OLEH : I MADE AGUS PURWANTA NPM:09.8.03.51.30.2.5. 0910



dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa bekerja sama dan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian strategi Think Talk Write

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

TINJAUAN PUSTAKA. siswanya dan dalam perencanaannya berupa suatu metode pembelajaran, agar tercapailah

BAB I PENDAHULUAN Latar elakang

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

Oleh : Ni Nyoman Bende Sulastri / Banjarangkan, Klungkung FKIP BIOLOGI UNMAS DENPASAR 2013

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DILENGKAPI MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

Transkripsi:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP N 3 SUSUT PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM TAHUN AJARAN 2012/2013 OLEH : I MADE AGUS PURWANTA NPM:09.8.03.51.30.2.5. 0910 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2013 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP N 3 SUSUT PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar OLEH : I MADE AGUS PURWANTA NPM:09.8.03.51.30.2.5. 0910 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2013 ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN S-1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. MENYETUJUI PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dra.Desak Nyoman Budiningsih,M.Si Drs.Ida Bagus Made Widiadnya,M.M NIP. 19681106 199303 2 002 NIP. 19591004 198602 1 001 iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI DITERIMA OLEH PENGUJI UJIAN SKRIPSI TINGKAT SARJANA PENDIDIKAN S-1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. DIUJI PADA: HARI : JUMAT TANGGAL : 16 AGUSTUS 2013 PENGUJI UTAMA Dra.Desak Nyoman Budiningsih,M.Si NIP.19681106 199303 2 002 PENGUJI PEMBANTU I PENGUJI PEMBANTU II Drs.Ida Bagus Made Widiadnya,M.M Dra.Dewa Ayu Sri Ratnani,MP NIP.19591004 198602 1 001 NIP. 19670619 1992 032 001 iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI TINGKAT SARJANA PENDIDIKAN S-1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. HARI : JUMAT TANGGAL : 16 AGUSTUS 2013 MENGESAHKAN KETUA SEKRETARIS Prof.Dr.Wayan Maba Dr.Drs.Cornelius Sri Murdo Yuwono,M.Si. NIP.19581231 198303 1 032 NIP. 195407181982031003 v

PERNYATAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama : I Made Agus Purwanta Tempat/ Tanggal Lahir : Banjarangkan, 23 Mei 1989 NPM : 09.8.03.51.30.2.5.0910 Program Studi : Pendidikan Biologi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis berupa skripsi yang berjudul : Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP N 3 Susut Pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013 Adalah memang benar hasil karya tulis saya sendiri dan sama sekali bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain yang saya akui sebagai karya tulis saya sendiri. Apabila ternyata dikemudian hari pernyatan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dengan tidak melibatkan lembaga FKIP Unmas Denpasar. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Denpasar, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan I Made Agus Purwanta NPM.09.8.03.51.30.2.5.0910 vi

ABSTRAK Purwanta, I Made Agus. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP N 3 Susut Pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing: (I) Dra.Desak Nyoman Budiningsih,M.Si., (II) Drs.Ida Bagus Made Widiadnya,M.M Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, TTW, Hasil belajar Pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang lebih dominan berpusat pada guru kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa, akibatnya hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif tipe TTW. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 3 Susut Kabupaten Bangli, pada kelas VII B. Subjek penelitian adalah 32 orang siswa kelas VII B SMP N 3 Susut Tahun Ajaran 2012/2013. Objek dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dengan persentase kenaikan nilai rata-rata (M) sebesar 8,29% dan daya serap siswa (DS) 8,29% serta ketuntasan belajar (KB) sebesar 50%. Dari siklus I ke siklus II dengan persentase kenaikan nilai rata-rata (M) dan daya serap siswa (DS) 14,17% serta ketuntasan belajar (KB) sebesar 66,67%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi penulis menyarankan kepada guru Biologi di SMP N 3 Susut agar menerapkan strategi pembelajaran kooperatif khusunya model pembelajaran kooperatif TTW terutama pada materi yang berbeda selain ekosistem. vii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-nyalah, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul: Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP N 3 Susut Pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013 Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah menyediakan fasilitas selama penulis mengikuti studi di Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Mahasaraswati Denpasar. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan sarana dan prasarana selama penulis mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan saran, arahan dan petunjuk, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan,saran, arahan, motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Kepala Sekolah SMP N 3 Susut bersama staf, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. viii

7. Guru mata pelajaran Biologi dikelas VIIB SMP N 3 Susut atas ijin, kesabaran serta petunjuk, saran yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian disekolah. 8. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang dengan tulus mendidik, membekali dan penuh rasa pengabdian telah memberikan bimbingan serta petunjuk yang tidak ternilai harganya selama penulis mengikuti pendidikan dibangku kuliah. 9. Seluruh siswa VII B SMP N 3 Susut Tahun Ajaran 2012/2013 yang telah bekerjasama secara positif selama kegiatan penelitian. 10. Rekan-rekan mahasiswa Khususnya Pendidikan Biologi angkatan tahun 2009 dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-sumber yang ada sehingga tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak. Denpasar, Agustus 2013 Penulis ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di sekolah, oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, proses pembelajaran terus dikembangkan. Salah satu diantaranya adalah melalui inovasi pembelajaran kontekstual. Kajian IPA terutama biologi bukan hanya pada penguasaan konsep atau prinsip, tetapi juga suatu proses penemuan. Tantangan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar secara langsung dan berorientasi pada pemecahan masalah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami yang dipelajari, bukan sekedar mengetahui (Anton, 2001). Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku. Belajar memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat untuk mewujudkan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar (Bagas, 2001). Pembelajaran sains terutama biologi masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan berpusat pada guru (Teacher Centered Learning), dimana guru menjelaskan materi hanya sebatas produk dan sedikit proses (Widya, 1999). Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Prinsip pendekatan pembelajaran yang baik ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk 1

memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya (Arya, 1999). Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh keterampilan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan keterampilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang lebih dominan berpusat pada guru kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses, akibatnya siswa tidak memiliki keterampilan proses yang memadai. Hasil observasi pembelajaran biologi di kelas VII B Di SMP Negeri 3 Susut menunjukkan adanya beberapa gejala yang mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa rendah. Hal ini ditandakan dengan tidak adanya siswa yang bertanya hal-hal yang belum jelas kepada temannya saat diskusi, siswa masih terpaku pada buku paket, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, ada siswa yang tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari guru, serta rendahnya kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan praktikum. Akar masalahnya adalah pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga siswa berperan sebagai objek pembelajaran. Akibatnya kurang memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses terhadap suatu materi pembelajaran. Dilihat dari nilai KKM, siswa di SMP N 3 Susut memperoleh nilai yang rendah. Nilai KKM di SMP N 3 Susut adalah 65, dan sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah 65. 2

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VII B Di SMP Negeri 3 Susut antara lain adalah penggunaan strategi pembelajaran yang kurang mengembangkan proses belajar seperti misalnya mengkomunikasikan, melakukan eksperimen, atau merumuskan suatu masalah dalam sebuah pengamatan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas VII B di SMP N 3 Susut adalah menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih terampil dalam proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TTW diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk berfikir (think), aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik (talk), siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran biologi, siswa diajak untuk berpikir melalui bahan bacaan berupa buku referensi secara individual kemudian membuat catatan kecil mengenai materi yang telah dibaca. Hasil bacaan dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi kelompok yang dapat meningkatkan aktivitas lisan siswa. Diskusi merupakan proses tatap muka interaktif dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan masalah, menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau membuat keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini adalah menulis (write) yaitu mengkonstruksi pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual yang dapat meningkatkan aktivitas menulis siswa (Kardi dan Nur, 2000). Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan 3

proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusuan, atau perakitan alat. Keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru tidak hanya menyampaikan konsep dan teori saja, tetapi juga menekankan pada keterlibatan siswa pada proses belajar aktif (Aryadi, 1999) Pembelajaran kooperatif adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik (Edit, 2000) Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan upaya yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengadakan penelitian yang berjudul : Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP N 3 Susut Pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIIB SMP N 3 Susut pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013? 4

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII B SMP N 3 Susut pada Pokok Bahasan Ekosistem Tahun Ajaran 2012/2013 melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini yaitu: 1.4.1 Bagi Siswa Membiasakan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran ekosistem. 1.4.2 Bagi Guru Guru biologi yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat dalam penelitian ini dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) sebagai salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran terutama biologi dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi siswa. 1.4.3 Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memacu semangat para guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TTW agar hasil belajar meningkat. 5

1.5 Difinisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah persepsi terhadap istilah istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu disajikan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut: 1.5.1 Implementasi Menurut Nurdin Usman (2003), dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang melatih siswa bekerja sama dalam kelompok belajar (Ibrahim, 2000). Think- Talk-Write (TTW) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (1999). Strategi Think Talk Write didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Pembelajaran thinktalk-write mendorong siswa untuk berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. 1.5.3 Hasil Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), hasil diartikan sebagai sesuatu yang menjadi akibat dari usaha, pendapatan, panen, dan sebagainya, 6

sedangkan belajar diartikan menuntut ilmu (kepandaian), melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan karena pengalaman. Jadi hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2002). 1.5.4 Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Makhluk hidup dipengaruhi oleh lingkungannya. Ekosistem adalah kesatuan interaksi yang seimbang antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu habitat (Arif, 1999) 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003), belajar adalah sutau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Hamalik (2010), menyatakan bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses atau suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Belajar tidak hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hal ini senada dengan pendapat Nana Sudjana (2006), yang menyatakan bahwa belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan (Edi, 2009). Dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sebagai hasil dari berbagai pengalaman yang diperolehnya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan dan sikap. 2.2 Implementasi 8

Menurut Nurdin Usman (2003), dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Guntur Setiawan (2005) dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut : Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. 2.3 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang, 2005). Model pembelajaran adalah sebagai landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas (Sudrajat, 2008). Model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi ( siswa dan guru ), material (buku, papan tulis, kapur, dan alat belajar), fasilitas (ruang 9

kelas, audio visual) dan proses yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2010). Dalam model pembelajaran ditunjukkan secara jelas kegiatan kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, bagaimana urutan kegiatan kegiatan tersebut, dan tugas tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh siswa. Model pembelajaran merupakan aktualisasi dari model belajar, yang pada dasarnya membantu para siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara- cara bagaimana mereka belajar secara aktif (Joyce, 2000 dalam Sudrajat, 2008). Dengan belajar aktif, siswa akan turut serta dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan dapat menikmati suasana yang lebih menyenangkan dan hasil belajar dapat dimaksimalkan (Zaini, dkk., 2004) Menurut Rusman (2011), ciri-ciri model pembelajaran antara lain: 1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, 2) mempunyai misi dan tujuan pendidikan, 3) memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan langkah-langkah pembelajaran (sintaks), 4) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, 5) membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Menurut Kardi dan Nur (2000), ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, antara lain pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi, dan learning strategi. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM). Model 10

pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas (Indra, 2000). 2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Kooperatif adalah suatu gambaran kerja sama antara individu satu dengan lainnya dalam suatu ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebutyang menyebabkan antara satu dengan yang lainnya merasa berbeda dalam suatu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama diharapkan oleh setiap orang yang berada dalam ikatan tersebut. Menurut Slavin (2008), pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Beberapa keuntungannya antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain; mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya; dan membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga menerima perbedaan ini. Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat (Budiasta, 2000). Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme. Model pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada 11

struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat efektif diantara anggota kelompok (Taniredja,dkk, 2011). Menurut Arends (1997), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi pelajaran, 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, 3) jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda, 4) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Menurut Davidson dan Warsham, 2002 dalam Isjoni (2011), Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Menurut Slavin (2008), pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Model pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinterasi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi sebagai siswa ataupun sebagai guru, dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah (Trianto, 2007 ). 12

Menurut Lie (2008), bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas lebih efektif. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran siswa dengan bekerjasama atau kelompok dengan kemampuan heterogen. 2.4.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif terdiri dari enam tahap yang di mulai dari guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,diikuti oleh tahap menyajikan informasi mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi terakhir memberikan penghargaan. Keenam tahap pembelajaran kooperatif ini disajikan seperti pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif FASE FASE KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan trasisi secara efisien 13 Siswa berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran Siswa menyimak informasi dari guru Siswa membentuk kelompok belajar

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok Siswa melakukan diskusi dalam pengerjaan tugas bersama kelompok belajar Siswa mengerjakan soalsoal dan mempresentasikan hasil diskusi Siswa mendapat nilai dan penghargaan bagi siswa yang berprestasi Sumber: Ibrahim, dkk.,(2000) 2.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) TTW merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (2000). Think Talk Write didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Model pembelajaran Think Talk Write mendorong siswa untuk berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Model pembelajaran Think Talk Write digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum menuliskannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ideide sebelum menuliskannya. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur. Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum menuliskannya. Pembelajaran think-talk-write memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuliskannya. Pembelajaran 14

kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur (Densereau, 1985). Langkah-langkah model pembelajaran Think Talk Write (TTW). Model pembelajaran kooperatif tipe TTW melibatkan 3 tahap penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran biologi, yaitu: 1. Think (Berpikir) Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban atau strategi penyelesaian, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini siswa akan membaca sejumlah masalah yang diberikan pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kemudian setelah membaca siswa akan menuliskan hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah tersebut (membuat catatan individu). 2. Talk (Berbicara atau Berdiskusi) Pada tahap talk siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Pada tahap talk memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada tahap ini siswa akan berlatih melakukan komunikasi biologi dengan anggota kelompoknya secara lisan. 3. Write (Menulis) Aktivitas menulis siswa pada tahap ini meliputi: menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah (baik penyelesaiannya, ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti), mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada perkerjaan yang ketinggalan, 15