BAB I PENDAHULUAN. yang diterima oleh shareholder meningkat. Oleh karena itu kegiatan yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, kinerja manajer dinilai baik pada saat laba yang diterima oleh shareholder meningkat. Oleh karena itu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk mencapai hal tersebut harus dibarengi dengan ekspansi, yang bertujuan untuk lebih meningkatkan nilai perusahaan yang dikelola olehnya. Adapun tujuan lain dari melakukan ekspansi adalah untuk meningkatkan kemakmuran sendiri. Karena dengan meningkatnya performance perusahaan maka penghasilan dari manajer juga akan meningkat. Jensen dan Meckling (1976) dalam Fuad (2005), pemilik perusahaan atau shareholder dan manajer masing-masing memiliki kepentingan yang bertolak belakang dalam hal laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dimana shareholder menginginkan laba yang diperoleh perusahaan diberikan sepenuhnya kepada mereka untuk meningkatkan kekayaan, sedangkan manajer menahan laba tersebut untuk melakukan ekspansi dengan tujuan pengembangan perusahaan. Sebenarnya maksud dan tujuan manajer untuk meningkatkan performance perusahaan dan kemakmuran shareholder adalah baik, akan tetapi shareholder mempunyai kekahwatiran terhadap kinerja manajer dalam melakukan ekspansi tersebut. Jensen dan Meckling (1976) dalam Erni Masdupi (2005) Untuk menanggulangi kekahwatiran (agency problem) tersebut shareholder melakukan kebijakan memberikan bagian atau 1

2 mengikutsertakan manajer dalam hal kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian, manajer yang bertindak sebagai pemimpin perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi karena manajer juga memiliki kepentingan sebagai pemegang saham yang menginginkan laba perusahaan. Kebijakan yang dilakukan oleh shareholder bertujuan untuk menghindari NPV negatif yang diakibatkan oleh manajer terhadap ekspansi yang dilakukan tanpa perhitungan yang matang. Dalam hal tersebut akan tercipta dua kontrol yaitu kontrol internal dan kontrol eksternal. Dimana kontrol internal dilakukan oleh pihak dari dalam perusahaan, Jensen dan Meckling (1976) dalam Fuad (2005) menyatakan bahwa masalah agensi tersebut dapat memburuk apabila persentase saham yang dimiliki oleh manager (managerial ownership) sedikit atau kurang dari 100 persen saham biasa perusahaan tersebut. Kontrol eksternal dilakukan oleh institutional ownership (IO). Moh d et al., (1998) dalam Masdupi (2005) menyatakan distribusi saham dari luar yaitu institutional ownership (IO) dapat mengurangi agency cost. Hal ini disebabkan karena kepemilikan mewakili sesuatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau menantang keberadaan manajer. Institutional ownership (IO) mempengaruhi juga pengambilan keputusan manjerial, seperti diskusi informal dengan manajemen, sampai dengan pengendalian seluruh kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. 2

3 Berdasarkan perbedaan argumen diatas penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh Managerial Ownership dan Institutional Ownership terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang sahamnya listing di bursa saham Indonesia (BEJ). Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian ini adalah Pengaruh Managerial Ownership dan Institutional Ownership Terhadap Kinerja Perusahaan yang di Ukur dengan Laba Akuntansi dan Laba Pasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) mempengaruhi laba akuntansi pasca krisis moneter tahun 1998 sampai dengan 2004? 2. Apakah managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) mempengaruhi laba pasar pasca krisis moneter tahun 1998 sampai dengan 2004? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai lewat penelitian ini adalah: 1 Untuk menganalisis apakah managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) mempengaruhi laba akuntansi pasca krisis moneter tahun 1998 sampai dengan 2004? 3

4 2 Untuk menganalisis apakah managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) mempengaruhi laba pasar pasca krisis moneter tahun 1998 sampai dengan 2004? 1.4 Batasan Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan maka penulis hanya membatasi pada permasalahan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini ada dua jenis faktor yang dianalisis, a. Managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) yang merupakan variabel utama. b. Penelitian ini akan menggunakan profit, size, dan asset tagibility sebagai variabel kontrol, karena karakteristik perusahaan Indonesia sangat rentan dipengaruhi oleh variabel-variabel kontrol tersebut. 2. Karena pada tahun 1998 sampai dengan 2004 good corporate governance sedang menjadi urgensi, sehingga faktor managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) sedang hangat dibahas dalam good corporate governance. 3. Untuk memudahkan dalam penelitian maka perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah prusahaan-perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bahwa managerial ownership (MO) dan institutional ownership (IO) mempunyai peran penting 4

5 dalam good corporate governance. Iskander dan Chamlou (2000) dalam Kusumawati dan Riyanto (2005) Dimana diketahui sejak krisis ekonomi melanda kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia good corporate governance meningkat dengan pesat yang berakibat positif bagi pemegang saham, namun juga bagi masyarakat yang lebih luas yang berupa pertumbuhan ekonomi nasional. 5