Kata Kunci : Metode Jigsaw, Finishing Bangunan, mahasiswa Arsitektur I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

ISU ISU PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PEMEBELAJARAN KOOPERATIF. Rohana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jln. Kalimantan 37, Jember

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

di susun dari berbagai sumber oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai kebersamaan ( commonnees). 1

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

Pusvyta Sari 1 Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013

NURUL HUDA LOSARI BREBES SKRIPSI

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bumi Aksara, 2007), hlm Ahmad Binadja, Pengembangan Ilmu Media Interaktif Pembelajaran Kecakapan Hidup

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan akan menunjang kehidupan yang lebih baik di masa depan. Oleh

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPATIHAN PURWOREJO DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW INTEGRASI JURNAL AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH KONSELING KARIR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN FINISHING BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG Wienty Triyuly Tenaga Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jalan Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya, OI, 30662 Email : bunda_wienty@yahoo.com ABSTRAK Teknologi Bangunan adalah salah satu mata kuliah pada Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya yang membahas mengenai teknologi dan bahan bangunan yang dapat menunjang bangunan berfungsi secara maksimal. Proses belajar mengajar mengalami permasalahan karena media pembelajaran yang kurang memadai dan bahan kuliah yang belum sempurna sehingga pesan yang disampaikan oleh dosen tidak sampai kepada mahasiswa secara maksimal. Permasalahan ini kemudian dicoba untuk diatasi dengan melakukan perubahan cara penyampaian materi dengan menggunakan metode Jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok dengan sistem pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Metode Jigsaw berorientasi terhadap mahasiswa dengan memperhatikan dan mengaktifkan skemata atau latar belakang pengalaman mahasiswa sehingga mahasiswa dapat bekerja sama untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Tahapan pelaksanaan Metode Jigsaw yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya semester genap 2010-2011 adalah (1) Pembagian bahan kuliah menjadi 4 topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap), (2) Penjelasan dan kegiatan brainstorming mengenai topik utama untuk mengaktifkan skemata mahasiswa, (3) Pembagian mahasiswa dalam 4 kelompok dan memberikan tugas satu topik utama kepada setiap kelompok mahasiswa, (4) Mahasiswa dalam setiap kelompok mengerjakan topik utama secara bersama dalam satu kelompok, (5) Pembagian topik utama menjadi sub-sub topik untuk masing-masing mahasiswa dalam satu kelompok dengan sub topik yang berbeda antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain, (6) Setiap mahasiswa melakukan presentasi dalam kelompoknya, kemudian mahasiswa dalam setiap kelompok melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan mengenai topik bahasannya, (7) Pembentukan kelompok baru dengan menggabungkan satu kelompok kecil dengan kelompok kecil lainnya sehingga terbentuk kelompok baru. Mahasiswa kemudian melakukan presentasi mengenai hasil pembahasan kelompoknya selama 10 menit sehingga mahasiswa bisa saling melengkapi dan

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, (8) Mahasiswa melakukan pembahasan 4 topik dalam kelompok barunya dan membuat suatu kesimpulan mengenai topik secara keseluruhan, (9) Kemudian setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi hasil pembahasannya di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya jawab. (10) Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lainnya, (11) Pada bagian akhir, dosen memberikan pemantapan dan evaluasi berupa kuis dan tugas sesuai dengan topik materi yang dibahas. Metode Jigsaw ini membutuhkan waktu yang cukup lama terutama untuk persiapan, pencarian data dan presentasi mahasiswa, sehingga kegiatan ini membutuhkan kerjasama antara dosen dan mahasiswa. Penerapan metode Jigsaw pada pemberian pokok bahasan teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap dapat meningkatkan ketertarikan dan keingintahuan mahasiswa terhadap finishing dinding, lantai, plafon dan atap sehingga terjadi peningkatan penilaian dan kemampuan teknologi finishing bangunan bagi mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. Kata Kunci : Metode Jigsaw, Finishing Bangunan, mahasiswa Arsitektur I. PENDAHULUAN Teknologi Bangunan merupakan salah satu dasar mata kuliah yang diajarkan pada Program Studi Teknik Arsitektur dan termasuk dalam mata kuliah keahlian berkarya (MKKB) pada semester 2 dengan bobot 3 SKS. Teknologi Bangunan membahas mengenai teknologi dan bahan bangunan yang dapat menunjang bangunan berfungsi secara maksimal. Pelaksanaan perkuliahan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab kemudian dilanjutkan dengan penugasan dalam bentuk tugas kecil dan tugas besar dalam satu semester. Pada setiap akhir semester, mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya mengalami kesulitan memahami dan menerapkan teknologi pada rancangan bangunannya sehingga bangunan yang direncanakan oleh mahasiswa menggunakan bahan bangunan konvensional dan kurang memperhatikan kemajuan teknologi. Untuk mengatasi kesulitan ini maka dilakukan refleksi dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada mahasiswa sehingga ditemukan suatu permasalahan yang berasal dari proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Pesan yang disampaikan oleh dosen tidak sampai kepada mahasiswa karena media pembelajaran yang kurang memadai dan bahan kuliah yang belum sempurna. Mahasiswa mengalami kesulitan melakukan penerapan teknologi bangunan dalam suatu perencanaan dan perancangan

bangunan secara menyeluruh, terutama mengenai teknologi finishing bangunan yang mencakup finishing dinding, lantai, plafon dan atap. Permasalahan ini kemudian dicoba untuk diatasi dengan melakukan perubahan cara penyampaian materi dengan menggunakan metode Jigsaw yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok dengan sistem pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Metode Jigsaw menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok secara optimal. Strategi pembelajaran Metode Jigsaw menuntut mahasiswa melakukan tanggungjawab individu sekaligus kelompok sehingga pada diri mahasiswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Metode Jigsaw memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan mahasiswa dan belajar bersama satu sama lain. Berdasarkan kondisi diatas, maka dibutuhkan suatu kajian yang menganalisa pelaksanaan tindakan kelas dengan penerapan Model Jigsaw pada proses belajar mengajar teknologi finishing bangunan mata kuliah Teknologi Bangunan terhadap mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. II. TINJAUAN PUSTAKA Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari yang bersifat behavioristik menjadi konstruktivisme, dari yang bersifat teacher centered ke student centered. Dalam proses yang berpusat pada dosen (teacher centered), dosen memberikan perkuliahan yang sifatnya text book kepada mahasiswa sehingga mahasiswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen sehingga dalam proses ini, dosen yang bersifat aktif sedangkan mahasiswa bersifat pasif. Sedangkan dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered), dosen tidak hanya memberikan perkuliahan yang sifatnya textbook kepada mahasiswa, melainkan mahasiswa harus mampu membangun pengetahuan dalam alam pikiran mahasiswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa secara individu maupun kelompok adalah model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran Koopertif merupakan model pembelajaran yang bertolak dari sifat dasar manusia dan diarahkan pada pengembangan kemampuan mahasiswa dalam realisasi sifat dasar tersebut (Syaodih, 2004; 238). Metode pembelajaran Kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena didalam pembelajaran Kooperatif menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil sehingga mahasiswa dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok secara optimal. Strategi pembelajaran Kooperatif melakukan tanggungjawab individu sekaligus kelompok sehingga pada diri mahasiswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku

saling ketergantungan secara positif. Pembelajaran Kooperatif memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan mahasiswa dan belajar bersama satu sama lain. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang dirancang dengan baik menekankan bahwa mahasiswa yang terlibat secara aktif akan mengkonstruksi pengetahuannya dan pada waktu yang bersamaan akan memberikan semangat pada temannya untuk mencapai tujuan. Pembelajaran Kooperatif memiliki 5 unsur yang harus diterapkan (Lie, 2003; 30) yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Unsur dalam pembelajaran kooperatif akan membentuk 14 macam teknik pembelajaran yang termasuk dalam Cooperative Learning (Lie, 2003; 53-72), yaitu : Mencari Pasangan (Make a Match), Bertukar Pasangan, Berpikir-Berpasangan Berempat (Think-Pair-Share), Berkirim Salam dan Soal, Kepala Bernomor (Numbered Head), Kepala Bernomor Terstruktur, Dua Tinggal Dua (Two-Stay-Two-Stray), Keliling Kelompok, Kancing Gemerincing, Keliling Kelas, Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside Outside Circle), Tari Bambu, Jigsaw, Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling) Teknik yang menggabungkan antara kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara adalah teknik Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson et al. Teknik Jigsaw memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman mahasiswa kemudian membantu mahasiswa mengaktifkan skemata tersebut sehingga mata kuliah menjadi lebih bermakna, mahasiswa bekerja dengan sesama mahasiswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Prosedur pelaksanaan teknik Jigsaw adalah : a. Dosen membagi bahan kuliah menjadi beberapa topik b. Dosen memberikan pengenalan beberapa topik yang akan dibahas. Dosen menulis topik di papan tulis dan menanyakan apa yang mahasiswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming bertujuan mengaktifkan skemata mahasiswa agar lebih siap menghadapi topik baru. c. Dosen membagi mahasiswa dalam kelompok dan memberikan tugas satu topik kepada semua kelompok d. Bagian pertama bahan topik diberikan kepada mahasiswa kelompok pertama, sedangkan mahasiswa kelompok kedua mendapat bagian kedua bahan topik e. Mahasiswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing f. Setelah selesai, satu mahasiswa dari kelompok satu bergabung dengan satu mahasiswa dari kelompok lain sehingga terbentuk kelompok baru. g. Mahasiswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing sehingga mahasiswa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan lainnya.

h. Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lainnya i. Dosen memberikan kuis dan tugas sesuai dengan topik materi yang dibahas j. Pada bagian akhir, dosen memberikan pemantapan dan evaluasi. III. METODOLOGI Kegiatan ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pemahaman penerapan teknologi finishing bangunan pada perencanaan dan perancangan bangunan bagi mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas (action research) sehingga penelitian ini menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan kelas. Kegiatan tindakan kelas ini dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dan dilakukan secara berulang-ulang sampai dengan tujuan kegiatan tercapai. Prosedur pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, tahap analisis dan refleksi. 1) Tahap Perencanaan Tindakan a) Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi b) Melakukan kajian pustaka untuk pemberian materi kegiatan c) Melakukan penetapan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan d) Menetapkan rumusan hipotesis tindakan e) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Evaluasi awal kepada mahasiswa b) Kegiatan brainstorming mengenai topik utama c) Pembagian kelompok mahasiswa d) Pengerjaan dan presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok e) Pembentukkan kelompok baru dan presentasi hasil pembahasan sebelumnya f) Pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan keseluruhan. g) Presentasi kelompok dan tanya jawab. h) Penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studii kasus yang sama dengan evaluasi awal. Pada saat proses berlangsung, dosen dan tim mengamati dengan menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lain. 3) Tahap Analisis dan Refleksi Tahap ini dilakukan untuk mengamati proses tindakan kelas secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan suatu analisis pelaksanaan tindakan.

Analisa data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif sehingga data yang didapat pada saat pelaksanaan akan menghasilkan suatu gambaran perkembangan atau proses pemberian materi mengenai teknologi finishing bangunan yang diperoleh oleh mahasiswa. Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan/ Indikator Keberhasilan Hipotesis Tindakan Kajian Teori Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Persiapan Tindakan Analsisi Data Tidak Berhasil Stop pemantapan Gambar 1. Kerangka Berpikir KEGIATAN DOSEN LANGKAH KEGIATAN MAHASISWA Siapkan Bahan mengenai Teknologi Finishing Bangunan Bentuk Kelompok Bimbing Kelompok Kelompok Mahasiswa berdasarkan Tugas Kajian Bahan Bimbing Diskusi Kelompok Mahasiswa KAJIAN BAHAN DISKUSI KELOMPOK Duduk dalam Kelompok Menerima Pembagian Kelompok Memikirkan Tugas Mengerjakan Tugas Sendiri Keluar dari Kelompok Bergabung dengan Kelompok Lain Berdiskusi dalam Kelompok Baru Siapkan dan Beri Tugas Siapkan dan Beri Kuis TUGAS DAN KUIS Mengerjakan Tugas Mengerjakan Kuis Berikan Pemantapan PEMANTAPAN Mendengar, Menanggapi, Bertanya Gambar 2. Model Jigsaw yang Digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Mata kuliah Teknologi Bangunan diberikan kepada mahasiswa semester genap tahun akademik 2010-2011 berjumlah 47 orang di lokasi ruang kuliah Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya selama 16 kali pertemuan. Mata kuliah Teknologi Bangunan mencakup materi mengenai teknologi kayu, teknologi beton, teknologi baja dan teknologi finishing bangunan. Materi teknologi finishing bangunan diberikan selama 6 kali pertemuan dengan tahapan pelaksana terbagi menjadi : a. Persiapan : Identifikasi dan perumusan masalah, kajian pustaka, menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan, menetapkan rumusan hipotesis tindakan b. Pertemuan 1 : Evaluasi awal mengenai penggunaan teknologi finishing bangunan kepada mahasiswa c. Pertemuan 2 : Kegiatan brainstorming mengenai topik utama, dilanjutkan dengan pembagian kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok dan individu d. Pertemuan 3 : Presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok baru e. Pertemuan 4 : Presentasi pembahasan sebelumnya dalam kelompok baru, dilanjutkan pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan secara keseluruhan f. Pertemuan 5 : Presentasi kelompok dan tanya jawab di depan kelas secara keseluruhan. g. Pertemuan 6 : Evaluasi akhir berupa penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studi kasus yang sama dengan evaluasi awal dan dilanjutkan dengan pemberian kuis mengenai pembahasan teknologi finishing bangunan. 4.2 Tahapan Pelaksanaan Tindakan 1. Tahap Perencanaan Tindakan a) Identifikasi dan perumusan masalah Permasalahan proses belajar mengajar terjadi disebabkan karena mahasiswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh dosen dan berpusat pada dosen (teacher centered) sehingga dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered). Pada proses pembelajaran student centered, mahasiswa harus mampu membangun pengetahuan dalam alam pikiran mahasiswa secara individu dan kelompok sehingga berdasarkan kondisi diatas maka dapat rumusan masalah kegiatan ini adalah: 1) Bagaimana keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi 2) Bagaimana keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

3) Bagaimana kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan baik dan sistematis b) Melakukan kajian pustaka untuk pemberian materi kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaharui materi ajar dan disesuaikan dengan teknologi finishing bangunan yang sedang berkembang pada saat ini. Kajian pustaka dilakukan melalui buku literatur dan brosur teknologi finishing bangunan (survey dan internet). Kajian pustaka dibagi menjadi 4 topik utama teknologi finishing bangunan yaitu finishing dinding, lantai, plafon dan atap. c) Melakukan penetapan tujuan dan indikator keberhasilan tindakan Tujuan kegiatan ini adalah adanya peningkatan prosentase keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi serta peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan baik dan sistematis. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah 70%. d) Menetapkan rumusan hipotesis tindakan Hipotesis tindakan didasarkan pada identifikasi dan perumusan masalah serta tujuan dan indikator keberhasilan. Rumusan hipotesis tindakan adalah: 1) Jika dosen membagi mahasiswa dalam kelompok dan memberi tugas kepada semua kelompok, maka mahasiswa akan bekerja dalam kelompok dan mahasiswa akan memikirkan tugas tersebut dengan baik 2) Jika dosen memberi tugas mahasiswa untuk menjelaskan hasil pemikiran dengan kelompok lain maka mahasiswa dapat menjelaskan mengenai teknologi finishing bangunan dengan baik dan sistematis 3) Jika dosen memberikan pertanyaan yang jelas dalam kelompok tersebut maka makin banyak respon mahasiswa masing-masing anggota kelompok 4) Jika dosen memberikan waktu yang banyak maka respon mahasiswa akan semakin banyak dan mahasiswa akan lebih aktif 5) Jika mahasiswa lebih aktif maka mahasiswa dapat menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai teknologi finishing bangunan dengan benar 6) Jika mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar maka mahasiswa memahami teknologi finishing bangunan 7) Jika mahasiswa memahami kemajuan teknologi finishing bangunan maka mahasiswa dapat menggunakan teknologi finishing bangunan.

e) Mempersiapkan pelaksanaan tindakan Kegiatan tahap ini adalah membuat persiapan sarana pembelajaran dan instrument lembar observasi dan desain lembar evaluasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Evaluasi awal kepada mahasiswa Dosen memberikan evaluasi awal mengenai penggunaan teknologi finishing bangunan dengan memberikan satu desain bangunan kepada masing-masing mahasiswa (desain bangunan hotel, mal, apartemen dan kantor). Mahasiswa merencanakan penggunaan teknologi finishing bangunan untuk desain bangunannya berdasarkan latar belakang pengalaman mahasiswa. b) Kegiatan brainstorming mengenai topik utama Dosen melakukan kegiatan brainstorming untuk mengaktifkan skemata mahasiswa dengan memberikan penjelasan mengenai topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap. c) Pembagian kelompok mahasiswa Dosen membagi mahasiswa dalam 4 kelompok dan memberikan tugas satu topik utama kepada setiap kelompok mahasiswa Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini sejumlah 47 orang sehingga jumlah mahasiswa dalam setiap kelompok hampir sama, hanya ada 1 kelompok yang hanya terdiri 11 orang yaitu kelompok 2 yang membahas mengenai Teknologi Finishing Plafon dengan mempertimbangkan tingkat cakupan materi topik. d) Pengerjaan dan presentasi tugas mahasiswa dalam kelompok Tahapan pengerjaan tugas mahasiswa dalam kelompok terbagi menjadi 2 tahapan pengerjaan yaitu : 1) Tahapan pengerjaan tugas bersama Mahasiswa dalam setiap kelompok mengerjakan topik utama secara bersama dalam satu kelompok 2) Tahapan pengerjaan tugas individu Mahasiswa dengan persetujuan dosen melakukan pembagian topik utama menjadi sub topik untuk masing-masing mahasiswa dalam satu kelompok. Setiap mahasiswa melakukan presentasi dalam kelompoknya selama 5 menit mengenai sub topik bahasan masing-masing mahasiswa, kemudian

mahasiswa dalam setiap kelompok melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan mengenai topik bahasannya Tabel 1. Pembagian Sub Topik dalam Kelompok Mahasiswa Kelompok Topik Utama Sub Topik Kelompok Topik Utama Sub Topik Kelompok 1 Teknologi Finishing Dinding Kelompok 2 Teknologi Finishing Lantai Mahasiswa 1 TSKD 1 Kelompok 3 Teknologi TSKP 1 Mahasiswa 1 Teknologi Teknologi Struktur Mahasiswa 2 Struktur TSKD 2 Finishing Mahasiswa 2 Konstruksi TSKP 2 Mahasiswa 3 Konstruksi TSKD 3 Dinding Mahasiswa 3 Plafon TSKP 3 Mahasiswa 4 Dinding TSKD 4 Mahasiswa 4 (TSKP) TSKP 4 Mahasiswa 5 (TSKD) TSKD 5 Mahasiswa 5 TSKP 5 Mahasiswa 6 TSKD 6 Mahasiswa 6 TSKP 6 Mahasiswa 7 TBD 1 Mahasiswa 7 Teknologi TBP 1 Mahasiswa 8 Teknologi TBD 2 Mahasiswa 8 Bahan TBP 2 Mahasiswa 9 Bahan TBD 3 Mahasiswa 9 Plafon TBP 3 Mahasiswa 10 Dinding TBD 4 Mahasiswa 10 (TBP) TBP 4 Mahasiswa 11 (TBD) TBD 5 Mahasiswa 11 TBP 5 Mahasiswa 12 TBD 6 Kelompok 4 Mahasiswa 1 Teknologi TKSA 1 Mahasiswa 1 TSKL 1 Teknologi Mahasiswa 2 Struktur TKSA 2 Mahasiswa 2 Teknologi TSKL 2 Finishing Mahasiswa 3 Konstruksi TKSA 3 Struktur Mahasiswa 3 TSKL 3 Atap Mahasiswa 4 Atap TKSA 4 Konstruksi Mahasiswa 4 TSKL 4 Mahasiswa 5 (TSKA) TKSA 5 Lantai Mahasiswa 5 (TSKL) TSKL 5 Mahasiswa 6 TKSA 6 Mahasiswa 6 TSKL 6 Mahasiswa 7 Teknologi TBA 1 Mahasiswa 7 TBL 1 Mahasiswa 8 Bahan TBA 2 Mahasiswa 8 Teknologi TBL 2 Mahasiswa 9 Atap TBA 3 Mahasiswa 9 Bahan TBL 3 Mahasiswa 10 (TBA) TBA 4 Mahasiswa 10 Lantai TBL 4 Mahasiswa 11 TBA 5 Mahasiswa 11 (TBL) TBL 5 Mahasiswa 12 TBA 6 Mahasiswa 12 TBL 6 e) Pembentukkan kelompok baru dan presentasi hasil pembahasan sebelumnya Dosen membuat kelompok baru yang terdiri atas satu kelompok kecil mahasiswa yang bergabung dengan kelompok kecil mahasiswa yang lain Tabel 2. Pembagian Kelompok Baru Kelompok Anggota Kelompok Anggota Kelompok Anggota TSKD 1 TSKD 3 TSKD 5 TSKD 2 TSKD 4 TSKD 6 TBD 1 TBD 3 TBD 5 TBD 2 TBD 4 TBD 6 TSKL 1 TSKL 3 TSKL 5 TSKL 2 TSKL 4 TSKL 6 Kelompok A TBL 1 TBL 3 TBL 5 TBL 2 Kelompok B TBL 4 Kelompok C TBL 6 TSKP 1 TSKP 3 TSKP 5 TSKP 2 TSKP 4 TSKP 6 TBP 1 TBP 3 TBP 5 TBP 2 TBP 4 TKSA 5 TKSA 1 TKSA 3 TKSA 6 TKSA 2 TKSA 4 TBA 5 TBA 1 TBA 3 TBA 6 f) Pembahasan topik dalam kelompok dan membuat kesimpulan keseluruhan. Mahasiswa melakukan presentasi mengenai hasil pembahasan kelompoknya selama 10 menit sehingga mahasiswa bisa saling berinteraksi. Mahasiswa kemudian melakukan pembahasan 4 topik dalam kelompok barunya dan membuat suatu kesimpulan mengenai topik secara keseluruhan

g) Presentasi kelompok dan tanya jawab Setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi hasil pembahasannya di depan kelas dan dilanjutkan dengan tanya jawab h) Penerapan hasil kesimpulan mengenai teknologi finishing bangunan dengan studi kasus yang sama dengan evaluasi awal. Mahasiswa menerapkan hasil kesimpulan teknologi finishing bangunan yang didapatkan dalam studi kasus perencanaan dan perancangan bangunan yang telah diberikan pada evaluasi awal. Pada saat kegiatan, dosen dan tim mengamati menggunakan lembar observasi dan dibantu dengan media dan alat lain. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tindakan (kesuaian tindakan dengan rencana dan dampak tambahan atau lanjutan setelah tindakan dilaksanakan). 3. Tahap Analisis dan Refleksi Tahap ini merupakan tahapan pengamatan terhadap proses tindakan kelas secara menyeluruh sehingga akan menghasilkan suatu analisis terhadap pelaksanaan tindakan. Analisis mencakup tingkatan pencapaian tujuan dan indikator keberhasilan dengan menggunakan penilaian terhadap hipotesis tindakan. 4.3 Tahapan Penilaian Tindakan Penilaian tindakan dilakukan melalui 3 tahapan penilaian, yaitu : a. Tahap Pertama Penilaian tahap pertama berupa evaluasi terhadap penggunaan teknologi finishing bangunan pada desain bangunan (hotel, mal, apartemen atau kantor). Penilaian dilakukan dengan menggunakan dua media yaitu media gambar-tulisan dan media presentasi- diskusi. Penilaian tahap pertama ini merupakan dasar acuan penilaian pencapaian tujuan kegiatan dan indikator keberhasilan kegiatan (baseline). Tabel 3. Hasil Pengamatan Tahap Pertama Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 25,5 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 12,8 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 10,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 12,8 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 12,8 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 21,3 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 14,9 Persentase nilai mahasiswa >70 24,5

Tabel 4. Hasil Penilaian Tahap Pertama Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % Dinding < 46 7 14,89 Plafon < 46 8 17,02 46-55 11 23,40 46-55 15 31,91 56-65 16 34,04 56-65 13 27,66 66-75 13 27,66 66-75 11 23,40 Lantai < 46 6 12,77 Atap < 46 9 19,15 46-55 14 29,79 46-55 10 21,28 56-65 15 31,91 56-65 18 38,30 66-75 12 25,53 66-75 10 21,28 b. Tahap Kedua Penilaian tahap kedua berupa evaluasi terhadap kegiatan brainstorming untuk mengaktifkan skemata mahasiswa dengan memberikan penjelasan mengenai topik utama (teknologi finishing dinding, lantai, plafon dan atap). Kegiatan penilaian dilakukan dengan variabel penilaian tahap pertama. pemberian kuis soal dengan variabel penilaian sama dengan Tabel 5. Hasil Pengamatan Tahap Kedua Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 31,9 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 31,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 38,3 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 31,9 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 42,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 34,0 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 25,5 Persentase nilai mahasiswa >70 51,6 Tabel 6. Hasil Penilaian Tahap Kedua Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % < 46 3,00 6,38 < 46 5,00 10,64 46-55 10,00 21,28 46-55 7,00 14,89 Dinding 56-65 11,00 23,40 56-65 8,00 17,02 Plafon 66-75 19,00 40,43 66-75 16,00 34,04 76-85 4,00 8,51 76-85 10,00 21,28 86-100 0 0 86-100 1,00 2,13 < 46 4,00 8,51 < 46 2,00 4,26 46-55 11,00 23,40 46-55 6,00 12,77 Lantai 56-65 10,00 21,28 56-65 14,00 29,79 Atap 66-75 15,00 31,91 66-75 18,00 38,30 76-85 6,00 12,77 76-85 4,00 8,51 86-100 1,00 2,13 86-100 3,00 6,38 c. Tahap Ketiga Penilaian tahap ketiga berupa evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan kegiatan kelompok. Kegiatan penilaian dilakukan dengan pemberiaan tugas perencanaan penggunaan teknologi finishing bangunan pada satu desain bangunan dengan desain bangunan yang sama dengan evaluasi tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis soal dengan variabel penilaian sama dengan variabel penilaian tahap pertama dan tahap kedua.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Tahap Ketiga Indikator Keberhasilan Prosentase Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 85,1 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 80,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 59,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 78,7 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 76,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 68,1 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 72,3 Persentase nilai mahasiswa >70 73,9 Tabel 8. Hasil Penilaian Tahap Ketiga Variabel Nilai Nilai Variabel Jml % Jml % 46-55 5,00 10,64 46-55 5,00 10,64 56-65 9,00 19,15 56-65 7,00 14,89 Dinding 66-75 16,00 34,04 Plafon 66-75 13,00 27,66 76-85 12,00 25,53 76-85 18,00 38,30 86-100 5,00 10,64 86-100 4,00 8,51 46-55 3,00 6,38 46-55 4,00 8,51 56-65 7,00 14,89 56-65 9,00 19,15 Lantai 66-75 14,00 29,79 Atap 66-75 15,00 31,91 76-85 15,00 31,91 76-85 11,00 23,40 86-100 8,00 17,02 86-100 8,00 17,02 V. KESIMPULAN Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mahasiswa pada mata kuliah Teknologi Bangunan merupakan kegiatan yang berdasarkan pada teori dan praktek penerapan penggunaan teknologi finishing bangunan pada desain bangunan. Penggunaan metode Jigsaw pada kegiatan belajar mengajar dilaksanakan 3 tahap dan menghasilkan suatu peningkatan penilaian dan pemahaman mahasiswa Program Studi Teknik Arsitektur yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai prosentase indikator keberhasilan. Tabel 9. Peningkatan Nilai Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan Penilaian Tahap 1 2 3 Keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok 25,5 31,9 85,1 Keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi 12,8 31,9 80,9 Keaktifan mahasiswa untuk bertanya 10,6 38,3 59,6 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan 12,8 31,9 78,7 Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai materi dengan baik dan sistematis 12,8 42,6 76,6 Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan sistematis 21,3 34,0 68,1 Mahasiswa dapat memecahkan masalah perencanaan 14,9 25,5 72,3 Persentase nilai mahasiswa >70 24,5 51,6 73,9 Materi yang diberikan oleh dosen dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa karena mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara individu dan kelompok sehingga mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan keaktifan dan kemampuannya. Proses pembelajaran dengan

menggunakan metode Jigsaw ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan prosentase keaktifan mahasiswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan mahasiswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi serta peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan materi, mengerjakan tugas dan memecahkan masalah perencanaan dengan Indikator keberhasilan kegiatan ini lebih dari 70%. DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. (2003). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas). Jakarta. Grasindo, Penerbit Gramedia Syaodih, Nana (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung. Kusuma Karya Bandung