GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN DALAM SKALA INTENSITAS

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KEGEMPAAN DI SULAWESI TENGGARA PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN STASIUN GEOFISIKA KENDARI

Gempabumi akibat Pemusnahan Ranjau Laut di Teluk Kendari. Oleh:

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

1051 Gempa Terjadi Di Wilayah Pusat Gempa Regional IV

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

MIKRO-ZONASI TINGKAT POTENSI RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BENGKULU UNTUK MENDUKUNG MITIGASI BENCANA (BAGIAN I)

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI UPDATE TANGGAL 28 SEPTEMBER 2017

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR)

Edy Santoso, Sri Widiyantoro, I Nyoman Sukanta Bidang Seismologi Teknik BMKG, Jl Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat 10720

LAPORAN INFORMASI MKG TERKAIT AKTIFITAS GUNUNG AGUNG, PROVINSI BALI

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

Analisa Shakemap dan Jenis Sesar Studi Kasus: Gempa bumi Terasa di Purworejo Jawa Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

Analisis Mekanisme Gempabumi Sorong 25 September 2015 (WIT) (Preliminary Scientific Report)

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

ANALISIS RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

UPDATE HASIL MONITORING EL NINO DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN AGUSTUS DESEMBER 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM AKIBAT GEMPABUMI. KIRBANI SRI BROTOPUSPITO LABORATORIUM GEOFISIKA FMIPA UGM dan

ANALISA KOMPARATIF PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM AKIBAT GEMPABUMI M6.3 DI SELAT MENTAWAI BERDASARKAN RUMUSAN EMPIRIS GROUND MOTION PREDICTION EQUATION

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

MONITORING DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN SEPTEMBER 2016 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA JL.

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

ANALISA REKAMAN DATA DETEKTOR GEMPA TERHADAP INTEGRITAS GEDUNG REAKTOR KARTINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI TASIKMALAYA 24 APRIL 2017

Perhitungan Nilai Percepatan Tanah Maksimum Berdasar Rekaman Sinyal Accelerograph di Stasiun Pengukuran UNSO Surakarta

MITIGASI BENCANA GEMPABUMI

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KUAT MEDAN PADA PENERIMAAN RADIO AM

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

Abstract Pillar of Physics, Vol. 10. Oktober 2017, 55-62

I. INFORMASI METEOROLOGI

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU SUMATRA,JAWA DAN BALI (INDONESIA BAGIAN BARAT)

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI BARAT DAYA SUKABUMI 12 JUNI 2017

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

GERHANA BULAN TOTAL 15 JUNI 2011 (16 JUNI 2011 DINI HARI DI INDONESIA)

I. INFORMASI METEOROLOGI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2017

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).

KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

Teknik Pengolahan Data

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

KONDISI UNSUR CUACA PADA SAAT GERHANA MATAHARI TANGGAL 9 MARET 2016 DI STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

APLIKASI FUZZY -MEANS CLUSTERINGUNTUK MENGELOMPOKKAN DATA GEMPABUMI DI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN TPK HOTEL BINTANG SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2016

ANALISIS SISTEM INSTRUMEN INTENSITY METER P-ALERT DAN DATA HASIL PENGUKURANNYA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA MARET 2017

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS GEMPABUMI DAN TSUNAMI TAHUN 2017 DI NUSA TENGGARA TIMUR

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Gambar 1. Diagram TS

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI SWARM HALMAHERA BARAT SEPTEMBER 2017

Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) dan Intensitas Gempabumi berdasarkan Data Gempabumi Terasa Tahun di Kabupaten Bantul Yogyakarta

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEGEMPAAN DI INDONESIA PERIODE BULAN APRIL AGUSTUS 2008

KARAKTERISTK GEMPA DI KOTA BENGKULU

PEMANFAATAN DATA SEISMISITAS UNTUK MEMETAKAN TINGKAT RESIKO BENCANA GEMPABUMI DI KAWASAN EKS-KARESIDENAN BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BMKG TIM REDAKSI BULETIN STASIUN METEOROLOGI SELAPARANG BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT TAHUN Joko Raharjo, A.

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA


ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA SUMBA BARAT DAYA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

Transkripsi:

GEMPABUMI DIRASAKAN DI KENDARI TAHUN 2013-2015 DALAM SKALA INTENSITAS I. Pendahuluan GEMPABUMI BMKG (SIG-BMKG) Oleh: Waode Sitti Mudhalifana PMG Pertama-Stasiun Geofisika Kendari waode.mudhalifana@bmkg.go.id Efek dari gempa di permukaan bumi disebut intensitas gempabumi. Intensitas gempabumi telah lama dipakai meluas di seluruh dunia sebagai metode untuk mengkuantifikasi pola guncangan dan cakupan kerusakan akibat gempabumi. Selain itu, melalui peralatan seismometrik yang sekarang semakin canggih, intensitas juga memberikan alat untuk menggambarkan kompleksitas variasi pergerakan tanah dalam bahasa yang lebih gampang. Skala intensitas terdiri dari serangkaian respon tertentu seperti orang terbangun, pergerakan furnitur, kerusakan cerobong asap, dan yang terakhirnya - kehancuran total. Tingkatan intensitas dituangkan ke dalam skala intensitas. Skala Intensitas yang luas dipakai di seluruh dunia adalah Skala Intensitas Modified Mercalli Intensity (MMI) yang dikembangkan pada tahun 1931 oleh seismolog Amerika Harry Wood dan Frank Neumann. Pada awal Mei 2016, BMKG menguji coba skala intensitas baru. Selama ini, Indonesia memakai skala intensitas gempa bumi Modified Mercally Intensity atau MMI. Skala intensitas yang yang dikembangkan BMKG ini diberi nama Skala Intensitas Gempabumi BMKG atau SIG- BMKG dengan skala dari I hingga V. Skala ini dibuat lebih sederhana dari skala MMI sehingga lebih mudah dipahami masyarakat. Sejak tahun 2007, tercatat sudah 114 gempabumi yang dilaporkan dirasakan di wilayah Sulawesi Tenggara, dan 78 di antaranya dirasakan di Kota Kendari. Gempa yang paling keras dirasakan dilaporkan masyarakat terjadi pada 25 April 2011 pukul 07:08:00 WITA dalam skala intensitas IV hingga V MMI. Pusat gempabumi tersebut terjadi pada 4.39 LS dan 122.86 BT dengan kedalaman 12 kilometer atau berjarak 55 kilometer tenggara Kendari dan berkekuatan 6.0 Mb. Pada tahun 2011, akselerograf non colocated BMKG dipasang di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari dengan kode KDRI. Sejak Oktober 2013, data akselerograf KDRI diolah oleh Stasiun Geofisika Kendari. Akselerograf yang mencatat percepatan tanah ini dimanfaatkan untuk memantau Percepatan Tanah Maksimal atau PGA (Peak Ground Acceleration) akibat gempabumi yang dirasakan di Kota Kendari.

Tulisan ini bermaksud untuk mengklasifikasikan kembali skala intensitas gempabumi yang dirasakan di Kota Kendari pada tahun 2013 hingga 2015 dari skala MMI (Modified Mercaly Intensity) ke dalam skala intensitas yang lain, yaitu Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG- BMKG) menggunakan data percepatan dari akselerograf KDRI. II. Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) Skala Intensitas Gempabumi BMKG atau disingkat SIG-BMKG adalah skala intensitas yang dikembangkan dan digunakan secara internal oleh BMKG sejak 2016. Skala ini disusun sederhana dengan hanya memiliki lima tingkatan, yaitu I hingga V berturut-turut dengan keterangan singkat: tidak dirasakan, dirasakan, kerusakan ringan, kerusakan sedang dan kerusakan berat (tabel 1). Keterangan warna untuk masing-masing tingkatan adalah Putih, Hijau, Kuning, Jingga dan Merah. Skala ini merupakan penyederhanaan dari skala intensitas MMI. Tabel 1. Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) Kelebihan SIG-BMKG adalah skala ini relatif lebih sederhana dalam menyampaikan keterangan dampak kejadian gempabumi. Ini dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat umum untuk memahaminya dan menghafalkannya. Pada sisi lain, skala intensitas MMI yang telah lama dipakai pada dasarnya memiliki potensi subjektifitas tinggi pada penggunaannya dalam penilaian dampak gempa. Jumlah tingkatan skala yang relatif banyak

(12 skala) dapat menyulitkan identifikasi dampak secara akurat. Beberapa istilah dalam skala MMI juga tidak sesuai dengan tipikal bangunan Indonesia, seperti adanya istilah cerobong asap. Hubungan antara intensitas dan nilai PGA pada tiap tingkatan tertera pada tabel SIG- BMKG, dimana skala I memiliki nilai kurang dari 2.9 gal dan skala V memiliki nilai lebih dari 564 gal. Pengelompokkan nilai PGA terhadap tingkatan intensitas didasarkan pada referensi Wald, dkk (199b) dan Worden, dkk (2012). III. Gempa Dirasakan di Kendari 2013-2015 Selama 2013 hingga 2015, 20 gempabumi yang dirasakan masyarakat Kota Kendari, 7 di 2013 dan 2014 serta 6 gempa di 2015. Intensitas dirasakan bervariasi, dari skala II MMI, II - III MMI dan III - IV MMI. Kekuatan terbesar tercatat pada nilai 5.7 ML yang terjadi pada tanggal 3 Desember 2014 pukul 08:27:02 WITA. Dari 20 kejadian gempa dirasakan 2013 2015, data percepatan dari sensor KDRI yang tersedia hanya ada 14 gempabumi. Data inilah yang nantinya akan diolah menjadi PGA untuk menentukan intensitas gempabumi dalam skala SIG-BMKG. Tabel 2. Kejadian gempabumi dirasakan di Kota Kendari 2013-2015 (dengan data percepatan) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tanggal 29-Oct-2013 13-Nov-2013 20-Nov-2013 25-Nov-2013 3-Dec-2013 18-Jan-2014 20-May-2014 22-May-2014 3-Dec-2014 3-Dec-2014 4-Feb-2015 15-Apr-2015 19-Sep-2015 5-Oct-2015 Waktu Kejadian Gempa (OT) UTC Mag Lintang Bujur Kedalaman (km) Hiposenter (km) Keterangan Lokasi Intensitas Dirasakan (MMI) 10:16:20 4,2 Ml -3.84 122.43 7.0 23.9 BL. Kendari Sultra II III 00:04:00 3,5 Ml -4.22 122.70 15.0 33.8 Tggr. Kendari Sultra II 01:46:12 3,3 Ml -4.14 122.59 9.5 21.1 BD. Kendari Sultra II III 23:25:56 4,1 Ml -4.11 122.60 9.9 18.4 BD. Kendari Sultra III IV 16:30:19 3,4 Ml -4.17 122.61 9.9 24.4 BD. Kendari Sultra II III 11:25:53 3,9 Ml -4.15 122.65 10.0 23.3 Tggr. Kendari Sultra II III 15:05:25 4,0 Ml -4.26 122.70 10.0 35.9 Tggr. Kendari Sultra II 02:39:59 4,6 Ml -4.28 122.73 11.0 39.3 Tggr. Kendari Sultra II III 00:27:02 5,7 Ml -2.80 122.38 9.5 132.3 02:33:21 5,3 Ms -2.87 122.39 26.0 126.8 86.2 km TL. Wanggudu Sultra 79.2 km TL. Wanggudu Sultra 14:57:15 3,9 Ml -3.88 122.61 10.0 14.3 BL. Kendari Sultra II III 06:00:17 3,3 Ml -4.12 122.61 10.0 19.5 BD. Kendari Sultra II 14:44:03 2,4 Ml -4.10 122.52 10.0 19.2 BD. Kendari Sultra II 03:34:28 3,4 Ml -3.88 122.64 10.0 15.2 TL. Kendari Sultra II II III II III

3.1. Percepatan Gempabumi Dirasakan di Kota Kendari 2013-2015 Akselerograf KDRI yang terletak di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari menjadi sumber data percepatan dalam tulisan ini. Akselerograf yang telah dipasang sejak tahun 2011 tersebut memberikan data percepatan yang diolah di Stasiun Geofisika Kendari dan untuk jaringan akselerograf BMKG. Semua data percepatan gempabumi dirasakan 2013-2015 yang tersedia diolah dengan aplikasi Obspy untuk memperoleh nilai percepatan puncak (PGA). Nilai maksimal kemudian dipilih dari PGA tiga komponen (Barat-Timur E-W, Utara-Selatan N-S dan Vertikal Z) tiap kejadian gempabumi. Nilai yang diperoleh berkisar antara paling kecil 0.6148 gal hingga paling besar 19.7399 gal. Gempabumi yang paling kecil nilai PGA-nya terjadi dengan kekuatan 3.5 ML dan berjarak 3.38 kilometer dari sensor. Sementara yang paling besar nilai PGA-nya berjarak 18.4 kilometer dan memiliki kekuatan 4.1 ML. Gambar 1. Percepatan Gempabumi 25 November 2013 (Diproses dengan Obspy) 3.2. Gempa Dirasakan di Kendari 2013 2015 dalam SIG-BMKG Semua data percepatan gempabumi dirasakan 2013 2015 (sebanyak 14 kejadian gempabumi) kemudian dipakai untuk mengklasifikasikan kembali intensitas ke dalam Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG). Sesuai dengan tabel SIG-BMKG, maka gempabumi dengan nilai PGA di bawah nilai 2.9 gal masuk ke dalam skala I SIG-BMKG, sedangkan yang bernilai di atasnya hingga 88 gal masuk ke skala SIG-BMKG. Setelah dikelompokkan ke dalam SIG-BMKG, skala intensitas gempabumi dirasakan di Kendari 2013 2015 menjadi bervariasi antara skala I, I II hingga II SIG-BMKG. Gempabumi yang sebelumnya dirasakan dengan skala II MMI (13 November 2013), dalam SIG-BMKG menjadi skala I. Ini berarti, gempabumi ini hanya dirasakan sedikit orang. Kasus yang sama

dengan gempabumi tanggal 19 September 2015. Keduanya memiliki nilai PGA kurang dari 2.9 gal. Gempabumi dengan intensitas paling besar dalam skala MMI (25 November 2013), III IV MMI, dalam skala SIG-BMKG menjadi skala II SIG-BMKG. Nilai PGA-nya mencapai 19.7399 gal. Sementara untuk dua gempa yang menjadi skala I II SIG-BMKG (20 Mei 2014 dan 5 Oktober 2015), sebelumnya adalah gempabumi dengan intensitas dirasakan II MMI. Nilai percepatan masing-masing 2.8894 gal dan 2.9210 gal berada di batas skala II SIG-BMKG (2.9 gal) sehingga dikelompokkan menjadi skala I II SIG-BMKG. Tabel 3. Intensitas gempabumi dirasakan di Kendari 2013 2015 dalam SIG-BMKG No Tanggal Waktu Kejadian Gempa (OT) Mag Lintang Bujur Kedalam an (km) Hiposenter (km) Max (gals) Intensitas (SIG- BMKG) 1 29-Oct-2013 10:16:20 4,2 Ml -3.84 122.43 7.0 23.9 6.8828 II 2 13-Nov-2013 00:04:00 3,5 Ml -4.22 122.70 15.0 33.8 0.6148 I 3 20-Nov-2013 01:46:12 3,3 Ml -4.14 122.59 9.5 21.1 3.5821 II 4 25-Nov-2013 23:25:56 4,1 Ml -4.11 122.60 9.9 18.4 19.7399 II 5 3-Dec-2013 16:30:19 3,4 Ml -4.17 122.61 9.9 24.4 4.5011 II 6 18-Jan-2014 11:25:53 3,9 Ml -4.15 122.65 10.0 23.3 4.8640 II 7 20-May-2014 15:05:25 4,0 Ml -4.26 122.70 10.0 35.9 2.8894 I II 8 22-May-2014 02:39:59 4,6 Ml -4.28 122.73 11.0 39.3 5.2898 II 9 3-Dec-2014 00:27:02 5,7 Ml -2.80 122.38 9.5 132.3 11.2372 II 10 3-Dec-2014 02:33:21 5,3 Ms -2.87 122.39 26.0 126.8 3.5469 II 11 4-Feb-2015 14:57:15 3,9 Ml -3.88 122.61 10.0 14.3 17.4450 II 12 15-Apr-2015 06:00:17 3,3 Ml -4.12 122.61 10.0 19.5 5.4818 II 13 19-Sep-2015 14:44:03 2,4 Ml -4.10 122.52 10.0 19.2 1.0328 I 14 5-Oct-2015 03:34:28 3,4 Ml -3.88 122.64 10.0 15.2 2.9210 I II Terlihat bahwa dengan pemakaian skala intensitas SIG-BMKG, intensitas menjadi lebih sederhana. Nilai intensitas hanya berada di skala I (hanya dirasakan sedikit orang, tidak merusak) dan skala II (dirasakan banyak orang, tidak merusak). Berbeda dengan pemakaian skala MMI yang sedikit lebih rumit buat masyarakat awam. Dengan menggunakan nilai percepatan dalam menentukan intensitas, maka intensitas yang diperoleh lebih objektif. Berbeda dengan penentuan intensitas hasil perkiraan manusia, di mana intensitas yang diperoleh sangat subjektif. Meskipun begitu, penentuan intensitas dengan cara tradisional ini masih diperlukan sebagai informasi awal dampak gempabumi. Dengan bantuan skala intensitas yang lebih sederhana seperti Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG), maka penentuan intensitas juga pasti akan lebih mudah. Nilai percepatan dari akselerograf juga menjadi alat bantu penentuan intensitas gempabumi yang mendekati kenyataan di lapangan.

IV. Kesimpulan Empat belas gempabumi dirasakan di Kota Kendari tahun 2013 hingga 2015 dihitung kembali nilai PGA-nya. Dari nilai PGA tersebut, intensitas gempabumi kemudian dikelompokkan kembali dalam skala intensitas yang baru, Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG). Dari hasil pengelompokkan intensitas yang baru, didapatkan bahwa gempa yang dilaporkan dirasakan di Kendari dari 2013 sampai 2015 tersebut memiliki intensitas I, I II, sampai II SIG- BMKG. Pemakaian skala intensitas SIG-BMKG membuat pelaporan gempa dirasakan lebih sederhana dibanding skala MMI. Ini karena tingkatannya yang hanya lima skala, I hingga V. Untuk tulisan ini, pengelompokkan nilai PGA pada skala SIG-BMKG sesuai dengan intensitas sebenarnya di lapangan. Gempa yang hanya sedikit dirasakan orang berada pada skala I SIG- BMKG, sementara yang banyak dirasakan orang berada pada skala II SIG-BMKG. Ucapan Terima Kasih Rasa terima kasih yang besar diucapkan penulis buat rekan-rekan di Stasiun Geofisika Kendari yang telah membantu memberi masukan buat tulisan ini serta kepada Dr. Muzli dari Bidang Seismologi Teknik BMKG yang secara khusus memberi bantuan dan masukan buat penulis. Daftar Pustaka Wald, D. J., Quitoriano, V., Heaton, T. H., & Kanamori, H. (1999b). Relationships between peak ground acceleration, peak ground velocity, and modified Mercalli intensity in California. Earthquake spectra, 15(3), 557-564. Muzli, M., Masturyono, Murjaya, J., Riyadi, M. (2016). Skala Intensitas Gempabumi (Studi Kasus: SIG-BMKG). Prosiding PIT IABI ke-3 Tahun 2016, Bandung. Detik.com (Kamis, 12 Mei 2016). BMKG Uji Coba Skala Intensitas yang Baru [daring]. (http://news.detik.com/berita/3209348/bmkg-uji-coba-skala-intensitas-yang-baru-untukgempa-bumi, diakses 15 Agustus 2016).