PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI BIOMASSA (TSHE) INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Inisiatif Kompor Bersih Indonesia Kasus Kompor Biomassa Bersih di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

Versi 27 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Indonesia. Menuju Akses Universal Memasak Bersih Tanpa Polusi. Bank Dunia. Program Energi Alternatif dan Berkelanjutan di Asia

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Inisiatif Kompor Bersih Indonesia Kasus Kompor Biomassa Bersih di Indonesia

Rancangan Umum Pengembangan Bioenergi Berbasis Kehutanan : Sebuah Inisiasi

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Rencana Pemasaran Sosial untuk Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi Indonesia Program Percontohan Pembiayaan Berbasis Hasil January 2015

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI

Journal of Technical Engineering: Piston, Vol. 1, No. 1, Hal , Pengaruh Dimensi Kompor Biomasa Terhadap Performansinya

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari.

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

KOMPOR BIOMASS UB: MENUJU KEMANDIRIAN. Dr.. rer.nat. Muhammad Nurhuda. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

KONSERVASI ENERGI PETA REGULASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

POLA PENGEMBANGAN ENERGI PERDESAAN DENGAN SWADAYA MASYARAKAT

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pulau Ikonis Energi Terbarukan sebagai Pulau Percontohan Mandiri Energi Terbarukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

Prinsip Proses Gasifikasi

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN KILANG INDONESIA KEDEPAN

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

VI. SIMPULAN DAN SARAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH SUMBER TRANSPORTASI Iskandar Abubakar

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

Direktorat Konservasi Energi

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Akan tetapi, pada

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Perkiraan Konsumsi Energi Final

Konservasi Energi pada Sektor Rumah Tangga

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

Gambar 1.1 Statistik Energi total Indonesia (sumber:bppt, Outlook Energi Indonesia. 2013)

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

50001, BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

Transkripsi:

PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI BIOMASSA (TSHE) INDONESIA Program kerja sama antara Kementrian ESDM Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Direktorat bioenergi - dan Bank Dunia Clean Stove Initiative dan Yayasan Dian Desa

LATAR BELAKANG Jumlah dan persen RT yang masih menggunakan energi biomassa 2007-2010 Jumlah pengguna kayu bakar masih tetap banyak dan tidak banyak terpengaruh oleh adanya program konversi energi (49.4% to 40.1% (26.3 million to 24.5 million) Kayu masih menjadi bahan bakar utama di lebih dari setengah dari jumlah propinsi di Indonesia Kayu bakar masih akan tetap menjadi bahan bakar utama memasak di 18 propinsi dari 33 propinsi. Dan propinsi-propinsi tersebut terletak dari Barat sampai Ke Timur Indonesia Penduduk pulau Jawa (Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Jawa Barat) masih tetap akan menjadi pulau dan propinsi dengan RT pengguna kayu bakar terbesar.

Million of Biomass using households TARGET PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (TSHE) BIOMASSA INDONESIA 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 Households using biomass a primary fuel # of traditional biomass stoves # of clean biomass stoves Target Jangka Panjang: Pada tahun 2030 semua Rumah Tangga pengguna bahan bakar biomassa untuk memasak akan sudah menggunakan Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) biomassa. Target Jangka Menengah tahun 2020: Pada tahun 2020 TSHE biomassa sudah mencakup 40% pangsa pasar rumah tangga pengguna energi biomassa sebagai bahan bakar memasak utama yang berarti paling tidak 8 juta TSHEbiomassa telah digunakan 0.00 Baseline-2010 UA-2020 UA-2030 Jumlah total penjualan TSHE biomassa mencapai 10 juta Catatan: Target/Sasaran dibuat berdasarkan asumsi kasar dan perkiraan perkiraan yang masih perlu untuk di lihat lagi secara lebih rinci. NB: dengan pertimbangan ada rumah tangga yang menggunakan lebih dari satu tungku dan penggunaan TSHEdi rumah tangga yang bahan bakar utama memasaknya bukan biomassa 3

Tujuan program yang lebih besar adalah: Pengurangan kemiskinan dan Pengembangan ekonomi melalui (1) Pengurangan pengeluaran, (2) Pengembangan sektor swasta dan pembukaan lapangan kerja melalui promosi pasar Peningkatan kondisi kesehatan dan kesetaraan gender melalui (1) pengurangan polusi udara dalam ruang, dan (2) pengurangan beban dan waktu kerja untuk memasak dan mencari kayu bakar. Ke dua hal tersebut terutama memberikan manfaat bagi perempuan. Pengurangan perubahan iklim melalui (1) penggunaan energi biomassa sebagai energi terbarukan, dan (2) mengurangi emisi karbon dan karbon hitam 4

PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (TSHE) BIOMASSA Tujuan Pengembangan Program : Meningkatkan kualitas hidup jutaan masyarakat pengguna biomassa untuk memasak dan mengoptimalkan penggunaan kayu bakar untuk memasak di rumah tangga dengan menggantikan pasar tungku tradisional biomassa dengan tungku biomassa yang lebih bersih dan efisien Program bertujuan untuk menyebarkan 10 juta tungku bersih dan efisien dengan kriteria yang telah disetujui pada tahun 2020, dengan menggunakan mekanisme pasar dan insentif berbasis hasil. Jangka waktu: 2014-2020 (6 tahun implementasi) Prinsip-prinsip utama: Pengembangan sektor berbasis pasar Insentif berbasis hasil dan target Pendekatan dilakukan bertahap dan perlahan diperluas ke daerah daerah. 5

PROGRAM TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (TSHE) BIOMASSA CARA PELAKSANAAN PROGRAM : PEMBIAYAAN BERBASIS HASIL Insentif berbasis Hasil Menentukan standar untuk TSHE Menentukan protokol untuk pengetesan dan sertifikasi Menentukan pusat pengetesan TSHE Pemberian subsidi dikaitkan dengan kinerja tungku Pembayaran subsidi dikaitkan dengan hasil evaluasi dan verifikasi Jumlah tungku yang digunakan Memverifikasi kinerja tungku yang digunakan TSHE dengan standar yang telah ditentukan Sistim Monitoring dan verifikasi Penguatan kelembagaan dan Pembangunan kapasitas Awareness Campaign Kampanye Penyadaran 6

PROGRAM TSHE BIOMASSA CAKUPAN PROGRAM Cakupan Program menggabungkan 3 hal/dimensi yaitu : Geografis, Sosio-ekonomi dan teknis Dimensi Geografis biaya pengiriman, dan ketersediaan rantai suplai produk terkait kepadatan penduduk, kondisi sarana transportasi dan kesiapan rantai suplai Java-Bali = ½ dari seluruh pengguna kayu bakar/biomassa = propinsi dimana 25% lebih pengguna kayu bakar ada di daerah urban 7

PROGRAM TSHE BIOMASSA CAKUPAN PROGRAM (LANJUTAN) Dimensi Sosio-ekonomi Penggunaan lebih dari satu jenis bahan bakar umum dilakukan masyarakat: Bahan bakar utama vs Bahan bakar kedua. Ketersediaan Bahan bakar, kemampuan membayar, dan penerimaan: untuk masyarakat urban ataupun masyarakat rural Dimensi Teknologi Tungku buatan pengrajin gerabah, tungku industri atau tungku yang sudah canggih : kinerja lebih baik tetapi lebih mahal Lokal, regional, nasional atau terbuka untuk mengimpor produk Pengembangan rantai suplai bahan bakar ( bahan bakar biomassa yang diproses, kayu yang dipotong kecil-kecil, briket biomassa atau pellet) 8

PROGRAM TUNGKU BERSIH BIOMASSA CAKUPAN PROGRAM PENERIMA MANFAAT Direncanakan target adalah 10 juta rumah tangga penerima manfaat selama 2014 2020 Target utama : 8 juta rumah tangga pemakai kayu bakar sebagai bahan bakar utama Target ke dua : 2 juta rumah tangga yang menggunakan minyak tanah dan LPG sebagai bahan bakar memasak kedua Target dan besaran pasar keseluruhan Target inti: Pemakai kayu bakar sebagai bahan bakar memasak utama Jml total rumah tangga di 2014 Usulan target di 2020 utk program ini 5 juta RT urban 2 juta (20%) keterangan Terkonsentrasi di Jawa akan tetapi juga dapat mencapai daerah konsentrasi urban yang besar lainnya. 20 juta RT rural 6 juta (60%) Terutama di pulau Jawa Pengguna minyak tanah sebagai bahan bakar utama Primary kerosene user 2.5 juta RT 0.5 juta (5%) Akan ada di daerah urban yang belum ada program konversi mitan ke LPG. Pengguna LPG 33 juta RT 1.5 juta (15%) Akan ada di pulau Jawa 9

PROGRAM TSHE BIOMASSA KERANGKA KERJA BERBASIS HASIL Tingkat keberhasilan Tujuan Pembiayaan Dampak Pengurangan kemiskinan Meningkatkan kesehatan dan kesetaraan gender Pengurangan perubahan iklim Keluaran dari hasil (outcome) hasil Kegiatan Meningkatkan akses pada energi modern Mengurangi karbon/partikel partikel emisi Meningkatkan efisiensi bahan bakar Meningkatkan penggunaan energi terbarukan Tungku bersih bersertifikat terjual dan digunakan oleh rumah tangga Pengembangan strategi dan kebijakan Peningkatan kapasitas Penguatan kelembagaan Kampanye penyadaran Pembiayaan berbasis hasil Bantuan teknis pengadaan Pembiayaan dari dana publik domestik Pinjaman Konsesi Dana hibah 10

PROGRAM TSHE BIOMASSA Perkiraan harga tungku dihitung berdasarkan 3 kategori umum tungku TSHE yang dibuat oleh perajin grabah harga sekitar Rp. 10.000 50.000 TSHE yang dibuat di pabrik harga sekitar 100.000 250.000 Tungku canggih harga sekitar 300.000 750.000 Kesenjangan keterjangkauan atau kemampuan membayar diperkirakan untuk kebutuhan pemberian subsidi 11

PROGRAM TSHE BIOMASSA SUBSIDI Subsidi akan diberikan berdasarkan pendekatan berbasis hasil Untuk mendapatkan subsidi para suplier perlu melakukan: Memproduksi tungku yang bisa disertifikasi sebagai TSHE. Mengerti apa yang diinginkan oleh pembeli untuk mendesain tungku yang akan diproduksi Meyakinkan pada para pengguna agar membeli dan menggunakan tungku nya. Tata Cara subsidi perlu mengerti tentang: Sisi suplai : Struktur biaya dan margin keuntungan (ada insentif cukup untuk menarik para suplier) Sisi pengguna (yang membutuhkan) : Kemauan membayar (suplier dapat menggunakan subsidi untuk menarik pembeli, akan tetapi tidak boleh di berikan gratis) Hal hal lain di luar tungku: manfaat pada kesehatan dan manfaat lain akan menjadi alasan yang membenarkan atas penggunaan dana publik (analisa biaya manfaat/costbenefit ) Subsidi diharapkan akan berkurang and setelah jangka waktu tertentu akan dihentikan Sisi suplai : Biaya produksi akan menurun karena suplier sudah lebih mengenal sektor ini ) mis. Teknologi dan pembelinya) dan juga sudah dapat meningkatkan produksinya (skala ekonomis). Sisi permintaan/kebutuhan : meningkatknya kemauan untuk membayar setelah menyadari dan yakin akan manfaat -manfaat yang didapat. 12

PROGRAM TSHE BIOMASSA TAHAPAN PILOT PROGRAM CAPAIAN: Membuat roadmap untuk tungku biomassa, standard/pengetesan/sistim sertifikasi, dan membuat laboratorium pengetesan tungku. --- untuk pilot program Laboratorium di Yayasan Dian Desa Aliansi Tungku Indonesia : www. tungkuindonesia.org Pilot proyek untuk menguji coba pola pendekatan Pembiayaan Berbasis Hasil Satu pilot program di daerah Jawa tengah termasuk DIY Satu pilot program di Sumba Timur Pengajuan TSHE untuk Pengetesan: 15 pengaju baik dari dlm negeri maupun luar negeri, 3 pengaju LN sudah dipastikan tdk memenuhi syarat dalam pilot program. 4 pengaju sudah diterima tungkunya. Jenis bahan bakar cukup beragam: mulai dari kayu bakar dan limbah, juga olahan dari kayu dan limbah tersebut. Pengetesan Implementasi pilot program 13

Level of Clean Cook Stove Subsid y (USD) Overall Thermal Efficiency Overall Emissions Safety Method Stove Water Boiler CO (g/mj net ) PM 2.5 (mg/mj net ) Safety Enviro Durability 1 Star 3 >25 30 % >=45% <=12 <=300 2 Star 10 >30 40 % >=55% <=10 <=200 3 Star 25 >40% >=65% <=8 <=100 Expert / Mengacu SNI Expert / Mengacu SNI Expert / Mengacu SNI 1 yr Method 1 1 yr 1 yr

IMPLEMENTASI PROGRAM ILLUSTRASI MONITORING DAN VERIFIKASI TSHE Pembuatan Tungku Laporan penjualan/catatan pemasangan tungku (detail pengguna, detail tungku, tanggal pemasangan, baseline tungku/bahan bakar Verifikasi oleh pihak ke tiga tentang laporan penjualan dengan sistim sampling acak (random) Pengoperasian/ Pengunaan Tungku Laporan pelayanan setelah penjualan (bulan 1 6) ( apakah tungku masih digunakan dan berfungsi dengan baik Verifikasi hasil pelayanan setelah penjualan oleh pihak ke tiga dengan sistim sampling acak Kinerja Tungku Verifikasi oleh pihak ke 3 dengan survey dan pengetesan di lapangan dengan sistim sampling acak Feed back (umpan balik) juga diberikan pada sistim pengetesan dan verifikasi 15

TERIMA KASIH www.tungkuindonesia.org www.diandesa.org 16