Analisis finansial usaha rumpon pada kelompok tani nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado

dokumen-dokumen yang mirip
Olivie Palit 1, Grace Tambani 2, dan Vonne Lumenta 2. perikanan ini dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan.

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

Keragaan perikanan tuna hand line 5-10 GT yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

C E =... 8 FPI =... 9 P

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Financial Analysis of Klitik Nets (Bottom Gill net) and Nylon Nets (Surface Gill net) in Fish Landing Base (PPI) Tanjungsari Pemalang, Central Java

Pengaruh warna umpan pada hasil tangkapan pancing tonda di perairan Teluk Manado Sulawesi Utara

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDI DAYA IKAN NILA

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP DOGOL DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) UJUNG BATU JEPARA

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING

KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PAJEKO DI TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik Diwa Makassar ABSTRAK

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIALUSAHA RUMAH PEMOTONGAN BABI DI KOTA BANDUNG. Sitanggang, Yanshen Manatap

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Studi ketertarikan ikan di keramba jaring apung terhadap warna cahaya lampu di perairan Sindulang I, Kecamatan Tuminting, Kota Manado

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

PENGARUH WARNA LAMPU DALAM AIR TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN BACAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHA ALAT TANGKAP PAYANG DI GILI KETAPANG KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR

IV. METODE PENELITIAN

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS PRODUKSI DAN KERAGAAN USAHA GARUK UDANG DI PERAIRAN KOTA SEMARANG

ANALISIS USAHA PADA USAHA TAMBAK UDANG WINDU BERKAT YAKIN DI DESA PENAMPI KABUPATEN BENGKALIS

Erwin Tanjaya ABSTRAK

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

DAFTAR PUSTAKA. Andrianto L Agenda Mikro Revitalisasi Perikanan Yang Berkelanjutan. Inovasi Online. 6 (18): 4 5.

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

6 KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP PADA DIMENSI EKONOMI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN JARING ARAD (BABY TRAWL) DI PANGKALAN TAMBAK LOROK KOTA SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Brandt, A. V Fish Cactching Methods of The World. Fishing News Books ltd. England.

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PERIKANAN TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) JAYANTI KABUPATEN CIANJUR

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Study on the use of different light intensities on fish catch of raft lift net in Dodinga Bay, West Halmahera Regency

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN ONE DAY FISHING DENGAN ALAT TANGKAP MULTIGEAR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL

ANALISIS PENDAPATAN USAHA KARAMBA JARING TANCAP DI KELURAHAN PETOAHA KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN RAWAI DAN PENGEMBANGANNYA DI KOTA DUMAI. Suliani 1), Irwandy Syofyan 2), T.Ersti Yulika Sari 2)

PENDAPATAN NELAYAN YANG MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU TANPA MOTOR DI DESA PARANGGI, KECAMATAN AMPIBABO, KABUPATEN PARIGI-MOUTONG ABSTRAK

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

ANALISIS EFISIENSI USAHA PENANGKAPAN NELAYAN JARING ARAD DI TPI ROBAN KABUPATEN BATANG

I. PENDAHULUAN Visi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

Marine Fisheries ISSN Vol. 2, No. 1, Mei 2011 Hal: 19 28

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh:

Durasi keberadaan ikan di bawah cahaya lampu yang diamati melalui CCTV di perairan Teluk Manado, Sulawesi Utara

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015 ISSN 2337-4306 Analisis finansial usaha rumpon pada kelompok tani nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado FADs business financial analysis on farmers and fishermen group Malos III in East Malalayang I, Manado City TONNY YEHESKEL NAPASAU, LEFRAND MANOPPO* dan EFFENDI P. SITANGGANG. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRACT Efforts to catch fish in large quantities require time and a large number of fishing gears as well as increasing fishing intensity. FADs is one method of fishing which aims to collect fish in a catchable area so that fishing can be done effectively and efficiently. This study aimed to analyze the FADs business run by Farmers and Fishermen Group Malos III in East Malalayang I, Manado City; to know the profit-sharing system and depositing dues or fees on group cash. This research was done with descriptive method which is based on case studies. The research results showed that investment cost is Rp.38.933.000; fixed cost is Rp. 19.999.500; variable cost is Rp. 142.250.000; and total cost is Rp. 162. 249.500. Average production value is Rp. 122.857.616; absolute profit is Rp. 177.720 083. benefit cost ratio average is 7.59; break even point average is Rp. 3.769.891; profitability average is 14.69% and average payback period is 0.07 years (1 month). Results of the analysis indicated that the business FADs on KTN Malos III in East Malalayang I Manado was very profitable. Revenue sharing system was 70% for the owner of fishing gear (small purse seine) and 30% for the owners of FADs on each fishing operations. Keywords: FADs, KTN Malos III, break even point, revenue sharing system. ABSTRAK Upaya menangkap ikan dalam jumlah besar memerlukan waktu dan jumlah alat tangkap yang lebih besar serta peningkatan intensitas pengoperasiannya. Rumpon merupakan salah satu metode dalam penangkapan ikan yang bertujuan untuk mengumpulkan ikan dalam satu area penangkapan agar penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha rumpon dari Kelompok Tani Nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado; untuk mengetahui system bagi hasil dan penyetoran iuran atau fee pada kas kelompok. Penelitian ini dikerjakan degan metode deskritif didasarkan pada studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya investasi sebesar Rp.38.933.000; biaya tetap Rp. 19.999.500; biaya tidak tetap Rp. 142.250.000; biaya total Rp. 162.249.500. Nilai produksi rata-rata Rp. 122.857.616; keuntungan absolut Rp. 177.720.083; benefit cost ratio rata-rata 7,59; break even point rata-rata Rp. 3.769.891; rentabilitas rata-rata14,69 % dan jangka waktu pengembalian rata-rata 0,07 tahun (1 bulan). Hasil analisis menyatakan usaha rumpon pada KTN Malos III Kelurahan Malalayang I Timur Manado sangat menguntungkan. Sistem bagi hasil yang berlaku adalah 70 % untuk pemilik alat tangkap (soma pajeko) dan 30 % untuk pemilik rumpon pada setiap kali operasi penangkapan. Kata-kata kunci: rumpon, KTN Malos III, break even point, sistem bagi hasil PENDAHULUAN Potensi perikanan laut terdiri dari dua jenis, yaitu jenis ikan pelagis dan jenis ikan demersal, sementara sumberdaya ikan pelagis dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu ikan pelagis kecil dan 1 Penulis untuk penyuratan; email: tonnynapasau@yahoo.com pelagis besar. Pada umumnya ikan pelagis memiliki tingkah laku yang suka bergerombol, sehingga dalam teknik penangkapannya harus disesuaikan dengan tingkah laku ikan target, karena keberhasilan operasi penangkapan ikan adalah merupakan suatu teknik atau metode bagaimana mengendalikan tingkah laku ikan agar 33

T. Napasau dkk. terkonsentrasi pada suatu area tangkap (catchable area), sehingga mudah untuk ditangkap. Alat bantu yang biasanya digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan pelagis kecil termasuk di perairan Teluk Manado adalah rumpon. Namun pada beberapa tahun terakhir ini, pemilik pajeko (pukat cincin) dan pemilik rumpon merupakan usaha individu atau kelompok yang terpisah. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin menelaah tentang usaha pengoperasian rumpon pada Kelompok Tani Nelayan Malos III, Malalayang I Timur, Manado. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha rumpon dari Kelompok Tani Nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado dan mengetahui sistem bagi hasil antara pemilik alat tangkap pajeko dan rumpon serta penyetoran anggota pada kas kelompok atau fee pada satu trip penangkapan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu informasi penting bagi pemilik pajeko dan pemilik rumpon dalam memperbaiki atau meningkatkan jumlah hasil tangkapan ikan yang pada gilirannya akan dapat menunjukkan pendapatan yang lebih memuaskan kedua belah pihak. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai salah satu landasan dalam pengambilan kebijakan dalam rangka memanfaatkan potensi perikanan laut, terutama petani sumberdaya ikan pelagis secara optimal, rasional dan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di sekitar Teluk Manado (Malalayang I) pada Desember 2014 sampai Januari 2015, yang berkerjasama dengan Kelompok Tani Nelayan (Malos) III Malalayang I Timur, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian bersifat deskritif didasarkan pada studi kasus, yang dilakukan dengan cara mempelajari suatu kasus secara intensif dan mendalam pada suatu subyek terbatas (Surahkmad, 1982). Adapun kasus yang menjadi obyek penelitian ini yaitu, usaha penangkapan ikan dengan alat bantu rumpon pada KTN Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan analisis ini dilakukan analisis finansial seperti: (a) Operating profit adalah keuntungan yang diperoleh dari penerimaan dikurang biaya tidak tetap; (b) Tingkat keuntungan absolut adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari total penerimaan dikurang total biaya; (c) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah total pendapatan dibagi dengan total pengeluaran yang dinyatakan dalam persen; (d) Rentabilitas adalah total pendapatan dibagi dengan total modal (investasi) yang usaha tersebut dan dinyatakan dalam persen; (e) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana usaha yang dilakukan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan, di mana jika BEP 1, usaha tersebut mengalami kerugian, jika BEP = 1, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, dan jika BEP > 1, usaha tersebut menguntungkan; (f) Jika waktu pengembalian adalah kemampuan untuk mengembalikan modal yang digunakan dalam menjalankan usaha yang dihitung dari total modal usaha dibagi dengan keuntungan bersih dinyatakan dalam tahun. Adapun data yang diperoleh akan dianalisis dengan pendekatan formula (Soetrisno, 1983) sebagai berikut: Operating profit: Pendapatan total biaya total Keuntungan absolut: π = Tr Tc = total penerimaan- total biaya BCR: Rentabilitas: π I Tr Tc = Total pendapatan Total biaya (Total Pendapatan ) (Totalmodal ) x 100 % Jangka waktu pengembalian: I(Investasi) π (Keuntungan) x 1 tahun BEP Penjualan: Fc 1 ( Vc Tr ) Keterangan: Tr = Total penerimaan (total revenue) Tc = Total biaya (total cost) π = Keuntungan (profit) Fc = Biaya tetap (fixed cost) Vc = Biaya tidak tetap (variabel cost) I = Investasi 34 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015

Analisis Finansial Usaha Rumpon HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah KTN Malos, III Malalayang I Timur Kelompok Tani Nalayan (KTN) Malos III dibentuk pada tahun 2010. KTN ini beranggotakan 45 orang nelayan; yang memiliki 7 unit rumpon, yang pada saat itu kelompok diketuai adalah Bapak Carter Sumayow. Anggota kelompok ini memiliki perahu, dan alat tangkap pancing dan jaring landra yang dioperasikan di belakang pajeko (pukat cincin). Dengan berjalannya waktu, maka jumlah rumpon yang dimiliki saat ini sebanyak 6 unit. Analisis finansial usaha Modal usaha yang diinvestasikan dalam menjalankan usaha rumpon dalam KTN Malos III sebesar Rp. 13.933.000,- per unit (Tabel 1). investasi tersebut berasal dari swadaya anggota kelompok dan bantuan dari pemerintah (KUB), penilaian ini berdasarkan keriteria di bawah ini. Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu periode proses produksi untuk memperoleh berapa kali manfaat secara ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan. Modal investasi yang dibutuhkan pada KTN Malos III adalah 1 unit motor tempel Yamaha 15 pk, dan 1 unit pada setiap unit rumpon. Berdasarkan jumlah biaya investasi yang dibutuhkan, untuk pembuatan 6 unit rumpon oleh KTN Malos III Malalayang I Timur tercatat rata-rata Rp.13.933.000,-. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam menjalankan usaha rumpon KTN hingga mencapai target usia ekonomi suatu usaha, meliputi biaya pembuatan unit rumpon, biaya perawatan, dan biaya penyusutan, dengan kisaran harga yang relatif sama antara rumpon 1-6 pada Tabel 2. Tabel 1. Biaya tetap KTN, Malos III. Biaya Tetap(Rp/thn) Penyusutan Rumpon Motor (Rp) Rumpon (Rp) Perawatan (Rp) Jumlah (Rp) R. 1 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 R. 2 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 R. 3 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 R. 4 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 R. 5 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 R. 6 1.000.000 2.233.250 100.000 3.333.250 Jumlah (Rp) 6.000.000 13.399.500 600.000 19.999.500 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat jumlah biaya tetap yang dibutuhkan, untuk pembuatan 6 unit rumpon oleh KTN Malos III, tercatat biaya tetap sebesar Rp. 19.999.500 per tahun atau rata-rata senilai Rp.3.333.250 per tahun. Biaya tidak tetap Dalam menjalankan kegiatan usaha memerlukan biaya untuk menunjang kegiatan usaha rumpon tersebut, di antaranya: Biaya pembelian BBM dan oli, makan, rokok, dan pulsa. Biaya-biaya ini digunakan untuk menunjang kebutuhankegiatan operasi penangkapan ikan oleh usaha alat bantu penangkapan ikan (rumpon). Dengan jumlah Rp142.250.000 atau nilai ratarata per satu unit rumpon sebesar Rp. 28.450.000 per tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketua KTN Malos III. Tabel 2. Biaya tidak tetap (BO) Rumpon (Rp/bln) 10 bln/thn R1 2.175.000 21.750.000 R2 2.150.000 21.500.000 R3 2.275.000 22.750.000 R4 2.225.000 22.250.000 R5 2.700.000 27.000.000 R6 2.700.000 27.000.000 Jumlah (Rp) 14.225.000 142.250.000 Rata rata 2.370.833 28.450.000 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015 35

T. Napasau dkk. Pada Tabel 3 terlihat bahwa jumlah biaya tidak tetap pada ke dua lokasi penempatan rumpon sehingga mengakibatkan pada pengunaan bahan bakar yang berimplikasi pada biaya operasi penangkapan trip per hari pada setiap unit rumpon, biaya tidak tetap pada ke enam unit rumpon. Tabel 3. Rincian jenis (BO) trip/hari KTN Malos III Jenis Biaya Operasi (BO) Biaya Operasi (Rp./Hari) Lokasi I (Rp) Lokasi II (Rp) BBM dan Oli 38.000 63.000 Konsumsi 10.000 10.000 Keperluan lain 27.000 27.000 Jumlah 75.000 100.000 Sumber : KTN Malos III Malalayang I Timur, (2013) Tabel 4. Biaya total Februari-Maret 2013, pada 6 unit rumpon KTN, Malos III. Rumpon Biaya tetap (Rp) Biaya tidak tetap (Rp) Biaya total (Rp) R1 3.333.250 21.750.000 25.083.250 R2 3.333.250 21.500.000 24.833.250 R3 3.333.250 22.750.000 26.083.250 R4 3.333.250 22.250.000 25.583.250 R5 3.333.250 27.000.000 30.333.250 R6 3.333.250 27.000.000 30.333.250 Jumlah (Rp) 19.999.500 142.250.000 162.249.500 Pendapatan dan nilai produksi Ikan hasil pembagian ada yang di jual langsung ke pasar, maupun ke pedagang penggumpul yang ada di wilayah tersebut. Sedangkan ikan yang di jual di pasar secara langsung oleh para istri dari masingmasing anggota KTN. Jenis ikan yang di pasarkan yaitu tude (Selaroides sp.), deho (Auxisrochii), malalugis (Decapterus sp), harga jual ikan hasil tangkapan berkisar antara Rp. 12.000 16.000 per kg. Jika diasumsikan pengoperasian rumpon dalam satu tahun dilakukan rata-rata 10 bulan, maka pendapatan yang diperoleh dalam waktu satu bulan sebesar Rp. 18.417.000 dan dalam setahun Rp. 184.170.000. rencian nilai produksi dan pendapatan masing-masing rumpon disajikan dalam Tabel 5 dan hasil analisis financial Tabel 6. Tabel 5. Nilai produksi dan pendapatan KTN, Malos III. Rumpon Nilai Produksi dan Pendapatan Kotor Hasil/bln(kg) (Rp)/bln (Rp) 10 bln/thn R1 1.315.5 18.417.000 184.170.000 R2 1.486.5 20.811.000 208.110.000 R3 1.379.5 19.313.000 193.130.000 R4 1.393.5 19.509.000 195.090.000 R5 1.538.5 21.539.000 215.390.000 R6 1.662.0 23.268.000 232.680.000 Rata-rata 14.625.833 2.047.616.667 122.857.616. 36 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015

Analisis Finansial Usaha Rumpon Tabel 6. Hasil analisa finansial usaha rumpon KTN Malos III Rumpon Pendapatan/ thn (Rp.) Keuntungan absolute (Rp.) BCR BEP Rentabilitas Waktu pengembalian 1 184.170.000 159.086.750 7,34 3.779.612 1,321,825,881 0,08 2 208.110.000 183.276.750 8,38 3.717.286 1,493,648,173 0,07 3 193.130.000 167.046.750 7,40 3.778.322 138,613,364 0,08 4 195.090.000 169.506.750 7,63 3.762.345 1,400,200,962 0,08 5 215.390.000 185.056.750 7,10 3.810.970 1,545,898,227 0,07 6 232.680.000 202.346.750 7,67 3.770.812 1,669,992,105 0,06 Rata-rata 122.857.616. 177.720.083 7,59 3.769.891 1,469,616,498 0,07 Analisis Benefit Cost Ratio adalah analisa dari enam rumpon diperoleh nilai BC ratio berkisar antara 7,34-8,38 dengan nilai BCR rata-rata sebesar 7,59 dengan (Tabel 6). Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa BCR dari setiap rumpon memperoleh keuntungan karena nilai BC ratio lebih besar dari satu. Jadi rumpon 1, 3, 4, 5 dan 6 memperoleh keuntungan sebanyak 6 kali lipat, sedangkan rumpon 2 sebanyak 7 kali lipat. Break Even Point adalah titik impas, jika pendapatan sama besar dengan BEP berarti impas usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak merugi, tapi jika nilai pendapatan lebih besar dari BEP berarti perusahan memperoleh keuntungan. Dari hasil analisis usaha pada masing-masing unit rumpon diperoleh nilai sebesar 3,7 3,8 (Tabel 6) hal ini menunjukkan bahwa usaha rumpon yang dilakukan oleh KTN memiliki keuntungan yang relatif tinggi, hal ini sejalan dengan teori ekonomi jika BEP lebih besar satu maka usaha menguntungkan. Dengan kata lain usaha rumpon yang dilakukan oleh KTN sangat menguntungkan bagi kelompok maupun anggota kelompok. Keuntungan yang diperoleh setiap unit usaha sebesar Rp. 3 juta. Rentabilitas merupakan kemampuan seorang pengusaha menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang digunakan dan dinyatakan dengan persen. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata rentabilitas usaha rumpon sebesar 14,69% (Tabel 6), rincian rentabilitas dan jangka waktu pengembalian ratarata sebesar 0,07 (thn) untuk ke enam unit rumpon disajikan dalam Tabel 7 menunjukkan bahwa rentabilitas dari rumpon 1 dan rumpon 3 sebesar 13 %, rumpon 2 dan rumpon 4 sebesar 14 %, rumpon 5 dan rumpon 6 masing-masing sebesar 15 dan 16 %. Dengan kata lain dalam satu tahun nelayan dapat membeli kembali rumpon sebanyak rentabilitas yang diperoleh dari masing-masing rumpon. Jangka waktu pengembalian adalah kemampuan untuk mengembalikan modal yang digunakan dalam menjalankan usaha yang dihitung dari total modal usaha dibagi dengan keuntungan bersih n tahun atau diperoleh dari investasi dibagi keuntungan sehingga diperoleh jangka waktu pengembalian,untuk rumpon satu, rumpon dua rumpon tiga, rumpon empat dan rumpon lima yaitu 1 bulan jangka waktu pengembalian, untuk rumpon enam jangka waktu pengembalian 2 mingguatau 1/2 bulan. Keuntungan absolut adalah besarnya keuntungan yang dapat diperoleh nelayan setelah dikurangi dari biaya-biaya yang dikeluarkan (total biaya) disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Keuntungan absolut Rumpon Keuntungan absolut(rp) R1 159.086.750 R2 183.276.750 R3 167.046.750 R4 169.506.750 R5 185.056.750 R6 202.346.750 Rata-rata (Rp) 177.720.083 Tabel 7 menujukkan bahwa keuntungan absolut setiap rumpon berkisar antara Rp.159.086.750, - Rp.202.346.750, dengan rata-rata keutungan absolut sebesar Rp. 177.720.083,-. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya keuntungan yang dapat diperoleh nelayan setelah total penerimaan dikurangi dengan biaya total pengeluaran. Sistim bagi hasil Sistim bagi hasil yang telah lama berlaku di Teluk Manado antara pemilik pajeko dan pemilik rumpon, yaitu 70% untuk pemilik pajeko dan 30% untuk pemilik rumpondari hasil tangkapan persatu Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015 37

T. Napasau dkk. unit rumpon. Sistem bagi hasil yang ada bukan berupa uang, melainkan berupa pembagian hasil tangkapan. Sedangkan untuk anggota kelompok yang menjaga rumpon atau melakukan operasi penangkapan harus memberikan fee kepada kelompok sebesar 2%. Sebagai contoh, Jika hasil tangkapan ikan pelagis yang diperoleh sebanyak 100 kg, maka untuk pemilik pajeko mendapat 70 kg (Rp.980.000) dan untuk pemilik rumpon 30 kg (Rp. 420.000) dan fee dari pemilik rumpon untuk Kelompok 1,5 kg (Rp. 21.000). KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian, maka diperoleh hasil dan pembahasan yang dapat di simpulkan sebagai berikut: Hasil analisis menyatakan usaha rumpon pada Kelompok Tani Nelayan Malos III Kelurahan Malalayang I Timur, Manado sangat menguntungkan. Sistem bagi hasil antar pemilik alat dan pemilik rumpon. 70 0 / 0 untuk pemilik alat dan untuk pemilik rumpon 30 0 / 0 pada satu kali operasi penangkapan. DAFTAR PUSTAKA Anonimus.1997 Standard statistik perikanan. Buku I. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. Arikunto, S. 1986. Manajemen Penelitian. P2LPK.Jakarta Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Yogyakarta. Gunarso, W. 1985. Tingkah laku ikan dalam hubungannya dengan alat tangkap, metode dan taktik penangkapan. Diktat. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hella, I. dan T. Laevastu. 1981. Fisheries Oceanography and Ecology. Fishing News Book Ltd., London. Katiandagho, E.M. 1994. Pengantar ilmu perikanan. Laboratorium Teknologi Penangkapann Ikan Fakultas Perikanan UNSRAT, Manado. Monintja, D.R., B.P Pasaribu, dan I. Jaya. 1986. Manajemen penangkapan ikan. Fakultas Perikanan. IPB, Bogor. Monintja, D.R. dan Zulkarnain. 1995. Analisis dampak pengoperasian rumpon tipe Phillipine di perairan ZEE terhadap perikanan cakalang di perairan teritorial selatan Jawa dan utara Sulawesi. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Subani, W. 1986. Telaah penggunaan rumpon dan payaos dalam perikanan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut 35: 35-45. Subani, W. dan H.R. Barus. 1989. Alat penangkapan ikan dan udang laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut 50. Soetrisno. 1983. Dasar-Dasar Evaluasi Proyek Jilid I. Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta. Surakhman,1982. Metodologi Penelitian Masyarakat. Penerbit LP3ES, Jakarta. Sondita. M.F.A. 1986. Studi tentang peranan pemikatan ikan dalam operasi purse.milik PT. Tirta Raya Mina (Persero), Pekalongan. Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Takayama, S. 1959. Fishing with light in Japan. Bangkok : IPFC. Proch. 6th Sess,Tokyo, Japan. Sect. II and III IPFC Secr., FAO. Tim Pengkajian Rumpon Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 1987. Laporan akhir survai lokasi dan desain rumpon di perairan Ternate, Tidore, Bacan, dan sekitarnya. Laporan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Yusfiandayani, R. 2003. Studi mekanisme berkumpulnya ikan pelagis kecil di sekitar.rumpon dan model pengembangan perikanannya. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Zulkarnain. 2002. Studi penggunaan rumpon pada bagan apung di Teluk Pelabuhanratu, Jawa Warat. Thesis. Program Pascasarjana. 38 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 33-38, Juni 2015