04. DENSITAS TUJUAN PRAKTIKUM - Mahasiswa dapat menentukan densitas berdasarkan salinitas dan suhu - Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh densitas terhadap proses mixing dilautan PENDAHULUAN Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Oleh karena itu penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah ρ (rho). Densitas air laut bergantung pada temperatur ( ), salinitas ( ) dan tekanan ( ). Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea Water): Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di atas dilakukan oleh Knudsen dan Ekman pada tahun 1902. Pada persamaan mereka, ρ dinyatakan dalam g cm -3. Penentuan dasar yang baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan kisaran yang lebih besar, menghasilkan persamaan densitas baru yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The International Equation of State, 1980). Persamaan ini menggunakan temperatur dalam o C, salinitas dari Skala Salinitas Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar = 10.000 pascal = 10.000 N m -2 ). Densitas dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg m -3. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g cm -3 dalam rumusan yang lama sama dengan densitas dengan harga 1025 kg m -3 dalam Persamaan Keadaan Internasional. Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m -3 sedangkan pada air tawar 1000 kg m -3. Para oseanografer biasanya menggunakan lambang σ t (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk menyatakan densitas air laut. dimana σ t = ρ - 1000 dan biasanya tidak menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ). Densitas rata-rata air laut adalah σ t = 25. 1
METODE A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktek ini adalah : 1. Garam Dapur 250 gr 2. Kalkulator atau laptop 3. Air suhu ruangan 1 ember 4. Air es 2 liter 5. Es batu Secukupnya 6. Beeker glass 5 buah 7. Penol Petalain (pewarna merah) secukupnya 8. Sendok 9. Salinometer 10. Termometer 11. Air Hangat B. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan seperti di bawah ini 1 2 3 4 Dingin / Bergaram Hangat / Kurang garam Dingin / Kurang garam Hangat / bergaram 2. Masukkan air dengan kondisi yang di atas. Untuk kondisi bergaram dilakukan dengan menambah 2 sendok teh garam, dan yang kurang bergaram dengan menambah 1 sendok teh 3. Ukur suhu dan salinitas pada setiap beker gelas dan catat pada tabel 4. Pada beker gelas ke 5 siapkan kondisi seperti keempat beeker gelas di atas secara bergantian 5. Catat setiap suhu dan salinitas pada beker gelas ke 5 dan catat pada tabel 6. Tuang air hangat kurang garam ke dalam beeker glass 1. Amati dan catat kondisi yang terjadi 2
7. Tuang air dingin - bergaram ke dalam beeker glass 2. Amati dan catat kondisi yang terjadi 8. Tuang air hangat bergaram garam ke dalam beeker glass 3. Amati dan catat kondisi yang terjadi 9. Tuang air dingin kurang garam ke dalam beeker glass 4. Amati dan catat kondisi yang terjadi TUGAS 1. Catat Hasil percobaan pada tabel di bawah ini No Beeker glass Suhu Salinitas Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 2. Hitung densitas pada tabel 1 dengan menggunakan persamaan dibawah Dimana : S = Salinitas T = Suhu A0 = 67,26; A1=5,53168; A2=-0,5459; A3=-1,9825E-3; A4=-1,438E-7; A10=1,0; A11= -4,7867 E-3; A12=9,818E-5; A13=-1,0843 E-6; A20=0; A21=1,8030 E-5; A22=-8,164 E-7; A23=1,667 E-8 3
4
5
3. Hitung stabilitas pada tabel diatas dengan menggunakan persamaan di bawah = 0 Netral < 0 Tidak Stabil > 0 Stabil 6
4. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan di atas? 7