STANDAR DOSEN PENDIDIKAN TINGGI VOKASI TENAGA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN BADAN PPSDM KESEHATAN 2013
i
i
KATA PENGANTAR Ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademis, kompetensi dan sertifikat pendidik. Guna memenuhi amanat UU tersebut Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan pada tahun 2013 ini melakukan revisi terhadap Standar Dosen Pendidikan Tenaga Kesehatan yang diterbitkan tahun 2009. Revisi ini dilakukan agar standar ini lebih spesifik mengatur standarisasi terhadap kualifikasi akademik dan kompetensi bagi dosen pendidikan vokasi tenaga kesehatan. Walaupun demikian mengingat bahwa tenaga kesehatan saat ini terdiri dari berbagai kategori dan berbagai jenis serta masih dalam pengembangan keilmuan berkaitan pendidikan akademis, profesi dan vokasi maka standar ini belum dapat sepenuhnya memuaskan semua stakeholder terkait. Kritik dan saran tetap diharapkan agar Standar ini dapat digunakan dengan seutuhnya. Sebagai akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak berkat bantuan dan kerjasama yang sangat berharga dalam menyelesaikan penyusunan Standar Dosen Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta, Desember 2013 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001 ii
DAFTAR ISI SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... i ii DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Tujuan Standar... C. Manfaat Standar... D. Pengertian... E. Landasan Hukum... iii 1 1 3 3 4 6 BAB II KARAKTERISTIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN A. Kualifikasi Akademik Dosen... B. Kompetensi Dosen... C. Jabatan Akademik Dosen... D. Beban Kerja Dosen... E. Hak dan Kewajiban Dosen... F. Pembinaan dan Pengembangan... G. Penghargaan... H. Rasio Dosen dengan Mahasiswa... 9 10 10 12 14 15 17 18 18 BAB III SERTIFIKASI DOSEN... 19 BAB IV PENUTUP... 21 KONTRIBUTOR iii
iii
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I. LAMPIRAN II. Kompetensi Dosen Pendidikan Vokasi Kualifikasi Akademik Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi Tenaga Kesehatan iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi dosen Pendidikan Vokasi Tenaga Kesehatan saat ini masih heterogen baik kualifikasi akademik maupun kompetensinya. Untuk menyikapi kesenjangan tersebut maka perlu adanya antisipasi dan strategi kebijakan dalam perencanaan dan penataan yang tepat dan menyeluruh agar arah pengembangan dan pembinaan dosen Pendidikan Vokasi Tenaga Kesehatan terarah sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1 angka 14 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen Pasal 1 angka 1 menyatakan Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan teknologi, melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya Pasal 12, ayat (1) menyatakan dosen sebagai anggota sivitas akademika memiliki tugas mentransformasikan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga mahasiswa aktif mengembangkan potensinya. Ayat (2) Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas mengembangkan suatu cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah serta menyebarluaskannya. Ayat (3) Dosen secara perseorangan atau kelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau 1
publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi sivitas akademika. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 45 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 46 ayat (1) Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program pasca sarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian, ayat (2) Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan Program Magister untuk program diploma atau program sarjana. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, Pasal 2 menyatakan bahwa Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya pula Pasal 1 angka 4 disebutkan bahwa Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen. Pasal 1 angka 5 Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga profesional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 44 ayat (1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya. Ayat (2) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang 2
terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. Pasal 16 ayat (1) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian tertentu sampai program sarjana terapan. Ayat (2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan. Penyusunan standar dosen pendidikan vokasi dimaksudkan untuk memberi kepastian agar dosen benar-benar mampu menjalankan misi pendidikan di perguruan tinggi dan memenuhi tuntutan kualitas tenaga pendidik yang profesional. B. Tujuan Standar Dosen Standar dosen bertujuan sebagai acuan nasional bagi pengelola Institusi penyelenggara pendidikan dalam pengembangan kualifikasi akademik dan kompetensi dosen. Secara spesifik, standar ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Pedoman bagi pengelola pendidikan dalam menyusun berbagai kebijakan yang berkenaan dengan seleksi, rekruitmen, penempatan, pembinaan, penghargaan dan sistem karir dosen. 2. Pedoman bagi dosen untuk selalu menyelaraskan kinerja dengan ukuranukuran kualitas yang berlaku secara nasional. 3. Penyelaras pengembangan dosen dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendidikan tinggi. 4. Acuan bagi kinerja dosen sehingga dapat diperoleh instrumen dan prosedur penilaian yang sahih dan handal. 5. Acuan dalam penilaian kinerja dosen yang bertugas pada satuan penyelenggara pendidikan kesehatan. 3
C. Manfaat Standar Dosen 1. Bagi Institusi Pendidikan : a. Perencanaan dan pelaksanaan rekruitmen tenaga pendidik. b. Perencanaan program pelatihan bagi dosen yang memerlukannya sesuai dengan hasil supervisi dan evaluasi. c. Penyusunan pola supervisi dan evaluasi kinerja tenaga dosen. d. Seleksi tenaga dosen yang berprestasi, yang mungkin akan mendapat promosi. e. Menyediakan dukungan bagi pengembangan program pendidikan baik berupa fasilitas, sarana prasarana, maupun kesejahteraan bagi dosen. f. Penjaminan mutu institusi pendidikan tinggi tenaga kesehatan. 2. Bagi masyarakat : a. Menilai mutu layanan yang diberikan oleh dosen dan institusi pendidikan sehingga masyarakat dapat menetapkan pilihan pendidikan yang tepat. b. Mengidentifikasi terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan pendidikan oleh dosen. c. Menjadi pengendali mutu pendidikan. 3. Bagi dosen, manfaat standar ini adalah untuk mengukur kualitas diri, kualitas kinerja dan pengembangan diri. D. Pengertian 1. Standar adalah suatu kriteria baku minimal yang harus dipenuhi dan menjadi acuan untuk menentukan sesuatu. 2. Standar pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria minimal tentang kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat 4
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat 5. Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu. 6. Dosen tidak tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu. 7. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 8. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi yang harus dikuasai oleh dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. 9. Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga profesional. 10. Sertifikasi dosen adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen dalam jabatan. 11. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang 5
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 12. Satuan pendidikan tinggi adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi. E. Landasan Hukum 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2003 No.78, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4301). 2. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005 No.157, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4586). 3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Nomor 144 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2009 No. 5063). 4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. (Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 158 dan Tambahan Lembaran Negara RI No. 5336) 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1996 No.49, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3637). 6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2009 No.6, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5007) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 8. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 6
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 17 tahun 2008 tentang perubahan pertama atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Dosen. 10. Peraturan Menteri Kesehatan HK.03.051/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kemenkes 11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya. 7
8
BAB II KARAKTERISTIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan merupakan komponen strategis pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia dibidang kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Salah satu komponen sumber daya manusia di Kementerian Kesehatan adalah dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Politeknik Kesehatan adalah unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), yang dapat nyelenggarakan program pendidikan Diploma, Sarjana Sain Terapan, Magister Terapan dan Doktor Terapan bidang Kesehatan. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan dilakukan oleh dosen yang kompeten. 8
A. KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN Dosen di lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan harus memenuhi syarat sebagai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berwawasan Pancasila dan UUD 1945, memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai tenaga pengajar, mempunyai moral dan integritas yang tinggi serta berakhlak mulia serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara serta agama. Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan oleh institusi pendidikan tinggi yang bersangkutan, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh dosen yang dibuktikan dengan kepemilikan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal. Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister untuk membina mahasiswa program sarjana dan program diploma dan lulusan program doktor untuk membina mahasiswa program pascasarjana. Kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian. Sertifikat pendidik untuk dosen diberikan setelah memenuhi syarat memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurangkurangnya 2 (dua) tahun, memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli dan lulus sertifikasi, hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 9
B. KOMPETENSI DOSEN Dosen memiliki kompetensi pendidik minimum yang dinyatakan dengan sertifikat yang meliputi: 1. Kompetensi pedagogik: a) Memahami karakteristik dan kebutuhan belajar mahasiswa; b) Membuat silabus dan RPP; c) Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendidik, kreatif, humanis dan mencerdaskan; d) Mengelola pembelajaran dengan menekankan penerapan prinsip andragogi dan meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa; e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran; f) Melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran yang valid dan reliabel; g) Melaksanakan bimbingan dalam rangka mengembangkan potensi mahasiswa. 2. Kompetensi profesional: a) Memahami filosofi, konsep, struktur, materi dan menerapkan pola pikir yang sesuai dengan bidang ilmunya; b) Mengembangkan materi pembelajaran yang inspiratif sesuai dengan tuntutan yang selalu berkembang; c) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan mencari alternatif solusinya; d) Memahami metodologi keilmuan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan atau teknologi; e) Belajar sepanjang hayat dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi atau profesi; 10
f) Melakukan penelitian dan/atau pengembangan serta mempresentasikan hasilnya dalam forum ilmiah dan/atau profesi; g) Menghasilkan dan mempublikasikan karya ilmiah, seni atau prototipe dalam bidang keahliannya; h) Melakukan pengabdian kepada masyarakat sesuai bidang keahliannya; i) Menggunakan bahasa asing untuk mendukung pengembangan bidang keilmuan dan/atau profesinya. 3. Kompetensi kepribadian: a) Bertindak sesuai dengan norma dan tata nilai agama yang dianut, hukum, sosial,dan budaya Indonesia; b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang ikhlas, jujur, adil, stabil, berwibawa dan memiliki integritas; c) Menunjukkan loyalitas terhadap institusi, bertanggung jawab, dan memiliki etos kerja yang tinggi; d) Berperilaku sesuai kode etik dosen dan/atau kode etik profesi; e) Berperilaku kreatif, inovatif, adaptif dan produktif, berorientasi pada pengembangan berkelanjutan; f) Menampilkan sikap kepemimpinan yang visioner. 4. Kompetensi Sosial: a) Bersikap inklusif, tidak diskriminatif dan memiliki kesadaran serta kecakapan untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara yang demokratis dan menghargai multibudaya; b) Berinteraksi dan berkomunikasi efektif, santun dan adaptif dengan berbagai kalangan, termasuk inter dan antar komunitas profesi; c) Bersikap terbuka dan menghargai pendapat, saran, serta kritik dari pihak lain. 11
Secara terperinci kompetensi dosen vokasi pendidikan tenaga kesehatan diuraikan pada lampiran I C. JABATAN AKADEMIK DOSEN Jabatan fungsional dosen atau jabatan akademik dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang dosen dalam satu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri. Tugas pokok jabatan akademik dosen meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Jenjang jabatan akademik dosen merupakan jabatan keahlian, dibawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jabatan akademik dari yang paling rendah sampai tinggi meliputi : 1. Asisten ahli 2. Lektor 3. Lektor Kepala 4. Profesor Sedangkan jenjang pangkat, golongan ruang setiap jenjang jabatan akademik dosen dari yang paling rendah sampai tinggi, meliputi : 1. Asisten ahli, Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b 2. Lektor, terdiri dari : a) Penata, golongan ruang III/c b) Penata tingkat I, golongan ruang III/d 3. Lektor kepala, terdiri dari : a) Pembina, golongan ruang IV/a b) Pembina tingkat 1, golongan ruang IV/b 12
c) Pembina utama muda, golongan IV/c 4. Profesor, terdiri dari : a) Pembina utama madya, golongan ruang IV/d b) Pembina utama, golongan ruang IV/e Penetapan pangkat, golongan ruang sesuai dengan masing-masing jenjang jabatan akademik yang ditentukan berdasarkan jumlah angka kredit yang telah ditetapkan. Penetapan jenjang jabatan akademik dosen untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang jabatan, pangkat dapat tidak sesuai dengan jenjang jabatan dan pangkat. D. BEBAN KERJA DOSEN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 72 menyatakan bahwa beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Beban kerja dosen sebagaimana dimaksud tersebut sekurang-kurangnya 12 (dua belas) satuan kredit semester (SKS) dan maksimal 16 (enam belas) SKS. Sedangkan sesuai dengan PP nomor 37 tahun 2009 tentang dosen bahwa beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada tiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya mencakup pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan Karya Ilmiah, pengabdian kepada masyarakat serta penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Adapun ketentuan dalam pelaksanaan beban kerja tersebut adalah: 1. Beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan 9 13
(sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang bersangkutan. 2. Beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggrakan oleh program tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain. 3. Beban kerja penunjang dapat dilaksanakan dalam kedudukan panitia dalam institusi pendidikan yang bersangkutan, lembaga lain/ pemerintahan, organisasi profesi, delegasi antar lembaga, mendapat penghargaan/tanda kehormatan. 4. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang paling sedikit sepadan dengan 3 ( tiga ) SKS 5. Dosen yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi sampai dengan tingkat jurusan/prodi diwajibkan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 ( tiga ) SKS. Penghitungan beban kerja dosen mengacu pedoman beban kerja dosen Kementrian Kesehatan. E. HAK DAN KEWAJIBAN DOSEN 1. Hak Dosen Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, dosen mempunyai hak : a) Dosen berhak mendapatkan tunjangan profesi diberikan kepada dosen yang memenuhi persyaratan dengan melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya b) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah atau penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan masyarakat dan ditugaskan oleh Pemerintah pada perguruan tinggi di daerah khusus berhak memperoleh tunjangan khusus yang ditanggung oleh Pemerintah. 14
c) Pemerintah memberikan tunjangan kehormatan kepada profesor yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi setara 2 (dua) kali gaji pokok profesor yang diangkat oleh Pemerintah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. d) Tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan tunjangan kehormatan bagi dosen tetap yang bukan pegawai negeri sipil diberikan sesuai dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang berlaku bagi dosen pegawai negeri sipil. e) Pemerintah menjamin terwujudnya maslahat tambahan kepada dosen yang diangkat oleh Pemerintah, penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan masyarakat. f) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak mendapatkan promosi sesuai dengan prestasi kerja. g) Dosen yang melaksanakan tugas keprofesionalannya berhak mendapatkan penghargaan. Dosen yang mendapat penghargaan merupakan dosen berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus. h) Dosen berhak memperoleh kesempatan meningkatkan Akses Sumber Belajar, Informasi, Sarana dan Prasarana Pembelajaran, serta Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat i) Dosen berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi, organisasi profesi, dan/atau masyarakat sesuai dengan kewenangannya. j) Dosen berhak memiliki kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan, merupakan kebebasan yang dimiliki dosen untuk melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan 15
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/atau olahraga secara mandiri dan bertanggung jawab. k) Dosen berhak memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan mahasiswa sesuai dengan kriteria dan prosedur yang ditetapkan oleh perguruan tinggi dan peraturan perundang-undangan. l) Dosen berhak memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi atau organisasi profesi keilmuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. m) Dosen yang diangkat Pemerintah berhak memperoleh cuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kewajiban Dosen Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, dosen berkewajiban : a) Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b) Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; c) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; d) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran; e) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan f) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. F. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN 16
Pembinaan dan Pengembangan Dosen meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. 1. Pembinaan profesi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional 2. Pembinaan dan pengembangan profesi dosen dilakukan melalui jabatan fungsional. 3. Pembinaan dan pengembangan karir meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi. G. PENGHARGAAN Penghargaan terhadap dosen diberikan atas dasar prestasi, dedikasi yang luar biasa dan yang bertugas di daerah khusus. Penghargaan diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi keilmuan dan atau satuan pendidikan tinggi. Bentuk penghargaan tersebut dapat berupa tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain. Pemberian penghargaan dapat diberikan pada saat memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan republik Indonesia, Hari Kesehatan Nasional, Dies Natalis, Hari Pendidikan Nasional. H. RASIO DOSEN DENGAN MAHASISWA Rasio dosen tetap dengan mahasiswa pendidikan tenaga kesehatan yaitu 1 : 17-23 (satu banding tujuh belas sampai dua puluh tiga). Implementasi rasio dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan metode proses pembelajaran yang digunakan, mengingat proses pembelajaran pendidikan tenaga kesehatan selain teori dikelas juga dilakukan di laboratorium serta praktik dilapangan dan masyarakat (RS, Puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan), pelayanan yang diberikan berfokus kepada manusia yang beresiko 17
tinggi. BAB III SERTIFIKASI DOSEN Sertifikasi dosen yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dengan adanya sertifikasi diharapkan mutu dosen terjamin mutunya, karena hanya dosen profesional yang memiliki sertifikat pendidik, yang berwenang mengelola proses pembelajaran di institusi pendidikan. Sertifikat pendidik untuk dosen diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurangkurangnya 2 (dua) tahun; 2. Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli ; dan 3. Lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Manfaat sertifikasi bagi dosen adalah sebagai berikut : 1. Melindungi profesi dosen dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi dosen. 2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan 18
profesional. 3. Menjadi wahana penjaminan mutu dan kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan. 4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku. 5. Memperoleh tunjangan profesi bagi dosen yang lulus sertifikasi 19
BAB IV PENUTUP Standar Dosen Pendidikan Tenaga Kesehatan ini dimaksudkan sebagai pedoman institusi pendidikan di lingkungan Pendidikan Tenaga Kesehatan dalam menyiapkan dan mengembangkan dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan. Oleh karenanya, penggunaan standar ini digunakan dalam membantu perencanaan peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi dosen agar menghasilkan dosen yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi serta memiliki kemampuan untuk dapat bersaing baik di taraf Nasional maupun Internasional. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional yang telah memenuhi standar nasional akan dapat mengangkat harkat dan martabat dosen, meningkatkan kompetensi dosen dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan sangat diperlukan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Dosen masa depan adalah dosen yang memenuhi standar nasional sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan pendidikan mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni melalui pendidikan, peneltian dan pengabdian masyarakat yang bermutu, sehingga penyelenggara pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. 20
LAMPIRAN 22
LAMPIRAN I Tabel 1 Kompetensi Dosen Pendidikan Vokasi No. Kompetensi Sub Kompetensi 1. Kompetensi Pedagogik 1.1 Mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran 1.2 Melaksanakan pembelajaran berdasarkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran 1.3 Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran sesuai dengan ciri pendidikan vokasi 1.4 Mengembangkan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik mahasiswa dan bahan ajar 1.5 Menerapkan berbagai metode pembelajaran yang inspiratif, komunikatif, interaktif, kreatif, inovatif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi 1.6 Mengembangkan bahan ajar, lembar kerja, checklist yang menunjang pembelajaran di kelas, laboratorium, bengkel kerja, studio, klinik dan/atau sejenisnya 2. Kompetensi Kepribadian 1.7 Melaksanakan prosedur operasi standar (POS) kegiatan di kelas, laboratorium, bengkel kerja, studio, klinik dan/atau sejenisnya 1.8 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran 1.9 Membimbing mahasiswa dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) 1.10 Menerapkan metode yang tepat dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian mahasiswa 1.11 Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pendidikan vokasi 2.1 Menjadi pribadi yang disiplin, teliti, tekun, jujur, gigih, adil, bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi yang patut diteladani 2.2 Menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, adaptif, dan produktif, berorientasi pada pengembangan berkelanjutan 2.3 Berperilaku sesuai dengan ajaran agama, norma, hukum, dan nilai-nilai yang dikembangkan oleh perguruan tinggi masing-masing sesuai dengan budaya Indonesia 2.4 Memiliki etos kerja dan dedikasi yang tinggi 2.5 Memiliki loyalitas terhadap institusi 2.6 Berperilaku sesuai dengan kode etik dosen dan/atau kode etik profesi 3. Kompetensi 3.1 Bersikap inklusif dan menghargai keragaman agama, sosial 23