UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIBAWANG

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran Inquiry

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

Oleh Rohimatul Azizah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 3 BANGUNTAPAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

Mega Astuti Sutaryono 1), Rita P. Khotimah 2) 1),2) Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kata Kunci: pemecahan masalah; PISA; Problem Based Learning

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PROSIDING ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

Siska Candra Ningsih. FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

Dedi Kurniawan ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

BAB III METODE PENELITIAN

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB III METODE PENENLITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

OLEH DESRIYANTI A1C309009

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

PRISMA 1 (2018)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI GLOBALISASI MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

E.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Oleh: Febti Nur Romiyanti 11144100114 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika materi pokok kubus dan balok dengan model Problem Based Instruction (PBI). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) materi pokok kubus dan balok. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi keterlaksanaan pembelajaran, observasi keaktifan belajar, tes kemampuan pemecahan masalah, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis hasil observasi dan analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan model Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini ditandai dengan: (1) Meningkatnya keaktifan belajar dengan rata-rata hasil observasi keaktifan belajar pada tiap siklusnya, yaitu sebesar 58,96% pada siklus I meningkat menjadi 84,09% pada siklus II. (2) Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika juga mengalami peningkatan tiap aspeknya, yaitu memahami masalah sebesar 52,56% pada siklus I meningkat menjadi 94,95% pada siklus II, merencanakan penyelesaian masalah sebesar 50,91% pada siklus I meningkat menjadi 85,05% pada siklus II, melaksanakan rencana penyelesaian 61,41% pada siklus I meningkat menjadi 75,51% pada siklus II, memeriksa kembali/mengecek hasilnya 42,17% pada siklus I meningkat menjadi 85,48% pada siklus II. (3) Persentase observasi keterlaksanaan pembelajaran yakni 68,06% pada siklus I meningkat menjadi 89,58% pada siklus II. Kata kunci: Keaktifan Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah, Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta, peneliti menemukan beberapa hal dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran di kelas ini menggunakan pembelajaran berkelompok, namun kerjasama antar anggota masih kurang. Terlihat ketika pembelajaran, hanya sebagian kecil yang bekerja, selebihnya mereka berjalanjalan, ramai, dan mengobrol sendiri. Dalam diskusi, banyak siswa yang tidak mengerjakan dengan alasan tidak bisa mengerjakan, ini berarti kemampuan pemecahan masalah siswa masih kurang, siswa juga belum aktif untuk mencari jawaban. Selain peneti melakukan tes kemampuan awal pemecahan masalah matematika pada siswa. Namun hasil analisiss tes kemampuan pemecahan masalah matematika pra tindakan menunjukkan persentase kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap aspeknya rendah. Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang diajuka dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Bagaimana model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta? Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. KAJIAN TEORI Menurut Endang Susetyawati dan Sumaryanta (2005:31) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika diartiakan sebagai proses belajar matematika oleh siswa dengan bantuan/ pendampingan guru. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran matematika kegiatan utama dilakukan oleh siswa untuk mempelajari bahan ajar matematika dalam rangka menguasai kompetensi yang telah ditetapkan, guru matematika berfungsi sebagai fasilitator. Menurut peneliti pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar matematika yang dilakukan siswa dengan menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperolehnya dalam rangka menguasai kompetensi yang ditetapkan dan guru sebagai fasilitator. Belajar aktif adalah suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif (Martinis Yamin, 2007:82). Sudjana (2005:61) mengemukaan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

(a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (b) Terlibat dalam pemecahan masalah, (c) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, (e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, (g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, (h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Menurut peneliti keaktifan belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental dan menjadi unsur dasar bagi keberhasilan suatu proses pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dan keterlibatan siswa dalam belajar. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab. Namun tidak semua pertanyaan otomatis menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seseorang hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku. Oleh karena itu, penyelesaian suatu masalah memerlukan usaha yang lebih giat, tekun dan ulet (Fajar Shadiq, 2014: 6). Sesuai pendapat tersebut yang dimaksud pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan dengan beberapa proses/tahap dalam penyelesaiannya. Ini juga memerlukan kesiapan, kreatifitas, pengetahuan, dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kramers dalam Made Wena (2013: 60) mengemukakan tahap-tahap pemecahan masalah terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) memahami masalahnya, (2) membuat rencana penyelesaian, (3) melaksanakan rencana peneylesaian, (4) memeriksa kembali, mengecek hasilnya. Menurut peneliti yang dimaksud kemampuan pemecahan masalah matematika adalah upaya mencari jalan keluar dalam menyelesaikan persoalan matematika sesuai dengan tahapantahapan pemecahan masalah. Trianto (2012) mengemukakan bahwa belajar berdasarkan masalah (PBI) adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif

sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadi bahan dan materi untuk memperoleh pengertian dan menjadi pedoman dan tujuan belajarnya. Sedangkan ciri-ciri khusus PBI menurut Arends dalam Trianto (2012): a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara pribadi bermakna untuk siswa. b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. c. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mmengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis, dan mendefinisikan masalah, mengenbangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan mengolah informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Siswa dituntut untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. e. Kolaborasi. PBI dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mereka saling memberikan motivasi dalam tugastugas kompleks dan memperbanyk inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) menurut Ibrahim dalam Trianto (2012: 98) adalah (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakata. Penelitian ini dilakukan pada buan April-Mei tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 11 Yogyakarta. Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus dihentikan apabila kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru dan siswa terbiasa dengan pembelajaran yang baru yaitu dengan model pembelajaran PBI serta data yang ditampilkan sudah jenuh dalam arti sudah ada peningkatan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Instrumen yang digunakan antara lain: lembar observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, tes kemampuan pemecahan masalah matematika, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan yaitu dengan menganalisis lembar observasi, analisis data tes, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang proses pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) di kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis data pada observasi keterlaksanaan pembelajaran, observasi keaktifan, dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada siklus I dan siklus II. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 68,06% meningkat menjadi 89,58% pada siklus II. Hasil observasi keaktifan belajar pada setiap siklusnya meningkat. Skor aspek keaktifan belajar mengalami peningkatan, yaitu skor aspek turut serta dalam tugas belajarnya (A) sebesar 52,78% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 88,43% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek terlihat dalam pemecahan masalah (B) sebesar 69,44% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 87,50% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek

bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya (C) sebesar 57,64% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 79,17% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah (D) sebesar 56,94% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 90,28% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru (E) sebesar 61,11% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 75% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek menilai kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang diperolehnya (F) sebesar 56,94% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 75% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis (G) sebesar 61,11% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 83,33% (kriteria tinggi) pada siklus II. Skor aspek kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya (H) sebesar 69,44% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 90,28% (kriteria tinggi). Persentase rata-rata keaktifan belajar siswa pada pembelajaran dengan model Problem Based Instruction (PBI) dari siklus I yaitu 68,06% (kriteria cukup) meningkat menjadi 84,09% (kriteria tinggi) pada siklus II. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada setiap siklusnya, model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Skor aspek pemecahan masalah mengalami peningkatan, yaitu skor aspek memahami masalah (A) sebesar 47,98% (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 52,56% (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94,95% (kriteria tinggi). Skor aspek merencanakan penyelesaian masalah (B) sebesar 29,80% (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 50,91% (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,05% (kriteria tinggi). Skor aspek menyelesaikan masalah sesuai rencana (C) sebesar 27,78% (kriteria rendah) pada pra tindakan menjadi 61,41% (kriteria cukup) pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75,51% (kriteria tinggi). Skor aspek memeriksa kembali/mengecek hasilnya (D) sebesar 2,53% (kriteria

sangat rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 42,17% (kriteria rendah) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,48% (kriteria tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Keaktifan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata hasil observasi keaktifan belajar yang dilakukan pada tiap pertemuan yaitu sebesar 58,96% pada siklus I kemudian meningkat menjadi 84,09% pada siklus II. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap aspek meningkat dari siklus I ke siklus II. Skor aspek memahami masalah sebesar 47,98% (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 52,56% (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 94,95% (kriteria tinggi). Skor aspek merencanakan penyelesaian masalah sebesar 29,80% (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 50,91% (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,05% (kriteria tinggi). Skor aspek menyelesaikan masalah sesuai rencana sebesar 27,78% (kriteria rendah) pada pra tindakan menjadi 61,41% (kriteria cukup) pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75,51% (kriteria tinggi). Skor aspek memeriksa kembali/mengecek hasilnya sebesar 2,53% (kriteria sangat rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 42,17% (kriteria rendah) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,48% (kriteria tinggi). Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru a. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat dijadikan salah satu alternatif model

pembelajaran matematika yang diterapkan sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika. b. Dalam pembelajaran guru matematika lebih memperhatikan keterlibatan dan kesiapan siswa dalam menyampaikan pendapat atau bertanya. 2. Bagi siswa a. Diharapkan agar dalam pembelajaran selalu menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Diharapkan siswa meningkatkan keaktifan belajarnya dan kemampuan pemecahan masalah matematika. 3. Bagi peneliti Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada materi ajar yang berbeda atau mata pelajaran selain matematika. DAFTAR PUSTAKA Ainun Normawati. 2014. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran kooperatif Teknik Kartu Arisan pada Siswa Kelas X T4 SMK N 1 Kasihan (tidak diterbitkan). Heruman. 2013. MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hardini, Isriani dan Dewi Puspiasari. STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU. Yogyakarta: familia. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saefudin, Abdul Aziz. 2012. Meningkatkan Profesionalisme dengan PTK. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Sudjana, Nana. 2005. PENILAIAN HASIL PROSES BELAJAR MENGAJAR. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. ------------------. 2010. CARA BELAJAR SISWA AKTIF dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensindo. Sugiyono. 2010. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Wena, Made. 2013. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto,dkk. 2014. PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Jakarta : PT Bumi Aksara. Susetyawati, E. dan Sumaryanta. 2005. TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Trianto. 2013. MENDESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF- PROGRESIF: Konsep, Landasan, dan Implementasi Wiwik Febriani. 2014. Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Pandak (tidak diterbitkan). Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.