wflb,mtkm J urnal Desember 2003 lssl\l: 1693-EgBl Volume l, l\jomor 3 AGHIKA Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Mangga {Studr



dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, EFISIENSI DAN KEUNTUNGAN PADA INDUSTRI TEMPE DAN KRIPEK TEMPE KEDELE

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran bayam merupakan salah satu jenis makanan yang dikonsumsi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

I. PENDAHULUAN. kacang panjang, daun kecipir, buncis, seledri, dan lain-lain. Kacang panjang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dari pertanian. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha untuk

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

1 Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

ELASTISITAS PERMINTAAN PRODUK PAKAN DARI KEDELAI DI INDONESIA 1)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

Transkripsi:

Desember 2003 lssl\l: 1693-EgBl Volume l, l\jomor 3 wflb,mtkm J urnal Elastisitas dan Proyeksr Permintaan Komoditas Sayur Kacang Panjang lviqnasinensis) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengalr Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Mangga {Studr Kasus di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruanl Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Larutan Kapur terhadap Kualitas Manisan Mengkudu Pengaruh Lama Pengukusan dan Proporsl Tepung Beras: Tapioka terhadap Kualitas Keripik Tempe Pengaruh Proporsi Buah Mengkudu dan Konsentrasi Gula terhadap Kualitas Sirup Mengkudu Pengaruh Kandungan Senyawa ABA dan Alkaloid terhadap Perkecambahan Biji FAI(IJITAS PTHTAl\lIA[\J U[lItJIRSIIAS tllidyaoallila llllalalllg Teknologi Aplikasr Ketinggian Bedengan dan Pemberian Bahan 0rganik lbokashil terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka Tanpa Biii lcitrulusvulgaris L.) Varietas 0uality Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Hijau terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada llactuca Sativa\ AGHIKA

JURNAL WIDYA AGRIKA Diterbitkan oteh F.{KLLTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG Volume l, Nomor 3, Desember 2003 DAF'TAR ISI Suwana Imam Syaf i Dewi priyatni Evi Nurifah J. Darmadji Moh. Su'i Suprihana Tri Susanto Samsul lvfaarif Enny Sumaryati Dyah Setyowati B. Tri Wardhani Elik Murni N.N. Moh. ZainalAbidin Yuni Agung Nugroho Elastisitas dan Proyeksi permintaan Komoditas Sayur Kacang panjang (Vigna Sinensis) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah l51,-162 Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Mangga (Studi Kasus di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan) 163-176 Pengaruh Konsentrasi dan Lama perendaman Enny Sumaryati dalam Larutan Kapur terhadap Kualitas Manisan Mengkudu 171_lgz Pengaruh Lama Pengukusan dan proporsi Tepung Beras : Tapioka terhadap Kuilitas Keripik Tempe I 83-195 Pengaruh Proporsi Buah Mengkudu dan Konsentrasi Gula terhadap Kualitas Sirup Mengkudu 196-203 Pengaruh Kandungan Senyawa ABA dan Alkaloid terhadap perkecambahan BlJi2U-212 Teknologi Aplikasi Ketinggian Bedengan dan Pemberian Bahan Organik (Bokashi) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka Tanpa Biji (Citulusvulgaris L.) Varietas Quality 213-Z2Z Pengaruh Jenis dan Dosis pupuk Hijau terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (ktctuca Sativa) 223-235

Elastisitas dan Proyeksi Permintaan Komoditas Sayur Kacang Panjang (Vigna Sinensis) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah Suwarta Imam Syaf i Dewi Priyatni -{bstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) elastisitas permintaan i:moditas sayur kacang panjang, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi perminisn komoditas sayur kacang panjang, dan (3) prospek permintaan sayur i:.r;ang panjang hingga tahun 2010. Metode analisa menggunakan OLS double lo:e berdasarkan pada data sekunder tahun 1985-1995. Hasil penelitian menun- _iukkan bahwa permintaan sayur kacang panjang bersifat ineiastis. Permintaan say'ur kacang panjang dipengaruhi oleh harga konsumen sayur kacang panjang relastisitas 0,365831) dan jumlah penduduk (elastisitas 0,8171354). Permintaan sayur kacang panjang tahun 2Ol0 adalah 14.773,69112 kg atau meningkat 58,64Vo dari tahun 1985. Kata kunci: permintaan. kacang panjang, data sekunder, persamaan doubel log Setelah Indonesia berhasil mencapai swasembada beras tahun 1984, diharapkan petani beralih untuk mengembangkan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura dikelompokkan menjadi tiga, yakni: (a) tanaman sayuran, (b) tanaman buah, dan (c) tanaman hias. Tanaman hortikultura, terutama sayuran dan buah merupakan komoditas yang semakin besar peranannya dalam tata menu makanan masyarakat. Di negara maju, pola makan mulai bergeser ke sumber alam, termasuk di dalamnya menggunakan sayur dan buah. Dan juga komoditas tersebut sangat besar peranannya dalam menjaga keseimbangan zat gizi dalam tata menu makanan yang dibutuhkan tubuh. Suwarta adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang lnntn Syaf i adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Brav'Uaya, PS Ekononi Pertanian Dewi Priyatni adalah alumni Fakultas Pertatian Universilas Widyaganu Malang 157

T58.TL'R\'AZ WIDYA AGRIKA, VOLUME ], NOMOR 3, DESEMBEII 2OO3 Pengembangan bidang hortikultura untut -"rr'ingkatkan penganekarasarnan pola konsumsi pangan guna mengurangi ketergantungan pada beras, sekaligus meningkatkan mutu pangan dan gizi masyarakat, dengan tetap memperhatikan pol'a konsumsi masyarakat (Wirahadikusumah, dan Suharjo, 1991) Dalam hubungannya dengan tingkat kecukupan pangan dan gizi, masyarakat menghadapi beberapa masalah, antara lain: (a) kekurangan protein, (b) kekurangan vitamin A, (c) anemia besi, dan (d) penyakit gondok endemik. Dari semua itu, tiga dari yang pertama dapat diatasi dengan cara peningkatan produksi hasil tanaman dan penyediaannya sehingga kebutuhan masyarakat dapat telpenuhi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Masyarakat Indonesia secara umum banyak mengonsumsi sayuran sebagai bahan makanan. Sayuran tersebut diolah berupa lalapan mentah, aneka sayur asam, lodeh dan lainnya, dan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat tanpa mengenal tingkat pendidikan maupun pendapatan (Nazaruddin, 1995). Kesadaran masyarakat dalam usaha meningkatkan nilai gizi makanan sehari-hari semakin nyata dikarenakan sayuran memiliki vitamin dan mineral yang tinggi, terutama vitamin B, vitamin C dan zat kapur. Di antara sayuran yang ada, tanaman kacang panjang banyak dijumpai di pasaran. Komoditas sayur kacang panjang dipromosikan sebagai sumber protein nabati bagi penduduk. Kandungan proteinnya cukup tinggi, yakni 17,3Vo dalam biji kering 4,1Va pada daun dan 3,7Vo pada polong muda. Apabila dilihat perimbangan antara permintaan dan penawaran komoditas kacang panjang dnri tahun 1990-1995 rata-rata mengalami kekurangan I4,4l7o atau 8.079,53 kg/rahun. Kondisi ini merupakan peluang yang baik bagi produsen untuk meningkatkan produksinya. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan komoditas sayur kacang panjang, seberapa besar pengaruhnya dan bagaimana prediksi permintaannya pada tahun 2010 yang akan datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) unnrk mengetahui elastisitas permintaan komoditas sayur kacang panjang, dan (2) memprediksi permintaan komoditas sayur kacang panjang hingga tahun 20i0.

suwarta dkk, Elastisitas dan Proyelcsi permintaan Komoditas sayur Kacang panjang 159 I\IETDE Penelitian ini menggunakan data tahun 1985-1995 yang bersumber pada BPS dan Dinas Tanaman pangan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk tahun 1996-2002 merupakan data hasil prediksi berdasarkan data yang tersedia. Fungsi permintaan digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan komoditas sayur kacang panjang digunakan model sebagai berikut. log y = Log a0+ ar log X, + arlog Xr+ arlog X, + aolog Xo + Ui Di mana: Y = permintaan komoditas sayur kacang panjang (Kg), X, = harga sayur kacang panjang (Rp./Kg). Xz = Harga boncis (Rp./Kg), X. = jumlah penduduk (iwa), \ - pendapatan per kapita (Rp.&pt./th). Log ao = konstanta, dt - do= koefisien estimasi masing-masing variaber independen, sekaligus menunjukkan elastisitas permintaan terhadap variabel independen yang bersangkutan. Permintaan komoditas sayur kacang panjang menggunakan model. Yn=30+a,X. Di mana: Y, = permintaan sayur kacang panjang pada tahun yang diinginkan, { = jangka waktu yang diinginkan, ao = konstanta, dan a, = koefisien regresi. IIASIL DAN PEMBAI{ASAN Elastisitas Permintaan! F I t F B I Hasil analisis (Tabel 1) menunjukkan bahwa model yang digunakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan bahwa 98,25vo permintaan sayur kacang panjang ditentukan oleh variabel independen dalam model, yakni harga konsumen kacang panjang, harga konsumen sayur boncis, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita. Tabel 1 Hasil Estimasi Fungsi permintaan Sayur Kacang panjang di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, tshun 1985-2002 Variabel independen Kmfisien etirmi t-ut*r Huga konsumen kacang panjang (log Xl) Huga konsumen myur boncis (log X2) Jurrlah penduduk (log X3) Pendapatan p r kapita (log X4) 0,365831** 1,9642188 0,0124902-ns 0,8171354*++ 0.029874 l-ns 0,1324772 4,27't9tl4 o.3452498 N = 18, R adjusted = 0,9825, F-stat. = 239,8565r+*, DW = 1,961469 Smber: Analkis Daa Sckunder (1985-2C02)

16O JURNAL WIDYA AGRIKA, VOLUME ], NOMOR 3, DESEMBER 2OO3 Keterangan: *** =Nyatapadaa=l 7o (t no.nt = 2,650) (F lvo ro.r, = 5,2I) ** =Nyatapadaa=5 vo (t c*.r.t = r,771) ns = Tidak berpengaruh nyata. Selain itu, nilai F-statistic = 239,8565 dalam kategori nyata pada a = l7o yang berarti secara bersama-sama vadabel independen tersebut berpengaruh terhadap permintaan sayur kacang panjang. Sedangkan secara parsial, harga konsumen kacang panjang berpengaruh positif terhadap permintaan sayur kacang panjang, dengan elastisitas 0,365831 yang menunjukkan sifat permintaannya in-elastis. Sedangkan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan sayur kacang panjang dengan elastisitas 0,8I7 1354. Sedangkan variabel independen yang lain, yakni harga konsumen sayur buncis dan pendapatan ikapita/tahun masing-masing tidak berpengaruh. Harga konsumen sayur buncis terhadap permintaan sayur kacang panjang menunjukkan hubungan positif (substinrsi), namun harga konsumen buncis tidak berpengaruh yang berarti bahwa sayur kacang buncis dengan sayur kacang panjang mempunyai hubungan independen antara satu dengan lainnya. Pendapatan per kapita per tahun terhadap permintaan sayur kacang panjang tidak berpengaruh karena sayur kacang panjang tampaknya diminati oleh semua golongan masyarakat (tidak tergantung kelas ekonomi), hal ini tampak dari pengaruhnya jumlah penduduk terhadap permintaan sayur kacang panjang dalam kategori sangat signifikan (nyata pad4.a = 1 7o). Namun dengan memperhatikan nilai elastisitas pendapatan terhadap permintaan sayur kacang panjang tersebut tampak bahwa kacang panjang bagi masyarakat Kabupaten Kapuas merupakan barang normal dan termasuk golqngan barang kebutuhan pokok. Proyeksi Permintaan Sayur Kacang Panjang pada Thhun 2010 Hasil analisis menunjukkan bahwa persamaan proyeksi fungsi permintaan sayur kacang panjang adalah sebagai berikut. Qd, = 4887,1672*** + 380,25092*** x t-statistic t,* (,,n) F-statistic DW (22,2345) (tt,1333) 2,821 137,6703*** (F,o,,.r, - 10,6) r,728603

Suwana dkk., Elastisitas dan Proyeksi Permintaan Komoditas Sayur Kacang Panjang 161 Dengan persamaan proyeksi permintaan sayur kacang panjang tersebut maka pada tahun 2010 nanti permintaan sayur kacang panjang akan rnencapai 14.773,69112 Kg.Apabila dibandingkan dengan tahun 1995 rnaka permintaan sayur kacang panjang pada tahun 2010 mengalami neningkatan sebanyak 58,64Vo. Keadaan ini merupakan peluang bagi Ertani sayur bahwa usaha tani sayur kacang panjang mempunyai prospek i eng baik. KESI\{PULAN DAN SARAN Kesimpulan I i Permintaan sayur kacang panjang di Kabupaten Kapuas bersifat inelastis. I i Komoditas sayur buncis terhadap sayur kacang panjang mempunyai hubungan substitusi. 3t Komoditas sayur kacang panjang di Kabupaten Kapuas merupakan barang normal dan termasuk golongan barang kebutiihan pokok. r41 Permintaan sayur kacang panjang di Kabupaten Kapuas dipengaruhi oleh harga konsumen sayur kacang panjang dan jumlah penduduk. r5) Pada tahun 2010 nanti permintaan sayur kacang panjang dengan dasar tahun 1995 mengalami peningkatan sebanyak 58,64Vo. Saran Permintaan sayur kacang panjang di Kabupaten Kapuas pada tahuntahun mendatang akan terus mangalami peningkatan. Keadaan tersebut perlu dipikirkan pengadaannya dan sekaligus merupakan peluang baik bagi petani sayur untuk berusaha tani sayur kacang panjang dan selalu berupaya untuk mcningkatkan produksinya. Dinas pertanian dan para penyuluh pertanian perlu berpartisipasi secara langsung untuk meningkatkan produksi. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi yakni dengan cara menggalakkan intensifikasi tanaman, usaha ekstensifikasi, pemakaian bibit unggul dan pemberantasan hama penyakit. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1986-1995. Laporan Tahunan. Kapuas: Departemen Pertanian Dati II Kapuas. Nazaruddin. 1995. Sayuran dataran rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.