Sistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS)



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

Panduan Praktis Penghematan Energi di Hotel

SISTEM MANAJEMEN ENERGI BERKELANJUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

peningkatan kerangka kerja dan menggabungkan manajemen energi ke dalam sehari-hari

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

Audit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Inpres No.10 Tahun 2005 tentang penghematan energi. Pelaksanaan audit energi untuk mengetahui penggunaan energi di Rumah sakit

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017

BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

Direktorat Konservasi Energi

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN HOTEL CIPUTRA SEMARANG

Gambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KERJA DENGAN MENGATUR PERBANDINGAN LUAS JENDELA TERHADAP DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mengingat arti penting sumber daya energi, pemerintah perlu menyusun rencana

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

50001, BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi energi listrik di gedung Fakultas Pertanian Unila mengalami

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN DAGING PT. SOEJASCH BALI

KRITERIA HIJAU DAN EMAS

KONSERVASI ENERGI PETA REGULASI

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari

PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STANDAR INDUSTRI HIJAU

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

TINGKAT INTENSITAS KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT UNY: SEBUAH UPAYA MENUJU ISO 50001

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

Perencanaan Strategis Bidang Energi Tahun Di DIY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

Globalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

SOSIALISASI KRITERIA HIJAU DAN EMAS PROPER 2013

1.3 Pedoman ini harus digunakan terutama oleh kapal master, operator dan pemilik untuk mengembangkan SEEMP tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (quantitative research).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROYEK KONSERVASI ENERGI. titovianto widyantoro

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

Gambar 5.24 Titik Pengukuran Data Pencahayaan Auditorium Gambar 5.25 Pengukuran Data Pencahayaan Ruang Kelas P.7.3, P.7.2 dan P.7.4.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Manajemen Pengelolaan Pembangkit Energi Listrik. Toha Ardi Nugraha

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

FORM USULAN PERBAIKAN KRITERIA PENILAIAN KETAATAN PROPER KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) HIJAU DAN EMAS

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan BADAN STANDARDISASI NASIONAL

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Gambar 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2013 (KESDM, 2012) Gambar 2. Biaya Tagihan Listrik Tahun 2012 dan Tahun 2013 (RSIS, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

MANAGEMENT ENERGI DI GEDUNG OLEH: PRIHADI SETYO DARMANTO

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

Panduan Pengguna Untuk Sektor Komersial. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Bagian 1: Darimana Anda memulai?

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca

Transkripsi:

Sistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS) HOTEL BENCHMARKING TOOLS AND STRATEGIC ENERGY MANAGEMENT PILOT PROGRAM USAID ICED-Jakarta, 26 November 2013

Outline Presentasi: 1. Latar Belakang 2. Definisi dan Pengertian 3. Manfaat Implementasi 4. Tahapan Pelaksanaan 5. Peraturan, Standarisasi dan Sertifikasi 6. Penutup

1. Situasi Umum Penerapan Penghematan Energi Industri dan Bangunan biasanya telah memiliki Tim Engineering yang mengelola operasional dan pemeliharaan utilitas dan peralatan. Program dan kegiatan penghematan energi telah dilakukan akan tetapi belum dilakukan usaha pencapaian target, monitoring dan evaluasi secara khusus. Program penghematan energi dilakukan secara sporadis dan tidak bekesinambungan. Pelaksanaan kegiatan penghematan energi biasanya sangat tergantung kepada keberadaan kapasitas personil yang paling berkompeten dan pelaksanaannya tergantung juga kepada situasi keuangan organisasi. Kurangnya kapasitas dan keahlian Tim Energi atau kurangnya komitmen Top Manajemen terhadap implementasi usaha penghematan energi. P3

Penerapan Penghematan Energi secara Konvensional Biaya energi tinggi, dilakukan Audit Energi Hasil Audit mengidentifikasi penghematan energi Biaya energi kembali tinggi dan dilakukan audit lagi. Proses yang berulang terjadi. Implementasi penghematan energi dilakukan dan biaya energi rendah 0 5 10 Tahun P4

Penerapan Penghematan Energi dengan SME Manajemen ingin biaya penggunaan energi dikurangi Implementasi Opsi No/Low Cost Penerapan SME akan menghindari kenaikan penggunaan energi Tahap Pengembangan Tahap Ekspansi Penerapan SME semakin mengurangi biaya energi Penghematan energi secara berkelanjutan 0 Tahun 5 10 P5

2. Definisi dan Pengertian: SME adalah tata cara yang memungkinkan organisasi untuk membangun sistem dan proses secara manajerial dan teknis untuk mengelola penggunaan energi secara rasional dan meningkatkan kinerjanya termasuk dalam usaha efisiensi penggunaan energi dengan tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi atau layanan. SME dimaksudkan untuk mengelola secara aktif usaha penghematan pengunaan energi dan penurunan biaya energi. Implementasi SME sangat fleksibel dan dapat diterapkan di segala bidang dan ukuran pengguna energi intensif khususnya di sektor industri dan bangunan. SME telah digunakan secara global dan menjadi standar sertifikasi internasional bagi usaha pengelolaan energi melalui ISO 50001. SME ISO 50001 dapat diintegrasikan dengan sistem lainnnya. P6

Konsep Sistem Manajemen Energi (SME) P7

3. Manfaat Implementasi SME Dengan SME maka usaha penghematan energi dapat dilakukan secara komprehensif, terarah, menurut prioritas, dan berkelanjutan. Penghematan energi berarti juga mengurangi biaya enrgi dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Terbentuknya Tim Energi yang secara aktif akan melakukan usaha penghematan energi, serta meningkatkan kapasitas dan keahlian Tim Energi. Mengikuti peraturan-peraturan terkait yang sifatnya mengikat ataupun secara sukarela. Mendokumentasikan segala hal yang terkait dengan penerapan sistem dan usaha penghematan energi P8

4. Tahapan Pelaksanaan SME 4.1. Komitmen Manajemen 4.2. Kebijakan dan Peraturan 4.3. Tim Energi 4.4. Review Penggunaan Energi dan Audit Energi 4.5. Perencanaan Kegiatan Penghematan Energi (Rencana Aksi) 4.6. Pelaksanaan Kegiatan Penghematan Energi (Implementasi) 4.7. Monitoring, Pengukuran, dan Verfikasi 4.8. Tahapan Evaluasi 4.9. Perbaikan Berkelanjutan (Continual Improvement) P9

4.1. Komitmen Manajemen Mempunyai komitmen pelaksanaan upaya penghematan energi dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Top Manajemen menyusun dan mengimplementasikan kebijakan energi. Membentuk dan menugaskan Tim Energi untuk merencanakan dan melaksanakan penghematan energi. Menyediakan sumber daya dalam rangka pelaksanakan upaya penghematan energi. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan pentingnya upaya penghematan energi ke semua jajaran di organisasi. Komitmen dari Pimpinan Organisasi merupakan kunci utama akan keberhasilan dan didukung oleh Tim Energi dan semua tingkatan dan fungsi organisasi yang ada. P10

4.2. Kebijakan Energi Kebijakan Energi merupakan dokumen tertulis yang merupakan manifestasi dari Komitmen dari Top Manajemen. Kebijakan Energi hendaknya disosialisasikan ke semua kalangan pegawai di organisasi, direview secara berkala dan diperbaiki jika diperlukan. Kebijakan Energi merupakan dokumen singkat yang berisikan: Komitmen akan perbaikan kinerja energi yang berkelanjutan Komitmen untuk mengikuti segala peraturan yang berlaku sehubungan dengan penggunaan dan penghematan energi Berupaya untuk melakukan pemilihan atau pembelian terhadap produk, desain atau layanan yang hemat energi P11

4.3. Tim Energi Management Representative (MR), 1 orang Manajer Energi, 1 orang Anggota Tim Energi, 2 5 orang Dalam struktur yang sederhana MR dapat merangkap menjadi Manajer Energi Anggota Tim Energi dapat disesuaikan dengan kapasitas/kompleksitas Bangunan dan berasal dari beberapa perwakilan divisi/departemen, misalnya: dari Bagian Teknis/Engineering, R & D, Bagian Finansial/Accounting, Bagian Umum, dll. Tim Energi disarankan secara berkala mengikuti pelatihan/workshop guna meningkatkan kapasitas dan keahliannnya. P12

4.4. Review Penggunaan Energi Energy Review dan perencanaan penghematan energi idealnya dapat dilakukan oleh Tim Energi sendiri. Jika diperlukan maka Tim Energi bisa mengadakan training Audit Energi untuk meningkatkan keahlian dan kapasitas Tim Energi. Tahap perencanaan detail kegiatan penghematan energi dapat juga melibatkan pihak ketiga (konsultan) untuk melakukan Audit Energi, yaitu: proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi P13

Tahapan Perencanaan Penghematan Energi Audit Energi Rinci Energy Review P14

Energy Review Energy Review atau analisa penggunaan energi adalah analisa data dan penggunaan energi (listrik, gas, BBM, dll). Mengetahui total konsumsi energi secara berkala (tahunan), fluktuasi pengguaan energi (bulanan atau harian) dan pemetaan berdasarkan sumber energi dan pengguna energi. Menghitung IKE (Intensitas Konsumsi Energi) atau EnPIs (Energy Performance Indicators), misalnya untuk industri kwh/unit produk atau untuk bangunan kwh/m 2. Identifikasi SEUs (Significant Energy Uses) yaitu pengguna energi siknifikan, yang dapat berarti pengguna energi terbesar atau yang memiliki potensi penghematan terbesar. Mengidentifikasi drivers (faktor-faktor pendorong) penggunaan energi, misalnya konsumsi energi dipengaruhi siknifikan oleh jumlah produksi (dianalisa atau dibuktikan dengan analisa regresi). Mengetahui baseload (beban-dasar) dari penggunaan energi saat beroperasi. Menetapkan baseline (acuan-dasar) atau periode waktu tertentu sebagai acuan perbandingan hasil kegiatan penghematan energi. P15

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan Energy Performance Indicators (EnPI) Penerapan EnPI dapat disesuaikan dengan faktor penting/pendorong yang paling berpengaruh terhadap penggunaan energi. IKE (kwh/m 2 ) Kitchen kwh/meal package kg gas/meal package Boiler kg gas/cloth) lt solar/m 3 hot water Hotel Building 1 (kwh/m 2 ) Hotel Building 2 (kwh/room sold Chiller or AC kwh/m2 (cooled area) P16

Pengertian Audit Energi Proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Jenis-jenis Audit Energi: - Audit Energi Singkat Walkthrough Audit) - Audit Energi Awal (Preliminary Energy Audit ) - Audit Energi Rinci (Detail Energy Audit). P17

Pengertian Jenis Audit Energi (berdasarkan definisi SNI 6196-2011 di Sektor Bangunan) Audit energi singkat (Walkthrough Audit), adalah kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi bangunan gedung yang tersedia dan observasi, perhitungan intensitas konsumsi energi (lke) dan kecenderungannya, identifikasi potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit. Audit energi awal (Preliminary Energy Audit ) adalah kegiatan audit energi yang disertai dengan pengukuran sesaat, dan penghitungan analisa finansial sederhana terhadap potensi penghematan energi Audit energi rinci (Detail Energy Audit) merupakan kegiatan lanutan hasil rekomentasi kegiatan audit sebelumnya dan bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang ditentukan (benchmark), disertai dengan pengukuran detail dan lengkap, dan analisis teknis dan finansial. P18

Posisi Audit Energi di dalam SME Audit Energi merupakan bagian dari Perencanaan Teknis. P19

4.5. Perencanaan Penghematan Energi Identifikasi peluang dan penyusunan rencana kegiatan penghematan: Opsi No/Low Cost Opsi Medium Cost Opsi High Cost Penentuan batasan kegiatan penghematan energi dalam batasan fisik atau organisasi, misalnya: chiller, lighting, hot water, kamar hotel, ruang meeting, ruang masak, basement/parkir, melibatkan personel departemen engineering atau seluruh komponen organisasi Penentuan tujuan dan target penghematan Penentuan prioritas kegiatan dan tahapan kerja Penyusunan rencana aksi P20

4.6. Pelaksanaan Penghematan Energi Mana yang akan dilakukan terlebih dahulu? P21

4.7. Monitoring, Pengukuran dan Verifikasi Menenentukan rencana monitoring berdasarkan kegiatan/program yang akan dijalankan Pengukuran dapat memakai peralatan manual ataupun atomatis. Pada kasus tertentu mungkin akan membutuhkan penambahan alat ukur Pelaksanaan monitoring, pengukuran, dan penghitungan penghematan energi yang didapat Verifikasi hasil penghematan energi dari skenario baseline dan target yang ingin dicapai Review penggunaan energi, analisa, monitoring dan penentuan target dapat menggunakan metode sederhana dengan Analisa Regresi dan Cusum dengan menggunakan program Ms. Excel, ataupun dengan Tool Model Manajemen Energi seperti RetScreen Plus (freeware) P22

Tool SME: RETScreen Plus Bisa didownload (freeware) di: www.retscreen.net P23

4.8. Tahapan Evaluasi Internal audit, yaitu evaluasi terhadap proses dan hasil implementasi penghematan energi dibandingkan terhadap tujuan dan target awal kegiatan. Internal audit idealnya dilakukan oleh Tim Internal yang berbeda fungsi dan tugasnya untuk menjaga obyektifitas penilaian. Manajemen Review merupakan sistem evaluasi yang melibatkan Pimpinan Organisasi bersama dengan Tim Energi dan dilakukan secara rutin dan berkala untuk mengevaluasi pelaksanaan penghematan energi, dan melakukan upaya perbaikan apabila ditemukan kekurangan selama kurun waktu implementasi P24

4.9. Perbaikan Berkelanjutan (Continual Improvement) Perbaikan berkelanjutan merupakan proses berulang yang menghasilkan peningkatan kinerja energi dan pelaksanaan sistem manajemen energi Perbaikan secara berkelanjutan dapat dalam hal sbb: Dalam proses menetapkan tujuan, target dan identifikasi peluang perbaikan dan penghematan energi Dalam usaha perbaikan terus-menerus atas peningkatan kinerja energi secara keseluruhan, dan konsisten dengan kebijakan energi yang telah ditetapkan. P25

5. Peraturan, Standaridsasi, dan Sertifikasi Peraturan berkaitan dengan Sektor Bangunan: PP No 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi Permen ESDM No 14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi Standarisasi (SNI) berkaitan dengan Sektor Bangunan: SNI 6196-2011: Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung SNI 6197-2011: Konservasi Energi Sistem Pencahayaan SNI 6389-2011: Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung SNI 6390 2011: Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung P26

5. Peraturan, Standaridsasi, dan Sertifikasi Sistem dan Program Sertifikasi di Sektor Bangunan: Green Building Eco-Hotel ISO 50001 EnMS (Energy management System) P27

6. Penutup Sistem Manajemen Energi (SME) merupakan sistem yang efektif dan fleksibel untuk diterapkan dalam mengelola penggunaan energi secara rasional termasuk dalam usaha penghematan energi di sektor bangunan Penerapan SME dapat disederhanakan dan disesuaikan dengan kondisi pengguna energi di berbagai sektor bangunan (hotel, perkantoran, mall, dll) SME telah digunakan secara global dan menjadi standar sertifikasi internasional bagi usaha pengelolaan energi dan penghematan energi Penerapan SME dapat saling mendukung bagi implementasi program standarisasi dan sertifikasi lainnya (misalnya Green Building dan Eco-Hotel) P28

Terima Kasih Bayuaji Kencana Technical Advisor bayuaji.kencana@iced.or.id Cell +62 811 978 1099 USAID - Indonesia Clean Energy Development Project Tifa Building, Suite 504, Jalan Kuningan Barat 26 Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel +62 21 5296 4445 Fax +62 21 5296 4446