dapat mendeteksi inteligensi siswa. Guru dapat mengamati siswa selama di klas, apa yang mereka buat dalam belajar dan dalam mengerjakan tugas belajar di klas. Apa yang mereka sukai dan tidak sukai dalam mendalami pelajaran sains yang sedang dihadapi. Apa yang mereka ungkapkan dalam menjawab dan menanggapi uraian guru. Misalnya, ada siswa yang dengan cepat mengerjakan persoalan sains secara matematis, ada yang lebih suka membaca grafik atau gambar, ada yang selalu mengajak teman berbicara, ada yang lebih cepat menghafal, dll. Observasi Kegiatan Siswa di Luar Klas Guru dapat mengobservasi siswa diwaktu sela, dimana siswa bebas untuk berbuat sesuatu. Apa yang mereka buat? Dalam waktu sela, biasanya siswa lebih bebas mengungkapkan kemampuan dan ketidakmampuannya. Misalnya, orang yang berinteligensi interpersonal akan dengan cepat bergerombol dengan temannya dan ngobrol. Anak yang suka sport akan bermain sport selama waktu sela, siswa yang lebih intrapersonal barangkali akan menyendiri, dan siswa yang berinteligensi

7 kinestetik akan menari atau berakting, dan siswa yang suka musik akan menyanyi dengan segar. Kumpulkan Dokumen Siswa Guru dapat mengumpulkan semua dokumen yang pernah dibuat siswa. Dokumen itu dapat berupa gambar hasil kerja siswa, hasil permainan komputer, hasil tulisan mereka, hasil kliping mereka dari surat kabar, maupun hasil seni gambar mereka. Tentu saja dokumen yang paling penting adalah rapor nilai siswa. Nilai apa saja yang menonjol dan nilai apa yang paling jelek bagi siswa tersentu. Dari dokumen-dokumen itu guru dapat menganalisa siswa mempunyai inteligensi ganda mana yang menonjol. Mengembangkan Multiple Intelligences Inteligensi kita dapat dikembangkan. Caranya dengan melatih inteligensi yang kurang maju sehingga dapat semakin maju. Misalnya, mengembangkan inteligensi musical dengan ikut koor, meningkatkan inteligensi ruang-visual dengan melihat gambar-gambar berwarna, meningkatkan inteligensi linguistic dengan membaca buku atau latihan pidato, mengembangkan inteligensi interpersonal dengan bergaul dengan teman-teman. Beberapa pusat inteligensi ganda menawarkan beberapa pelatihan untuk meningkatkan inteligensi seseorang. APLIKASI DALAM PENDIDIKAN Inteligensi ganda (MI) banyak digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran sehingga daya tangkap mereka meningkat. Banyak siswa di Amerika yang mulai diajar dengan model inteligensi ganda mengalami peningkatan kompetensi yang besar. Beberapa aplikasi multiple intelligences dalam pendidikan dan institusi dapat diringkaskan sebagai berikut. 1. Bagi Siswa Yang Belajar Siswa ternyata lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan guru bila bahan itu disajikan sesuai dengan inteligensi siswa yang menonjol. Misalnya, bila siswa menonjol dalam inteligensi musik, bahan pelajaran dijelaskan dengan menggunakan banyak bentuk musik, ritme, atau nyanyian. Bila siswa menonjol dalam

8 inteligensi kinestetik-badani, bahan dapat disajikan lebih banyak menggunakan gerakan, dramatisasi, role playing. Bila siswa menonjol dalam inteligensi interpersonal, bahan dapat lebih disajikan dengan metode belajar kelompok bersama teman-teman lain. Sangat jelas bahwa dalam pendekatan ini, keadaan siswa lebih ditekankan daripada keadaan guru. Dalam membantu siswa belajar, sangat baik bila siswa dibantu untuk mengerti inteligensinya. Setelah itu dia dibantu untuk menemukan cara belajar yang cocok dengan inteligensinya. Dengan demikian ia akan dapat belajar lebih senang. Olah karena inteligensi siswa berbeda-beda, maka cara belajar pun dapat berbeda-beda, dapat bervariasi. Yang juga tidak kalah penting adalah, agar evaluasi pun disesuaikan dengan inteligensi siswa. Misalnya, bila siswa kuat dalam inteligensi interpersonal, evaluasi dapat disajikan dalam bentuk wawancara; dan bukan evaluasi tertulis. 2. Bagi Guru yang Mengajar Dalam risetnya, Gardner menemukan bahwa guru kebnayakan lebih suka mengajar dengan metode yang sesuai dengan inteligensinya yang menonjol. Bila guru itu menonjol dalam inteligensi matematis-logis, ia akan suka mengajar secara skematis, rational, dan logis. Kalau guru kuat dalam inteligensi linguistic, ia akan banyak mengajar dengan cerita, menjelaskan dengan kalimat. Yang menjadi soal kadang inteligensi yan gkuat pada guru tidak sama dengan yang pada siswa. Maka cara yang digunakan guru tidak disukai siswa. Untuk ini, karena tujuan guru adalah membantu siswa belajar, maka guru perlu mengembagkan inteligesni yang sesuai degna siswa, dan menggunakan cara mengajar yagn sesuai dengan inteligensi siswa. Oleh karena dalam satu klas, dapat terjadi inteligensi siswa berbeda-beda, maka guru perlu mengajar dengan berbagai variasi, sehingga setiap siswa merasa dibantu. Tentu inteligensi yang paling banyak dipunyai siswa, akan lebih banyak digunakan. Pembelajaran dengan CDROM sangat meningkat dengan munculkan inteligensi ganda, karena CDROM menggunakan prinsip inteligensi ganda yang

9 memuat berbagai inteligensi seperti: musical, linguistic, matematik logis, visual, interpersonal, intrapersonan, eksistensial, lingkungan, dan kinestetik. 3. Bagi Pengaturan klas/sekolah Pengaruh inteligensi majemuk yang paling menonjol adalah munculkan tekanan sekolah individual, sesuai dengan inteligensi masing masing siswa. Inilah yang banyak dikembangkan dengna sekolah model les privat. Dalam model ini pembelajaran disesuaikan dengan situasi siswa, inteligensi siswa. Klas perlu juga diagur sesuai dengan inteligensi siswa dalam klas itu. Dengan kata lain klas perlu diatur bervasiasi, tidak selalu berbaris seperti pengaruran klas ekarang. Bila memang ingin menggunakna bermain,klas disusun untuk itu; bila inteligensi musik mau digunakan, klas disusun secara musikal, bila ingin diskutis, disusun gberkelompok dll. Maka klas inteligensi ganda tidak monoton, tetapi selalu berubah. Kurikulum pun perlu disusun dengan prinsip inteligensi ganda, bukan model indoktrinasi, tetapi disesuaikan dengan inteligensi siswa. Dan yang tidak kalah penting, yaitu memberikankebebasan sisw auntuk menemukan cara belajar yang paling tepat. Dengan itu semua maka belajar akan sungguh menyengkan bagi sisw,a dan akibatnya mereka akan tekun belajar, dan menjadi pandai. 4. Pendidikan Nilai Inteligensi ganda pun mempengaruhi bagaimana kita membantu penenaman nilai pada siswa. Penanaman nilai perlu dengan bervariasi sesuai dengna inteligens siswa. Maka model indokterinasi terus menerus tidak tepat lagi. Model kebebasna anak mencafri nilai dan menemukan nilai itu sendiri atau bersama yang lain menjadi perlu dikembangkan. Dengn demikian ia merasa menemukan dan menjadi semangat untuk melaksanakan nila iitu. 5. Bagi Institusi/Organisasi Banyak organsiasi atau insitusi yang mengingignkan seluruh anggotanya mengerti visi dan misinya dan dengan demikian dapat ikut pertisipasi mengembangkan institusi itu. Untuk dapat membantu setiap anggota senagn, maka

10 visi dan misi pun perlu disosialitasikan dengan car amultipel inteligences, yaitu dengan cara yang bervariasi. Dengn demikian setiap anggota akan mudah menangkap visi dan misi. Cara pimpinan mendekati anggota oganisasi pun perlu dengna car vervariasi. Bila anggota suk amain volley, mak aperlu pimpina masuk lewat kesenagnan volley itu. Bila anggota suka rekreasi, lewat suasana rekreasi itu dapat dilakukan pendekatan yang tepat. Maka pimpinan perlu melihat situais snggota dengna jeli. PENUTUP Teori multiple intelligences memberikan bantuan banyak kepada perkembangan siswa. Pertama, membantu siswa dapat lebih menangkap pelajaran sesuai dengan inteligensi mereka. Kedua, inteligensi ganda juga membantu siswa untuk dapat mendalami nilai kehidupan menurut inteligensi yang kuat dalam dirinya. Ketiga, model pendekatan inteligensi ganda juga dapat membantu siswa menemukan dirinya, kekhasan, dan kekuatannya. Teori inteligensi ganda jelas juga membantu para orang tua, pendidik, guru untuk lebih dapat membantu siswa dalam perkembangannya secara menyeluruh, baik dalam bidang pengetahuan, nilai kehidupa, dan perkembangan diri mereka. ACUAN Armstrong, T. 1994. Multiple intelligences in the classroom. Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Gardner, H. 1983. Frames of mind. The theory of multiple intelligences. New York: BasicBooks. Gardner, H. 1993. Multiple intelligences. The theory in practice. New York: BasicBooks. Haggerty, B. 1995. Nurturing intelligences. NY: Addison-Wesley Publishing Company. Lazear, D. 1991. Seven ways of teaching. Chicago. Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.