PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

Connection Oriented Connectionless

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Simulasi Dan Analisis Transmisi Video Streaming Pada Jaringan Wifi Dengan Menggunakan Opnet Modeler 14.5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMUNIKASI VOICE OVER INTERNET (VoIP) DENGAN METODE LOAD BALANCING JURNAL SKRIPSI

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK

DESAIN VIDEO ON DEMAND (VOD) MENGGUNAKAN HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) DI WILAYAH URBAN KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

Dukungan yang diberikan

Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP Client

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

Bab 3 Metode Perancangan

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

STUDI ANALISIS EFEK PERBEDAAN LOKASI TERHADAP PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN W-LAN INDOSAT. Said Atamimi 1, Arie Budi Prasojo 2 1,2

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab III PERANCANGAN SISTEM

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

BAB III METODE PENGEMBANGAN

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

ANALISA PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN WIRELESS REPEATER BERBASIS TEKNOLOGI n

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

RANCANG BANGUN DAN ANALISIS UNJUK KERJA TVLAN DENGAN JARINGAN LAN DAN WLAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI VoIP PADA CALL CENTRE TESA 129

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS) VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) SKRIPSI.

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. WLAN termasuk teknologi yang popular untuk menyediakan koneksi data.

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dasar Jaringan Komputer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN RANCANGAN PROGRAM

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

RANCANG BANGUN RTP CHUNK PACKET ENCAPSULATOR DATA AV STREAM FORMAT RTP PADA MULTI-SOURCE STREAMING SERVER

Transkripsi:

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI 802.11G Panji Krisna Dwi Cahya 1, Wahyu Adi Priyono., Ir., M.Sc. 2, Gaguk Asmugi, ST., MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ.Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email: justpanjikrisna@gmail.com Abstrak - Video conference adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Komunikasi yang sering dilakukan dalam lingkup jaringan kecil (Local Area Network, atau jaringan LAN) saat ini juga mulai menggunakan teknologi informasi yang canggih. Jaringan wireless LAN atau jaringan Wifi adalah jaringan local yang menggunakan sinyal elektromagnetik dengan frekuensi 2,4 GHz sebagai media transmisi menggantikan kabel tembaga untuk LAN. Penggunaan teknologi Wifi dapat digunakan untuk mengirimkan data seperti data teks hingga video. Standar 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz. Standar 802.11g yang dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz. Pada penelitian ini dilakukan perancangan layanan video conference pada jaringan local area network dengan menggunakan standar Wi-Fi 802.11g. Parameter yang digunakan untuk menentukan Quality of Service (QoS) layanan video conference pada jaringan WLAN adalah delay end to end, packet loss, dan throughtput yang dihitung dengan pendekatan perhitungan teoritis dan pengamatan langsung menggunakan perangkat analisis jaringan (Wireshark). Kualitas performansi layanan Video conference pada jaringan Wireless Local Area Netwok (WLAN) adalah sesuai dengan standar ITU-T G.1010 untuk delay (delay end to end < 10 s) pada video resolusi pengujian dan packet loss (packet loss < 1%) untuk video resolusi 704x576p Kata Kunci: Video conference, LAN, QoS, 802.11g, ITU-T G.1010 I. PENDAHULUAN Komunikasi yang sering dilakukan dalam lingkup jaringan kecil (Local Area Network, atau jaringan LAN) saat ini juga mulai menggunakan teknologi informasi yang canggih. Pengiriman paket data yang besar hingga kegiatan video conference mulai diaplikasikan dijaringan LAN tersebut, misal sekolah, perpustakaan, perkantoran dan lain lain. Jaringan wireless LAN atau jaringan Wifi adalah jaringan local yang menggunakan sinyal elektromagnetik dengan frekuensi 2,4 GHz sebagai media transmisi menggantikan kabel tembaga untuk LAN Video conference adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Standar 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz. Standar 802.11g yang dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya (IEEE 802.11, 2003) Dasar teori ini dibahas adalah tentang Video, Video conference, WLAN, QoS, dan Rekomendasi dan Perangkat yang digunakan. A. Video Video adalah informasi yang berisi gambar dan suara serta memiliki ciri khas gambar bergerak dengan kecepatan tertentu atau frame per second. Parameter video menentukan kualitas video, berdasarkan Adobe pada tahun 2014 terdapat 3 parameter video, yakni : a) Frame per Second (FPS), adalah banyaknya frame yang dimainkan tiap detik. Nilai FPS adalah 20 hingga 30 fps. b) Bitrate, adalah nilai pengukuran dari bit yang dikirimkan per waktu tertentu. c) Resolution, adalah ukuran gambar yang ditampilkan pada layar. B. Video Conference Video conference merupakan salah satu aplikasi multimedia yang memungkinkan komunikasi data, suara, dan gambar yang bersifat duplex serta real time. Sesuai dengan namanya, bentuk dari aplikasi ini adalah percakapan via video dan audio antar pengguna secara langsung dan diharapkan dapat menggantikan fungsi tatap muka secara langsung. Standar H.323 dan H.324 merupakan standar baru yang mampu memenuhi kebutuhan conferencing menggunakan LAN. Standar H.323 mengatur pelaksanaan kebutuhan video conferencing menggunakan LAN dan untuk pertama kalinya memungkinkan adanya interopabilitas 1

antar hardware dan software yang dibuat oleh vendor berbeda. Standar H.323 dirancang untuk mengatur pelaksanaan video conferencing menggunakan jaringan telepon (PSTN). Saat ini berbagai macam aplikasi H.323 telah tersedia, mulai dari aplikasi video conferencing, kolaborasi jarak jauh, electronic whiteboard, hingga VoIP. Beberapa diantara aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang didistribusikan secara gratis di internet. Seperti halnya pada standar lain yang juga dikeluarkan oleh ITU, H.323 memungkinkan adanya hubungan pointto-point maupun point-to-multipoint. Rekomendasi H.323 memungkinkan adanya konferensi point-to-multipoint melalui berbagai jenis metode dan konfigurasi. Gambar 2.1. Standarisasi ITU untuk Video Conference Sumber: KUSTI HERRYAWAN, 2014 Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem konferensi video meliputi: Video input : kamera video atau webcam Video output : monitor komputer, televisi atau proyektor Audio input : mikrofon Audio output : biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon Data transfer : jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet C. Wireless Local Area Network (WLAN) Wireless Local Area Network adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya, link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh jaringan luas. Jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel. Standard WLAN yang ditetapkan IEEE dimulai pada tahun 1980-an, dan kemudian mencapai titik loncatan kemajuan teknologi pada tahun 1997 yang telah mencapai dan mempublikasikan standar 802.11, contohnya 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Standar 802.11g dikeluarkan pada tahun 2003. Standar ini beroperasi pada frekuensi yang sama seperti pada standar 802.11b yaitu pada pita frekuensi 2,4 GHz. Standar ini menggunakan teknik modulasi Orthogonal Frequency Division Multiplexing ( OFDM ) yang sama dengan standar 802.11a dengan kecepatan transmisi datanya mencapai 54 Mbps. Gambar 2.2. Standar legal IEEE 802.11 a/b/g untuk WLAN Sumber: http://www.eleceng.adelaide.edu.au/, 2014 D. Parameter Kinerja Jaringan Menurut ITU-T E.800, Quality of Service (QoS) adalah perforrmansi yang menentukan derajat kepuasan pengguna terhadap service yang diberikan oleh jaringan berdasarkan parameter-parameter. Pada penelitian digunakan parameter packet loss, delay end to end, dan throughput dari sisi pengguna untuk menentukan QoS. 1. Delay End to End pada WLAN Delay pada jaringan HSPA merupakan penjumlahan delay-delay dari ujung hingga ujung (server hingga user equipment), seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.2. Gambar 2.3. Delay End-to-End pada WLAN Delay end-to-end ditentukan berdasarkan arsitektur sistem dan merupakan penjumlahan semua delay yang ada dalam perjalanan paket dari sumber ke tujuan, yang disebut delay jaringan (t network) t end to end = t codec + t jaringan Tabel 1 Pengelompokan waktu tunda berdasarkan ITU-T H.323 Sumber: ITU-T H.323 2

pengguna secara umum Merupakan rentang packet 0.5-1.5 loss pada jaringan yang bersifat global tetapi masih dapat ditolerir oleh pengguna Merupakan rentang packet loss yang tidak dapat ditolerir 2> 1.5 pada jaringan dimana pengguna mengalami gangguan berkomunikasi Sumber: ITU-T REC. Y.1541 Document Gambar 2.4 Perbandingan Delay End-to-End 2. Throughput Throughput adalah jumlah rata-rata paket yang sukses diterima atau dikirimkan oleh saluran penerima atau pemancar per detik. Throughput merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kinerja dari suatu sistem komunikasi data 1 (1 pb ) t t 1 ( a 1) p v i b Packet loss (%) = N packet loss N packet x 100% Gambar 2.6 Perbandingan Packet Loss E. Rekomendasi dan Standar Perangkat Rekomendasi dan standar perangkat berisi rekomendasi nilai dan besar parameter dari ITU dan standar perangkat sesuai buku, forum-forum internasional yang membahas perangkat untuk jaringan. Gambar 2.5 Perbandingan Throughtput 3. Packet Loss Packet loss adalah adalah jumlah paket IP yang hilang selama proses transmisi dari source menuju destination. Salah satu penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer pada setiap node. Beberapa penyebab terjadinya packet loss, yaitu congestion, node yang bekerja melebihi kapasitas buffer, memory yang terbatas pada node dan policing. Tabel 2 Standar Packet Loss pada Video Conference Nilai Packet Loss (%) Keterangan 0-0.5 Merupakan rentang packet loss yang dapat diterima oleh 1. Rekomendasi ITU-T G.1010 Aplikasi streaming memiliki standar packet loss yang diijinkan. Tabel 2.3 menunjukkan syarat packet loss dan delay pada gambar 2.4 berdasarkan ITU-T G.1010. Tabel 3 Standar Packet Loss ITU-T G.1010 untuk Beberapa Aplikasi Medium Application Degree of Symmetry < 3% Audio Packet Conversational Two-way Loss Voice Ratio () Audio Voice Messaging One-way < 3% Audio High Quality < 1% One-way Audio Streaming Video Videophone Two-way < 1% 3

< 1% Video Streaming One-way Sumber: ITU-T G.1010, 2002 2. Perangkat Keras Perangkat keras yang dibahas adalah perangkat keras yang dibutuhkan pada penelitian. Pada penelitian diperlukan PC Server, Network Interface Card, Laptop, Kabel UTP dan konektornya, UPS serta monitor. 3. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian, yakni: OpenMCU digunakan untuk media server video conference. MyPhone3, digunakan untuk media pemutar video conference. Wireshark. Perangkat bersifat freeware, digunakan untuk packet sniffing pada jaringan. CentOS. Sistem operasi berbasis opensource yang dikembangkan oleh komunitas RHEL. II. METODE PENELITIAN Tahapan dalam penelitian meliputi pengambilan data (data sekunder dan data primer), analisis data, pengolahan data, pembahasan dan hasil dan penarikan kesimpulan. Penelitian mengkaji layanan video conference pada jaringan WLAN. Data-data yang diperlukan dalam kajian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data sekunder bersumber dari jurnal ilmiah, skripsi, buku, internet dan forum-forum resmi yang membahas WLAN. Data sekunder juga menghasilkan data perhitungan nilai-nilai parameter (delay end to end, packet loss dan throughput) melalui pendekatan teoretis. Data primer didapatkan dari hasil pengamatan nilainilai parameter kinerja jaringan (delay end to end, packet loss dan throughput) menggunakan wireshark pada sisi pengguna. Rancangan konfigurasi perangkat ditunjukkan dalam blok diagram pada gambar 3.1 jaringan ditunjukkan gambar 3.2. III. PEMBAHASAN DAN HASIL Pembahasan yang dilakukan meliputi perancangan, instalasi, pengujian hingga analisis kualitas layanan Video Conference. 1. Pengujian Pengujian dilakukan 2 tahap, yakni pengujian koneksi dan pengujian conference. Pengujian koneksi dilakukan untuk mengetahui koneksi antara server hingga pengguna. Hasil pengujian koneksi ditampilkan gambar 3.2. Gambar 3.2 Hasil Uji Koneksi Koneksi antara server dan pengguna telah terhubung. Hal ini dibuktikan pengguna mampu mengirimkan paket data 4 kali kepada server dan di-reply kembali oleh server sebanyak 4 kali dengan lost 0%. Pengujian video conference melalui WLAN bertujuan untuk mengetahui layanan video conference dari server dapat atau tidak dimainkan oleh media player pada sisi user. Hasil pengujian streaming ditampilkan gambar 3.5. Gambar 3.3 Hasil Uji conference Gambar 3.3 menunjukkan conference telah berhasil dibangun. 2. Hasil Gambar 3.1 Rancangan Konfigurasi Jaringan Data hasil pengamatan digunakan sebagai bahan pembahasan. Pembahasan dilakukan dengan membandingkan nilai delay end to end, packet loss, dan throughput. Langkah-langkah dalam menentukan kualitas QoS (Delay End to End, Throughput, Packet Loss) Data hasil pengamatan dan pengukuran menunjukkan nilai-nilai parameter delay end-to-end, packet loss dan troughput berdasarkan hasil pengamatan langsung menggunakan Wireshark. 4

Gambar 3.4 Grafik Perbandingan Delay end-to-end Terdapat perbedaan nilai parameter pada hasil pengamatan dengan hasil perhitungan karena faktor C (kecepatan proses) yang dimana kecepatan proses pada perhitungan digunakan asumsi standar yang sudah ada, sedangkan pada pengamatan, kecepatan proses yang terjadi sesuai aspek perangkat yang digunakan. Perbedaan jumlah data yang terjadi adalah karena pada sisi pengamatan Wireshark menghitung QoS berdasarkan per paket data, sedangkan pada perhitungan berdasarkan keseluruhan paket data. Gambar 3.4 menunjukkan perbandingan nilai delay end to end secara hasil perhitungan dan pengamatan. Gambar 3.5 Perbandingan Packet Loss Gambar 3.5 menunjukkan perbandingan packet loss yang terjadi untuk resolusi video 704x576p berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran Wireshark IV. KESIMPULAN 1. Konfigurasi sistem Video conference pada jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) telah berhasil dibangun. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengujian untuk koneksi maupun komunikasi video call. 2. Kualitas layanan video conference berdasarkan parameter packet loss, delay end to end, dan throughput memiliki perbedaan nilai untuk hasil pengamatan dan hasil perhitungan. Perbedaan nilai parameter terjadi karena faktor kecepatan proses dari sisi pengamatan dan perhitungan 3. Kualitas performansi layanan Video conference pada jaringan Wireless Local Area Netwok (WLAN) adalah sesuai dengan standar ITU-T G.1010 untuk delay (delay end to end < 10 s) pada video resolusi pengujian dan packet loss (packet loss < 1%) untuk video resolusi 704x576p memenuhi standar ITU.T G.1010. Pada umumnya akan mengalami beberapa gangguan, dan layanan video conference tidak akan berjalan secara normal. DAFTAR PUSTAKA Gambar 3.6 Perbandingan Throughtput Gambar 3.6 menunjukkan nilai throughput yang terjadi untuk resolusi video 704x576p berdasarkan hasil perhitungan dan hasil simulasi dengan menggunakan wireshark Dari hasil yang ditunjukkan Gambar 3.1, 3.2, dan 3.3 dapat diketahui bahwa: [1] Apostolopoulos, John G. 2001. Video Communication and Video Streaming. Hewlett- Packard Laboratories: Streaming Media System Group [2] ITU-T Study Group 12. 2001. Recommendation G.1010 - End User Multimedia QoS Categories. (Online). (http://www.itu.int/rec/t-rec-g.1010-200111-i/en, diakses tanggal 19 November 2013). [3] Anonymous. 2014. Video and its component. (Online). (http://jiscdigitalmedia.ac.uk, diakses tanggal 1 Maret 2014). [4] Rappaport, Theodore S. 2002. Wireless Communication: Principles and Practice. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. [5] ITU-T. 2003. Recommendation ITU-T G.114: One- Way Transmission Time. (Online). 5

(http://www.itu.int/rec/t-rec-g.114-200305-i/en, diakses tanggal 19 November 2013). 6