Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan"

Transkripsi

1 Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan Indra Chahaya S *, Surya Dharma *, Lenni Simanullang ** * Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan ** Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan Abstrak: Tukang becak mesin yang bekerja di jalan selalu terpapar oleh timbal (Pb) yang terdapat di udara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin, seperti umur, jarak rumah dengan jalan protokol, masa kerja, jumlah jam kerja dalam sehari, kebiasaan merokok dan kebiasaan memakai alat pelindung diri. Penelitian ini dilakukan di kota Pematang Siantar. Penelitian ini bersifat diskriptip dengan disain cross sectional. sampel sebanyak 96 orang tukang becak mesin yang diambil secara acak sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin 8 orang (8,3%) dalam kategori normal, 34 orang (53,4%) dalam kategori ditoleransi, 40 orang (41,7%) dalam kegori berlebih dan 14 orang (14,6%) dalam kategori berbahaya.kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak umumnya tinggi. Hal ini berhubungan dengan jarak rumah dengan jalan protokol, masa kerja dan kebiasaan merokok. Namun umur, jumlah jam kerja dalam sehari dan kebiasaan memakai alat pelindung diri tidak berhubungan dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin. Disarankan agar dilakukan penyuluhan pencemaran lingkungan dan pemeriksaan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah secara berkala terhadap kelompok masyarakat resiko tinggi seperti tukang becak mesin. Kata Kunci: Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah, tukang becak mesin Abstract: Machine pedicab workers are working on street always exposed by lead (Pb) contamination on air. The objective of this study was to know lead (Pb) rate in blood specimen of machine pedicab worker and related factors likes age, house distance by main street, working duration, daily work duration, smoking habit and wearing personal protective equipment habit. Located of the study in Pematang Siantar. This research was descriptive study with cross sectional design. The number of sample were 96 persons with simple random sampling. The result of the study showed that lead (Pb) rate in blood specimen of machine pedicab worker were 8 (8,3%) in normal category, 34 (53,4%) in tolerance category, 40 (41,7%) in excessive category and 14 (14,6%) in danger category. The general lead (Pb) rate in blood specimen of machine pedicab worker was high. That is related with house distance by main street, working duration and smoking habit. While age, daily work duration and wearing personal protective equipment habit were not related with lead (Pb) rate in blood specimen of machine pedicab worker. We recommended to environment pollution education to them and monitoring periodic lead (Pb) rate in blood specimen to high risk group, like machine pedicab workers. Key words: lead (Pb) rate in blood spesimen, machine pedicab worker PENDAHULUAN Timbal (Pb) adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai campuran bensin yang bertujuan untuk mengontrol bilangan oktan pada bahan bakar, sehingga sistem pembakaran dalam kendaraan menjadi sempurna dan memberikan tenaga yang besar. Pada oktan yang tinggi suara letupan pada kendaraan bisa diredam. Namun, kebaikan untuk kendaraan bermotor belum tentu memberikan kebaikan bagi manusia. Timbal (Pb) yang terlepas ke udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia selanjutnya akan mengendap di dalam darah. Akumulasi kandungan timbal (Pb) dalam darah akan menyebabkan berbagai dampak buruk. 1 Dampak tersebut antara lain: peningkatan jumlah kematian orang dewasa karena penyakit kardiovasikuler dan jantung koroner, Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September

2 Karangan Asli peningkatan kasus hipertensi, menurunnya IQ anak-anak, dan dapat menimbulkan gangguan intestinal, anemia, nephoropathy dan encephalopathy. 2 Setiap peningkatan konsentrasi timbal (Pb) di udara sebesar 1μg/m 2 menyebabkan hipertensi pada 70 ribu dari 1 juta pria berusia tahun. Di Boston terhadap anak-anak umur >10 tahun, setiap peningkatan 10 µg/desiliter dapat menurunkan 5,8 point tingkat kecerdasan. Di Australia anak-anak yang belajar pada 4 tahun I, peningkatan kadar timbal (Pb) di udara ambien mempengaruhi uji mental, menurunkan kemampuan membaca, berbicara dan tingkat kecerdasan. Selain itu wanita hamil yang telah terpajan timbal (Pb) akan mengenai anak yang disusui, yaitu melalui jalur akumulasi timbal (Pb) di tulang ke plasenta yg kemudian ke Air Susu Ibu (ASI). Orang dewasa yang terpajan timbal (Pb) dengan konsentrasi tinggi di lingkungan kerja menyebabkan kehilangan koordinasi muscular, kerusakan ginjal, lelah, lesu / apatis, mudah terinfeksi, encok sendi, dan gangguan saluran pencernaan. 3 Dari beberapa hasil penelitian FKM UI tahun 1987 menunjukkan kadar timbal (Pb) pada spesimen darah pekerja jalan Tol Jagorawi adalah 39,2 s/d 75,9 μg per dl. Demikian juga hasil penelitian Nani pada tahun 1984 menunjukkan bahwa 30% s/d 46% pengemudi dan petugas polantas mempunyai kadar timbal (Pb) dalam darah di atas 40 μg per dl 4. Sedangkan kadar Timbal (Pb) yang diperkenankan WHO dalam Depkes (2001) pada orang dewasa normal adalah μg per dl dan untuk usia anak-anak adalah 0-10 μg per dl. Untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) di dalam tubuh manusia ditetapkan cara yang akurat dalam bentuk analisis konsentrasi timbal (Pb) di dalam darah atau urine. Konsentrasi timbal (Pb) di dalam darah merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi timbal (Pb) di dalam urine. 5 Oleh sebab itu, kadar timbal (Pb) dalam darah merupakan parameter pemajanan yang sering dipakai dalam kaitannya dengan pajanan eksternal. Kadar timbal (Pb) dalam darah dapat merupakan petunjuk langsung jumlah timbal (Pb) yang sesungguhnya masuk ke dalam tubuh. 4 Di daerah pertanian maupun perkebunan yang lokasinya berdekatan dengan jalan raya, biasanya pada hasil pertanian maupun perkebunan kandungan timbalnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lokasi yang jauh dari jalan raya. Hal ini menggambarkan bahwa pencemaran timbal (Pb) yang potensial berasal dari kendaraan bermotor. Pencemaran timbal (Pb)merupakan masalah utama bagi kaum miskin di perkotaan, tanah dan debu di sekitar jalan raya pada umumnya telah tercemar bensin bertimbal (Pb) selama bertahun-tahun. Pengerokan cat lama pada bangunan rumah akan menimbulkan debu yang mengandung timbal (Pb) sehingga dapat mengganggu kesehatan. 6 Secara umum, dampak negatif pencemaran timbal (Pb) sangat tinggi terhadap kelompok masyarakat yang sering dan lama kontak terhadap sumber pencemaran timbal (Pb) yang disebut sebagai kelompok masyarakat resiko tinggi (high risk). Kelompok tersebut antara lain: polisi lalu lintas, pedagang asongan di sekitar terminal, pedagang kaki lima, petugas jalan tol, penjaja koran dan tukang becak mesin. Walaupun demikian, berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan pada tahun 2002 di kota Tarutung dan Tebing Tinggi propinsi Sumatera Utara, menunjukkan bahwa dari berbagai komponen masyarakat yang merupakan resiko tinggi tersebut, kelompok tukang becak mesinlah yang merupakan kelompok masyarakat paling beresiko dimana hasil penelitian ini menunjukkan kadar timbal (Pb) dalam darah yang paling tinggi adalah kelompok tukang becak mesin. 8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar timbal (Pb) tersebut seperti umur, jarak rumah dengan jalan protokol, masa kerja, jumlah jam kerja dalam sehari, kebiasaan merokok dan kebiasaan memakai alat pelindung diri. BAHAN DAN CARA Penelitian dilakukan pada bulan April Mei tahun 2004 dan berlokasi di Kota Pematang Siantar mengingat bahwa kota ini merupakan kota lintas Sumatera dan merupakan kota terpadat lalu lintasnya setelah kota Medan di propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan survei yang bersifat diskriptif dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada spesimen darah tukang becak mesin dan faktor-faktor yang berhubungan seperti: umur, jarak rumah dengan jalan protokol, lamanya bekerja, jumlah jam kerja dalam sehari, 224 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September 2005

3 Indra Chahaya S, dkk Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah kebiasaan merokok dan pemakaian alat pelindung diri. Populasi adalah seluruh tukang becak mesin yang menjalankan aktifitasnya di jalan raya kota Pematang Siantar. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan estimasi proporsi sehingga diperoleh jumlah sampel 96 orang yang diambil secara acak sederhana. Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah diukur dengan menggunakan Atomic Absorbtion Spectrofotometer (Spektrofotometer Serapan Atom) dalam satuan μg/ dl kemudian dikelompokkan dalam 4 kategori 7 yaitu : Kadar < 40 μg/dl termasuk kategori normal, yaitu tingkat pemaparannya masih normal; Kadar μg/dl termasuk kategori ditoleransi, yaitu telah terjadi peningkatan penyerapan tetapi masih dapat ditoleransi; Kadar μg/dl termasuk kategori berlebih, yaitu telah terjadi peningkatan penyerapan dan memperlihatkan tanda-tanda keracunan; Kadar > 120 termasuk kategori bahaya, yaitu telah terjadi peningkatan penyerapan yang berbahaya sehingga menunjukkan tanda-tanda keracunan ringan sampai berat. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisa secara diskriptif. HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan hasil penelitian terhadap kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin, 8 orang (8,3%) kategori normal, 34 orang (35,4%) kategori ditoleransi, 40 orang (41,7%) kategori berlebih dan 14 orang (14,6%) kategori bahaya. Hasil ini menunjukkan bahwa sebahagian besar tukang becak mesin telah tercemar oleh timbal (Pb) akibat pencemaran yang terjadi di udara terutama dari asap kendaraan bermotor. Tingginya kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah responden dapat menimbulkan keluhan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden diperoleh data, 89 orang (92,7%) responden mengalami keluhan kesehatan akibat pencemaran udara dan 86 orang (96,6%) menyatakan bahwa keluhan kesehatan dialami setelah bekerja sebagai tukang becak mesin. Keluhan kesehatan yang dialami seperti susah tidur, sering bingung/pikiran kacau, konsentrasi berkurang dan daya ingat menurun. Tingginya kadar timbal (Pb) dalam darah tukang becak mesin sesuai dengan hasil penelitian terhadap masyarakat beresiko tinggi oleh FKM UI (1987) yang memperoleh kadar timbal (Pb) pada spesimen darah pekerja jalan Tol Jagorawi adalah 39,2 s/d 75,9 μg per dl, penelitian Nani (1984) yang menemukan 30% s/d 46% pengemudi dan petugas polantas mempunyai kadar Timbal (Pb) dalam darah di atas 40 μg per dl. 4 Dampak timbal (Pb) dalam tubuh seseorang mempengaruhi kesehatannya. Menurut Palar keracunan timbal (Pb) dapat mengganggu sistem syaraf, sistem ginjal, sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung. 7 Selain itu menurut Depkes (2001) dapat menyebabkan kelambanan dalam pengembangan neurologis syaraf, kerusakan sistem reproduksi pria, penyakit syaraf, perubahan daya pikir dan perilaku, tekanan darah tinggi, dan anemia. Pada kasus terpapar Timbal (Pb) secara kronis, antara lain kelelahan, kelesuan, irritabilitas dan gangguan gastrointestinal merupakan tanda awal dari intoksikasii Timbal (Pb) secara kronis. Terpapar secara terus-menerus pada sistem syaraf pusat menunjukkan gejala seperti insomnia, bingung atau pikiran kacau. 4 Hubungan umur dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 1 diketahui bahwa tukang becak mesin di Pematang Siantar sebahagian besar pada kelompok umur produktif yaitu tahun (63%). Sedangkan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah pada kategori berlebih dan berbahaya dapat ditemukan pada ketiga kelompok umur kecuali >50 tahun. Namun demikian pada kelompok umur >50 tahun juga ditemukan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darahnya, walau masih dalam kategori ditoleransi. Ini berarti bahwa pemaparan timbal (Pb) dapat terjadi pada semua kelompok umur. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari Depkes (2001) bahwa timbal (Pb) mempunyai dampak terhadap kesehatan baik kelompok umur dewasa maupun anak-anak, bahkan apabila kadar timbal (Pb) dalam darah sudah berada diatas 100 μg/dl dapat menyebabkan kematian. 4 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September

4 Karangan Asli Tabel 1. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin berdasarkan kelompok umur di Kota Pematang Siantar Kelompok umur (Tahun) < > 120 n % n % n % n % N % < , , , , , ,6 > ,2 Hubungan jarak rumah dengan jalan protokol dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 2 diketahui bahwa umumnya responden 53 orang (55,2%) tinggal 0,5-1 km dari jalan protokol. Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin pada kategori berlebih ( μg/dl) dan berbahaya ( >120 μg/dl) banyak ditemukan pada tukang becak mesin yang tinggal < 0,5 km dan 0,5 1 km dari jalan protokol. Hal ini berarti kadar timbal (Pb) dalam darah tukang becak mesin di kota Pematang Siantar memiliki kaitan dengan jarak tempat tinggalnya karena semakin dekatnya jarak rumah dengan jalan protokol laki-laki dan 9,4 μg/100 ml pada wanita, sedangkan penduduk yang tinggal dekat dengan jalan protokol sebesar 22,7μg/100 ml pada lakilaki dan 16,7 μg/100 ml pada wanita. 7 Hubungan jarak rumah dengan jalan protokol dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 2 diketahui bahwa umumnya responden 53 orang (55,2%) tinggal 0,5-1 km dari jalan protokol. Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin pada kategori berlebih ( μg/dl) dan berbahaya ( >120 μg/dl) banyak ditemukan pada tukang becak mesin yang tinggal < 0,5 km dan 0,5 1 km dari jalan protokol. Hal ini berarti kadar Tabel 2. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam darah tukang becak mesin berdasarkan jarak rumah dengan jalan protokol di Kota Pematang Siantar Jarak rumah (Km) < > 120 n % n % n % n % N % < 0,5 4 14,8 2 7, ,1 8 29, ,1 0, , , ,7 5 9, ,2 > ,8 1 6, ,7 berarti semakin dekat dengan sumber asap kendaraan bermotor yang memungkinkan semakin tingginya kadar timbal (Pb) di udara. Menurut Atrisman (2002) udara ambien dengan radius 0,5 km dari sumber emisi gas buang merupakan lokasi yang paling besar resikonya, 0,5 1 km merupakan resiko sedang dan di atas 1 km merupakan resiko ringan. 8 Hal ini sejalan dengan pendapat Sunu (2001) konsentrasi timbal (Pb) di udara perkotaan yang padat lalu lintasnya bisa mencapai 5-50 kali dibandingkan dengan udara pegunungan yang masih lestari. 1,5 Selanjutnya dipertegas oleh Palar (1997) yang menyatakan bahwa konsentrasi kadar timbal (Pb) dalam darah penduduk yang tinggal jauh dari jalan protokol sebesar 16 μg/100 ml pada timbal (Pb) dalam darah tukang becak mesin di kota Pematang Siantar memiliki kaitan dengan jarak tempat tinggalnya karena semakin dekatnya jarak rumah dengan jalan protokol berarti semakin dekat dengan sumber asap kendaraan bermotor yang memungkinkan semakin tingginya kadar timbal (Pb) di udara. Menurut Atrisman (2002) udara ambien dengan radius 0,5 km dari sumber emisi gas buang merupakan lokasi yang paling besar resikonya, 0,5 1 km merupakan resiko sedang dan di atas 1 km merupakan resiko ringan. 8 Hal ini sejalan dengan pendapat Sunu (2001) konsentrasi timbal (Pb) di udara perkotaan yang padat lalu lintasnya bisa mencapai 5-50 kali dibandingkan dengan udara pegunungan yang masih lestari. 1,5 226 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September 2005

5 Indra Chahaya S, dkk Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Selanjutnya dipertegas oleh Palar (1997) yang menyatakan bahwa konsentrasi kadar timbal (Pb) dalam darah penduduk yang tinggal jauh dari jalan protokol sebesar 16 μg/100 ml pada laki-laki dan 9,4 μg/100 ml pada wanita, sedangkan penduduk yang tinggal dekat dengan jalan protokol sebesar 22,7μg/100 ml pada lakilaki dan 16,7 μg/100 ml pada wanita. 7 Hubungan lama bekerja dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Tukang becak mesin di kota Pematang Siantar sebagian besar 66 orang (68,8%) telah menekuni pekerjaannya sebagai tukang becak (Pb) dalam spesimen darah. Timbal (Pb) yang diserap akan diendapkan dalam tulang bergabung dengan matrik tulang yang mirip dengan kalsium (Ca). Timbal (Pb) yang terdapat di dalam tulang kompak hanya akan bergerak lambat dan secara umum akan meningkat jumlahnya bersamaan dengan waktu terpapar. Penyimpanan timbal (Pb) dalam tulang menyebabkan kenaikan katabolisme tulang yang memungkinkan dapat meningkatkan konsentrasi timbal (Pb) dalam sirkulasi darah. Berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh adanya proses pergantian tulang berkaitan dengan tingginya kadar timbal (Pb) dalam darah (seperti hipertiroidisme, osteosporosis). Secara intra Tabel 3. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin berdasarkan lama bekerja sebagai tukang becak mesin di Kota Pematang Siantar Lama bekerja (Tahun) < > 5 < > 120 n % n % n % n % N % 2 16,7 4 33, ,4 5 7, , ,9 6 9, ,8 1 5,6 2 11,1 7 38,9 8 44, ,8 mesin selama 1 5 tahun (Tabel 3). Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah pada kategori berlebih ( μg/dl) dan berbahaya (>120 μg/dl) banyak ditemui pada tukang becak mesin yang bekerja selama 1-5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Hal ini berarti bahwa semakin lama menjadi tukang becak maka semakin lama terpapar dengan bahan pencemaran timbal (Pb) seluler, timbal (Pb) terikat pada kelompok sulfhidril dan ikut berperan dalam sejumlah enzim seluler, seperti dalam sintetis heme. Peningkatan seperti itu juga terdapat pada keberadaan timbal (Pb) dalam rambut dan kuku. Timbal (Pb) juga terikat pada membran mitokondria dan bergantung dengan protein dan berperan dalam sintetis asam nukleat. 4 Tabel 4. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin berdasarkan jumlah jam kerja dalam sehari di Kota Pematang Siantar jam kerja dalam sehari (Jam) Kadar timbal (Pb) dalam spesmen darah (μg/dl) < > 120 n % n % n % n % n % < ,1 > , ,5 5 10, ,9 di udara dan semakin tinggi akumulasi timbal Hubungan jumlah jam kerja dalam sehari dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 4 terlihat bahwa 50 orang (52,1%) tukang becak mesin di kota Pematang Siantar untuk setiap harinya bekerja menjalankan pekerjaan sebagai tukang becak mesin di bawah 8 jam per hari. Bila dihubungkan dengan lama kerja seseorang yang ideal 8 jam sehari, di kota Pematang Siantar masih ada yang bekerja di atas waktu kerja yang ideal bagi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kadar timbal (Pb) dalam darah pada kategori normal, ditoleransi, berlebih dan berbahaya pada tukang becak mesin yang bekerja < 8 jam dan > 8 jam. Keadaan ini Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September

6 Karangan Asli disebabkan jumlah jam kerja ternyata bukan menjadi faktor penyebab adanya timbal (Pb) dalam darah tetapi kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar timbal (Pb) dalam darah yang akan berdampak pada kesehatan seseorang yang pada giliannya akan menurunkan daya tahan tubuhnya apalagi bila tidak dibarengi dengan intake gizi yang memadai. Hubungan kebiasaan merokok dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 5 terlihat bahwa hanya 2 orang (2,1%) responden tidak mempunyai kebiasaan merokok, sedangkan selebihnya mempunyai kebiasaan merokok dan kadang-kadang. Tetapi dari 2 orang yang tidak merokok tersebut mengandung timbal (Pb) dalam kategori normal, ditoleransi, berlebih dan berbahaya. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa kadar timbal (Pb) dalam darah berhubungan dengan kebiasaan merokok, dimana responden yang memiliki kebiasaan merokok kadar timbal (Pb) dalam darahnya termasuk kategori di atas normal dan bahkan semakin banyak jumlah rokok yang diisap setiap harinya semakin tinggi pula kadar timbal (Pb) dalam darahnya. Hal ini mendukung hasil penelitian Depkes (2001) bahwa ada perbedaan kadar timbal (Pb) dalam darah penduduk pinggiran kota antara mereka yang merokok dengan yang tidak merokok. Penduduk pinggiran kota yang tidak merokok kadar timbal (Pb) dalam darahnya sekitar 11 μg/100 ml darah, sedangkan mereka yang merokok sekitar 15 μg/100 ml darah. Oleh Tabel 5. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin berdasarkan kebiasaan merokok di kota Pematang Siantar. Kebiasaan merokok < > 120 n % n % n % n % n % Ya 2 3, , ,3 9 15, ,4 Kadang-kadang 6 16, , ,3 3 8, ,5 Tidak ,1 ternyata kadar timbal (Pb) dalam darahnya termasuk kategori berbahaya (>120 μg/d). Penyebab tingginya kadar timbal (Pb) dalam darah orang yang tidak merokok dapat disebabkan oleh paparan timbal (Pb) dari udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Pada tukang becak yang sering merokok dan kadangkadang merokok di dalam darahnya sebab itu, tukang becak mesin yang memiliki kebiasaan merokok akan menambah resiko untuk meningkatnya kadar timbal (Pb) dalam darahnya. Selain itu menurut Hardiono dalam Suci (2003), merokok yang bahan bakunya diambil dari tembakau, dalam proses penanganannya sering menggunakan pestisida yang juga mengandung bahan dasar timbal (Pb). 9 Tabel 6. Distribusi kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin berdasarkan kebiasaan memakai alat pelindung diri di Kota Pematang Siantar Alat pelindung diri < > 120 n % n % n % n % n % Ya ,4 Tidak 6 7, , , , ,6 Hubungan kebiasaan memakai alat pelindung diri dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin Pada tabel 6 terlihat bahwa hanya 11 responden (11,4%) yang memakai alat pelindung diri dan 85 responden (88,6%) tidak memakai alat pelindung diri. Namun responden yang memakai alat pelindung diri juga ditemui kadar timbal (Pb) dalam spesimen darahnya masuk kategori berlebih. Selain itu kadar timbal (Pb) dalam kategori normal ditemui pada responden yang tidak memakai alat pelindung diri. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian alat pelindung diri tidak menjamin kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah. Berdasarkan hasil penelitian ini kadar timbal dalam darah tidak hanya dipengaruhi oleh penggunaaan APD namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti jarak rumah dengan jalan protokol, 228 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September 2005

7 Indra Chahaya S, dkk Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah lamanya bekerja dan kebiasaan merokok. Yang dimaksud sebagai alat pelindung diri dalam penelitian ini adalah berupa masker untuk mencegah masuknya bahan pencemar timbal (Pb) melalui hidung. Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam timbal (Pb) dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya timbal (Pb) dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu: melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan, atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. 7,10 KESIMPULAN DAN SARAN Kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin, 8 orang (8,3%) kategori normal, 34 orang (35,4%) kategori ditoleransi, 40 orang (41,7%) kategori berlebih dan 14 orang (14,6%) kategori bahaya, Tingginya kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin di kota Pematang Siantar berdasarkan hasil penelitian ada hubungannya dengan jarak rumah dengan jalan protokol, lamanya bekerja sebagai tukang becak mesin dan kebiasaan merokok. Sedangkan umur, jumlah jam kerja dalam sehari dan kebiasaan memakai alat pelindung diri berupa masker tidak berhubungan dengan kadar timbal (Pb) dalam spesimen darah tukang becak mesin. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 80 orang responden (83,3%) menyatakan tidak pernah memperoleh informasi tentang dampak pencemaran udara terhadap kesehatan. Rendahnya tukang becak mesin yang pernah memperoleh penyuluhan mengharuskan instansi kesehatan dan instansi terkait perlu meningkatkan intensitas penyuluhan bagi para tukang becak mesin sehingga diharapkan resiko terkena dampak pencemaran timbal (Pb) dapat diminimalisir. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan kadar timbal (Pb) dalam darah kelompok masyarakat resiko tinggi seperti tukang becak mesin secara berkala. DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2004, hal Hidayat, Haryadi. Bensin Tanpa Timbal Memicu Kanker. online.com. 13 Mei Nukman, A. Dampak Kesehatan Lingkungan Akibat Pencemaran Timbal. Subdit Pengendalian Dampak Pencemaran Udara dan Kebisingan. Ditjen PPM-PL. Depkes RI. Jakarta Departemen Kesehatan RI. Kerangka Acuan Uji Petik Kadar Timbal (Pb) Pada Spesimen Darah Terhadap Kelompok Masyarakat Beresiko Tinggi Pencemaran Timbal, Ditjen PPM & PL Depkes RI, Jakarta Sunu, Pramudya. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta Hal Soemirat, Juli. Toksikologi Lingkungan Gadjah mada University Press hal Palar, Heryando. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta hal Atrisma.Pengukuran Dampak Pencemaran Udara, Ditjen PPM & PL, Depkes RI, Jakarta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Laporan Hasil Pemeriksaan Kadar Timbal (Pb) pada Spesimen Darah di kota Tarutung dan Tebing Tinggi, BTKL, Medan Suci E. Pemeriksaan Kadar Pb dalam Spesimen Darah Polisi Lalu Lintas dalam Rangka Pengusulan Kebijakan Kesehatan di Poltabes Medan Tahun 2003, Tesis, IKM, Program Pascasarjana, USU, Medan Duffus, J H. Environmental Toxicology. Edward Arnold Ltd. London. 1980: 236 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 3 September

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi dapat menyebabkan polusi udara. Banyak kota di seluruh dunia sekarang menghadapi masalah pencemaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi terparah di dunia. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tidak peduli

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan menimbulkan resiko pencemaran terhadap lingkungan dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Perkembangan transportasi yang semakin pesat dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timbal atau timah hitam merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai campuran bensin. Fungsi timbal di sini bertujuan untuk mengontrol bilangan oktan pada bahan bakar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.000 hipertensi, menurunkan IQ dan juga mengurangi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang dengan paparan timbal mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi anemia dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar timbal. Padahal anemia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam suatu lingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan tersebut dan terkontaminasi zat-zat yang

Lebih terperinci

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama di kota-kota di Pulau Jawa berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut ditandai oleh adanya peningkatan secara kuantitatif maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air di suatu tempat dapat berpengaruh terhadap tempat lain yang lokasinya jauh dari sumber pencemaran. Hal ini karena gaya grafitasi, air yang dapat mengalir

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu zaman yang bergerak di ruang lingkup dunia. Era ini mengakibatkan beberapa perubahan penting dalam sektor kehidupan. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara telah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HEMOBLOBIN (Hb) DALAM DARAH PADA TUKANG BECAK DI PASAR MRANGGEN DEMAK.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HEMOBLOBIN (Hb) DALAM DARAH PADA TUKANG BECAK DI PASAR MRANGGEN DEMAK. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HEMOBLOBIN (Hb) DALAM DARAH PADA TUKANG BECAK DI PASAR MRANGGEN DEMAK * ) Alumnus FKM UNDIP, ** ) Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Penduduk Indonesia diprediksi akan meningkat antara tahun 2000 dan 2025 dari sekitar 206 juta menjadi sekitar 274 juta. Rata-rata penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan sumber daya yang penting dalam kehidupan, dengan demikian kualitasnya harus dijaga. Udara yang kita hirup, sekitar 99% terdiri dari gas nitrogen dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) sebagai zat aditif bensin yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) sebagai zat aditif bensin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara di Indonesia sebesar 70% disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor yang menyumbangkan hampir 98% timbal ke udara. Emisi tersebut merupakan hasil samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko tercemar kadmium, tembaga dan timbal.makanan dapat menimbulkan berbagai penyakit apabila salah dalam

Lebih terperinci

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal 3 (2), 2017, 47-52 Medical Laboratory Technology Journal Received 2017-11-28; Received in revised form 2017-12-20; Accepted 2017-12-29 Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id KADAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Timbal telah diakui sebagai racun selama ribuan. tahun dan telah menjadi fokus dari regulasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Timbal telah diakui sebagai racun selama ribuan. tahun dan telah menjadi fokus dari regulasi kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timbal telah diakui sebagai racun selama ribuan tahun dan telah menjadi fokus dari regulasi kesehatan masyarakat di banyak negara maju dan perkembangannya lebih baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar udara di banyak kota besar di dunia, termasuk Indonesia. Emisi gas buangan kendaraan bermotor memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dengan sesedikit mungkin memberikan dampak negatif pada lingkungan

Lebih terperinci

PERILAKU TENTANG PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PETUGAS PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN

PERILAKU TENTANG PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PETUGAS PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN PERILAKU TENTANG PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PETUGAS PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU Jl.

Lebih terperinci

KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAK KESEHATAN PADA PENGEMUDI BUS KOTA AC DAN NON AC DI KOTA SURABAYA

KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAK KESEHATAN PADA PENGEMUDI BUS KOTA AC DAN NON AC DI KOTA SURABAYA Suhendro, Soedibyo H.P., dan Windhu P., Kandungan Timbal dalam Darah KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH DAN DAMPAK KESEHATAN PADA PENGEMUDI BUS KOTA AC DAN NON AC DI KOTA SURABAYA Blood Lead Levels and Its Health

Lebih terperinci

DAMPAK AKTIVITAS TRANSPORTASI TERHADAP KANDUNGAN Pb (Timbal) DIDALAM RAMBUT POLISI LALU LINTAS KOTA BESAR SEMARANG

DAMPAK AKTIVITAS TRANSPORTASI TERHADAP KANDUNGAN Pb (Timbal) DIDALAM RAMBUT POLISI LALU LINTAS KOTA BESAR SEMARANG DAMPAK AKTIVITAS TRANSPORTASI TERHADAP KANDUNGAN Pb (Timbal) DIDALAM RAMBUT POLISI LALU LINTAS KOTA BESAR SEMARANG Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. ABSTRAK PENGARUH MASA KERJA DAN PENGGUNAAN MASKER TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH PETUGAS PARKIR AKIBAT PAPARAN GAS BUANG KENDARAAN DI WILAYAH PASAR KECAMATAN NGABANG KALIMANTAN BARAT PERIODE JANUARI-SEPTEMBER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kota Tengah Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian dalam segi kesehatan karena dampaknya pada sejumlah orang akibat keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang mempunyai tugas utama untuk menghantarkan oksigen ke paru-paru. Hemoglobin dapat meningkat ataupun

Lebih terperinci

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi : No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota dengan aktivitas masyarakat yang tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung dikunjungi banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETUGAS PENYEMPROT PESTISIDA JENIS MALATHION DI KOTA MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETUGAS PENYEMPROT PESTISIDA JENIS MALATHION DI KOTA MEDAN HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETUGAS PENYEMPROT PESTISIDA JENIS MALATHION DI KOTA MEDAN Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Keterangan: A = Agen (Agent) P = Pejamu (Host) L = Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari udara yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari dipakai sebagai air minum, air untuk

PENDAHULUAN. oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari dipakai sebagai air minum, air untuk PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi ini sebagian besar terdiri atas air. Makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini tidak akan dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DARAH PADA PEKERJA DI PERUSAHAAN ROKOK WIDO DI KABUPATEN KUDUS

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DARAH PADA PEKERJA DI PERUSAHAAN ROKOK WIDO DI KABUPATEN KUDUS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI TIMBAL (Pb) DALAM DARAH PADA PEKERJA DI PERUSAHAAN ROKOK WIDO DI KABUPATEN KUDUS Trie Anggi Huwaida, Mursid Rahardjo, Onny Setiani Bagian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap detik selama hidupnya akan membutuhkan udara. Secara ratarata manusia tidak dapat mempertahankan hidup tanpa udara lebih dari tiga menit. Udara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO

STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO STUDI DESKRIPTIF KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DALAM URINE PADA PEDAGANG ASONGAN DI SEKITAR JUMBO PASAR SWALAYAN KOTA MANADO Andryes Papuling Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado Abstract. Danger

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat di kota-kota besar terutama pada negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat di kota-kota besar terutama pada negara berkembang dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini jumlah penggunaan kendaraan bermotor semakin meningkat di kota-kota besar terutama pada negara berkembang dengan sistem transportasi umum yang kurang baik.sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitar. Udara juga adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu

Lebih terperinci

PENCEMARAN PUSARPEDAL, DEPUTI VII KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PENCEMARAN PUSARPEDAL, DEPUTI VII KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP PENCEMARAN PUSARPEDAL, DEPUTI VII KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 1 LATAR BELAKANG Timbal (Pb) adalah logam berat yang berbahaya karena dapat merusak organ tubuh terutama sistem syaraf,sistem Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran Plumbum (Pb) merupakan masalah penting yang sering terjadi di negara-negara berkembang. Pencemaran lingkungan oleh Pb disebabkan karena pembuangan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM. ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : IRMAYANTI NIM. 081000069 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Udara merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan hidup semua mahluk hidup terutama manusia. Seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur mulai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (pb) DALAM DARAH TUKANG BECAK DI JALAN BANTEN PALEMBANG TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (pb) DALAM DARAH TUKANG BECAK DI JALAN BANTEN PALEMBANG TAHUN 2017 Volume 5, Nomor 2, Desember 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (pb) DALAM DARAH TUKANG BECAK DI JALAN BANTEN PALEMBANG TAHUN 2017 Heri Shatriadi 2,Zairinayati 3 Program Studi DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi udara merupakan masalah lingkungan global yang terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), polusi udara menyebabkan kematian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH SOPIR KOPERASI ANGKUTAN KOTA MAHASISWA DAN UMUM (KAKMU) TRAYEK 05 KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH SOPIR KOPERASI ANGKUTAN KOTA MAHASISWA DAN UMUM (KAKMU) TRAYEK 05 KOTA MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH SOPIR KOPERASI ANGKUTAN KOTA MAHASISWA DAN UMUM (KAKMU) TRAYEK 05 KOTA MAKASSAR Related Factors to the Levels of Lead (Pb) in Driver s Blood

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor sebagai produk teknologi memerlukan bahan bakar minyak, timah hitam atau timbal, juga dikenal dengan nama

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah hal mutlak yang

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG)

STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG) INFOMATEK Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG) Astri W Hasbiah *), Lili Mulyatna, Fazari Musaddad

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo yang perkembangan populasi kendaraan bermotornya yang sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nazrotul

Lebih terperinci

STUDI KETERPAPARAN TIMBAL (Pb) PADA PENJUAL BENSIN ECERAN DI WILAYAH KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO TRI SEPTIAN MAKSUM NIM:

STUDI KETERPAPARAN TIMBAL (Pb) PADA PENJUAL BENSIN ECERAN DI WILAYAH KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO TRI SEPTIAN MAKSUM NIM: STUDI KETERPAPARAN TIMBAL (Pb) PADA PENJUAL BENSIN ECERAN DI WILAYAH KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO TRI SEPTIAN MAKSUM NIM: 8114979 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan faktor penting kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ascariasis yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan penyakit usus halus yang pada sebagian besar kasus ditandai dengan sedikit gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun di Indonesia terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cukup besar. Di sisi lain dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan dan pemakaian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkurangnya lahan sebagai tempat merumputnya sapi, maka banyak peternak mencari alternatif lain termasuk melepas ternak sapinya di tempat pembuangan sampah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

Suparjan Petasule NIM Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN MERKURI PADA PEMIJAR DAN PENGOLAH EMAS DI TAMBANG EMAS DESA HULAWA KECAMATAN SUMALATA TIMUR KABUPATEN GORONTALO UTARA TAHUN 2012. Suparjan Petasule

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya adalah konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk dari produsen yang terjual dan dibeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan

Lebih terperinci