PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI



dokumen-dokumen yang mirip
Shelf Life Estimation of Instant Noodle from Sago Starch and Catfish (Pangasius sp.) Using Accelerated Method. Harapan Siregar ( )

PENDUGAAN UMUR SIMPAN MI INSTAN BERBASIS TEPUNG JAGUNG LOKAL RIAU DAN TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE AKSELERASI

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

MI INSTAN BERBASIS PATI SAGU DAN IKAN PATIN SERTA PENDUGAAN UMUR SIMPAN DENGAN METODE AKSELERASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang

PENENTUAN UMUR SIMPAN BUMBU RUJAK DALAM KEMASAN BOTOL PLASTIK MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Perencanaan dan Pendugaan Umur Simpan Produk Pangan: Aplikasi Prinsip Arrhenius Feri Kusnandar

Oleh. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung ABSTRAK

Sifat Kritis dan Umur Simpan Ukel Manis

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

SHELF LIFE ESTIMATION OF CORN COOKIES PACKED IN OPP-PP AND METALIZED PLASTIC USING ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING METHOD-ARRHENIUS EQUATION SKRIPSI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

ABSTRAK. Keripik pisang merupakan makanan ringan yang mudah mengalami ketengikan. Salah

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

PENDUGAAN MASA KADALUWARSA DENDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) PADA KEMASAN ALUMINIUM FOIL. Oleh

Mochamad Nurcholis, STP, MP. Food Packaging and Shelf Life 2013

PERUBAHAN MUTU ABON IKAN MARLIN (Istiophorus sp.) KEMASAN VAKUM - NON VAKUM PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYA

PENENTUAN UMUR SIMPAN BUMBU RUJAK DALAM KEMASAN BOTOL PLASTIK MENGGUNAKAN METODE ARRHENIUS SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

PENENTUAN UMUR SIMPAN SIRUP PALA BERDASARKAN PERUBAHAN DERAJAT KEASAMAN ph Melisa J Sahambangung 1,Lady Ch Lengkey 2, David Rumambi 2,

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENGEMBANGAN PRODUK MI INSTAN DARI TEPUNG HOTONG (Setaria italica Beauv.) DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYA DENGAN METODE AKSELERASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENENTUAN KADALUWARSA PRODUK PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PENERIMAAN PANELIS DAN ANALISIS USAHA MI INSTAN DARI PATI SAGU PANELISTS ACCEPTANCE AND ANALYSIS OF BUSINESS SAGO STARCH INSTANT NOODLES

Penentuan Umur Simpan dan Pengembangan Model Diseminasi Dalam Rangka Percepatan Adopsi Teknologi Mi Jagung bagi UKM

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PADA PENYIMPANAN DINGIN TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DENGAN PENGEMASAN VAKUM MENGGUNAKAN MODEL ARRHENIUS

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

TEKSTUR CAKE BERAS KETAN HITAM DENGAN VARIASI LAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN SKRIPSI OLEH: ONNY MELIANA

ISSN No Media Bina Ilmiah 45

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK NUGGET IKAN DENGAN MERK DAGANG Fish Nugget So Lite. Shelf Life Estimation of So Lite Fish Nugget

Berdasarkan hasil penelitian, urnur sirnpan produk ekstrusi yang dihitung

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

UMUR SIMPAN. 31 October

PENGARUH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK TEH HIJAU TERHADAP UMUR SIMPAN TELUR ASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung * ABSTRACT

PENDUGAAN MASA KADALUSA DENGDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Oleh. Elita Survani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2)

PENERIMAAN PANELIS DAN ANALISIS USAHA MI INSTAN BERBASIS PATI SAGU DAN IKAN PATIN

BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN. Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Tata letak Pabrik Firmenich Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Karakteristik teh hijau No Parameter SNI Menurut Nasution dan Tjiptadi (1975) 1 Keadaan - Rasa

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

I. PENDAHULUAN. sebagai bahan utamanya dan bumbu pelengkap seperti terasi, garam, asam jawa.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

PENENTUAN MASA KADALUARSA PRODUK BUBUR BEKATUL INSTAN DENGAN METODE ACCELARATED SHELF LIFE TEST

PREDICTION THE SHELF LIFE OF INSTAN PORRIDGE FORTIFIED WITH CATHFISH (Pangasius hypopthalmus) PROTEIN CONCENTRATE USING DIFFERENT PACKAGING.

PENDUGAAN UMUR SIMPAN SELAI STROBERI (FRAGARIA X ANNANASA) BERDASARKAN SIFAT FISIKOKIMIA DENGAN APLIKASI MODEL ARRHENIUS

5.1 Total Bakteri Probiotik

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PENDUGAAN UMUR SIMPAN NASI UDUK DALAM KALENG DENGAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TEST (ASLT) MODEL ARRHENIUS

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN JAGUNG MANIS BERDASARKAN KANDUNGAN TOTAL PADATAN TERLARUT DENGAN MODEL ARRHENIUS

Bul. Teknol. dan Induatri Pangan, Vol. XI, No. I, Th. BOO0 EVALUASI MODELMODEL PENDUGAAN UMUR SIMPAN PANGAN DARI DIFUSI HUKUM FICK UNIDIREKSIONAL

METODOLOGI PENELITIAN

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Mi Kering Non Terigu Cooking Time

KAJIAN PENENTUAN UMUR SIMPAN PRODUK WAFER STICK MAKALAH KOMPREHENSIF

Pendugaan Waktu Kedaluwarsa Pendistribusian Manisan Salak Menggunakan Metode Q 10

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN HALUA KENARI MENGGUNAKAN METODE ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) MODEL ARRHENIUS PADA UKM KEPULAUAN SITARO

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Disusun oleh: NONI VIVIANA

Aplikasi Prinsip Kinetika untuk Penentuan Masa Simpan Produk Pangan

EVALUASI PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN MUTU KERUPUK GANDUM

SIFAT KIMIA KREKER YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI TEPUNG DAGING SAPI DAN PERUBAHAN BILANGAN TBA KREKER SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI WIEKE FAUZIAH

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing

Muhammad Khairi Hanafi 1, Syahrul 2, Dewita Buchari 2 ABSTRAK Abstrak

PEMBUATAN MIE INSTAN DARI TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN

Transkripsi:

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK MI INSTAN DARI PATI SAGU DENGAN METODE AKSELERASI Shelf Life Estimation of Instant Noodle from Sago Starch Using Accelerared Method Dewi Kurniati (0806113945) Usman Pato and Fajar Restuhadi The_watie@yahoo.co.id ABSTRACT Shelf life is one of the requirements tht must be met before marketing of food products. This study purpose was to determine the approximate shelf life of instant noodles made from sago starch. Shelf life estimation was using the accelerated method of observation for 32 days at three different temperatures namely 35, 45 and 55 ⁰C. Parameters observed during the storage process were the assessment of sensory level of rancidity and TBA value. Results show that a shelf life of sago instant noodle by organoleptic assessment was 50,78 days and the shelf life of sago instant noodle by TBA value was 75,31 days at a temperature of 27 ⁰C. For food quality and safety the shorter shelf life period (50,78 days) was choose as shelf life of sago instant noodle. Keyword : sago, noodle, shelf life, accelerated method I. PENDAHULUAN Mi instan adalah salah satu jenis produk kering yang sudah populer di pasaran dan banyak digemari oleh konsumen. Peningkatan konsumsi mi instan berimbas pada peningkatan konsumsi gandum nasional yang merupakan bahan baku pokok pembuatan mi instan. Tepung terigu sebagai bahan baku utama terbuat dari biji gandum yang seluruhnya harus diimpor dari luar negeri dan harganya yang relatif mahal sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu, penggunaan terigu dapat dikurangi dengan penggunaan bahan-bahan lain seperti pati sagu. Pengolahan pangan pada industri komersial umumnya bertujuan untuk memperpanjang umur simpan, mengubah atau meningkatkan karakteristik produk (warna, cita rasa, tekstur), mempermudah penanganan dan distribusi, memberikan banyak pilihan dan ragam produk pangan di pasaran, meningkatkan nilai ekonomis bahan baku serta mempertahankan atau meningkatkan mutu terutama mutu gizi, daya cerna dan ketersediaan gizi. Umur simpan atau masa kadaluarsa merupakan suatu parameter ketahanan produk selama penyimpanan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh industri dalam pendugaan umur simpan suatu produk adalah masalah waktu, karena bagi produsen hal ini akan mempengaruhi jadwal peluncuran suatu produk pangan. Oleh karena itu metode pendugaan umur simpan yang dipilih harus metode yang paling cepat, mudah,

memberikan hasil yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk pangan yang bersangkutan. Pendugaan umur simpan produk dapat dilakukan dengan metode konvensional dan metode akselerasi (Syarif, dkk. 1989). Penetapan umur simpan dan parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Pada skala industri besar atau komersial, umur simpan ditentukan berdasarkan hasil analisis dilaboratorium yang di dukung hasil evaluasi distribusi di lapangan. Berkaitan dengan berkembangnya industri pangan skala usaha kecil menengah, dipandang perlu untuk mengembangkan penentuan umur simpan produk sebagai bentuk jaminan keamanan pangan. 1.1.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan umur simpan mi instan dari pati sagu dengan metode Akselerasi. 2.1. Metode Penelitian II. METODE PENELITIAN Penelitian penentuan umur simpan dilakukan terhadap perlakuan terbaik dari penelitian sebelumnya. Pendugaan umur simpan dilakukan berdasarkan hasil uji organoleptik ketengikan dan nilai TBA. Tahap-tahap pendugaan umur simpan dengan metode akselerasi adalah penyimpanan produk dan penentuan batas kadaluarsa, penentuan ordo reaksi serta perhitungan umur simpan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Penilaian Organoleptik Off Flavor (Ketengikan) Uji organoleptik yang dilakukan adalah tingkat ketengikan terhadap mi sagu pra rehidrasi. Pengamatan organoleptik dilakukan di setiap suhu penyimpanan (35 C, 45 C, dan 55 C) pada hari ke-0, 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28 dan 32. Skor rata-rata ketengikan sampel mi sagu pada berbagai tingkat dan hari penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Skor rata-rata ketengikan sampel mi sagu pada berbagai tingkat suhu dan hari penyimpanan. Suhu ( C) Skor rata-rata ketengikan hari ke- 0 4 8 12 16 20 24 28 32 35 5,0 4,9 4,7 4,3 4 3,7 3,5 3,3 2,8 45 5,0 4,8 4,5 4 3,7 3,3 3,1 2,8 2,5 55 5,0 4,6 4,2 3,8 3,4 2,9 2,7 2,2 1,9 Berdasarkan hasil perhitungan, maka nilai korelasi pada ordo nol (R² = 0,9963) lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi pada ordo satu (R² = 0,9893). Oleh karena itu, pendugaan umur simpan dilakukan dengan menggunakan ordo nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Labuza (1982) yang menyatakan bahwa penurunan mutu akibat oksidasi lemak yang menyebabkan

Ln k ketengikan umumnya mengikuti reaksi ordo nol. Demikian juga menurut Haryadi, dkk., (2006), tipe kerusakan yang mengikuti kinetika reaksi ordo nol salah satunya adalah oksidasi lemak. Nilai slope (kemiringan) yang diperoleh dari persamaan regresi linear yang menghubungkan antara hari penyimpanan dan skor rata-rata ketengikan pada berbagai tingkat suhu dinyatakan sebagai nilai penurunaan mutu (k) untuk masing-masing suhu penyimpanan. Nilai k dari berbagai suhu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai k dan ln k pada tiga suhu penyimpanan untuk parameter ketengikan secara organoleptik Suhu ( C) T ( K) 1/T (1/ K) k Ln k 35 308 0,003247 0,069167-2,67124 45 318 0,003145 0,08125-2,51022 55 328 0,003049 0,097917-2,32364 Selanjutnya, nilai ln k dihubungkan dengan suhu penyimpanan dalam ⁰Kelvin. Plot antara ln k dan suhu peyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1. -2.3-2.35 0.003 0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033-2.4-2.45-2.5-2.55-2.6-2.65-2.7 1/T (1/K) y = -1753,85x + 3,017202 R² = 0,9963 Gambar 1. Hubungan 1/T dengan ln k untuk parameter ketengikan secara organoleptik Ln k Linear (Ln k) Berdasarkan persamaan pada Gambar 1 maka dapat diperoleh nilai penurunan mutu produk sesuai dengan penyimpanan yang diasumsikan sebesar 27 C. Perhitungan pendugaan umur simpan adalah sebagai berikut: y = -1753,85 x + 3,017202 Ln k = -1753,85 (1/T) + 3,017202 Ln k = -1753,85 (1/300) + 3,017202 Ln k = -2,8289647 k = 0,059073 unit mutu per hari Titik kritis produk adalah suatu titik (nilai) saat produk sudah tidak dapat diterima dari segi ketengikan, ditetapkan sebesar 2 (Off flavor/tengik tercium kuat),

sedangkan nilai awal produk adalah 5 (normal/tidak tengik). Dengan demikian, pendugaan umur simpan produk dapat diketahui dengan menggunakan persamaan ordo nol sebagai berikut: Pendugaan umur simpan = (5-2) unit mutu 0,059073 unit mutu per hari = 50,78 hari Berdasarkan atribut ketengikan, maka produk mi sagu instan diperkirakan mempunyai umur simpan selama 50,78 hari atau 1,69 bulan pada suhu penyimpanan 27 C. 3.2. Analisis Bilangan TBA Pengukuran bilangan TBA dilakukan terhadap mi sagu pra rehidrasi. Mi sagu dibuat melalui proses penggorengan dengan menggunakan minyak sekali pakai. Minyak yang digunakan berpengaruh terhadap umur simpan terutama terhadap bilangan TBA. Menurut Andarwulan, dkk. (1997), nilai bilangan TBA minyak semakin meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu penggorengan. Pengukuran bilangan TBA dilakukan pada suhu penyimpanan (35 C, 45 C, dan 55 C) setiap hari ke- 0, 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28 dan 32. Hasil pengukuran bilangan TBA dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengukuran bilangan TBA pada berbagai tingkat suhu dan hari penyimpanan Suhu ( C) Skor rata-rata nilai TBA hari ke- 0 4 8 12 16 20 24 28 32 35 0,617 0,582 0,348 0,409 0,65 0,6955 0,9005 0,9205 1,0325 45 0,645 0,6005 0,4 0,4865 0,7795 0,8185 0,91 1,029 1,178 55 0,666 0,6475 0,5315 0,7755 0,926 1,017 1,0785 1,1435 1,6184 Berdasarkan hasil perhitungan, maka nilai korelasi pada ordo nol (R² = 0,9534) lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi pada ordo satu (R² = 0,9496). Oleh karena itu, pendugaan umur simpan dilakukan dengan menggunakan ordo nol. Nilai slope (kemiringan) yang diperoleh dari persamaan regresi linear yang menghubungkan antara hari penyimpanan dan nilai rata-rata TBA pada berbagai tingkat suhu dinyatakan sebagai nilai penurunaan mutu/peningkatan konsentrasi (k) untuk masing-masing suhu penyimpanan. Nilai k dari berbagai suhu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai k dan ln k pada tiga suhu penyimpanan untuk parameter pengukuran bilangan TBA. Suhu ( C) T ( K) 1/T (1/ K) k ln k 35 308 0,003247 0,016954-4,07724 45 318 0,003145 0,019873-3,9184 55 328 0,003049 0,027638-3,58857

Ln k Selanjutnya, nilai ln k dihubungkan dengan suhu penyimpanan yang dinyatakan dalam ⁰Kelvin. Plot antara ln k dan suhu peyimpanan dapat dilihat pada Gambar 2. -3.5-3.60.003 0.00305 0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033-3.7-3.8-3.9-4 -4.1-4.2 Gambar 2. Hubungan 1/T dengan ln k untuk parameter pengukuran bilangan TBA. Berdasarkan persamaan pada Gambar 2 maka dapat diperoleh nilai penurunan mutu produk sesuai dengan suhu penyimpanan yang diasumsikan sebesar 27 C. Perhitungan pendugaan umur simpan adalah sebagai berikut: y = -2458,53 x + 3,8749 Ln k = -2458,53 (1/T) + 3,8749 Ln k = -2458,53 (1/300) + 3,8749 Ln k = -4,32017 1/T (1/K) y = -2458,53 x + 3,8749 R² = 0,9534 ln k Linear (ln k) k = 0,013298 unit mutu perhari Nilai TBA kritis adalah nilai TBA pada saat produk sudah tidak dapat diterima (hari ke-32) yaitu sebesar 1,6184 (mg malonaldehid/kg sampel), sedangkan nilai TBA awal adalah 0,617 (mg malonaldehid/kg sampel). Dengan demikian, pendugaan umur simpan produk dapat diketahui dengan menggunakan persamaan ordo nol sebagai berikut: Pendugaan umur simpan = (1,6184 0,617) unit mutu 0,013298 unit mutu per hari = 75,31 hari Berdasarkan pengukuran bilangan TBA, maka produk mi sagu memiliki perkiraan umur simpan selama 75,31 hari atau 2,51 bulan pada suhu penyimpanan 27 C. Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa produk mi sagu memiliki umur simpan yang lebih singkat bila dilihat dari atribut ketengikan (50,78 hari) dibandingkan dengan pengukuran bilangan TBA (75,31 hari). Demi

keamanan dan kualitas produk pangan, maka dipilih waktu yang lebih singkat. Jadi produk mi sagu memiliki perkiraan umur simpan selama 50,78 hari pada suhu penyimpanan 27 C. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan uji sensori terhadap tingkat ketengikan produk mi sagu instan memiliki umur simpan selama 50,78 hari pada suhu penyimpanan 27 0 C berdasarkan pendugaan umur simpan produk menggunakan metode akselerasi. 4.2. Saran 1. Mi sagu instan yang dihasilkan masih berwarna kecoklatan sehingga perlu penelitian lanjutan mengenai warna mi sagu agar lebih menarik. 2. Mi sagu instan masih berminyak sehingga perlu penanganan yang tepat pada proses penirisan minyak. 3. Panelis yang digunakan sebaiknya panelis terlatih supaya hasil penilaian dari para panelis dapat menggambarkan kondisi produk sebenarnya. 4. Untuk meminimalisir perbedaan umur simpan sebaiknya mi komersial (kontrol) juga di analisis menggunakan metode yang sama. DAFTAR PUSTAKA Andarwulan, A. Sadikin, Y.T., dan Winarno, F.G. 1997. Pengaruh lama penggorengan dan penggunaan adsorben terhadap mutu minyak goreng bekas penggorengan tahu-tempe. Buletin Teknol. dan Industri Pangan. 8 (1) : 40-45. Haryadi, Y., Nur W., dan Dias I. 2006. Penuntun praktikum teknologi penyimpanan pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pengan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Labuza, T.P. 1982. Shelf life dating of foods. Food and nutrition press Inc., Westport, Conneticut. Syarief, R., S. Santausa, dan S. Isyana. 1989. Teknologi pengemasan pangan. Pusat Antar-Universitas, Institut Pertanian Bogor, Bogor.