Peningkatan Mutu Sekolah



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

ii ~ Manajemen Sumber Daya Manusia

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BAB V PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI PENGELOLAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI DI KOTA JAMBI

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

Kompensasi Finansial Langsung

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB II BAHAN RUJUKAN

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

Kompensasi Finansial Langsung

Telah diterbitkan dalam Manajemen Pembangunan No. 57/I/Tahun XVI, 2007

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan perusahaan serta hasil usaha yang diharapkan. Budgeting ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JENIS JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

JCM dalam Konteks Kultural Masyarakat Timor Leste

Perencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi

Outline 0 PENDAHULUAN 0 TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL 0 SISTEM ASUMSI 0 PENDEKATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

MATERI KULIAH MATERI SAJIAN PERKULIAHAN KE : P13 P Sebuah perjalanan abad ini untuk memahami kepemimpinan sekolah

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU. Dalam Konteks MBS

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA. Frian Gar. Andea

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR,

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin gencar terjadi, pada. masa kini para pelanggan atau kita sebut saja konsumen sudah

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (PS S2 PBI)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

PENGANTAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

PERANCANGAN DAN PENGELOLAAN TENAGA KERJA

pengelolaan sekolah dasar yang bermutu, merupakan profit

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

PENGANTAR EKONOMI MANAJERIAL UNTUK RUMAH SAKIT

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

Seminar Pendidikan Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

B.IV TEKNIK PENGUKURAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan dasar merupakan suatu proses transformasi yang terencana dan

Tujuan pembelajaran:

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

KATA PEMBUKA KEWIRAUSAHAAN KONSEP DAN IMPLEMENTASI

Transkripsi:

Peningkatan Mutu Sekolah Jaap Scheerens Buku Serial Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan tan UNESCO lation Educational, Scientific, and Cultural Organization)

Peningkatan MUTU SEKOLAH

Jaap Scheerens til Peningkatan MUTU SEKOLAH HEP DOCUMENTAT ION JAA'; ^ (_ * t) L 0 HO S WACANAILMU DAN PEMIKIRAN - \m,i I.I.E.P. - 1.1.P.E.I 9,mft.Drloc;Qu7SO^ PARIS 2 3. JUIN 2006 CENTRE DE DOCUMENTATION

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH Jaap Scheerens Peneijemah Abas Al-Jauhari Penyunting Achmad Syahid Hak Cipta pada Pengarang Hak Penerbitan pada PT. Logos Wacana Ilmu Cover/Layout Muis Cetakan Pertama Agustus 2003 M Diterbidcan oleh PT. Logos Wacana Ilmu Jl. Ir. H. Djuanda No. 50 Blok D-30, Ciputai 15412 Telp. (021) 7418816, 7418817, Fax. (021) 7418817 e-mail: info@logoswacanailmu.com Judul Asli: Improving School Effectiveness Buku Asli Diterbidcan tahun 2000 oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization 7 place de Fontenoy, F 75352 Paris 07 SP Fundamentals of Educational Planning (Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan) LWI 096 Jaap Scheerens Peningkatan Mutu Sekolah/ Jaap Scheerens; penerjemah, Abas al-jauhari; penyunting, Achmad Syahid,-- Jakarta : Logos, 2003 xxvi + 150 ; 14,5x21 cm Judul asli: Improving school effectiveness ISBN 979-626-141-3 1. Management dan organisasi sekolah I. Judul II. al-jauhari, Abas 371.2 IV

Fundamentals of Educational Planning (Dasar-dasar Perencanaan Pendidlkan) Buklet-buklet kecil dalam serial ini ditulis untuk dua kelompok pengguna. Kelompok pertama, mereka yang terlibat dalam perencanaan dan administrasi pendidikan, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Sedang kelompok kedua, mereka yang bukan spesialis (di bidang pendidikan), seperti para pejabat tinggi pemerintah dan pembuat kebijakan yang berusaha menggali pemahaman yang lebih umum tentang perencanaan pendidikan, dan tentang bagaimana pengertian tersebut terkait dengan pembangunan nasional secara keseluruhan. Pemahaman tersebut diharapkan bermanfaat baik untuk kepentingan belajar secara pribadi maupun dalam program-program pelatihan formal. Sejak serial ini diluncurkan pada 1967, praktik dan konsep perencanaan pendidikan mengalami perubahan yang berarti. Banyak asumsi yang semula dijadikan landasan untuk merasionalisasi proses pengembangan pendidikan telah dikritik, atau ditinggalkan. Bahkan jika model perencanaan yang sentralistik dan kaku sekarang ternyata terbukti tidak lagi memadai dan tidak tepat untuk diterapkan, tidak berarti bahwa semua bentuk perencanaan tidak lagi dibutuhkan. Sebaliknya, kebutuhan mengumpulkan data, mengevaluasi efisiensi program yang ada, melakukan serangkaian v

studi dalam bidang yang berbeda, menatap masa depan, serta menggulirkan debat publik tentang dasar-dasar untuk memandu kebijakan pendidikan dan pembuatan keputusan bahkan menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Ruang lingkup perencanaan pendidikan telah diperluas. Di samping sistem pendidikan formai, juga kini diterapkan pada segala usaha pendidikan penting lain dalam setting pendidikan non-formal. Perhatian terhadap pertumbuhan dan perluasan sistem pendidikan bertambah, dan bahkan terkadang digantikan oleh tumbuhnya perhatian terhadap kualitas seluruh proses pendidikan, serta kontrol atas hasil-hasilnya. Paraperencana dan administrator akhirnya menjadi semakin sadar akan pentingnya strategi implementasi dan peran pelbagai mekanisme pengaturan yang berbeda dalam hai ini: pilihan metode pembiayaan, ujian dan prosedur sertifikasi atau pelbagai aturan dan struktur insentif lainnya. Perhatian para perencana ada dua: mencapai suatu pemahaman yang lebih baik mengenai validi tas pendidikan dalam dimensinyayang khusus yang terobservasi secara empiris dan membantu dalam menentukan strategi-strategi perubahan yang tepat. Tujuan buku-buku kecil serial ini an tara lain memonitor evolusi dan perubahan dalam kebijakan pendidikan, serta pengaruhnya terhadap kebutuhan perencanaan pendidikan; menyoroti isu-isu mutakhir mengenai perencanaan pendidikan dan menganalisisnya dalam konteks latar historis dan kemasyarakatannya; dan menyebarkan metodologi perencanaan yang dapat diterapkan pada konteks, baik negara maju maupun negara sedang berkembang. Untuk membantu International Institute for Educational Planning (IIEP), suatu badan di bawah naungan Unesco, dalam mengidentifìkasi isu-isu mutakhir dalam perencanaan dan pembuatan keputusan di pelbagai belahan dunia, ditunjuklah Dewan Editor (Editorial Board) yang terdiri atas dua orang editor umum dan seorang editor madya dari wilayah yang berbeda, yang semuanya kaum profesión al yang mempunyai reputasi tinggi di bidangnya. Dalam pertemuan pertama Dewan Editor yang bara ini padajanuari 1990, vi

para anggotanya telah mengidentìfìkasi topik-topik penting yang akan diulas dalam isu-isu mendatang dengan judul-judul berikut: 1. Pendidikan dan Perkembangan (education and development 2. Pertimbangan-pertimbangan keadilan (equity considerations). 3. Kualitas pendidikan (quality of education). 4. Struktur, administrasi dan manajemen pendidikan (structure, administration and management of education). 5. Kurikulum (curriculum). 6. Biaya dan pendanaan pendidikan (cost and financing of education). 7. Teknik-teknik dan pendekatan perencanaan (planning techniques and approaches). 8. Sistem informasi, monitoring dan evaluasi (information systems, monitoring and evaluation). Seüap judul diulas oleh seorang atau dua editor madya. Serial tersebut dirancang secermat mungkin, tetapi tidak ada usaha untuk menghindari kemungkinan perbedaan atau bahkan kontradiksi pandangan yang diekspresikan oleh para penulisnya. Institut sendiri tidak berkeinginan untuk memaksakan doktrin resmi apa pun. Dengan demikian, sementara pandangan di setiap edisi merupakan tanggungjawab para penulisnya sendiri, dan tidak harus didukung oleh Unesco atau International Institute for Educational Planning, pandangan tersebut pantas diperhatikan di forum debat internasional. Memang, salah satu tujuan penerbitan serial di atas adaiah untuk merefleksikan keragaman pengalaman dan pemikiran dengan cara memberikan kesempatan kepada para penulis yang berbeda dari beragam latar belakang dan disiplin ilmu untuk mengekspresikan pandangannya tentang perubahan teori-teori dan praktik dalam perencanaan pendidikan. Efektivitas sekolah adalah sebuah konsep yang sulit diterjemahkan, dan, begitu didefinisikan, sifat alamiah konsep ini sulit untuk diukur. vu

Dalam kajian yang kaya ini, Jaap Scheerens lebih melihat pada aspek-aspek dari panorama efektivitas sekolah, dengan demikian, ia menyediakan sebuah telaah menyeluruh yang berguna bagi para perencana pendidikan. Pengarang menggunakan basis pengetahuan tentang efektivitas sekolah untuk menguji pendekatan-pendekatan yang relevan dalam meningkatkan efektivitas, meskipun tidak pernah kehilangan pandangan pada fakta bahwa tiap situasi memiliki kekhususan tersendiri. Dia mengakui bahwa tampaknya lebih terbuka peluang untuk melakukan aksi bagi seseorang yang terdekat dengan level sekolah, dengan demikian, menjadi sulit bagi pihak-pihak yang berada pada level di atas sekolah untuk melakukan perencanaan tentang efektivitas. Dengan berpijak pada pemikiran di atas, dia menyarankan bahwa pendekatanpendekatan yang bersifat multi-level barangkali sangat sesuai, terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang. Pentingnya evaluasi diri sekolah ditekankan, karena kenyataan bahwa proses evaluasi itu sendiri dapat menyumbang bagi peningkatan efektivitas. Atas dasar pada buklet ini, para perencana tenni saja akan lebih terlengkapi dalam mendiskusikan berbagai faktor berbeda yang terlibat dalam peningkatan efektivitas sekolah. HEP mengucapkan terima kasih kepada Profesor Scheerens atas kesediaannya berbagi pandangan dan pengetahuan dalam bidang kajian ini dengan menulis untuk Dasar-dasar Serial Perencanaan Pendidikan {the Fundamentals of Educational Planning series). Kami juga berhutang budi kepada Profesor Neville Postlethwaite, editor nomor seri ini, atas partisipasinya dalam penyiapan naskah awal seri ini. Gudmund Hemes Direktur HEP Vili

Komposisi Dewan Editor Ketua: Editor Umum: Gudmund Hemes Director, HEP Françoise Caillods HEP T. Neville PosdeÜiwaite (Profesior Emiratus) University of Humburg Jerman Dewan Editor: Jean-Claude Eicher University of Bourgogne Perancis Claudio de Moura Castro Inter-American Development Bank Amerika Serikat Kenneth N. Ross HEP Perancis Richard Sack Association for the Development of Education in Africa (ADEA) Perancis Rosa Maria Torres Kellogg Foundation/IIEP-Buenos Aires Argentina IX

Pengantar Pada dekade akhir 1990-an, literatur tentang efektivitas sekolah marak sekali. Karena karya para perencana pendidikan telah bergeser dari peningkatan pendaftaran sekolah ke peningkatan mutu pendidikan, maka para perencana harus memiliki kepedulian pada efektivitas sekolah. Lalu, apa itu sekolah efektif? Berbagai penulis telah menggunakan definisi yang berbeda mengenai 'efektif dan acapkali sulit membedakan di antara banyaknya definisi itu. Dalam pada itu, pembaca harus khawatir apakah definisi itu dapat dipanami atau tidak. Jelas sekali bahwa sekolah, dengan mendaftarnya siswa dari latar belakang keluarga yang baik, akan memiliki waktu yang lebih mudah dalam mengantarkan mereka untuk belajar, dibandingkan sekolah di mana semua muridnya berasal dari latar belakang keluarga miskin. Apa yang menarik bagi sebagian besar perencana pendidikan adalah identifìkasi faktor atau variabel yang dapat meningkatkan pembelajaran di semua sekolah, terlepas dari latar belakang siswa yang masuk ke sekolah tersebut Terutama sekali para perencana tertarik pada faktor-faktor yang terjadi pada sekolah-sekolah yang berlatar belakang keluarga miskin, yang menghasilkan prestasi murid yang tinggi. Apa saja faktor-faktor tersebut? Apakah faktor-faktor dapat digeneralisasikan kepada semua sekolah, apa saja kemungkinan biaya yang harus XI

disiapkan jika Kementrian Pendidikan menghendaki faktorfaktor tersebut ada di semua sekolah. Juga ada problem tambahan bahwa sekolah memiliki banyak mata pelajaran yang berbeda dan sasaran akhir yang bennacam-macam: kognitif, afektif, dan sosial. Apakah suatu faktor atau variabel hanya mempengaruhi satu bidang mata pelajaran atau seperangkat sasaran akhir, atau apakah ia dapat mempengaruhi semuanya? Seluruh bidang jenis pemikiran dan penelitian ini ditandai oleh banyaknya pendekatan, konsep, dan model, bahkan sulit bagi mereka yang terlibat untuk menangkap gambaran yang jelas mengenai pro dan kontra terhadap berbagai jenis pemikiran dan penelitian tersebut. International Institute for Educational Planning (HEP) mengundangjaab Scheerens dari Universitas Twente, Belanda, seorang yang sangat otoritatif dibidang managemen sekolah dan pendidikan efektif yang diakui, untuk menulis boklet-boklet singkat yang menjelaskan bidang yang rumit ini kepada para perencana pendidikan. Prof. Scheerens tidak hanya menggambarkan cara-cara yang berbeda bagaimana istilah 'efektif digunakan, melainkan juga 'konsep' dan 'model' berbeda yang digunakan dalam tipe penelitian ini. Dia kemudian mengaitkan temuan-temuan penelitian dalam bidang ini dengan perencanaan synoptic, teori pilihan, dan perencanaan retroactive. Akhirnya, dia mengetengahkan sekumpulan temuan dalam bidang ini namun pembaca dan pengguna yang hati-hati akan bertindak secara tepat ketika melakukan adaptasi. Jelaslah bahwa tiap-tiap sistem pendidikan perlu melakukan penelitiannya sendiri mengenai identifikasi variabel-variabel dan faktor-faktor yang diasosiasikan dengan 'efektivitas'. Diharapkan bahwa persoalan Dasar-dasar Perencana Pendidikan akan membantu para perencana pendidikan tidak hanya Xll

bekerja dengan cara mereka sendiri melalui tìpa-tìpe penelitìan yang berbeda, melainkan akan mendorong mereka melakukan penelitìan mereka sendiri seperti itu. T. Neville Posdethwaite Wakil Editor Umum xiii

Daftar Isi Pengantar xi Pendahuluan 1 I. Konseptualisasi: Perspektif tentang Efektivitas Sekolah 5 Pengantar 5 Definisi umum 5 Definisi Ekonomi tentang Efektivitas 8 Pandangan teoritis tentang efektivitas organisasi 11 Rasionalitas ekonomi 12 Model sistem organik 13 Pendekatan hubungan manusia dalam organisasi... 14 Birokrasi 15 Model organisasi politik 15 Mode-mode Pendidikan yang diterima di sekolah, sebagai jalan masuk untuk meningkatkan efektivitas 18 Ringkasan dan Kesimpulan 23 II. Penelitian: Telaah atas bukti dari Negara Maju dan Negara Berkembang 27 Pendahuluan: 27 xv

Rancangan menyeluruh tentang kajian efektivitas pendidikan 27 Bagian 1. Bukti dari Negara-negara Industri 29 Hasil Yang Diperoleh Diberbagai Rangkaian Penelitian Tentang Efektivitas-Pendidikan 29 Integrasi 49 Ringkasan Meta-analisis 53 Bagian 2. Bukti dari Negara-negara Sedang Berkembang 56 Studi Fungsi Produksi di Negara-negara Sedang Berkembang 56 Review tentang Penelitian tentang Efektivitas Sekolah di Negara-negara Sedang Berkembang... 60 Lingkup dan Pembatasan Model Efektivitas Sekolah bagi Perencana Pendidikan 65 Ringkasan dan Kesimpulan 71 Teori: Efektivitas Sekolah dan Perspektif tentang Perencanaan 77 Pengantar: paradigma rasionalitas 77 Perencanaan Synoptic dan Strukturisasi Birokrasi 80 Penyejajaran Rasionalitas Individu dan Organisasi: Teori Pilihan-Publik 86 Perencanaan Retroaktif dan Organisasi Pembelajaran 92 Ringkasan dan Kesimpulan 97 Aplikasi: Penggunaan Dasar Pengetahuan tentang Efektivitas Sekolah bagi Prosedur Monitoring dan Evaluasi 99 Pengantar 99 Indikator-indikator 101 Konteks Evaluatif, Tingkat Agregasi dan Dimensi Waktu; Menuju Konseptualisasi Indikator XVI

Pendidikan Lebih Lanjut 104 Konteks Evaluatif. 104 Tingkat Agregasi 106 Time-frame 107 Fungsi Indikator bagi Proses Pendidikan 107 Contoh-contoh Berbagai Indikator Proses Sekolah 110 Evaluasi Diri Sekolah 112 Definisi 113 Jenis Evaluasi Din Sekolah (School Self- Evaluation) 114 Taksonomi Evaluasi Sekolah, Metode, Aktor dan Obyek yang Berbeda-beda 124 Ringkasan dan Kesimpulan; Apa yang Dapat Diterapkan di Negara-negara Sedang Berkembang 126 Mempertimbangkan Kembali Dimensi Internal/Eksternal 126 Dukungan Ehternal 128 Aspek biaya 130 Politik Mikro Evaluasi 131 Indikator Proses yang Diilhami Efektivitas Sekolah Dipertimbangkan Kembali 133 V. Kesimpulan: Implikasi bagi Para Perencana Pendidikan 135 Daftar Pustaka 139 Indeks 151 xvu

Pendahuluan M onografi ini membicarakan temapokok tentangperencanaan pendidikan: bagaimana para pembuat kebijakan, kepala sekolah, guru dan orang tua dapat merancang ahi untuk metnbantu pencapaian tujuan pendidikan? Jawaban diberikan didasarkan pada hasil-hasil penelitian empiris, yang digolongkan di bawah judul seperti: 'produktivitas pendidikan', 'efektivitas sekolah', 'fungsi-fungsi produksi pendidikan' dan 'efektivitas pengajaran'. Sejak 1980, penelitian empiris telah menghasilkan bagan pengetahuan {the body of knowledge) yang menyediakan informasi tentang faktor-faktor perangkat lunak mana saja yang 'amat berarti' serta faktor-faktor lain mana saja yang memiliki dampak lebih kecil. Bagaimanapun, pertimbangan yang cermat mengenai dasar pengetahuan yang ada diperlukan, karena ada keberatan dan keterbatasan tertentu yang inneren dalam tradisi penelitian yang disebutkan di atas. Misalnya, sebagian besar penelitian empiris dilakukan di tingkat dasar dan menengah-bawah, serta variabel-variabel hasil (outcome) yang dipilih sebagian besar seringkali adalah mata pelajaran-mata pelajaran dasar, seperti bahasa ibu dan aritmatika atau matematika. 1

Oleh karena itu, tujuan kajian ini adalah sebagai berikut: # Menyediakan dasar konseptual untuk mendefinisikan efektivitas sekolah; * Menggambarkan variabel tingkat sekolah dan kelas yang diharapkan 'bekerja' dalam pendidikan serta tercermin pada bagaimana cara agar kebijakan bisa meningkadcan efektivitas sekolah; * Menelaah bukti penelitian yang ada berkenaan dengan hubungan antara kondisi perangkat lunak tertentu dengan prestasi pendidikan; # Menggambarkan model-model teoritis yang digunakan untuk menjelaskan mengapa faktor-faktor tertentu harus bekerja serta melihat model-model mana saja yang bisa menghasilkan pengaruh yang dapat dipraktekkan untuk meningkadcan efektivitas sekolah; Menunjukkan penerapan praktis dasar pengetahuan efektivitas sekolah bagi para perencana pendidikan. Pada bab pertama, konsep efektivitas sekolah didefinisikan. Definisi-definisi yang dikemukakan dalam penelitian efektivitas sekolah empiris ini dibandingkan dengan definisi-definisi dalam lapangan ekonomi dan organisasi. Hal ini mengarahkan pada peta konseptual, di mana 'sebab' atau maksud, dan 'pengaruh' atau capaian tujuan pendidikan, dibedakan sebagai dua faktor dasar bagi efektivitas sekolah. Aspek penting lain yang akan diperhatikan adalah konsep 'nilai tambah' pendidikan yang diterima di sekolah serta kenyataan bahwa kriteria yang digunakan untuk menilai apakah sekolah-sekolah tersebut efektif bersifat relatif dan bukan absolut. Pada bab kedua, akan ditelaah ulang dasar pengetahuan yang dihasilkan dari berbagai kumpulan penelitian tentang efektivitas pendidikan. Perhatian khusus diberikan kepada kajian- 2

kajian yang dilakukan di negara-negara sedang berkembang. Walaupun telaah ulang mengenai bukti penelitian yang lebih kualitatif cenderung sepakat dengan seperangkat faktor yang dapat meningkatkan efektivitas, namun síntesis penelitian kuantitatif dan kajian perbandingan international menyisakan keüdakpastian yang patut dipertimbangkan mengenai dampak dan penyamarataan sebagian besar faktor-faktor tersebut, terutama sekali faktor irc/>«-sumberdaya dan kondisi organisasi sekolah. Pada bab ketiga, bukti penelitian itu dihubungkan dengan teori ilmiah sosial yang lebih mapan dalam rangka menemukan mekanisme yang mendasari tentang apa yang membuat pendidikan yang diterima di sekolah efektif. Tiga penafsiran berbeda mengenai prinsip rasionalitas dibahas di bab ini: perencanaan synoptic, implikasi teori pilihan-publik; dan perencanaan retroactive. Walaupun bukti penelitian itu biasanya mendukung pandangan bahwa rasionalitas yang meningkat menjelaskan efektivitas sekolah, namun kesimpulan ini ditafsirkan bertentangan dengan kenyataan bahwa sebagian besar bukti itu didasarkan pada sistem pendidikan di mana kondisi sumberdaya manusia dan materi dasar tersedia dengan baik. Bab keempat melihat penggunaan faktor-faktor yang diidentifikasi dapat meningkatkan efektivitas sebagai model bagi peningkatan sekolah. Sungguhpun pendekatan ini telah memberikan hasil-hasil yang positif, bab ini menitikberatkan pada penerapan yang lebih hati-hati, di mana faktor-faktor yang diidentifikasi itu hanya digunakan sebagai target evaluasi dan monitoring pendidikan. Pendekatan ini menyisakan ruang bagi adaptasi kultural dan lokal mengenai hasil-hasil dan lebih mudah untuk berdamai dengan sikap para perencana pendidikan pusat yang lebih obyektif dalam sistem pendidikan yang didesentralisasi secara fungsional. Bab ini juga membahas penggunaan in- 3

dikator-indikator proses dalam konteks sistem indikator nasional dan evaluasi-diri sekolah. Fada bab singkat terakhir, disimpulkan secara ringkas implikasi-implikasi bagi para perencana pendidikan yang ada. 4

I. Konseptualisasi: Perspektif tentang Efektivitas Sekolah 1 Pengantar Adalah masnk akal bahwa sekolah yang efektif kira-kira sama dengan sekolah yang "baik". Atas dasar pengertian ini, definisi tentang efektivitas sekolah yang lebih tepat telah dikembangkan dalam kajian-kajian penelitian empiris. Nuansa-nuansa berbeda diberikan oleh perspektif-perspektif dari berbagai disiplin yang berbeda, terutama sekali disiplin ilmu ekonomi dan organisasi. Namun, meskipun disiplin-disiplin ilmu tersebut memiliki perspektif yang berbeda, skema yang relatif sederhana, terdiri dari seperangkat kondisi perangkat lunak pendidikan yang diterima di sekolah (sebab) dan beragam jenis kriteria sederhana (pengaruh), mungkin bisa dipandang sebagai dasar bagi definisi itu. Definisi umum Efektivitas sekolah mengacu pada kinerja unit organisasi yang disebut 'sekolah'. Kinerja sekolah dapat diperlihatkan melalui 'Sebagian bab ini adalah versi yang diperbaharui dari Bab 1 Scheerens (1992), Effective schooling. Research theory and practice, diterbitkan Cassell (London). 5

output sekolah tersebut, yang pada gilirannya diukur sesuai dengan prestasi rata-rata murid pada akhir masa pendidikan formal mereka di sekolah tersebut. Persoalan efektivitas sekolah menarik karena secara umum dapat diketahui bahwa kinerja sekolah itu berbeda-beda. Persoalan berikutnya adalah sejauhmana kinerja sekolah itu berbeda, atau, lebih tepatnya, sejauhmana sekolah-sekolah berbeda ketika kemampuan bawaan dan latar belakang sosio-ekonomi murid-murid sekolah itu sedikit banyak sama. Pemyataan yang agak berbeda mengenai prinsip perbandingan yang 'fair' antara sekolah dapat dibuat dengan menilai nilai tambah selama masa pendidikan yang dia peroleh. Ini berarti menilai dampak pendidikan yang diterima di sekolah pada prestasi para murid, ketika prestasi tersebut secara khas dapat dihubungkan dengan sekolah A setelah diselesaikan dan bukan sekolah B. Akan tetapi, dalam penelitian tentang efektivitas sekolah, menilai perbedaan nilai tambah atau nilai 'bersih' (net) antar sekolah tidaklah cukup. Dalam cabang penelitian pendidikan ini, pertanyaan yang benar-benar menarik bermula ketika kita menetapkan bahwa ada perbedaan penting: mengapa sekolah A lebih baik dibanding sekolah B, jika perbedaannya tidak berkaitan dengan perbedaan populasi siswa di dua sekolah itu? Serangkaian penelitian tentang efektivitas pendidikan yang berbeda-beda telah terkonsentrasi pada jenis-jenis variabel yang berbeda untuk menjawab pertanyaan ini. Ahli ekonomi berkonsentrasi pada input sumber daya, seperti besaran belanja persiswa. Para psikolog pengajaran akan menyelidiki manajemen di ruang kelas, seperti waktu tugas dan variabel-variabel yang berhubungan dengan strategi pengajaran. Tenaga ahli pendidikan umum dan para sosiolog pendidikan melihat pada aspekaspek organisasi sekolah, seperti gaya kepemimpinan. Sebelum hendak menjelaskan serangkaian penelitian tentang efektivitas pendidikan yang berbeda-beda ini serta 6

pengintegrasian berikutnya ke dalam kajian-kajian tentang efektivitas pendidikan di berbagai level dan di berbagai disiplinnya, sedikit karakteristik dasar dari definisi efektivitas sekolah yang muncul harus digarisbawahi. Pertama-tama harus dicatat bahwa konsep efektivitas sekolah harus dilihat sebagai konsep formal, 'hampa', konsep yang tidak pandang bulu berkenaan dengan jenis-jenis pengukuran terhadap kinerja sekolah yang dipilih. Karena maksud literal dari efektivitas adalah pencapaian tujuan {goal attainment}, maka asumsi implisitnya adalah bahwa kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut mencerminkan sasaran-sasaran akhir pendidikan yang penting. Tentu saja, berbagai pendapat tentang apakah kriteria-kriteria tersebut harusnya boleh berbedabeda, dan konsekuensinya arah serangan yang mudah pada penelitian tentang efektivitas sekolah adalah bahwa ia gagal membicarakan berbagai sasaran pendidikan yang penting. Dalam praktek yang sebenamya, prestasi pada mata pelajaran dasar seperti matematika atau aritmatika, sains dan bahasa daerah atau bahasa asing, merupakan pengukuran yang dipilih oleh sebagian besar dari serangkaian kajian tentang efektivitas pendidikan yang empiris. Kedua, pengukuran terhadap efektivitas sekolah didasarkan pada standar komparatif dan bukan standar absolut. 'Pengaruh' diperlihatkan menurut perbedaan rata-rata yang disesuaikan antar sekolah-sekolah atau menurut persentase variasi 'yang dijelaskan' antar sekolah-sekolah yang ada. Implikasinya adalah bahwa kajian-kajian tentang efektivitas sekolah, yang dilakukan di dalam konteks nasional tertentu, tidak menyatakan apa pun tentang tingkat prestasi pendidikan yang sebenarnya di negara tersebut. Berdasarkan tingkat kinerja, definisi tentang suatu sekolah yang efektif bagi negara X bisajadi juga agak berbeda bagi negara Y. Akhimya, dalam gambaran umum mengenai efektivitas sekolah dan penelitian tentang efektivitas sekolah, penting un- 7

tuk dicatat bahwa efektivitas sekolah itu merupakan sebuah konsep kausal. Oleh karena itu, beberapa pengarang membuat perbedaan tegas antara penelitian tentang kefektifan sekolah pada satu sisi dan penelitian tentang pengaruh sekolah pada sisi lain (dikutip dari Purkey dan Smith, 1983). Dalam penelitian tentang efektivitas sekolah tidak hanya perbedaan kinerja secara keseluruhan saja yang dinilai, melainkan juga pertanyaan tambahan mengenai hubungan sebab akibat yang muncul: karakteristik-karakteristik sekolah mana saja yang menghasilkan kinerja yang relatif lebih tinggi, terutama, ketika karakteristikkarakteristik populasi siswa sebaliknya justru konstan? Dalam bab berikut akan digambarkan secara lebih rinci berbagai rangkaian penelitian tentang efektivitas pendidikan yang telah menyumbang kepada konseptualisasi tentang efektivitas sekolah di berbagai level dan di berbagai disiplin ilmu dewasa ini. Singkatnya, efektivitas sekolah dilihat sebagai gelar untuk mana saja sekolah-sekolah yang telah mencapai tujuannya, kalau dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang 'setara', menurut jumlah siswa yang diterima {student-intake) dengan jalan memanipulasi kondisi-kondisi tertentu yang dilakukan oleh sekolah itu sendiri atau karena konteks yang melingkupi sekolah tersebut. Defittisi Ekonomi tentang Efektivitas Dalam ilmu ekonomi, konsep-konsep seperti efektivitas dan efisiensi dihubungkan dengan proses produksi dari suatu organisasi. Taruhlah dalam bentuk yang agak disesuaikan dengan cara produksi, suatu proses produksi dapat disimpulkan sebagai 'perputaran', atau perubahan dari 'input' ke dalam 'output'. Semua input yang masuk ke dalam suatu sekolah atau sistem sekolah termasuk para murid dengan segala karakteristik ter- 8

tentu yang ada pada mereka, serta semua bantuan keuangan dan materi pada mereka. Output meliputi prestasi yang dicapai raurid pada akhir masa pendidikannya. Proses atau alur masuk [throughput) perubahan yang terjadi dalam suatu sekolah itu dapat dipahami sebagai keseluruhan metode pengajaran, pilihan kurikulum dan prasyarat organisasi yang memungkinkan bagi para murid untuk memperoleh pengetahuan. Output jangka. panjang ditunjukkan dengan istilah ''outcome, lihat Tabel 7. Tabel 1. Analisa faktor dalam proses produksi pendidikan Input Proses Output Outcome Pembiayaan Metode-metode Skor ujian akhir Tersebar dalam Pengajaran sekolah dasar pasar tenaga kerja Efektivitas kini dapat digambarkan dengan sejauhmana tingkat output yang diinginkan tercapai. Kemudian efisiensi bisa didefinisikan sebagai tingkat output yang diinginkan dengan kemungkinan biaya yang paling rendah. Dengan kata lain, efisiensi adalah efektivitas dengan keperluan tambahan yang ingin dicapai dengan menempuh kemungkinan cara yang termurah. Cheng (1993) lebih jauh memberikan elaborasi mengenai definisi tentang efektivitas dan efisiensi, yang memasukkan dimensi output jangka pendek versus outcomejangka panjang. Meminjam kalimat Cheng: efisiensi dan efektivitas teknis mengacu pada u output sekolah yang terbatas pada mereka yang ada di sekolah atau segera setelah mereka menyelesaikan pendidikan di sekolah (misalnya, perilaku belajar, ketrampilan yang diperoleh, perubahan sikap, dll)", sedangkan efisiensi dan efektivitas sostai dihubungkan dengan "berbagai pengaruhnya pada di tengah-tengah masyarakat atau pengaruhnya pada kehidupan jangka panjang pada in- 9

dividu (misalnya, mobilitai sosial, pendapatan, produktivitas kerja)" (ibid., him. 2). Jika seseorang menggabungkan dua dimensi ini, maka empat tipe output sekolah dapat dibedakan (lihat TabelZ). Tabel 2. Pembedaan antara efektivitas sekolah dan efisiensi sekolah, dikutipdari Cheng (1993) Sìfat output sekolah Sifat input sekolah Di sekolah/segera setelah Pada level masyarakat menyelesaikan pendidikan Pengaruh jangka pendek Pengaruh jangka panjang Internai (misalnya, perilaku Ekstemal (misalnya, belajar, ketrampilan mobilitas sosial, penda yang diperoleh) patan, produktivitas) Non-moneter Efektivitas kemasyarakatan Efektivitas (misalnya, guru, sekolah teknis sekolah metode mengajar, buku) Moneter Efisiensi teknis sekolah Efisiensi kemasyarakatan (Misalnya, biaya (efektivitas ekonomi sekolah (efektivitas buku, gaji, biaya internai) ekonomi ekstemal) kesempatan) Adalah penting bagi análisis mengenai efisiensi dan efektivitas dalam konteks ekonomi agar mampu mengungkapkan nilai input dan output berkenaan dengan uang. Untuk menentukan efisiensi, penting mengetahui biaya-biaya input seperti materi pengajaran dan gaji para guru. Ketika output juga dapat diungkapkan dalam istilah keuangan, maka penentuan efisiensi menyerupai análisis untung rugi [cost-benefit analyst^ (Lockheed, 1988, him. 4). Akan tetapi, harus dicatat, bahwa implementasi 10

karakterisasi ekonomi mengenai efektìvitas sekolah yang disebutkan di atas secara kaku juga akan menghadapai banyak masalah. Analisis mengenai efisiensi dan efektìvitas tersebut dimulai dengan pertanyaan tentang bagaimana kita hams mendefinisikan 'output yang diinginkan' dari suatu sekolah, sekalipun kita berkonsentrasi pada pengaruh jangka pendek. Misalnya, 'produksi' atau hasil sekolah menengah dapat diukur dengan jumlah murid yang berhasil mendapatkan ijazah yang diserahkan sekolah. Dengan begitu, unit pengukurannya adalah murid setelah lulus ujian akhir. Akan tetapi, sering kali kita mencari pengukuran yang lebih tepat, yang dalam kasus ini, relevan untuk melihat, misalnya, pada peringkat yang dicapai para murid dalam berbagai mata pelajaran ujian mereka. Ditambah lagi, ada berbagai pilihan yang dibuat berkenaan dengan lingkup pengukuran efektìvitas. Apakah hanya prestasi ketrampilan dasar saja yang harus dikaji? Apakah juga mungkin memperhatikan proses kognitif yang lebih tinggi? Dan tidakkah juga hasil afektif dan/ atau sosial dalam pendidikan dapat dinilai sedemikian rupa? Permasalahan lain sehubungan dengan análisis ekonomi mengenai sekolah meliputi kesulitan menentukan nilai moneter dari input dan proses, serta tidak adanya kejelasan umum tentang bagaimana proses produksi beroperasi (justru pengukuran teknis dan prosedural diperlukan untuk mencapai oul/>ul maksimum). Selaras dengan pertanyaan tentang kegunaan definisi efektìvitas dalam istilah ekonomi, pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah menganggap sekolah sebagai suatu unit produksi dapat diterima. Pandangan teoritis tentang efektìvitas organisasi Para ahli teori organisasi kerapkali menganut tesis bahwa efektìvitas organisasi tidak bisa digambarkan dengan pengertian 11