FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH SOPIR KOPERASI ANGKUTAN KOTA MAHASISWA DAN UMUM (KAKMU) TRAYEK 05 KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR PLUMBUM (PB) DALAM DARAH PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA KENDARI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HEMOBLOBIN (Hb) DALAM DARAH PADA TUKANG BECAK DI PASAR MRANGGEN DEMAK.

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAK KESEHATAN PADA PENGEMUDI BUS KOTA AC DAN NON AC DI KOTA SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

Kata Kunci : Pencemaran Udara, Timbal (Pb), Daun Mahoni (Swietenia mahagoni), Daun Mangga (Mangifera indica l)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (pb) DALAM DARAH TUKANG BECAK DI JALAN BANTEN PALEMBANG TAHUN 2017

berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MASA KERJA TERHADAP KANDUNGAN Pb (PLUMBUM) DALAM DARAH SOPIR ANGKUTAN KOTA KUPANG TAHUN 2009 OLGA M. DUKABAIN, DEBORA G.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

DAMPAK AKTIVITAS TRANSPORTASI TERHADAP KANDUNGAN Pb (Timbal) DIDALAM RAMBUT POLISI LALU LINTAS KOTA BESAR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Timbal telah diakui sebagai racun selama ribuan. tahun dan telah menjadi fokus dari regulasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan


Keywords: lead, painting bus, Personal Protective Equipment, karoseri

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

HUBUNGAN ANTARA KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TUKANG OJEK DI PANGKALAN OJEK BTP KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DARAH PADA PEKERJA DI PERUSAHAAN ROKOK WIDO DI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH SOPIR KOPERASI ANGKUTAN KOTA MAHASISWA DAN UMUM (KAKMU) TRAYEK 05 KOTA MAKASSAR Related Factors to the Levels of Lead (Pb) in Driver s Blood of Cooperation of Students and Public City Transportation (CSPCT/KAKMU) Route 05 Makassar City Sam Sam Eka Bada, Muhammad Rum Rahim, Andi Wahyuni Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin (sameka27@yahoo.com, muhammadrumrahim@gmail.com, andiwahyuni105@yahoo.co.id, 085240236676) ABSTRAK Sopir angkutan umum memiliki risiko tinggi untuk terpapar timbal yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor, salah satu pencemar udara dari emisi gas kendaraan yang berbahaya adalah timbal (Pb) yang dapat terhirup oleh manusia hingga dapat merusak organ tubuh. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kadar timbal dalam darah seperti umur, masa kerja, lama kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok. Populasi pada penelitian ini berjumlah 160 orang dengan jumlah sampel sebanyak 31 responden, yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan kadar timbal dalam darah adalah masa kerja (p=0,004), lama kerja (p=0,003), lama paparan (p=0,017) dan kebiasaan merokok (p=0,008). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah variabel umur (p=0,208). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan masa kerja, lama kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah pada Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) trayek 05 Kota Makassar tahun 2013. Penelitian ini menyarankan bagi pihak instansi terkait agar dapat memfasilitasi pemantauan kesehatan berkala bagi sopir dan juga memberikan fasilitas tempat beristirahat untuk sopir di tempat yang dapat mengurangi efek pajanan dari keterpaparan polusi. Kata Kunci : Timbal, Darah, Sopir KAKMU trayek 05 ABSTRACT Public transport drivers have a high risk for exposure to lead from motor vehicle exhaust, one of the hazardous air pollutants are lead (Pb ) produced from motor vehicle exhaust that can be inhaled by humans to destroy the body s organs. Type of study is an observational cross sectional study that aims to identify factors associated with levels of lead in blood such as age, working period, duration of employment, length of exposure, and smoking habits. Population in this research are 160 person with total sample are 31 respondents, which are obtained by using purposive sampling technique. Data Analysis are univariate and bivariate with chi square. There is relationship relate to lead in blood is working period (p=0, 004), duration of employment (p=0,003), duration of exposure (p=0,017) and smoking (0,008), while for the variable age (p=0,208) did not have relationship.we conclude there are relationship between working period, duration of employment, length of exposure, and smoking habits. Advice for the relevant agencies in order to facilitate the periodic health monitoring for the driver and also provide a place to rest for the driver facilities in place to mitigate the effects fo exposure to pollution exposure. Keywords : Lead, Blood, KAKMU Driver route 05 1

PENDAHULUAN Seiring dampak positif yang diberikan dari kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat berjalan lurus dengan dampak negatif yang diberikan, salah satunya adalah polusi udara yang dihasilkan dari emisi transportasi. Pencemaran udara kendaraan beromotor berasal dari asap yang keluar dari knalpot, salah satu gas buang yang dianggap sangat berbahaya adalah timah hitam, yang lebih sering disebut timbal atau plumbum (Pb). Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, walaupun keracunan akut oleh timbal jarang sekali terjadi, namun paparan timbal dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan berbagai kelainan. Pada orang dewasa dapat menyebabkan gejala anoreksia, muntah, nyeri perut, diare atau konstipasi. Penderita akan mengalami sakit kepala, lesu, depresi dan bila pada paparan yang lebih berat dapat menyebabkan anemia serta gagal ginjal. 1 Penelitian yang diterbitkan di IOP Publishing Journal Environmental Research Letters pada Juli 2013, memperkirakan kalau sekitar 470 ribu penduduk dunia meninggal setiap tahun akibat emisi gas buangan kendaraan manusia yang bereaksi dengan oksigen yang menyebabkan tingkat ozon semakin tinggi. 2 Setiap peningkatan konsentrasi timbal (Pb) di udara sebesar 1µg/m 2 menyebabkan hipertensi pada 70 ribu dari 1 juta pria berusia 20-70 tahun. Di Boston terhadap anak-anak umur >10 tahun, setiap peningkatan 10µg/dl dapat menurunkan 5,8 point tingkat kecerdasan. Di Australia anak-anak yang belajar pada 4 tahun I, peningkatan kadar timbal (Pb) di udara ambient mempengaruhi uji mental, menurunkan kemampuan membaca, berbicara dan tingkat kecerdasan. 3 Indonesia merupakan negara dengan tingkat pencemaran sangat memprihatinkan, yakni menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia, sumbangan terbesar pencemaran udara di Indonesia adalah emisi gas buang dari kendaraan bermotor yaitu sekitar 85% yang diakibatkan karena meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor. 4 Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia menderita kerugian ekonomi akibat pencemaran udara sekitar 624 juta dollar pada tahun 2000. 5 Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar memaparkan di tahun 2011 terjadi peningkatan 13% untuk kendaraan roda dua dan 8% untuk kendaraan roda empat dari tahun 2010 dan diperkirakan akan terus bertambah. Sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia, Kota Makassar memiliki transportasi yang cukup padat, hal yang demikian itu menimbulkan emisi gas buang yang dapat mengganggu kesehatan dengan 2

menduduki peringkat tertinggi tercemar timbal dalam darah rata-rata 23,96 µg/dl, melebihi kota metropolitan lainnya. 6 Timbal yang terhirup dan masuk pada sistim pernapasan akan ikut beredar ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Deteksi akan adanya timbal dapat dilihat di darah karena lebih dari 90% logam timbal yang terserap oleh darah berikatan dengan sel darah merah dan mengakibatkan gangguan pada proses sintesis hemoglobin. 7 Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah sekitar 10-25 µg/100 ml. Standar timbal dalam darah untuk anak-anak tidak boleh melebihi 10 µg/dl, dan untuk orang dewasa tidak boleh melebih 25 µg/dl. 8 Beberapa penelitian melaporkan kasus keracunan timbal pada pekerja yang terpapar timbal dari kegiatan transportasi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Warniaty pada operator SPBU 74.902.22 kecamatan Tamalanrea Kota Makassar menunjukkan 21 responden memiliki kadar timbal yang tinggi dalam darahnya. 9 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suciani terhadap polisi lalu lintas di Semarang yang menunjukkan 6,7% responden dengan kadar timbal melebihi normal. 7 Secara umum, dampak negatif pencemaran timbal (Pb) sangat tinggi terhadap kelompok masyarakat yang sering dan lama kontak terhadap sumber pencemaran timbal, sebagai masyarakat pekerja terkhusus di bidang informal, sopir angkutan umum memiliki risiko tinggi untuk terpapar yang terpapar timbal yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara umur, masa kerja, lama kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) trayek 05 Kota Makassar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah obeservasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di tempat-tempat istirahat para sopir biasa beristirahat atau menunggu giliran yakni di Jalan Cendrawasih dan di sekitar kantor Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) Kota Makassar. Populasi penelitian ini adalah seluruh Sopir KAKMU trayek 05 Kota Makassar berjumlah 160 orang, penentuan besar sampel sebanyak 60 orang dengan rumus lameshow. Sampel didapatkan sebanyak 31 orang dengan metode purposive sampling. Pengambilan data mengenai variabel 3

independen yaitu umur, masa kerja, lama kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner, sedangkan data mengenai kadar timbal dalam darah diukur di Laboratorium Kesehatan Makassar dengan metode Atomic Absorbption Spectrofometer (AAS). Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dengan penyajian data dalam bentuk tabulasi dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebagian besar responden dalam kategori umur tua (80,6%), dengan masa kerja dalam kategori lama sebanyak (74,2%), sebanyak (54,8%) responden dengan lama kerja >8 jam/hari, adapun banyak race mengemudi >2 kali per hari dan lama paparan >5 jam per harinya sebanyak (48,4%), sebagian besar dari responden yang memiliki kebiasaan beristirahat di tempat isitrahat pinggir jalan per harinya yakni sebanyak (90,3%) (Tabel 1). Sebanyak (83%) responden memiliki kebiasaan merokok, dengan waktu lamanya mulai merokok 25 tahun dan adapun intensitas merokok tiap harinya masing-masing sebanyak (30,8%) untuk responden dengan kategori perokok ringan dan sebanyak (34,6%) responden dengan kategori perokok sedang dan berat (Tabel 1). Gejala keracunan timbal (Pb) yang dikeluhkan dari keseluruhan responden masing-masing sebanyak (83,9%) untuk gejala sakit kepala, keluhan lead line sebanyak (48,4%), mulut terasa logam sebanyak (29%), nafsu makan berkurang sebanyak (9,7%), dan nyeri perut, kram serta sembelit sebanyak (12,9%) (Tabel 2). Adapun jumlah dengan kadar timbal dalam darah tidak normal dari jumlah responden yakni sebanyak (58,1%) (Tabel 3). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 18 responden yang memiliki kadar timbal yang tidak normal dalam darahnya. Berdasarkan uji statistik Chi-Square Test yang dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja p=0,004, lama kerja p=0,003, lama paparan p=0,017 dan kebiasaan merokok p=0,008 dengan kadar timbal dalam darah Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) trayek 05 kota Makassar dapat dilihat dari nilai p<0,05, sedangkan untuk variabel umur p=0,208, dengan demikian H 0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kadar timbal dalam darah sopir KAKMU trayek 05 kota Makassar (Tabel 4). 4

Pembahasan Timbal merupakan salah satu polutan yang dihasilkan oleh aktivitas pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor. Timbal digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin, fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika terjadi pembakaran pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Sumber inilah paling banyak memberikan kontribusi kadar timbal dalam udara. Timbal merupakan ancaman yang serius karena menebarkan racun di udara sehingga memberikan efek buruk dalam jangka panjang bagi tubuh dengan absorbsi melalui kulit, pencernaan dan pernafasan sehingga timbal dalam tubuh bersifat toksik dan akumulatif. 10 Timbal yang masuk dalam tubuh dengan beberapa cara yaitu penyerapan melalui kulit, melalui saluran pencernaan dan melalui saluran pernafasan. Pada penyerapan melalui kulit, begitu menembus kulit, zat tersebut akan memasuki aliran darah dan terbawa ke seluruh bagian tubuh. Absorbsi dermis lebih minimal pada timbal inorganik namun lebih berarti pada ikatan timbal organik yang dapat menimbulkan iritasi kulit. Pada penyerapan melalui saluran pencernaan, Zat kimia yang ditelan masuk ke dalam tubuh melalui absorbsi di saluran gastrointestinal. Umumnya absorbsi senyawa timbal langsung larut dan pecah menjadi ukuran partikel. Absorbsi pada saluran cerna meningkat bila bersamaan dengan defisiensi besi dan rendah kalsium serta absorbsi menurun bila termakan makanan. Pada umumnya, zat toksik yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan, dalam hal ini fungsi paru dalam pertukaran antara oksigen dari udara ke dalam darah dengan karbondioksida dari darah ke udara. Jaringan paru yang sangat tipis memungkinkan aliran langsung bukan saja oksigen tetapi berbagai jenis zat kimia lain ke dalam darah. Selain kerusakan sistematik, zat kimia yang berhasil melewati permukaan paru juga dapat mencederai jaringan paru dan mengganggu fungsi vitalnya sebagai pemasok oksigen. Zat kimia dapat menjadi bawaan udara melalui dua cara yaitu sebagai partikel yang sangat halus dan sebagai uap gas. 10 Timbal yang masuk ke tubuh manusia meskipun dalam kadar sedikit dapat menjadi berbahaya, karena terakumulasi dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan efek keracunan terhadap berbagai fungsi organ, efek pertama pada keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah adanya gangguan pada biosintesis hem, apabila hal ini tidak segera diatasi akan terus berlanjut mengenai target organ lainnya. Gejala keracunan timbal (Pb) yang 5

dikeluhkan umumnya meliputi sakit kepala, lead line (garis timbal), mulut terasa logam, nafsu makan berkurang, keluhan gejala nyeri perut, kram dan sembelit. Kadar timbal dalam darah merupakan indikator pemajanan yang sering dipakai dengan pajanan eksternal. Kadar timbal dalam darah merupakan petunjuk langsung jumlah timbal yang masuk ke dalam tubuh. 1 Pada penelitian ini menggunakan sampel darah untuk mengetahui kadar timbal dalam tubuh, melihat konsentrasi kadar timbal dalam darah dari 31 responden Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) trayek 05 Kota Makassar, terdapat beberapa faktor yang memberikan pengaruh signifikan pada tingginya kadar timbal dalam darah sopir angkot dalam penelitian ini. Faktor umur sangat erat kaitannya dengan kadar timbal dalam darah pada kelompok sopir angkutan umum. Umur seseorang akan menentukan kadar timbal yang terdapat darahnya. Semakin tua umur seseorang maka akan tinggi pula konsentrasi Pb yang terakumulasi pada jaringan tubuhnya dikarenakan apabila seseorang semakin tua, maka tubuhnya semakin tidak bisa menetralisir racun masuk dalam tubuhnya. Faktor masa kerja yang telah lama memungkinkan akumluasi timbal dalam darah juga meningkat karena telah lama menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh emisi gas buang kendaraan. Faktor lama kerja dan lama paparan, semakin lama sopir mengendarai mobil maka semakin sering terpapar oleh udara yang mengandung timbal maka semakin banyak Pb yang akan terakumulasi dalam tubuhnya. Faktor kebiasaan merokok, dapat menjadi faktor pemicu tingginya kadar timbal dalam darah dengan salah satu komponen rokok adalah timbal. Hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan antara masa kerja, lama kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok dengan kadar timbal dalam darah. Sifat timbal yang senantiasa terakumulasi dalam jaringan tubuh serta eksresi Pb sangat lambat mengindikasikan terjadinya peningkatan kadar timbal dalam darah pada sopir yang setiap harinya beraktivitas di jalan raya. Karakteristik responden dengan masa kerja yang sudah lama dan memperpanjang lama kerja dalam per harinya dapat berujung pada tingginya lama keterpaparan tubuh terhadap timbal, sehingga tingginya jumlah timbunan timbal dalam tubuh. Selain itu, kandungan timbal dalam rokok juga dapat memberikan kontribusi dalam penimbunan kadar timbal dalam darah responden yang memiliki kebiasaan merokok yang dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan, metabolisme dan kerusakan pada otak. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Suma mur bahwa memperpanjang waktu kerja dari yang telah ditentukan, biasanya akan disertai dengan efisiensi 6

kerja, timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan serta keterpaparan terhadap bahan-bahan berbahaya di tempat kerja akan meningkat. 11 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dea bahwa masa kerja, lama paparan dan kebiasaan merokok berpengaruh terhadap kadar timbal dalam darah pada sopir trayek Sentral Daya kota Makassar. 12 Variabel umur pada penelitian ini tidak berhubungan dengan kadar timbal dalam darah dikarenakan variasi umur dari setiap responden untuk memulai profesinya sebagai sopir tidaklah sama. Hasil penelitian terhadap variabel ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkiawati yang menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan penurunan kadar Hb darah akibat timbunan Pb dalam tubuh pada tukang becak di Pasar Mranggen. 13 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara masa kerja (p=0,004), lama kerja (p=0,003), lama paparan (p=0,017) dan kebiasaan merokok (p=0,008) dengan kadar timbal dalam darah Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) trayek 05 kota Makassar dapat dilihat dari nilai p < 0,05, sedangkan untuk variabel umur (p=0,208) tidak memiliki hubungan dengan kadar timbal dalam darah sopir KAKMU. Dalam peneltian ini disarankan bagi pihak instansi terkait agar dapat memfasilitasi pemantauan kesehatan berkala bagi sopir dan juga memberikan fasilitas tempat beristirahat untuk sopir di tempat yang dapat mengurangi efek pajanan dari keterpaparan polusi. Kepada sopir agar dapat menerapkan perilaku sehat dan selamat dalam bekerja dan mengurangi konsumsi rokok. DAFTAR PUSTAKA 1. Putri. Efek Pajanan Timbal Terhadap Infertilitas Pria. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2008;Vol.8: 87-93 2. Sukamto. Polusi Udara Bunuh 2 Juta Orang Per Tahun. Tempo, 14 Juli 2013. 3. Chahaya, I, Dharma, S, Simanullang, L. Kadar Timbal Dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin Di Kota Pematang Siantar Dan Beberapa Faktor Yang Berhubungan. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005; 38(3). 4. Mutiarani. Tingkat Pencemaran Udara Indonesia Tertinggi Ketiga Di Dunia, Bagaimana Mengatasinya. Kompasiana, 7 September 2013. 7

5. Rustanti. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Pada Sopir Angkutan Umum Jurusan Karang Ayu-Penggaron Di Kota Semarang. Jurnal Visikes. 2011; Vol.10 No.1. 6. Mardiyah. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Sopir Angkutan Umum Trayek H Makassar [ Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2010. 7. Suciani. Kadar Timbal Dalam Darah Polisi Lalu Lintas Dan Hubungannya Dengan Kadar Hemoglobin [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2007. 8. WHO. World Health Stastistics. ITALY: the World Health Organization; 2013. 9. Warniaty. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal Dalam Darah Operator SPBU 74.902.22 Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 10. Denny, A. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2006; Vol.2 No.1: 57-76. 11. Suma'mur. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Toko Gunung Agung; 2009. 12. Dea. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Sopir Angkutan Umum Trayek Sentral Daya Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2010. 13. Riskiawati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah Pada Tukang Becak Di Pasar Mranggen Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1(2): 663-669. 8

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa Dan Umum (KAKMU) Trayek 05 Kota Makassar Karakteristik n % Kelompok Umur Tua ( 30 tahun) Muda ( 30 tahun) 25 6 80,6 19,4 Masa Kerja Lama ( 5 tahun) Baru ( < 5 tahun) Lama Kerja Tidak Memenuhi Standar (> 8 jam/hari) Memenuhi Standar ( 8 jam/hari) Banyak Race Mengemudi > 2 kali / hari 2 kali/hari Lama Paparan Berlebih (> 5 jam/hari) Tidak Berlebih ( 5 jam/hari) Tempat Istirahat Pinggir Jalan Rumah Kebiasaan Merokok Ya Tidak Lamanya Merokok 25 tahun < 25 tahun Intensitas Merokok Ringan (1-10 batang/hari) Sedang (11-20 batang/hari) Berat (> 20 batang/hari) 23 8 17 14 15 16 15 16 28 3 26 5 10 16 8 9 9 74,2 25,8 54,8 45,2 48,4 51,6 48,4 51,6 90,3 9,7 83,9 16,1 38,5 61,5 30,8 34,6 34,6 Sumber : Data Primer, 2013 Total 31 100,0 9

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Keluhan Gejala Keracunan Pb Pada Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) Trayek 05 Kota Makassar Sakit Kepala Gejala yang Dikeluhkan Lead Line (garis timbal) Responden Jumlah Persen (%) 26 83,9 15 48,4 Mulut Terasa Logam 9 29 Nafsu Makan Berkurang 3 9,7 Nyeri Perut, Kram, dan Sembelit 4 12,9 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Pada Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) Trayek 05 Kota Makassar Kadar Timbal (Pb) Darah (µg/dl) Tidak Normal (>25 µg/dl) Normal ( 25 µg/dl) Sumber : Data Primer, 2013 Responden Jumlah Persen (%) 18 58,1 13 41,9 Jumlah 31 100 10

Tabel 4. Hubungan Variabel Dengan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Pada Sopir Koperasi Angkutan Kota Mahasiswa dan Umum (KAKMU) Trayek 05 Kota Makassar Kadar Timbal (Pb) Umur Variabel Independen Tidak Normal Dalam Darah Total Hasil Uji Normal n % n % n % Tua ( 30 tahun) 16 64,0 9 36,0 25 100 Muda( 30 tahun) 2 33,3 4 66,7 6 100 Masa Kerja Lama ( 5 tahun) 17 73,9 6 26,1 23 100 Baru ( < 5 tahun) 1 12,5 7 87,5 8 100 Lama Kerja Tidak Memenuhi Standar (> 8 jam/hari) Memenuhi Standar ( 8jam/hari) Lama Paparan Berlebih (> 5 jam/hari) Tidak Berlebih ( 5 jam/hari) Kebiasaan Merokok 14 82,4 3 17,6 17 100 4 28,6 10 71,4 14 100 12 80,0 3 20,0 15 100 6 37,5 10 62,5 16 100 Ya 18 69,2 8 30,8 26 100 Tidak 0 0 5 100 5 100 Sumber : Data Primer, 2014 Statistik p=0,208 p=0,004 p=0,003 p=0,017 p=0,008 11