BAB I PENDAHULUAN. timbul antara prinsipal (atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB I PENDAHULUAN. Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia yang mengalami kerugian yang besar bahkan sampai

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran melalui peningkatan nilai perusahaan.

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pengelolaan perusahaan Pemisahan ini sejalan dengan teori

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham, debtholders dan manajemen adalah pihak-pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dilakukannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan perusahaan kepada tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Banyaknya perusahaan

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diversifikasi. Keputusan untuk melakukan diversifikasi dapat murni berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masing-masing pemilik. Dividen merupakan sumber yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi. perusahaan yang akan membayarkan devidendnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, sehingga muncul konflik yang dinamakan Agency Conflict. (Richardson, (1998);

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saham akan semakin meningkat (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan, yaitu untuk membuat keputusan-keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diterima oleh shareholder meningkat. Oleh karena itu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan suatu kontrak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB I PENDAHULUAN. struktur kepemilikannya memiliki hak untuk memilih dewan komisaris UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keagenan (Agency Problem) dapat timbul jika manajer suatu perusahaan memiliki kurang dari 100 persen saham biasa perusahaan tersebut. Definisi masalah keagenan (Agency Problem) adalah pertentangan kepentingan yang dapat timbul antara prinsipal (atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen (manager) atau pemegang saham dan kreditor (pemberi pinjaman). Jika suatu perusahaan berbentuk perusahaan perorangan dikelola sendiri oleh pemiliknya, dapat diasumsikan bahwa manajer pemilik tersebut akan mengambil tindakan yang mungkin untuk memperbaiki kesejahteraannya, yang terutama diukur dalam bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan juga dalam bentuk kesenangan dan fasilitas eksekutif. Akan tetapi, jika manajer pemilik tersebut mengurangi hak pemilikannya dengan membentuk perseroan dan menjual sebagian saham tersebut kepada pihak luar, maka pertentangan kepentingan bisa segera timbul. Pada umumnya pertentangan kepentingan terjadi pada saat manajer menjalankan perusahaan, dimana seharusnya manajer memperhatikan kepentingan pemilik, dengan kata lain berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Namun dalam kenyataannya manajer belum tentu berperilaku seperti yang diharapkan pemilik perusahaan. Pemilik dapat mendiversifikasikan usahanya dengan melakukan investasi pada beberapa jenis usaha. Sementara itu, agen (manager) tidak dapat mendiversifikasikan usahanya.

2 Selain itu, terdapat pertentangan kepentingan lain yang juga bisa muncul yaitu pada saat keputusan pendanaan. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya pemisahan antara fungsi pengambil keputusan dan fungsi penanggung jawab risiko. Hal ini didukung oleh argumen Fama (1980) yang mengatakan bahwa para manajer yang bertanggung jawab atas keputusan pendanaan tidak mampu melakukan diversifikasi investasi pada human capital. Di pihak lain, pemegang saham pada umumnya hanya mempertimbangkan risiko sistematis atas saham perusahaan. Hal ini terjadi karena pemegang saham melakukan investasi pada portofolio yang terdiversifikasi secara baik. Sebaliknya, manajer lebih suka mempertimbangkan risiko perusahaan secara keseluruhan. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham tersebut dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan kepentingan yang terkait tersebut. Untuk menjamin agar para manajer melakukan hal yang terbaik bagi pemegang saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung biaya keagenan, yang bisa berupa: pengeluaran untuk memantau tindakan manajemen, pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga kemungkinan timbulnya perilaku manajer yang tidak dikehendaki semakin kecil, dan biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba sebagai akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga tidak bisa mengambil keputusan secara tepat waktu, padahal seharusnya hal itu bisa dilakukan jika manajer tersebut juga menjadi pemilik perusahaan. Menurut Michael Jensen dan William Meckling (1976) dalam Weston dan Eugene (1989: 21) definisi dari biaya keagenan (Agency Cost) adalah biaya yang berkaitan

3 dengan pemantauan tindakan manajemen guna menjamin agar tindakan tersebut konsisten dengan kesepakatan kontrak diantara manajer, pemegang saham, dan kreditor. Besar kecilnya jumlah kepemilikan ekuitas dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Perusahaan dengan jumlah kepemilikan ekuitas yang besar seharusnya mempunyai konflik keagenan yang rendah dan biaya keagenan yang rendah pula. Penelitian Demzet dan Lehn (1985) dalam Faizal (2004) menyimpulkan bahwa kosenterasi kepemilikan digunakan perusahaan untuk menghilangkan masalah keagenan. Crutchley dan Hansen (1989), Bathala, Moon dan Rao (1994) dalam Fuad (2005) menyimpulkan bahwa level kepemilikan insider yang lebih tinggi dapat digunakan untuk mengurangi masalah keagenan. Besarnya level kepemilikan manajerial akan menetukan besarnya level diversifikasi perusahaan. Manajer dengan tingkat kepemilikan yang tinggi akan menyebabkan tingkat diversifikasi yang rendah dan sebaliknya manajer dengan tingkat kepemilikan yang rendah akan menyebabkan tingkat diversifikasi yang tinggi. Strategi diversifikasi perusahaan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat resiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Definisi dari diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrumen investasi. Bukan menfokuskan terhadap pilihan saham dalam portofolio.

4 Diversifikasi memberikan manfaat bagi manajerial yaitu dapat menjaga dan memperluas posisi eksekutif dalam membuat keputusan daripada motif peningkatan efisiensi atau menambah kekayaan pemegang saham. Dalam hal seperti ini, diversifikasi efisien untuk manajer, tetapi tidak efisien untuk pemeganng saham. Selain itu motif manajer melakukan diversifikasi adalah diversifikasi yang dihasilkan dari keputusan manajer dapat meningkatkan insentifnya Akhir-akhir ini terdapat bukti yang menyimpulkan bahwa rata- rata biaya diversifikasi lebih besar daripada manfaat atau keuntungannya. Hal ini didukung dengan adanya teori yang menyatakan bahwa di dalam diversifikasi perseroan terdapat dua unsur yaitu manfaat dan biaya bagi pemegang saham. Menurut Berger dan Ofek (1995), Lang dan Stulz (1994), dan Servaes (1995) dalam Denis et al 1997: 135) mengatakan sebagai berikut: Significant value losses associated with corporate diversivication strategies Penemuan Porter (1987) dalam Noname: Ekspansi dalam Diversifikasi (2005). mengatakan selain anti-kompetisi, perusahaan diversifikasi juga tidak menambah nilai bagi bisnis utama. Lebih dari itu, Berger dan Ofek (1995) dalam Puji Harto (2005) mengatakan bahwa nilai perusahaan yang terdiversifikasi lebih kecil dibandingkan perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal. Beberapa penelitian telah menguji mengapa diversifikasi mempunyai manfaat bagi manajer. Penelitian Jensen dan Murphy (1990) dalam Denis et al 1997: 136) mengatakan sebagai berikut: Diversivication reduces the risk of manager s undiversified personal portofolio

5 Shleifer dan Vishny (1989) dalam Denis et al 1997:136) mengatakan sebagai berikut: Diversification helps make the manager indispensable to the firm Penelitian ini mengacu pada Berger dan Ofek (1995), Lang dan Stulz (1994), dan Servaes (1995) dalam Denis et al (1997). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul tentang Pengaruh Agency problem dan Inside Shareholders terhadap Diversifikasi Perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan antara lain sebagai berikut : 1. Apakah Inside Shareholders mempengaruhi agency problem perusahaan? 2. Apakah Inside Shareholders mempengaruhi strategi diversifikasi perusahaan? 3. Apakah agency problem mempengaruhi strategi diversifikasi? 4. Apakah nilai perusahaan mempengaruhi strategi diversifikasi? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain : 1. Mengetahui pengaruh Inside Shareholders terhadap agency problem perusahaan 2. Mengetahui pengaruh Inside Shareholders terhadap strategi diversifikasi perusahaan 3. Mengetahui pengaruh agency problem terhadap strategi diversifikasi

6 4. Mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap strategi diversifikasi 1.4 Konstribusi Penelitian Konstribusi penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami lebih baik mengenai bagaimana pengaruh agency problem dan kepemilikan manajerial terhadap diversifikasi perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan Berger dan Ofek (1995), Lang dan Stulz (1994), dan Servaes (1995) dalam Denis et,al (1997). Pendekatan ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah argumen mereka dapat diterapkan di kondisi yang berbeda dari suatu Negara, khusunya Indonesia yang memiliki karakteristik pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cukup rendah. Disamping itu perusahaan di Indonesia lebih berorientasi bukan pada pertumbuhan dan perkembangan teknologi, namun hanya pada aktivitas produktivitas barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan selera pasar. Berdasarkan kondisi yang seperti ini apakah argumen tersebut dapat digunakan di Indonesia yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara maju. 2. Menambahkan variabel Inside Shareholders, pemegang saham dari pihak luar, profitability, sales growth, age, log asset, firm age, Segmen Dummy variable dan firm size sebagai variable kontrol yang diduga dapat lebih menjelaskan pengaruh antara agency Problem dan struktur kepemilikan dengan strategi diversifikasi.

7 3. Sedangkan untuk mengukur pengaruh Inside Shareholders terhadap agency problem menggunakan variable control Inside Shareholders, pemegang saham dari pihak luar, leverage, deviden payout ratio, risk dan Segmen Dummy variable yang diduga dapat lebih menjelaskan pengaruh antara struktur kepemilikan dengan agency problem. 4. Menambahkan variable diversifikasi, log asset, profitability (EBIT / Sales), leverage, earning growth, tobins Q dan Segmen Dummy variable sebagai variabel kontrol yang diduga dapat menjelaskan pengaruh antara strategi diversifikasi terhadap nilai perusahaan 5. Penambahan variabel kontrol tersebut merupakan sesuatu yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian David dan Atulya (1997). Penambahan variabel tersebut didasarkan pada penelitian Berger dan Ofek (1995), Lang dan Stulz (1994), dan Servaes (1995), Crutley dan Hansen (1998) dalamwahidahwati (2002), Faizal (2004), dan Puji Harto (2005) yang menyimpulkan bahwa strategi dieversifikasi perusahaan mengakibatkan adanya kerugian-kerugian nilai luar biasa selain anti kompetisi, perusahaan diversifikasi juga tidak menambah nilai bagi bisnis utama. Banyak jenis perusahaan yang gagal mengambil keuntungan dari manfaat pokok pada diversifikasi.

8 1.5 Batasan Penelitian 1. Penelitian ini dalam pengukuran diversivikasi, Inside Shareholders, agency problem dan nilai perusahaan mengambil data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2002-2005. 2. Banyak perusahaan yang tidak melaporkan data keuangannya secara lengkap 2. Penelitian ini menghilangkan variabel R&D (Research and Development), mengingat keterbatasan data yang ada. 3. Penentuan Segmen Dummy Variabel yang berdasarkan multisegmen dan single segmen diambil dari data di BEJ (Bursa Efek Jakarta) 4. Periode tahun 2002-2005 dengan alasan untuk mengetahui pengaruh Agency Problem dan Inside Shareholders terhadap diversifikasi perusahaan pada saat perusahaan setelah diguncang krisis moneter. 5. Sampel perusahaan yang diambil sebanyak 160 sampel 6. Penelitian ini tidak membagi kebijakan diversifikasi perusahaan menjadi diversifikasi pada bidang yang berkaitan dan bidang yang tidak berkaitan 7. Perusahaan yang dipilih sebagai sample hanya 40 perusahaan yang membagikan deviden selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2002-2005 8. Penelitian ini belum menggolongkan kepemilikan saham, dan sampel perusahaan karena keterbatasan data yang tersedia.

9 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan dibidang keuangan, agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang menyangkut diversifikasi perusahaan karena adanya pengaruh dari Agency Problem dan Kepemilikan Ekuitas (pemegang saham dari pihak luar atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen (manager) atau pemegang saham dan kreditor (pemberi pinjaman)). 2. Bagi Emiten Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : 1. Bahan informasi dan pertimbangan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi diversifikasi perusahaan bagi nilai perusahaan, dan kepemilikan manajerial. 2. Memberikan informasi mengenai level kepemilikan ekuitas yang dimana menentukan tinggi rendahnya level pembayaran deviden. 3. Membantu strategi dalam menyatukan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer karena hal ini menentukan baik buruknya kinerja perusahaan. 3. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat membantu investor untuk mengetahui kesejahteraan para pemegang saham,baik buruknya kinerja perusahaan dan nilai perusahaan.